Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM RANGKA MEMBINA KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA SISWA DI SMPN 4 SINTANG Anna Marganingsih; Emilia Dewiwati Pelipa; Sri Astuti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Khatulistiwa Vol 1, No 1 (2018): APRIL
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.258 KB) | DOI: 10.31932/jpmk.v1i1.310

Abstract

Kemajuan suatu negara perlu didukung oleh kebaradaan para wirausahawan. Pernyataan PBB mengemukakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia belum mencapai angka tersebut. Hal ini menjadi keresahan yang perlu disikapi. Untuk menjadi wirausahawan sukses, perlu ditanamkan jiwa dan keterampilan berwirausaha sejak dini pada semua jenjang pendidikan. Salah satu jenjang pendidikan yang menjadi sasaran dalam program pengabdian kepada masyarakat ini adalah jenjang pendidikan menengah yaitu SMPN 4 Sintang. Kelas VII dianggap paling tepat untuk memberikan pelatihan komunikasi efektif agar sejak awal mereka memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik untuk mendukung keterampilan berwirausaha mereka. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pelatihan komunikasi efektif dalam rangka membina keterampilan berwirausaha siswa kelas VII di SMPN 4 Sintang. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan peningkatan pemahaman siswa Kelas VII SMPN 4 Sintang tentang pentingnya kontribusi masyarakat dalam kemajuan negara Indonesia dengan menjadi wirausahawan, peningkatan keterampilan berwirausaha melalui pelatihan kiomunikasi efektif dan peningkatan pemahaman sekolah tentang pentingnya memberikan pelatihan-pelatihan yang membekali siswa dengan keterampilan berwirausaha sejak dini. Respon siswa  terhadap pelaksanaan pelatihan sebesar 71,12% masuk dalam kategori baik. Artinya secara respon siswa terhadap kegiatan pelatihan secara afeksi, kansi dan kognisi adalah baik.
DUDU: SUNTINGAN TEKS, TERJEMAHAN DAN ANALISIS STRUKTUR (Kajian Sastra Lisan Dayak Kantuk Rembai) Petrus Rico; Debora Korining Tyas; Sri Astuti
VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 5, No 1 (2014): APRIL
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.295 KB) | DOI: 10.31932/ve.v5i1.125

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini yang pertama karena dudu masih hidup dikalangan masyarakat Dayak Kantuk Rembai. Kedua, orang yang mampu menuturkannya semakin sedikit. Oleh karena itu, peneliti beranggapan tidak menutup kemungkinan beberapa tahun ke depan, dudu akan hilang sehingga perlu didokumentasikan dan dipelajari. Ketiga, akhir-akhir ini masyarakat cenderung menyukai hiburan yang ditampilkan di media elektronik, misalnya televisi. Keempat, sastra daerah belum pernah menjadi bahan pembelajaran dalam sekolah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah suntingan teks, terjemahan dan analisi struktur dudu Dayak Kantuk Rembai”. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan suntingan teks, terjemahan dan analisi struktur dudu Dayak Kantuk Rembai. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan teknik catat. Penelitian dilaksanakan di Desa Kenepai Komplek, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur bahasa dudu terdapat kalimat pembuka dan penutup, kalimat sapaan, pengulangan kata, persamaan bunyi, diksi dan gaya bahasa. Struktur naratif dudu, setiap teks ditemukan unsur-unsur narasi cerita, teks A dengan judul Pusaka Menua Gansi terdapat tujuh unsur narasi, yaitu hutan adat adalah milik bersama, hutan adat dijual, penggarapan bekas ladang (mudak), lahan dijual harga murah, hutan adat degupung, hutan leluhur (Puyang) jangan dijual, masyarakat lokal jangan menjadi kuli di tanah sendiri. Teks teks B dengan judul Tanda Pangkat Betakliap Lekat De Dada terdapat empat unsur narasi, yaitu dosen yang memiliki banyak pengetahuan, sekolah sampai ke negeri Perancis, dosen yang memiliki pangkat tinggi, dosen yang terkenal. Teks C dengan judul Anak Kemuan Kalimantan terdapat empat unsur narasi, yaitu anak harus sekolah, anak dapat menjadi Menteri dan Bidan, jangan pikirkan rugi, dan anak pintar dapat membangun pulau Kalimantan. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA kelas X dengan standar kompetensi yaitu mendengarkan. Kompetensi dasar 5. memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. Kata kunci: Dudu, Suntingan Teks, Terjemahan, Struktur.
Pelatihan Keterampilan Berbicara Sri Astuti; Herpanus Herpanus; Tedi Suryadi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5853

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pelatihan dilaterbelakangi rendahanya keterampilan siswa berkomunikasi dengan sopan. Siswa lebih banyak menggunakan telpon genggam dari pada komunikasi langsung dengan lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada siswa agar terampil berkomunikasi secara sopan di lingkungan sosialnya. Metode yang digunakan adalah memberikan pelatihan prinsip-prinsip kesopanan dalam komunikasi terutama komunikasi kepada siswa SMP Nusantara Indah Sintang. Hasil yang diperoleh setelah kegiatan ini dilakukan, siswa lebih terampil berkomunikasi secara sopan. Faktor penyebab kurangnya keterampilan berkomunikasi secara sopan, yaitu kurangnya pengetahuan siswa tentang prinsip-prinsip kesopanan dalam berkomunikasi, kurangnya kesadaran orang tua akan pendidikan di lingkungan keluarga, dan kurangnya pendidikan orang tua. Faktor ekonomi yang memaksa orang tua lebih fokus mencari nafkah dan kurang memperhatikan pendidikan anak, kemajuan ilmu pengetahuan yang menyebabkan anak diberi fasilitas yang dapat mengakses segala sesuatu dengan bebas tanpa kontrol orang tua, anal lebih banyak menggunakan telepon genggam sehingga kurangnya interaksi langsung/komunikasi langsung dengan orang tua. Dapat disimpulkan bahwa setelah mendapatkan pelatihan keterampilan berbicara, siswa lebih terampil dalam komunikasi dengan mengedapankan prinsip-prinsip kesopanan, baik berbicara dengan sesame siswa, berbicara kepada guru, serta berbicara dilingkungan tempat tinggalnya. Kata Kunci: Kesopanan, Komunikasi, Pelatihan ABSTRACT The training activity was motivated by the low skills of students to communicate politely. Students use cell phones more than direct communication with the surrounding environment. This activity aims to provide training to students to be skilled at communicating politely in their social environment. The method used is to provide training on the principles of politeness in communication, especially communication to students of SMP Nusantara Indah Sintang. The results obtained after this activity is carried out, students are more skilled at communicating politely. Factors causing the lack of polite communication skills, namely the lack of knowledge of students about the principles of politeness in communication, lack of parental awareness of education in the family environment, and lack of parental education. Economic factors force parents to focus more on earning a living and pay less attention to their children's education. Advances in science cause children to be given facilities that can access everything freely without parental control. Anal uses mobile phones more so that there is less direct interaction/communication with parents. It can be concluded that after receiving speaking skills training, students are more skilled in communication by prioritizing the principles of politeness, both talking to fellow students, talking to teachers, and speaking in their neighborhood. Keywords: Politeness, Communication, Training