Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN DERAJAT PARASITEMIA DENGAN PENINGKATAN KADAR SGOT PADA PASIEN MALARIA DI PUSKESMAS HANURA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015 Firhat E; Didik Abdul Rahman; Neno Fitriyani Hasbie
Jurnal Medika Malahayati Vol 2, No 3 (2015): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.471 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v2i3.1977

Abstract

Latar belakang:Malaria merupakan salah satu jenis penyakit yang mematikan dimana berdasarkan taksiran WHOsekitar 300-400 juta orang di dunia terinfeksi malaria setiap tahun dan menyebabkan kematian pada 2,7 juta orang..Malariamerupakan penyakiti nfeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit. Jumlah Plasmodium didalam darah bisa dilakukan dengan cara menghitung derajat parasitemia. Derajat parasitemia adalah presentase individudalam populasi yang apusan darahnya memperlihatkan parasit. Pada pemeriksaan mikroskopis malaria, semakin tinggiderajat parasitemia maka kerusakan sel hepar besar. Indikator kerusakan sel hepar salah satunya yaitu peningkatan kadarSGOT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat parasitemia dengan peningkatan SGOTpada pasien malaria di Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran tahun 2015. Metode:Jenis penelitian menggunakanmetode analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 50 orang yangdiperoleh dari Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. Metode yang digunakan untuk menghitung derajat parasitemiaadalah apusan darah tepi dan untuk menghitung kadar SGOT menggunakan Metode Spektro Fotometrik. Uji statistikdilakukan menggunakan uji Chi- square dengan nilai kemaknaan jika (p-value < α=0,05).Hasil:Hasil penelitian didapatkan pada kelompok indeks parasitemia ringan dengan rerata jumlah parasitemia 2,43± 1,01 dengan rerata kadar SGOT 24,29 ± 11,82 U/L,pada kelompok indeks parasitemia sedang dengan rerata jumlahparasitemia 7,20 ± 1,44 dengan rerata kadar SGOT 39,90 ± 14,28 U/L, pada kelompok indeks parasitemia berat denganrerata jumlah parasitemia 13,75 ± 1,77 dengan rerata kadar SGOT 176,00 ± 186,68 U/L.Dari hasil ujis tatistik Chi-Squarediperoleh p-value = 0,001 (p-value < α=0,05).Simpulan:terdapat hubungan yang bermakna antaraderajat parasitemia dengan peningkatan kadar SGOT diPuskesmas Hanura.
HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROM PADA PEKERJA PEMBUAT KERUPUK DI INDUSTRI PEMBUAT KERUPUK AHAK KECAMATAN SUNGAILIAT PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 Muhammad Yunus; Neno Fitriyani Hasbie; Gusti Rian Tami
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 3 (2016): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.082 KB) | DOI: 10.33024/.v3i3.749

Abstract

Background: Unnatural and ergonomic working attitude for a long time can cause various health problems inworkers one of them is a movement disorder in certain body parts such as hands or called as musculoskeletal.One of musculoskeletal disorders is carpal tunnel syndrome. Crackers makers do repetitive movements, handmovements with strength, flexion and extension, static hand positions, the position of the upper body andlower are not ergonomic, causing stress to the tissue surrounding the carpal tunnel. The purpose of this studyis to determine the relationship of working time and attitude among crackers makers in ahak crackers industry.Methods: An analytical survey with cross sectional approach. The total of sample was 38 respondents. Thestudy was done by spreading questionnaires and doing phalen test measurement. The data was analyzed by chisquare tests.Result : Research shows that respondents with tenure ≥ 4 years as many as 24 people ( 63. 2% ) and with high-risk work attitude as many as 27 people ( 71.12 % ), and then From 38 respondents,25 were having Carpal Tunnel Syndrome. The result showed the relationship between working time (p=0.000< 0,05 and 0R=17,5), working attitude (p= 0.000< 0,05 and OR=25,875) with Carpal Tunnel Syndromeincidences.Conclusion: There is relationship Between Working Time And Attitude With Carpal Tunnel SyndromeIncidences Among Workers In Ahak Crackers Industry Sungailiat Bangka Belitung Province 2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGHARGAA N DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016 Tessa Sjahriani; Neno Fitriyani Hasbie; Jaunah Nisa Rahma Pratiwi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.029 KB) | DOI: 10.33024/.v3i4.755

Abstract

Latar belakang: Kader posyandu pada umumnya adalah relawan yang berasal dari tokohmasyarakat yang dipandang memiliki kemampuan lebih dibanding anggota masyarakat lainnya.Mereka inilah yang memiliki peranan besar dalam memperlancar proses pelayanan kesehatan primer,namun keberadaan kader relatif labil karena keaktifan kader bersifat sukarela sehingga belummenjalankan fungsinya dengan baik seperti yang diharapkan.Tujuan penelitian : Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan danpenghargaan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Natar KabupatenLampung Selatan tahun 2016.Metode penelitian : Jenis penelitian adalah kuantitatif, desain penelitian analitik dengan pendekatancross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Wilayah kerja Puskesmas NatarKab. Lampung Selatan tahun 2016 sebesar 61 orang, dan menggunakan 61 responden sebagaisampel. Analisa data univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi squareHasil penelitian : Uji bivariat didapat dari 41 responden dengan pengetahuan kategori kurang baikada sebanyak 29 orang (70,7%) kader Posyandu tidak aktif, sedangkan pada responden denganpengetahuan kategori baik dari 20 orang ada sebanyak 13 orang (65,0%). Dan dari 38 respondendengan penghargaan kategori kurang baik ada sebanyak 28 orang (73,3%) kader posyandu tidakaktif, sedangkan pada responden dengan penghargaan kategori baik dari 23 orang ada sebanyak 15orang (65,2%). Hubungan pengetahuan dengan keaktifan kader p value=0,017, hubunganpenghargaan dengan keaktifan kader p value=0.006.Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dan penghargaan dengan keaktifan kaderPosyandu di Wilayah kerja Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016
PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Wulan Puspitasari; Neno Fitriyani Hasbie
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2017): Volume 4 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.341 KB) | DOI: 10.33024/.v4i2.778

Abstract

Latar Belakang: Kepuasan pasien merupakan hasil dari membandingkan kinerja pelayanan kesehatan dengan harapan pasien. Dengan penerapan pendeketan jaminan mutu layanan kesehatan, kepuasan pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu layanan kesehatan. BPJS kesehatan merupakan suatu badan hukum untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh mutu pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan survey tipe analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 360 responden dengan teknik pengambil sampel yaitu purposive. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat menggunakan uji statistik Chi square.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan mutu pelayanan tangible baik (70,0%), reliability baik (56,1%), responsiveness baik (64,4%), assurance baik (66,7%), emphaty baik (69,4%) dan tingkat kepuasan dalam kategori puas (61,7%). Terdapat pengaruh antara tangible (p = 0,000),   reliability (p = 0,000), responsiveness (p = 0,000), assurance (p = 0,000), dan emphaty (p = 0,000) dengan tingkat kepuasan pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016.Kesimpulan: Terdapat pengaruh mutu pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien BPJS di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016. 
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI RSUD DR H ABDU L MOLOEK TAHUN 2015 Rita Agustina; Neno Fitriyani Hasbie; Muhammad Reza Kurniawan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.148 KB) | DOI: 10.33024/.v3i4.758

Abstract

Latar Belakang: Pneumonia merupakan pembunuh utama anak dibawah usia lima tahun (balita) didunia. Faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden pneumonia balita yaitu umur kurang dari 2bulan, jenis kelamin laki-laki, status gizi kurang, berat badan lahir rendah, pemberian ASI tidakmemadai, defisiensi vitamin A dan pemberian makanan terlalu dini.Tujuan: Untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balitadi RSUD DR H Abdul Moloek tahun 2015.Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah metode analitik observasional denganpendekatan cross-sectional. Dari populasi seluruh balita usia 0-5 tahun yang berkunjung ke RSUDDR H Abdul Moloek Tahun 2015, didapat 186 sampel data diambil dari data rekam medik danmenggunakan random sampling. Analisis data univariat dan bivariate menggunakan uji chi-square.Hasil: Hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi kejadian pneumonia (103 anak), usia <2 tahun (94 anak), riwayat ASI tidak eksklusif (102 anak), berat badan lahir < 2500 gram (98 anak)dan pendidikan ibu < SMA (95 anak). Sedangakan hasil analisis bivariat terdapat hubungan antara :usia < 2 tahun (p=0,012, OR=2,2), riwayat tidak ASI eksklusif (p=0,005, OR=2,3), berat badan lahir< 2500 gram (p=0,027, OR=1,9) dan pendidikan ibu < SMA (p=0,008, OR=2,2) dengan kejadianpneumonia.Simpulan: Hasil statistik bivariat didapat ada hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan(usia, riwayat ASI eksklusif, berat badan lahir dan pendidikan ibu) dengan kejadian pneumonia padabalita di RSUD DR H Abdul Moloek Tahun 2015.