Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBEDAAN DAYA TAHAN OTOT DINDING PERUT SEBAGAI TOLAK UKUR KEBUGARAN OTOT ANTARA MAHASISWA YANG BEROLAHRAGA RUTIN DENGAN YANG JARANG BEROLAHRAGA DI ASRAMA PUTRA UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG BULAN APRIL TAHUN 2015 Aswedi Putra
Jurnal Medika Malahayati Vol 2, No 2 (2015): Volume 2 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.007 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v2i2.1968

Abstract

Latar Belakang : Perkuliahan, ujian, praktikum, tugas yang banyak membuat mahasiswa menjadi tidak aktif untukmelakukan olahraga sehingga menjadi kurang aktif dan dapat menurunkan kebugaran jasmani. Tingkat kebugaran dapatdiukur dengan nilai daya tahan otot. Penurunan kebugaran ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan dapatmenimbulkan berbagai penyakit, akan tetapi hal ini dapat dicegah dengan melakukan olahraga secara rutin yaitu 3 kaliseminggu atau lebih dan juga harus diperhatikan intensitas, tempo dan tipenya.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik responden yang berupa rerata usia,tinggi badan dan berat badan dan untuk mengetahui nilai daya tahan otot menggunakan sit-up test antara mahasiswa yangberolahraga rutin dengan yang jarang berolahraga di Asrama Putra Universitas Malahayati Bandar LampungMetode : Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 50 orang. Metodeuntuk mengukur nilai daya tahan otot adalah dengan menggunakan sit-up test. Analisis yang digunakan adalah t test untukindependent sample, dengan tingkat kepercayaan 95%, α=0,05.Hasil : Rerata usia responden 20,5 ± 1,3 tahun, berat badan 63,4 ± 8,6 kilogram, tinggi badan 169,6±5,4centimeter. Rerata nilai daya tahan otot responden yang rutin berolahraga yaitu 44,0 kali/menit termasuk ke kategori sedang,sedangkan yang jarang berolahraga yaitu 14,36 kali/menit masuk dalam kategori kurang sekali. Perbedaan rerata antarakeduanya sebesar 30,04 kali/menit. Hasil pengujian statistik didapatkan bahwa terdapat perbedaan nilai daya tahan ototyang bermakna ( p = 0,000 )Kesimpulan : Terdapat gambaran karakteristik tertentu pada responden, serta terdapat perbedaan rerata nilai dayatahan otot yang bermakna antara mahasiswa yang berolahraga rutin dengan yang jarang berolahraga di Asrama PutraUniversitas Malahayati Bandar Lampung. Sehingga responden diberi saran agar melakukan olahraga rutin 3 kali seminggu.
PERBEDAAN LUAS GERAK SENDI PADA SENDI LUTUT PENDERITA OSTEOARTRITIS PRIMER SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN LATIHAN GERAK SENDI AKTIF DAN PASIF DI RS URIP SUMOHARJO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Aswedi Putra; Zulhafis Mandala
Jurnal Medika Malahayati Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.903 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v3i4.2034

Abstract

Latar Belakang : Pada usia lanjut rentan terhadap penyakit sendi, lebih dari 100 jenis penyakit sendi yang dikenal,osteoartritis (OA) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan. Hilangnya mobilitas sendi pada osteoartritisakan memaksa sendi untuk bekerja pada keadaan yang secara biomekanis tidak menguntungkan yang nantinya akanmenyebabkan kelelahan dan meningkatkan stress mekanis. Salah satu metode yang paling banyak digunakan untukmeningkatkan pergerakan sendi adalah dengan latihan peregangan dan latihan gerak sendi baik secara aktif maupun pasif.Tujuan Penelitian : Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan luas gerak sendi padasendi lutut penderita osteoartritis primer sebelum dan setelah pemberian latihan gerak sendi aktif dan pasif di Rumah SakitUrip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun 2015.Metode Penelitian : Jenis penelitian yang di gunakan metode kuasi eksperimental dengan pendekatan pre andpost test. Teknik pengumpulan sampel dalam peneltian ini adalah total sampling dengan sampel berjumlah 30. Penelitiandilakukan pada bulan Maret-Mei 2015. Analisis data menggunakan uji T-Paired dengan SPSS versi 22.Hasil Penelitian : Pada sampel yang berjumlah 30 luas gerak sendi pada sendi lutut penderita osteoartritis primersebelum pemberian latihan gerak sendi aktif dan pasif adalah 103,70o sedangkan setelah pemberian latihan gerak sendiaktif dan pasif adalah 114,23o. Uji statistik didapatkan terdapat perbedaan luas gerak sendi pada sendi lutut penderitaosteoartritis primer sebelum dan setelah pemberian latihan gerak sendi aktif dan pasif.Simpulan : Terdapat perbedaan bermakna antara luas gerak sendi pada sendi lutut penderita osteoartritis primersebelum dan setelah pemberian latihan gerak sendi aktif dan pasif di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Tahun2015.
Epidemiologi Fraktur Suprakondiler Humerus pada Anak di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung Periode 2014 - 2019 Dendy Riansyah; Aswedi Putra
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 4, No 2 (2020): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v4i2.2888

Abstract

Fraktur suprakondiler humerus merupakan fraktur siku yang paling sering terjadi pada anak. Mekanisme trauma tidak langsung (jatuh dengan lengan hiperekstensi dan telapak tangan menahan beban) merupakan penyebab tersering cidera tersebut. Penelitian ini bertujuan mempelajari distribusi kasus dan penyebab fraktur suprakondiler humerus pada anak. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode cross sectional. Semua kasus fraktur suprakondiler humerus pada anak yang dirawat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung periode tahun 2014-2019, dianalisa dengan berbagai parameter epidemiologi antara lain: umur, jenis kelamin, mekanisme trauma, tempat kejadian, letak fraktur, jenis fraktur, waktu kedatangan, tatalaksana dan komplikasi. Didapatkan 58 pasien fraktur suprakondiler humerus dengan kelompok usia terbanyak 7-12 tahun (48,3%) dan rerata usia 7,45 tahun. Kasus banyak ditemukan pada laki-laki (74,1%). Mekanisme trauma tidak langsung lebih sering terjadi (86,2%) dibandingkan trauma langsung (13,8%). Jatuh dari ketinggian < 1 meter (67,2%) merupakan penyebab trauma terbanyak, di ikuti jatuh dari ketinggian > 1 meter (20,7%) dan kecelakaan lalu lintas (12,1%). Tempat kejadian tersering adalah di rumah (43,1%). Jenis fraktur tertutup sebanyak 82,8% dan letak fraktur pada ekstremitas kiri (51,7%). Sebagian besar pasien ke RS dalam waktu < 48 jam setelah trauma (53,4%) dan sisanya datang ke RS > 48 jam (46,6%). Ditemukan komplikasi berupa cidera saraf 13,8% dan cubitus varus 6,9%. Mayoritas pasien dilakukan tindakan Open Reduction Internal Fixation (93,1%). Fraktur suprakondiler humerus dapat dicegah dengan pengawasan ketat orang tua terhadap anak yang sedang bermain di rumah. Penanganan awal yang tepat dan tidak menunda ke fasilitas kesehatan dapat mengurangi risiko komplikasi.Kata kunci: anak, fraktur, suprakondiler humerus, trauma
Perbandingan Perhitungan Numeric Rating Scale pada Pasien Osteoartritis Sendi Lutut Pre dan Post Total Knee Replacement di RS. Urip Sumoharjo Kota Bandar Lampung Tahun 2015-2016 Aswedi Putra; Indra Kumala; M. Aminuddin Ramadhan; Chintya Mutiara
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1940

Abstract

Sendi bagian lutut adalah sendi besar yang terkuat dan mempunyai susunan kompleks di bagian tubuh.Namun dikalangan dewasa muda dan lansia, fungsi kerja dari sendi lutut bisa saja mulai berkurang. Osteoarthritis merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi.Teknik pembedahanTotal Knee Replacement (TKR) adalah salah satu solusi pengobatan sendi lutut yang yang mengalami osteoarthritis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perhitungan Numeric Rating Scale pada pasien osteoarthritis sendi lutut pre dan post Total Knee Replacement di RS. Urip Sumoharjo Kota Bandar Lampung tahun 2015-2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional dengan menggunakan total populasi sebagai sampel yang berjumlah 31 orang. Sebelum dilakukan analisa bivariat, dilakukan uji normalitas pada data dengan menggunakan uji Shapiro wilk, karena distribusi data tidak normal, maka analisa bivariat dilakukan dengan uji Mann Whitney U Test.Hasil penelitian ini didapatkan nilai terendah perhitungan Numeric Rating Scale pre Total Knee Replacement adalah 6 dan nilai tertinggi adalah 9 dengan rata-rata sebesar 6,94. Sedangkan nilai terendah perhitungan Numeric Rating Scale post Total Knee Replacement adalah 2 dan nilai tertinggi adalah 3 dengan rata-rata sebesar 2,55. Pada analisis bivariat dengan uji Mann Whitney U Test didapatkan p value sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara perhitungan Numeric Rating Scale pre dan post Total Knee Replacement atau Ha diterima.Kata Kunci: Arthroplasty, Numeric Rating Scale, Osteoarthritis, sendi lutut, Total Knee Replacement.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN ANGKA KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA PEKERA OLAHAN MAKANAN DI LINGKUNGAN 1 KELURAHAN KEDATON BANDAR LAMPUNG BULAN FEBRUARI- MARET TAHUN 2015 Aswedi Putra; Ringgo Alfarisi; Dyah aulia Pratiwi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2015): Volume 2 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.396 KB) | DOI: 10.33024/.v2i1.689

Abstract

muskuloskeletal, gangguan psikologis dari akibat mobilisasi yang salah.IndeksMassa Tubuh adalah salah satu faktor resiko Low Back Pain. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan angkakejadian LBP pada pekerja olahan makanan di Lingkungan 1 kelurahan KedatonBandar lampung Bulan Februari-Maret Tahun 2015.Metode Penelitian: Analitik Korelatif studi cross sectional. Penelitian dilakukanpada bulan Februari – Maret 2015 di sentra industri keripik pisang. Populasiseluruh pekerja olahan makanan sebanyak 70 orang dengan teknik totalsampling. Penilaian data Indeks Massa Tubuh melalui pengamatan sedangkanLow Back Pain melalui wawancara menggunakan kuesioner. Uji statistik yangdigunakan adalah uji Chi-SquereHasil: Indeks Massa Tubuh dibawah rata-rata mengalami kejadian LBP yanglebih banyak dibandingkan dengan Indeks Massa Tubuh di atas rata-rataKesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks MassaTubuh dengan angka kejadian Low Back Pain pada pekerja olahan makanandillingkungan 1 Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Bulan Februari-Marettahun 2015 dengan nilai Pvalue = 0,671.