Articles
MAHASISWA DAN WARUNG KOPI
Muh Afsal;
Hasniah Hasniah;
Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 1 (2020): Volume 4, Nomor 1, Januari - Juni 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (178.828 KB)
|
DOI: 10.33772/kabanti.v4i1.938
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis aktvitas mahasiswa UHO ketika di warung kopi sekitar kampus baru UHO serta pemanfaatan warung kopi sebagai ruang publik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode etnografi dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan tehnik pengamatan terlibat (observation)dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis dilakukan untuk menyederhanakan data yang diperoleh dalam penelitian ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan. Hasil penelitian ini menunjukan pemanfaatan warung kopi sebagai ruang publik karena adanya fasilitas yang memadai untuk kebutuhan mahasiswa seperti adanya fasilitas wi-fi yang dapat digunakan dalam mengerjakan tugas kuliah dan warung kopi juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bazar, mengerjakan tugas kuliah, bermain game online, bermain internet, nongkrong dan juga berdiskusi.
BERGESERNYA PENGGUNAAN BAHASA DAERAH (MO MBE TOLAKI) KE BAHASA INDONESIA
Sultin Sultin;
La Ode Topo Jers;
Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.227 KB)
|
DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.1092
Bergesernya Penggunaan Bahasa Daerah (Mo Mbe Tolaki) Ke Bahasa Indonesia Bagi Masyarakat Tolaki Di Desa Ulusawa Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan mendasari bergesernya penggunaan bahasa daerah Tolaki (Mo Mbe Tolaki) ke bahasa Indonesia bagi masyarakat Tolaki di Desa Ulusawa Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan, serta mengetahui tentang pandangan masayarakat lokal dan penyebab tidak menggunakannya bahsa daerah Tolaki. Teori yang digunakan adalah teori Sapir-Whorf tentang Linguistik Relativisme (1884-1939). Sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu metode etnografi dan cara pengamatan (observasi) dan wawancara (interview) sehingga data dianalis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yaitu (1) adanya faktor dari luar dan faktor dari dalam pada masyarakat yang menyebabkan pergeseran penggunaan bahasa daerah, (2) pandangan masyarakat lokal meliputi: kurangnya upaya pemertahan bahasa daerah dalam keluarga, masyarakat dan sekolah (3) penyebab kurangnya penggunaan bahasa daerah, diantaranya: tidak percaya diri (PD), perkawinan beda suku, pemukiman multi kultur, pengaruh lingkungan keluarga (orang tua), dan lingkungan sekolahKata kunci: Bergesernya, Mo Mbe Tolaki, ke Bahasa Indonesia, Masyarakat Ulusawa
KOMODIFIKASI ALAT MUSIK LATATOU (PUKULAN BUNYI) DI KELURAHAN KOMBELI, KECAMATAN PASARWAJO, KABUPATEN BUTON
M. Karsono;
Abdul Alim;
Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 1 (2021): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (179.635 KB)
|
DOI: 10.33772/kabanti.v5i1.1096
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan alat musik latatou (pukulan bunyi) serta bagaimana komodifikasi alat musik latatou (pukulan bunyi). Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2020. Penelitian ini menggunakan teori evolusi sosial universal dan komodifikasi budaya oleh Herbert Spencer dan Barker metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode etnografi dengan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Data yang didapatkan dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan dan komodifikasi alat musik latatou (pukulan bunyi) telah bertransformasi. Transformasi ini terjadi karena gagasan sehingga alat musik latatou (pukulan bunyi) berkembang melalui kegiatan seni. Yang awalnya hanya dimainkan dikebun untuk menghibur diri sehabis bercocok tanam. Namun saat ini sudah dimainkan oleh banyak orang dan ruangnyapun mengalami perubahan serta alat musik latatou (pukulan bunyi) dipadukan dengan alat-alat musik tradisional suku laporo dan diiringi tarian tradisional suku laporo. dan dimodifikasi sebagai pengembang inovasi modal budaya yang dikelola oleh sekelompok orang yang tergabung dalam sanggar seni. Sehingga alat musikalat musik latatou (pukulan bunyi) menjadi komoditas di Kelurahan Kombeli Kecamatan Pasarwajo.
KEBERTAHANAN BUDAYA PANDAI BESI SEBAGAI INDUSTRI TRADISIONAL DI DESA WALELEI KECAMATAN BARANGKA
Nur Aynun;
Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (570.99 KB)
|
DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1269
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya masyarakat Desa Walelei dalam mempertahankan eksistensi pandai besi dan Untuk mengetahui kebertahanan budaya tradisional pandai besi. Teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori Materialisme Marvin Harris, Pengumpulan data dengan menggunakan metode etnografi berupa deskripsi mendalam, menggunakan observasi partisipatif (participation observation) dan wawancara mendalam (indepthinterview). Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Desa walelei dalam mempertahankan budaya pandai besi. Upaya masayarakat Desa Walelei dalam mempertahankan eksistensi pandai besi yakni mengajarkan anak-anak sejak dini tentang pembuatan pandai besi. Mempertahankan budaya tradisional pandai besi dari Orang Tua terdahulu. Pandai besi yang terdapat di Desa Walelei Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat merupakan salah satu mata pencaharian di karenakan kurangnya lapangan pekerjaan.
TRADISI RITUAL TOLAK BALA PADA MASYARAKAT PATTAE DESA BIRU KECEMATAN POLEANG TIMUR KABUPATEN BOMBANA
Noviana Noviana;
Zainal Zainal;
Sarlan Adi Jaya
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 6 No 1 (2022): Volume 6 Nomor 1, Juni 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33772/kabanti.v6i1.1439
Tujuan penelitian Untuk mengetahui tradisi ritual tolak bala dan fungsi sosial budaya ritual tradisi tolak bala pada masyarakat Pattae Desa Biru Kecamatan Poleang Timur. Metode yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field work). pengamatan (Observation) dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Jenis penelitian adalah penelitian deskriftif. Hasil penelitian ini menujukan bahwa tradisi ritual tolak bala melalui beberapa proses (1) tahapan persiapan; musyawarah kepada segenap unsur masyarakat, (2) penentuan tempat dan waktu pelaksanaan; waktu sesuai dengan musim kerja sawah yakni; tahap penggarapan lahan, ketika usia tanaman padi 2 bulan, serta saat tanaman padi mulai mengeluarkan buah, (3) tata cara pelaksanaan; membaca alfatiha, istigfar, sholawat, yasin dan doa tolak bala. Dibacakan sebanyak 100 kali yang di pimpin oleh imam masjid dan dilaksanakan selama tiga minggu di setiap malam Jum’at. Fungsi sosial pelaksanaan tradisi ritual tolak bala desa Biru adalah sebagai; (1) Media silatuhrahmi, (2) Menyelesaikan konflik, (3) Memberi rasa aman, dan (4) Edukasi budaya religius.
RITUAL MOSEBI PADA MASYARAKAT TOLAKI
Rilda Yanti;
Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 6 No. 2 (2022): Volume 6 Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
EKSISTENSI PEREMPUAN PEMBUAT PERIUK DARI TANAH LIAT DI DESA LAPOLE KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
La Ahmad Syarif;
Wa Ode Sifatu;
Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 7 No. 1 (2023): Volume 7, Nomor 1, Juni 2023
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This research aims to describe the existence of women who make pots from clay in Lapole Village, Maligano District, Muna Regency. In addition, this study also used the ethnographic method. Data collection was carried out using observation techniques and in-depth interviews. There are currently only 7 female prick makers left and they are also classified as people who are entering the elderly age, where the prick makers have an average age of 50 to 72 years, at this age they still make prick with knowledge. and modest tools. The millennial generation's lack of involvement and knowledge of traditional cooking utensils is deplorable because it can eliminate one of the cultural heritages given by their ancestors. The government's role is also very much needed in cultural preservation, namely as a protector, policy maker, and facilitator supporting national culture preservation. The hope is that the original culture of the Indonesian nation can be maintained so that the prick as a traditional cooking utensil will not become extinct from modern human civilization. The existence of prick makers in modern times is starting to be lacking. However, prick makers are still making this prick due to several orders from neighboring villages, so prick makers are still making them but are limited so it can be said that this prick cannot be marketed widely.
MODA PRODUKSI PETANI DI DESA LORA KECAMATAN MATA OLEO KABUPATEN BOMBANA
Amjudal Amjudal;
Hasniah Hasniah;
Zainal Zainal
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 7 No. 2 (2023): Volume. 7 Nomor 2. Desember 2023
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This study aims to determine the use of farmer production tools and the form of farmer production relations in Lora Village, Mata Oleo District, Bombana Regency. The theory used refers to the theory of modes of production put forward by Karl Marx. The author uses ethnographic research methods through involved observation and in-depth interviews. As for the results of the study, it can be concluded that based on the results of research on the life of farmers in Lora Village, Mata Oleo District, Bombana Regency, it can be concluded that the farmers in Lora Village, Mata Oleo District, Bombana Regency still uphold the culture of mutual cooperation and competitiveness in helping each other. Most of the farmers in Lora Village still use traditional tools to support their activities in the rice fields, but as time goes by and technological advances are very influential, especially the tools used by farmers. The form of farmer production relations in Lora Village that is running well can be seen from the cooperation between farmers and owners of water pump machines, production owners and taxi vehicle owners. All of them collaborate and work together so that all work on rice fields can run smoothly and quickly and can produce maximum yields to be able to support food needs, especially in the Bombana Regency area.
KEBERTAHANAN BUDAYA PANDAI BESI SEBAGAI INDUSTRI TRADISIONAL DI DESA WALELEI KECAMATAN BARANGKA
Nur Aynun;
Zainal Zainal
JURNAL KABANTI: Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5, Nomor 2, Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1269
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya masyarakat Desa Walelei dalam mempertahankan eksistensi pandai besi dan Untuk mengetahui kebertahanan budaya tradisional pandai besi. Teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori Materialisme Marvin Harris, Pengumpulan data dengan menggunakan metode etnografi berupa deskripsi mendalam, menggunakan observasi partisipatif (participation observation) dan wawancara mendalam (indepthinterview). Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Desa walelei dalam mempertahankan budaya pandai besi. Upaya masayarakat Desa Walelei dalam mempertahankan eksistensi pandai besi yakni mengajarkan anak-anak sejak dini tentang pembuatan pandai besi. Mempertahankan budaya tradisional pandai besi dari Orang Tua terdahulu. Pandai besi yang terdapat di Desa Walelei Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat merupakan salah satu mata pencaharian di karenakan kurangnya lapangan pekerjaan.
TRADISI RITUAL TOLAK BALA PADA MASYARAKAT PATTAE DESA BIRU KECEMATAN POLEANG TIMUR KABUPATEN BOMBANA
Noviana Noviana;
Zainal Zainal;
Sarlan Adi Jaya
JURNAL KABANTI: Kerabat Antropologi Vol 6 No 1 (2022): Volume 6, Nomor 1, Juni 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33772/kabanti.v6i1.1439
Tujuan penelitian Untuk mengetahui tradisi ritual tolak bala dan fungsi sosial budaya ritual tradisi tolak bala pada masyarakat Pattae Desa Biru Kecamatan Poleang Timur. Metode yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field work). pengamatan (Observation) dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Jenis penelitian adalah penelitian deskriftif. Hasil penelitian ini menujukan bahwa tradisi ritual tolak bala melalui beberapa proses (1) tahapan persiapan; musyawarah kepada segenap unsur masyarakat, (2) penentuan tempat dan waktu pelaksanaan; waktu sesuai dengan musim kerja sawah yakni; tahap penggarapan lahan, ketika usia tanaman padi 2 bulan, serta saat tanaman padi mulai mengeluarkan buah, (3) tata cara pelaksanaan; membaca alfatiha, istigfar, sholawat, yasin dan doa tolak bala. Dibacakan sebanyak 100 kali yang di pimpin oleh imam masjid dan dilaksanakan selama tiga minggu di setiap malam Jum’at. Fungsi sosial pelaksanaan tradisi ritual tolak bala desa Biru adalah sebagai; (1) Media silatuhrahmi, (2) Menyelesaikan konflik, (3) Memberi rasa aman, dan (4) Edukasi budaya religius.