Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Preperensi Konsumen dalam Pembelian Sayuran Penelitian di Wilayah (BKPP) Cirebon Iqbal Arraniri; Yoyo Sunaryo
Digital Economic, Management and Accounting Knowledge Development (DEMAnD) Vol 1 No 1 (2019): June 2019
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46757/demand.v1i1.57

Abstract

Kebutuhan kecukupan gizi masyarakat, dapat dilihat dari besarnya jumlah konsumsi sayuran per hari. Sumber vitamin dan mineral serta unsur mikro, pembentuk tubuh tersedia dalam produk sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preperensi konsumen pembelian sayuran, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sayuran. Di satu sisi para pelaku usahatani sayuran menanam komoditas yang dibutuhkan masyarakat, dijual atas permintaan pasar. Di sisi lain sebagai informasi bagi para produsen sayuran untuk menghindari terjadinya keruahan produksi, supley yang berlebihan dan mengurangi terjadinya resiko harga pasar yang rendah. Penelitian dilaksanakan Wilayah Kerja Badan Koordinasi Penyelengaraan Pembangunan (BKPP) Cirebon, meliputi Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Metoda penelitian survey, dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penentuan sampel daerah berdasarkan stratifaid random sampling, yaitu menetapkan keterwakilan wilayah dengan kataristik masyarakat yang berbeda. Masyarakat yang bermukim di kawasan pegunungan ditetapkan di Kuningan dan masyarakat yang bermukim di kawasan pantai ditetapkan Kota Cirebon. Teknik penetapan sampel non peluang dengan metode accidental sampling (teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan). Objek penelitian adalah konsumen yang sedang membeli atau telah membeli sayuran di Pasar Kepuh Kuningan dan di Pasar Jagasatru Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Faktor lingkungan berpengaruh terhadap pembelian sauran di Kota Kuningan katagori tinggi dengan factor loading 0,80 dan di Kota Cirebon katagori sedang (0,70). Faktor psikologist yang berpengaruh terhadap pembelian sayuran di Kota Kuningan dan di Kota Cirebon sama-sama dalam kategori sedang dengan factor loading (0,70). Faktor atribut yang berpengaruh terhadap pembelian sayuran di Kota Kuningan katagori sedang dengan factor loading 0,73 dan di Kota Cirebon katagori tinggi dengan factor loading (0,81)
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMP NEGERI 33 BANDUNG DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING EDMODO MELALUI SUPERVISI MULTI METODE Yoyo Sunaryo
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.029 KB)

Abstract

Proses pembelajaran yang terjadi dilingkungan sekolah harus diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik, khususnya meningkatakan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus melibatkan komponen tujuan, media, bahan, dan metode pembelajaran, alat penilaian, serta kemampuan guru dalam memamfaatkan teknologi dan informasi untuk memperkaya serta membuat pembelajaran menjadi lebih menarik minat belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran elearning edmodo menggunakan teknologi dan informasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan sekolah, yaitu melaksanakan pembinaan bagi sekelompok guru di suatu sekolah, melalui beberapa siklus, mengunakan sistem spiral refleksi model Kemmis dan Mc Taggart yang dimodifikasi. Strategi/Metode/Teknik Pembinaan yang digunakan adalah supervisi multi metode. Pada siklus 1 menggunakann Observasi-Refleksi-Rekomendasi, dan Focused Group Discussion, sedangkan pada siklus 2 menggunakan IHT, metode Delphi, serta Observasi-Refleksi-Rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan supervisi multi metode, kemampuan guru dalam melakukan register ke edmodo, create group materi pelajaran yang diampu, add folder pada library, membuat note dan fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan, sudah menunjukkan adanya peningkatan, dari siklus I ke Siklus II. Siklus II mengakhiri pembinaan, dengan indikator keaktifan guru telah diatas 80.00% dan Skor guru minimal 80.00 sudah diatas 85%, yaitu sebesar 100%. Kata Kunci : Supervisi multi metode, kemampuan guru, media pembelajaran e-learning, edmodo
MENINGKATKAN KUALITAS HUBUNGAN PEMASOK-PEMBELI PADA RANTAI PASOK PRODUK SAYUR SEGAR Tety Suciaty; Yayat Rahmat Hidayat; Yoyo Sunaryo
Paradigma Agribisnis Vol 5, No 1 (2022): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v5i1.7588

Abstract

ABSTRAKPenerapan Smart Farming dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan produk pangan masyarakat secara maksimal, berkualitas dan berkelanjutan. Smart Farming memanfatkan jaringan internet sebagai sumber data secara online yang dihubungan dengan instalasi sistem budidaya tanaman. Salah satu teknik budidaya modern adalah sistem hidroponik, yaitu teknik budidaya tanpa tanah dengan memaksimalkan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman pada media air. Tujuan penelitian adalah menghasilkan Prototype Smart Farming melalui digitalisasi sistem budidaya pada usaha hidroponik sehingga dapat meningkat produksi dan kualitas produk pangan segar yaitu komoditas sayur-sayuran sesuai harapan dan keinginan konsumen. Selain itu penelitian bertujuan meningkatkan kualitas hubungan antara pelaku usaha hidroponik selaku suplier dengan restauran sebagai pembeli melalui peningkatan hasil dan kualitas sayuran hasil budidaya hidroponik. Penelitian dilakukan dengan merancang dan mengaplikasikan platform digitalisasi budidaya sistem hidroponik. Digitalisasi budidaya dapat mengontrol kebutuhan air dan nutrisi secara optimal sehingga menghasilkan produksi yang maksimal dan berkualitas baik. Hasil penelitian membuktikan bawah dengan aplikasi digitalisasi hidroponik dapat meningkatkan produksi dan kualitas sayur segar. Dengan meningkatnya produksi dan kualitas memberi dampak positif bagi keberlanjutan stok sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pembeli dan kualitas hubungan antara pelaku usaha hidroponik sebagai suplier dengan restauran sebagai pembeli. Meningkatnya kualitas hubungan dapat berkontribusi pada keberlanjutan rantai pasok produk sayur segar. Kata kunci: Digitalisasi Hidroponik, Pertanian Cerdas,  IoT
MENINGKATKAN KUALITAS HUBUNGAN PEMASOK-PEMBELI PADA RANTAI PASOK PRODUK SAYUR SEGAR Tety Suciaty; Yayat Rahmat Hidayat; Yoyo Sunaryo
Paradigma Agribisnis Vol 5 No 1 (2022): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v5i1.7588

Abstract

ABSTRAKPenerapan Smart Farming dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan produk pangan masyarakat secara maksimal, berkualitas dan berkelanjutan. Smart Farming memanfatkan jaringan internet sebagai sumber data secara online yang dihubungan dengan instalasi sistem budidaya tanaman. Salah satu teknik budidaya modern adalah sistem hidroponik, yaitu teknik budidaya tanpa tanah dengan memaksimalkan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman pada media air. Tujuan penelitian adalah menghasilkan Prototype Smart Farming melalui digitalisasi sistem budidaya pada usaha hidroponik sehingga dapat meningkat produksi dan kualitas produk pangan segar yaitu komoditas sayur-sayuran sesuai harapan dan keinginan konsumen. Selain itu penelitian bertujuan meningkatkan kualitas hubungan antara pelaku usaha hidroponik selaku suplier dengan restauran sebagai pembeli melalui peningkatan hasil dan kualitas sayuran hasil budidaya hidroponik. Penelitian dilakukan dengan merancang dan mengaplikasikan platform digitalisasi budidaya sistem hidroponik. Digitalisasi budidaya dapat mengontrol kebutuhan air dan nutrisi secara optimal sehingga menghasilkan produksi yang maksimal dan berkualitas baik. Hasil penelitian membuktikan bawah dengan aplikasi digitalisasi hidroponik dapat meningkatkan produksi dan kualitas sayur segar. Dengan meningkatnya produksi dan kualitas memberi dampak positif bagi keberlanjutan stok sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pembeli dan kualitas hubungan antara pelaku usaha hidroponik sebagai suplier dengan restauran sebagai pembeli. Meningkatnya kualitas hubungan dapat berkontribusi pada keberlanjutan rantai pasok produk sayur segar. Kata kunci: Digitalisasi Hidroponik, Pertanian Cerdas,  IoT
Analisis Kemitraan Terhadap Pendapatan Usaha Petani Jagung Manis Yudi Gunawan; Yoyo Sunaryo; Siti Wahana
Paradigma Agribisnis Vol 6 No 2 (2024): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v6i2.9022

Abstract

Farming activities have a partnership pattern that is considered to be able to help solve farmers' problems with limited capital and access to marketing. Many sweet corn farmers have made partnerships with middlemen. This research was conducted in Gebang Kulon Village with the implementation time from January to June 2023. The research design is descriptive quantitative with research techniques using survey methods. The sampling technique was carried out on a sample size of 114 farmers. Data analysis used descriptive analysis. The results of the analysis show that the condition of sweet corn farming carried out by farmers in one season with a fixed cost of Rp. 3,661,849 and variable costs Rp. 21,951,046 and a total cost of Rp. 25,612,895. The average production of baby corn is 1,470 kg and 13,303 kg of corn on the cob. Judging from the receipt of baby corn Rp. 3,301,620 and corn cobs Rp. 36,995,643. so that the total revenue is about Rp. 40,297,263. The condition means that the farmer's income is Rp. 14,684,368. Analysis of the partnership pattern found that farmers and middlemen partnered based on the principle of mutual trust. Most of the capital provided by middlemen is 50% which is issued to meet the needs of farming costs. The analysis of rights and obligations found that these rights and obligations were carried out in writing, the obligations of the middlemen at the same time were the rights of the partner farmers and the rights of the middlemen at the same time were the obligations of the partner farmers.Keywords: Sweet Corn, Partnership, Farmers, Cirebon
Analisis Kemitraan Terhadap Pendapatan Usaha Petani Jagung Manis Yudi Gunawan; Yoyo Sunaryo; Siti Wahana
Paradigma Agribisnis Vol 6 No 2 (2024): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v6i2.9022

Abstract

Farming activities have a partnership pattern that is considered to be able to help solve farmers' problems with limited capital and access to marketing. Many sweet corn farmers have made partnerships with middlemen. This research was conducted in Gebang Kulon Village with the implementation time from January to June 2023. The research design is descriptive quantitative with research techniques using survey methods. The sampling technique was carried out on a sample size of 114 farmers. Data analysis used descriptive analysis. The results of the analysis show that the condition of sweet corn farming carried out by farmers in one season with a fixed cost of Rp. 3,661,849 and variable costs Rp. 21,951,046 and a total cost of Rp. 25,612,895. The average production of baby corn is 1,470 kg and 13,303 kg of corn on the cob. Judging from the receipt of baby corn Rp. 3,301,620 and corn cobs Rp. 36,995,643. so that the total revenue is about Rp. 40,297,263. The condition means that the farmer's income is Rp. 14,684,368. Analysis of the partnership pattern found that farmers and middlemen partnered based on the principle of mutual trust. Most of the capital provided by middlemen is 50% which is issued to meet the needs of farming costs. The analysis of rights and obligations found that these rights and obligations were carried out in writing, the obligations of the middlemen at the same time were the rights of the partner farmers and the rights of the middlemen at the same time were the obligations of the partner farmers.Keywords: Sweet Corn, Partnership, Farmers, Cirebon