Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam

Perlawanan Perempuan Pesantren Terhadap Poligami Kiai Di Madura Mohtazul Farid; Medhy Aginta Hidayat
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 10, No 02 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i01.1805

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang perlawanan perempuan pesantren terhadap poligami kiai di Madura. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi pergeseran cara berfikir perempuan Madura mengenai kehidupan keluarga. Status kiai yang istimewa dan budaya patriarki sangat mendukung praktik poligami kiai. Akan tetapi, hal itu mulai mendapat penolakan dan perlawanan dari perempuan. Menariknya, perlawanan justru muncul dari kalangan perempuan pesantren. Penelitian kualitatif ini, dilakukan di Kabupaten Pamekasan dan Bangkalan, Madura. Peneliti memilih dua kabupaten tersebut, karena mayoritas kiai yang berpoligami ada di dua kabupaten tersebut. Peneliti mewawancarai 10 informan. Terdiri dari Kiai yang berpoligami, perempuan dipoligami. Secara garis besar hasil penelitian mengungkapkan, perempuan yang dipoligami kiai mengalami kekerasan. Bentuk kekerasan lebih banyak bersifat psikologis dan mental. Antara lain, perempuan harus mengalami tekanan batin. Ada juga yang harus menelan janji palsu dari sang suami (kiai). Dalam menyikapi kekerasan batin itu, perempuan terpaksa melakukan perlawanan, baik secara terbuka maupun tertutup. Perempuan yang melawan secara tertutup, untuk menghindari hujatan keluarga dan masyarakat. Biasanya, perempuan tipe ini, lebih banyak perempuan pesantren. Peneliti merekomendasikan ada penelitian lain yang tidak tercover dalam penelitian ini. Misalnya, motif kiai berpoligami dengan wanita berusia sangat muda.
Perlawanan Perempuan Pesantren Terhadap Poligami Kiai Di Madura Mohtazul Farid; Medhy Aginta Hidayat
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 No. 02 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i01.1805

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang perlawanan perempuan pesantren terhadap poligami kiai di Madura. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi pergeseran cara berfikir perempuan Madura mengenai kehidupan keluarga. Status kiai yang istimewa dan budaya patriarki sangat mendukung praktik poligami kiai. Akan tetapi, hal itu mulai mendapat penolakan dan perlawanan dari perempuan. Menariknya, perlawanan justru muncul dari kalangan perempuan pesantren. Penelitian kualitatif ini, dilakukan di Kabupaten Pamekasan dan Bangkalan, Madura. Peneliti memilih dua kabupaten tersebut, karena mayoritas kiai yang berpoligami ada di dua kabupaten tersebut. Peneliti mewawancarai 10 informan. Terdiri dari Kiai yang berpoligami, perempuan dipoligami. Secara garis besar hasil penelitian mengungkapkan, perempuan yang dipoligami kiai mengalami kekerasan. Bentuk kekerasan lebih banyak bersifat psikologis dan mental. Antara lain, perempuan harus mengalami tekanan batin. Ada juga yang harus menelan janji palsu dari sang suami (kiai). Dalam menyikapi kekerasan batin itu, perempuan terpaksa melakukan perlawanan, baik secara terbuka maupun tertutup. Perempuan yang melawan secara tertutup, untuk menghindari hujatan keluarga dan masyarakat. Biasanya, perempuan tipe ini, lebih banyak perempuan pesantren. Peneliti merekomendasikan ada penelitian lain yang tidak tercover dalam penelitian ini. Misalnya, motif kiai berpoligami dengan wanita berusia sangat muda.