Sri Yusnaini
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR URIN SAPI DAN LIMBAH TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Christina Desiana; Irwan Sukri Banuwa; Rusdi Evizal; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.25 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i1.1927

Abstract

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas yang terus dikembangkan di Indonesia, namun produksinya masih rendah disebabkan pengolahan tanah dan pemupukan yang kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran urin sapi dan limbah cair tahu terbaik bagi pertumbuhan bibit kakao. Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Teracak Sempurna dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah urin sapi, terdiri dari 4 taraf, yaitu 0, 40, 80, 120 ml/kg tanah. Faktor kedua adalah limbah cair tahu, terdiri dari 4 taraf, yaitu 0, 80, 160, 240 ml/kg tanah. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian urin sapi dan limbah cair tahu berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kakao. Pemberian urin sapi 80 ml/kg tanah yang diaplikasikan dengan limbah cair tahu 80 ml/kg tanah menunjukkan rata-rata tertinggi untuk variabel tinggi tanaman dan jumlah daun. Pemberian urin sapi 40 ml/kg tanah yang diaplikasikan dengan limbah cair tahu 80 ml/kg tanah menunjukkan rata-rata tertinggi untuk variabel diameter batang, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum Officinarum L) RATOON KE-1 PERIODE 2 DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS Niken Aditya Rahma Putri; Ainin Niswati; Sri Yusnaini; Henrie Buchari
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.723 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i2.1835

Abstract

Respirasi tanah merupakan suatu indikator yang baik terhadap mutu tanah. Ciri khas parameter aktivitas metabolik dari populasi mikroba tanah yang berkorelasi positif dengan material organik tanah. Dengan meningkatnya laju respirasi maka akan meningkat pula laju dekomposisi bahan organik yang terakumulasi di dasar tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas terhadap respirasi tanah. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2015 dan Mei 2016. Penelitian ini dirancang secara split plot dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kelompok. Petak utama yaitu sistem olah tanah yang terdiri dari tanpa olah tanah (T 0 ) dan olah tanah intensif (T 1 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M 0 ) dan mulsa bagas 150 t ha -1 (M 1 ). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5%, yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pengolahan tanah dan aplikasi mulsa bagas terhadap respirasi tanah 3 BSR. Hasil uji BNT 5% menunjukan respirasi pada tanah yang tidak diolah lebih tinggi dibandingkan tanah yang diolah dan tanah yang diaplikasikanmulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa respirasi tanah mempunyai korelasi positif dengan suhu tanah pada pengamatan 8 BSR.
PENGARUH DOSIS BATUAN FOSFAT ALAM (BFA) YANG TELAH DIASIDULASI DENGAN LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) Sunyoto Sunyoto; Garcia Rahmadita; Sri Yusnaini; Kuswanta Futas Hidayat
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 3 (2019): JAT September 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.64 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i3.3551

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik dari batuan fosfat alam (BFA) yang diasidulasi limbah cair tahu yang dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max L.). Penelitian dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Mei hingga September 2017. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi : P 0 = tanpa Batuan Fosfat Alam (BFA), P 1 = BFA 300 kg ha -1 (tanpa asidulasi), P 2 = BFA 150 kg ha -1 (diasidulasi dengan limbah tahu), P 3 = BFA 300 kg ha -1 (diasidulasi dengan limbah tahu),P 4 = BFA 450 kg ha -1 (diasidulasi dengan limbah tahu), P 5 = BFA 600 kg ha -1 (diasidulasi dengan limbah tahu), dan P 6 = BFA 750 kg ha -1 (diasidulasi dengan limbah tahu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BFA yang telah diasidulasi dengan menggunakan  imbah cair tahu dapat meningkatkan bobot brangkasan kering dibandingkan dengan BFA yang tidak diasidulasi limbah cair tahu. Pemberian BFA yang diasidulasi limbah cair tahu dengan dosis 600 kg ha -1 dan 750 kg ha -1 mampu memberikan bobot brangkasan kering sebesar 3,28 grampetak -1 dan sebesar 3,14 gram petak -1 .
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP BIOMASSA KARBON MIKROORGANISME TANAH (C-MIK) PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) MUSIM TANAM KE-5 DI GEDONG MENENG I Gde Agung Indrayuana Giri; Sri Yusnaini; Jamalam Lumbanraja; Henrie Buchari
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2132.004 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3669

Abstract

Biomassa karbon mikroorganisme tanah (C-mik) merupakan indikator untuk mengetahui jumlah biomassa mikroorganisme yang berperan untuk mengukur aktivitas dari mikroorganisme di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh olah tanah dan aplikasi herbisida serta interaksinya terhadap biomassa karbon mikroorganisme tanah (C-mik). Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 4 kombinasi perlakuan dan 4 ulangan.  Faktor pertama adalah sistem olah tanah yaitu T0 = Olah Tanah Minimum, T1 = Olah Tanah Sempurna dan faktor kedua adalah aplikasi herbisida yaitu H0 = Tanpa Aplikasi Herbisida, dan H1 = Aplikasi Herbisida. Data yang diperoleh diuji homogenitas ragam dengan uji bartlett dan aditifitasnya dengan uji tukey setelah asumsi terpenuhi data diolah dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 %.  Hubungan antara  biomassa karbon mikroorganisme tanah dengan C-organik, pH, kadar air tanah, dan suhu tanah  dilakukan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem olah tanah tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa karbon mikroorganisme tanah. Sedangkan perlakuan aplikasi herbisida memberikan jumlah biomassa karbon mikroorganisme tanah (C-mik) lebih tinggi daripada tanpa aplikasi herbisida pada pengamatan fase vegetatif maksimum tanaman. Tidak terdapat interaksi antara sistem pengolahan tanah dan aplikasi herbisida terhadap biomassa karbon mikroorganisme tanah.
PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH PASCA PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Ina Febria Ginting; Sri Yusnaini; Dermiyati Dermiyati; Maria Viva Rini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.76 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i2.2603

Abstract

Tanah pasca galian C merupakan tanah yang bermasalah karena rendahnya unsur hara dan C-organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulasi FMA dan penambahan bahan organik dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca penambangan galian C. Perlakuan disusun secara faktorial 3×4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama, inokulasi FMA dengan 3 taraf, yaitu: tanpa FMA (0 spora), 250 spora, dan 500 spora. Faktor kedua, penambahan bahan organik dengan 4 taraf, yaitu: tanpa bahan organik (0%), 20%, 40%,dan 60% dari volume tanah. Data diuji dengan analisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji nilai tengah menggunakan BNT pada á=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi akar dan pertumbuhan tanaman jagung melalui volume akar. Hasil infeksi akar meningkat setelah diberikan FMA (250 spora dan 500 spora), sedangkan volume akar tertinggi adalah pada inokulasi dosis 250 spora. Penambahan bahan organik meningkatkan infeksi akar dan serapan haraP tanaman jagung. Hasil infeksi akar tertinggi pada perlakuan tanpa bahan organik (0%) dan dosis 60% bahan organik. Sedangkan hasil serapan hara P tertinggi ditunjukkan pada dosis 40% bahan organik. Interaksi FMA dan bahan organik terjadi pada tinggi tanaman 2 MST. Hasil tinggi tanaman terbaik ditunjukkan pada kombinasi FMA 250 spora dengan tanpa bahan organik yaitu 59,97 cm
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI DAN KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP ALKALIS TERHADAP POPULASI DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA PERTANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI GEDONG MENENG Devita Ayuningrum; Sri Yusnaini; Rianida Taisa; Kushendarto Kushendarto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.243 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i3.2927

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati (Bio max grow), pupuk pelengkap (Plant catalyst) dan interaksi antara pupuk hayati (Bio max grow) dan pupuk pelengkap (Plant catalyst) terhadap peningkatan populasi dan biomassa cacing tanah pada pertanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas lampung pada Juli – Oktober 2017. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama dosis pupuk hayati (Bio max grow) dan faktor kedua kosentrasi pupuk pelengkap (Plant catalyst). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 24petak satuan percobaan. Data yang diperoleh dihomogenkan ragamnya menggunakan Uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan Uji Tukey. Setelah asumsi terpenuhi data diolah dengan analisis ragam pada taraf 5% dan diuji lanjut dengan Uji Beda Nyata terkecil pada taraf 5%. Kemudian dilakukan Uji Korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel pendukung dengan variabel utama. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). Pemberian pupuk hayati (Bio max grow) dengan dosis 10 ml L -1 mampu meningkatkan populasi dan biomassa cacing tanah di kedalaman 0 – 10 cm dan 10 – 20 cm. (2). Pemberian pupuk pelengkap (Plant catalyst) mampu meningkatkan populasi cacing tanah di kedalaman 0 – 10, 10 – 20, dan 20 – 30 cm dan biomassa cacing tanah di kedalaman 0 – 10 dan 10 – 20 cm pada umur 86 HST.(3). Terdapat interaksi antara pupuk hayati dan Pupuk Pelengkap terhadap populasi dan biomassa cacing tanah di kedalaman 0 – 10 cm, 10 – 20 cm dan 20 – 30 cm. Tanpa pemberian pupuk hayati, pupuk pelengkap dengan konsentrasi 0, 0,5, 1, dan 1,5 g L -1 dapat meningkatkan populasi cacingtanah, sedangkan pada pemberian pupuk hayati 10 ml L -1 , pupuk pelengkap dengan konsentrasi 1 g L -1 menghasilkan populasi dan biomassa cacing tanah lebih tinggi dibandingkan konsentrasi pupuk pelengkap lainnya pada umur 86 HST.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP BIOMASSA KARBON MIKROORGANISME TANAH (C-MIK) PADA PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) TAHUN KE-2 DI TANAH ULTISOL GEDUNG MENENG BANDAR LAMPUNG Tabroni Tabroni; Sri Yusnaini; Ainin Niswati; Muhajir Utomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.103 KB) | DOI: 10.23960/jat.v6i2.2605

Abstract

Pengolahan tanah merupakan salah satu kegiatan yang umumnya dianggap wajib dalam berbudidaya tanaman yang dapat dilakukan secara olah tanah minimum (OTM), olah tanah intensif (OTI) maupun tanpa olah tanah (TOT). Sementara itu, aplikasi herbisida umumnya dilakukan guna meminimalisir pertumbuhan gulma yang merupakan pesaing tanaman dalam memanfaatkan ruang, cahaya, air dan unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah terhadap biomassa karbon mikroorganisme (C-mik) pada tanah yang ditanami ubi kayu, mengetahui pengaruh aplikasi herbisida terhadap biomassa karbon mikroorganisme (C-mik) pada tanah yang ditanami ubi kayu, dan mengetahui pengaruh antara interaksi sistem olah tanah dan pengaplikasian herbisida terhadap biomassa karbon mikroorganisme (C-mik) pada tanah yang ditanami ubi kayu. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampungdengan menggunakan petak pertanaman ubi kayu di tanah ultisols sejak September 2014-Mei 2015 (musim tanam tahun kedua) dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas empat ulangan dengan empat satuan percobaan untuk tiap ulangannya. Perlakuan yang diterapkan terdiri atas 2 faktor, faktor pertama adalah sistem olah tanah secara minimum (T0)dan intensif (T1), sedangkan faktor kedua adalah aplikasi herbisida yaitu tanpa penggunaan herbisida (H0) dan dengan penggunaan herbisida (H1) yang disemprotkan 3 bulan setelah tanam dan 6 bulan setelah tanam. Pengolahan tanah baik secara intensif maupun minimum tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biomassa karbon mikroorganisme tanah (C- mik) pada petak pertanaman ubi kayu musim kedua.Begitu pula dengan pengaplikasian herbisida yang juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biomassa karbon mikroorganisme tanah (C-mik), sehingga tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dan aplikasi herbisida yang diterapkan pada petak pertanaman ubi kayu musim kedua terhadap karbon mikroorganisme tanah (C-mik).