Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH KUALITAS DAYA TARIK WISATA BUDAYA TERHADAP MINAT KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE KOTAGEDE Harahap, Syariful Anhar; Rahmi, Dwita Hadi
Gemawisata: Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 15, No 2 (2019): GEMAWISATA MEI 2019
Publisher : Gemawisata: Jurnal Ilmiah Pariwisata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daya tarik wisata budayaKotagede, minat kunjungan wisatawan nusantara ke Kotagede dan pengaruh kedua variabel tersebut. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif danhasil akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistikinferensial.Hasil penelitian terhadap pengaruh kualitas daya tarik wisata budayadan minat kunjungan wisatawan nusantara ke Kotagede yaitu: (1) daya tarikwisata budaya Kotagede memiliki nilai yang baik dan yang menjadi daya tarikutama wisata budaya Kotagede adalah keunikan dari bangunan arsitektur dankeunikan kawasan Kotagede, (2) minat kunjungan wisatawan nusantara keKotagede sangat tinggi dan keunikan bangunan arsitektur serta kemudahanmenjangkau Kotagede menjadi faktor utama wisatawan nusantara untukmengujungi Kotagede, (3) berdasar hasil uji person productmomentdan uji t-testmaka diperoleh nilai rhitung 0,540 > rtabel 0,195 dan nilai t-test thitung 6,356 > ttabel1,661 maka dapat dinyatakan bahwa pengaruh antara kualitas daya tarik wisatabudaya terhadap minat kunjungan wisatawan nusantara sebesar 0,540 adalahsignifikan digeneralisasikan untuk populasi di mana diambil (Ho: tidak adahubungan di tolak).Kata kunci: Kualitas, Daya tarik wisata budaya, Minat kunjungan, WisatawanNusantara
PENGARUH KOLONIALISASI BELANDA DI KAWASAN PUSAT KOTA PULAU JAWA : SEBUAH KAJIAN LITERATUR Wihardyanto, Dimas; Rahmi, Dwita Hadi
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 7 No 1 (2020): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v7i1a2

Abstract

Abstrak_Selama kolonialisasi Belanda, kota-kota di Indonesia pada umumnya dan kota-kota di Jawa pada khususnya mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan. Pengaruh tersebut terlihat jelas pada kawasan pusat kota. Pola pusat kota Jawa yang telah terbentuk sejak masa kerajaan Hindu-Budha dan berkembang pada masa kerajaan Islam menerima pengaruh Eropa semenjak Belanda mulai menjajah Indonesia. Melalui metode kajian literatur, peneliti mencoba mengkaji bagaimana pengaruh kolonialisasi Eropa terhadap pusat kota di Jawa. Dari hasil kajian literatur diketahui bahwasanya pusat kota Jawa berkembang dari yang semula sangat kental nuansa kosmologisnya menjadi semakin fungsional untuk melayani masyarakat terutama masyarakat Eropa. Terdapat perbedaan pengaruh Eropa terhadap pusat kota di Jawa mengikuti letak posisi geografis kota tersebut. Kota-kota yang berada di pesisir Jawa akan menerima pengaruh Eropa dengan pendekatan akuisi, dan kota-kota di pedalaman Jawa akan menerima pengaruh Eropa dengan pendekatan akulturasi. Perbedaan pendekatan tersebut kemudian menghasilkan wajah pusat kota yang berbeda, dimana kota-kota di pesisir Jawa akan cenderung memiliki wajah Eropa atau campuran dengan Eropa sebagai dominasi, dan kota-kota di pedalaman Jawa akan cenderung tetap memiliki wajah pribumi atau campuran dengan pribumi sebagai dominasi.Kata kunci: Arsitektur Kolonial; Pusat Kota; Kota Pesisir; Kota Pedalaman: Kajian Literatur. Abstract_ During Dutch colonialism, cities in Indonesia in general and cities in java, in particular, gained significant influence. The influence is seen in the downtown area. The influence is seen in the downtown area. The pattern of the Javanese city centre that had been formed since the Hindu-Buddhist kingdom and developed during the Islamic kingdom received European influence since the began to colonialism in Indonesia. Through the method of literature review, researchers tried to describe how European colonialism in the city centre on Java. From the results of the literature study, it was known that the central city of Java developed from what was once a very thick cosmological nuance to become increasingly functional to serve the public, especially European society. There are differences of European influence to the central city of Java following the geographical position of the city. The cities on the coast of Java will receive European influence with the acquisition approach, and cities on the island of Java will receive European influence with the acculturation approach. The difference of both approaches results in a different face of the central city, where cities on the coast of Java will tend to have a European or mixed face with Europe as domination, and cities in the island of Java will tend to continue to have an indigenous face or mix with the indigenous as domination.Keywords: Colonial Architecture; Central City; Coastal City; Inland City; Literature Review.
Impact Permeability Study Transition from Residential Function to Educational Function in Dalem Mangkubumen, Yogyakarta Adianti, Istiana; Ikaputra, Ikaputra; Rahmi, Dwita Hadi
Journal of Urban Society's Arts Vol 11, No 2 (2024): October 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jousa.v11i2.12268

Abstract

Dalem Mangkubumen, is a residential house specifically for nobles in the Yogyakarta Sultanate. Dalem Mangkubumen itself was built as the home of the crown prince Sri Sultan Hamengku Buwono VI. It cannot be denied that Mangkubumen has the largest land area and grandeur like Karton Yogyakarta. It was built in 1876 and still stands today. Since its founding until now, its function has changed, it was built as a residence and then changed to an educational function. This change in function has an impact on changes in building use and building additions to meet their needs. This qualitative research examines how permeable the spatial layout is when it functions as a residence and changes to an educational function. Using data that has been written down, both old maps and previous articles, as well as direct observations in the field, the latest map modifications and a list of spatial changes have been obtained. These data are used to see changes and assess permeability. The level of permeability and changes in permeability in the zones within Mangkubumen can be seen. Dalem Mangkubumen, merupakan rumah hunian dikhususkan untuk bangsawan di lingkungan kasultanan Yogyakarta. Dalem Mangkubumen sendiri dibangun sebagai rumah putra mahkota Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Tidak dipungkiri Dalem Mangkubumen, memiliki luas lahan yang paling besar dan kemegahan seperti Karton Yogyakarta. Dibangun pada tahun 1876 dan dan masih berdiri hingga saat ini. Semenjak berdiri hingga saat ini mengalami perubahan fungsi, dibangun sebagai hunian kemudian beralih menjadi fungsi pendidikan. Perubahan fungsi tersebut, berdampak pada perubahan penggunaan bangunan dan penambahan bangunan guna memenuhi kebutuhan. Penelitian secara kualitatif ini, mengkaji seberapa permeabilitas tata ruang saat berfungsi sebagai hunian dan berubah menjadi fungsi pendidikan. Menggunakan data yang pernah dituliskan baik peta lama maupun artikel terdahulu serta amatan langsung dilapangan, didapatkan modifikasi peta terbaru dan daftar perubahan ruang. Data-data tersebut digunakan untuk melihat perubahannya dan mengkaji permeabilitasnya. Terlihat tingkatan permeabilitas maupun perubahan permeabilitas dalam zona-zona yang terdapat di Dalem Mangkubumen.
KARAKTER VISUAL ARSITEKTUR JALAN MARGA UTAMA YOGYAKARTA DALAM PERSPEKTIF DESAIN INDIS DAN CINA Febty Fajar Rahayu; Rahmi, Dwita Hadi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 2 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE Juni 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i2.4070

Abstract

Abstract: Urban development in various aspects, including in Yogyakarta, has highlighted numerous changes in the era of modernization, particularly regarding colonial and Chinese buildings that have become an integral part of the city's history. This study aims to identify and analyze the visual architectural character along Jalan Marga Utama, Yogyakarta, with a focus on the influence and manifestation of façade elements from Indische and Chinese design. As one of the historical corridors in the city center of Yogyakarta, Jalan Marga Utama houses various heritage and commercial buildings that reflect cultural acculturation through architectural forms. This research employs a descriptive-analytic method, with data collected through direct observation, visual documentation, and literature study. The analysis focuses on façade elements such as roof forms, doors, windows, and ornamentation. The results show that the architecture in this area displays a blend of colonial-style Indische design and preserved Chinese design elements. These findings indicate an aesthetic and cultural value integration within the area's architecture, while also reflecting the historical and social dynamics of Yogyakarta's society. This research is expected to contribute to efforts in preserving the city's visual identity and to serve as a reference for urban design based on local wisdom. Keyword: Building facade, Indische architecture, Chinese architecture Abstrak: Pembangunan kota dalam berbagai aspek termasuk di Yogyakarta telah menyoroti berbagai perubahan beberapa dalam era modernisasi, khususnya bangunan-bangunan kolonial dan Cina yang sudah menjadi bagian dari sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakter visual arsitektur yang terdapat di sepanjang Jalan Marga Utama Yogyakarta dengan fokus pada pengaruh dan perwujudan elemen-elemen fasad desain Indis dan Cina. Jalan Marga Utama sebagai salah satu koridor historis di pusat kota Yogyakarta menyimpan berbagai bangunan bersejarah dan komersial yang mencerminkan akulturasi budaya dalam bentuk arsitektural. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, dengan pengumpulan data melalui observasi langsung, dokumentasi visual, dan studi literatur. Analisis dilakukan terhadap fasad seperti bentuk atap, pintu, jendela, dan ornamen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur di kawasan tersebut memperlihatkan perpaduan antara desain Indis yang berciri kolonial dan desain Cina yang masih dipertahankan. Temuan ini menunjukkan adanya integrasi estetika dan nilai budaya dalam arsitektur kawasan tersebut, sekaligus mencerminkan dinamika sejarah dan sosial masyarakat Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam upaya pelestarian identitas visual kawasan kota serta sebagai referensi dalam perancangan kota berbasis kearifan lokal. Kata Kunci: Fasad bangunan, Arsitektur Indis, Arsitektur Cina