Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Cultural Tourism Development Strategy of Penyengat Island Tanjungpinang City Primantoro Nur Vitrianto; Muhammad Patiyusuf
Jurnal Mantik Vol. 6 No. 3 (2022): November: Manajemen, Teknologi Informatika dan Komunikasi (Mantik)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/mantik.v6i3.3045

Abstract

The role of the Tanjungpinang City Culture and Tourism Office in carrying out regional regulations must be in accordance with the objectives desired by the local government. The regulations that appear to regulate this show that these regulations do not appear to be supported by the readiness of government officials in their implementation from above and below and the lack of public awareness about the existence of these policies. For this reason, the Tanjungpinang City Culture and Tourism Office is tasked with implementing regulations, one of which is managing the development of Penyengat Island which is comfortable for tourists to visit and also to create government administration and community activities in Tanjungpinang City. The strategy carried out is expected to be able to answer the various challenges of the Department of Culture and Tourism that have not been maximized regarding planning and implementation. This study uses a qualitative approach using in-depth interviews and is supported by observations and documents. In this research, scenario planning is used to answer the results of what the researcher wants to get. The supporting and inhibiting factors that are built from the management of cultural tourism are both a strength and a weakness in managing cultural tourism, of course the right strategic steps will be taken by policy makers to get a solution that has a good impact on cultural tourism on the island of Penyengat. In its implementation there are supporting factors, namely the level of education, regulations and budget sources and inhibiting factors which are external factors in this case the local community who are less concerned and less contributing to developing cultural tourism. Currently, Penyengat Island is included in scenario 3 category, namely the cultural tourism of Penyengat Island with low selling value.
Konsep Geosciene Center Kali Ngalang Arinta Destri Larasati; Primantoro Nur Vitrianto; Isdarmanto Isdarmanto
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 9 No 3 (2023): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v9i3.1375

Abstract

Tourism development at the Ngalang River Geosite has not been maximized. The purpose of this study is to find the new concept of tourism development in the region. The method used is deductive research which is qualitative in nature carried out in a descriptive which is exploratory in nature. The result of the research is the concept of geosciene center which refers to geotourism in Kali Ngalang. This concept emphasizes zoning aspects which are important for science and education.
MIRUL LAIN MIRUL SEBAGAI INTERVENSI MASYARAKAT DI PROVINSI LAMPUNG Sandika Ali; Amiluhur Soeroso; Primantoro Nur Vitrianto
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.28370

Abstract

Pariwisata selama beberapa dekade terakhir telah menjadi sektor industri dengan pertumbuhan tercepat. Event budaya sebagai salah satu alternatif diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat, tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga sosial kemasyarakatan, bahkan menyentuh ranah dan isu yang sedang trending. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung, wawancara, dan analisis dokumen yang terkait dengan penyelenggaraan event Mirul Lain Mirul serta upaya intervensi bagi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan event Mirul Lain Mirul memiliki dampak positif terhadap intervensi bagi masyarakat di Provinsi Lampung, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat setempat, penambahan peluang kerja, serta dukungan terhadap pelestarian nilai-nilai budaya. Implikasi dari temuan ini menegaskan pentingnya penyelenggaraan sebuah event yang menggunakan local genius sebagai objeknya, sehingga hal tersebut dapat dijadikan strategi untuk memperkuat nilai-nilai kearifan lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Identifikasi Selasa Wagen Sebagai Keberlanjutan Budaya di Yogyakarta Lutfi Maulana Hakim; Primantoro Nur Vitrianto; Weka Kusumastiti
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 7, No 2 (2024): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), November
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v7i2.2362

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap identitas event Selasa Wagen dalam menjaga keberlanjutan budaya di desa budaya dengan metode kualitatif deskriptif. Event Selasa Wagen merupakan perayaan budaya di sepanjang sumbu filosofis Malioboro, yang menampilkan seni dan budaya dari berbagai desa budaya di Yogyakarta. Penelitian ini mengeksplorasi bentuk, fungsi, dan pentingnya Selasa Wagen dalam melestarikan tradisi budaya yang dijalankan oleh desa budaya selama acara berlangsung melalui wawancara mendalam dengan pelaku budaya, tokoh masyarakat, serta observasi partisipatif. Selain itu, penelitian ini menganalisis persiapan, pelaksanaan, dan dampak acara ini terhadap pelestarian budaya dan komunitas desa budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Selasa Wagen bukan hanya sekadar acara seni di Malioboro, tetapi juga berperan penting dalam keberlanjutan budaya dari desa budaya di Yogyakarta. Event ini menyediakan ruang bagi keterlibatan komunitas dalam mempromosikan nilai-nilai budaya yang lestari melalui penampilan seni. Selasa Wagen berfungsi sebagai etalase tradisi desa budaya, membantu melestarikan praktik budaya dalam konteks modern, terutama bagi generasi muda. Artikel ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas budaya lokal, dan desa budaya agar Selasa Wagen tetap lestari dan berkembang sebagai bagian dari identitas budaya lokal dan warisan budaya yang hidup dinamis.