Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Tipologi tata ruang rumah bangsawan di dalam Baluwarti Kraton Yogyakarta, berdasarkan gelar kebangsawanan Adianti, Istiana
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v2i1.66

Abstract

Rumah hunian bangsawan di kraton Yogyakarta disebut dalem, yang dikategorikan dalam bangunan rumah joglo. Dalem diberikan kepada keturunan raja dan orang yang telah berjasa kepada kraton  untuk memberikan keleluasaan dalam mengatur ruamhnya sendiri sekaligus sebagai bentuk pelestarian budaya. Sebagai keturunan raja dan orang yang telah berjasa atau disebut bangsawan memiliki nama dan gelar kebangsawanan sesuai aturan dilingkungan kraton Yogyakarta. Pengelompokan dalem menurut kepemilikan awal dalem berdasarkan nama dan gelar didalam baluwarti Kraton, didapatkan tatanan kecenderuangan tatanan ruang rumah tinggalnya. Walaupun pada dasarnya dikategorikan dalam rumah tradisonal Yogyakarta tipe Joglo. Dimana Joglo memiliki hirarki kelengkapan paling tinggi dibanding tipe yang lain dalam hal susunan ruangnya.  Pada kelompok tertentu terdapat peruabahan perubahan yang tidak sesuai dengan karakter rumah joglo. Perubahan tersebut terjadi pada kelompok yang memiliki ketrikatan paling jauh dengan kraton.
Perancangan Kembali Pasar Tradisional Mangiran Di Kecamatan Srandakan Bantul Penekanan Pada Konsep Desain Arsitektur Hijau Lathifah, Muthmainnatul; Yuniastuti, Tri; Adianti, Istiana
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.112

Abstract

Pasar Mangiran termasuk salah satu pasar tradisional di Kabupaten Bantul yang masih bertahan eksistensinya ditengah menyeruaknya pasar-pasar modern. Namun pasar tradisional  akhir  akhir  ini  sudah  mulai  terpinggirkan  dan  tergerus  dengan  adanya pasar-pasar yang menyajikan barang dagangan yang sama dengan pasar tradisional tetapi dikemas lebih  menarik  dan  modern,  inilah nantinya memunculkan cikal  bakar  pasar dalam bentuk modern. Saat ini orang sedang ramai membicarakan perubahan iklim yang ditandai dengan pemanasan yang terjadi secara global. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer di dekat permukaan bumi dan laut selama beberapa dekade  terakhir  dan  proyeksi  untuk  beberapa  waktu  yang  akan  datang.  Dengan mengambil   pendekatan   tema   perancangan   Green  Architecture merupakan   sebuah tindakan yang memecahkan masalah terhadap Pasar Tradisonal Mangiran secara khusus dan seluruh dunia secara umum. Green Architecture adalah sebuah konsep rancangan arsitektur yang memperhitungkan dan meminimalisir pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat atau objek rancangan yang lebih baik dan lebih sehat, dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisiensi dan optimal.
Pusat Informasi Dan Promosi Kerajinan Batik Wijirejo Di Bantul Yogyakarta Dengan Penekanan Desain Arsitektur Berkelanjutan Amrullah, Laili; Yuniastuti, Tri; Adianti, Istiana
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.108

Abstract

Pertumbuhan pengrajin kain batik di Sentra Kerajinan Batik Wijirejo semakin meningkat selaras dengan permintaan pasar terhadap produk kerajinan kain batik. Lokasi pengrajin tersebar di beberapa wilayah pedukuhan dengan memanfaatkan rumah hunian mereka yang berada di dalam perkampungan sebagai rumah produksi sekaligus wadah untuk memasarkan produk kerajinan kain batik.Rumah produksi batik yang tersebar di perkampungan memiliki dampak negatif bagi lingkungan akibat pembuangan limbah cair batik yang tidak dikelola. Lokasi pengrajin yang tersebar juga berdampak dalam hal informasi pasar yang tidak merata. Pengunjung atau wisatawan juga terkendala saat ingin mendapatkan produk kerajinan kain batik serta keinginan untuk terlibat langsung dalam pembuatan batik. Pusat Informasi dan Promosi merupakan wadah alternatif untuk memfasilitasi para pengrajin batik di Desa Wijirejo untuk mempromosikan produk kerajinan kain batik serta mendapatkan informasi pasar secara terpusat sehingga akan merata, sekaligus mempermudah pengunjung dalam mendapatkan produk kerajinan kain batik dan dapat terlibat langsung dalam pembuatannya. Tuntutan peranan arsitektur dalam perencanaan tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan manusia saja namun juga sebaiknya merespon kondisi lingkungan sekitar agar bisa memanfaatkan apa yang ada di lingkungan secara maksimal sehingga akan menciptakan bangunan yang berkelanjutan (sustainable) dan berwawasan lingkungan. Pengadaan pada Pusat Informasi dan Promosi Kerajinan Batik Wijirejo jika tidak dirancang dengan konsep arsitektur berkelanjutan tentunya akan berdampak negatif bagi lingkungan dan sumber daya alam. Konsep arsitektur berkelanjutan sendiri nantinya diharapkan dapat berperan lebih besar dalam meminimalisasi terhadap kerusakan lingkungan sehingga sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia dapat bertahan lebih lama.
Pelatihan Pembuatan Ecobrick kepada Anak-Anak Siswa SD Kanisisus Kembaran, Bantul, Yogyakarta Adianti, Istiana Adianti; V.Ayuningtyas, Nurina
Jurnal Ilmiah Padma Sri Kreshna Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/psk.v2i1.121

Abstract

Indonesia menghadapi persoalan besar dalam mengelola sampah. Penggunaan botolplastik semakin marak di masyarakat. Dibalik itu terdapat fakta bahwa penggunaanbotol plastik memiliki dampak yang sangat buruk terhadap residu lingkungan karenaproses penguraian botol plastik bisa memakan waktu 450 sampai 1.000 tahun. Padabidang arsitektur, cara menjaga bumi dapat dilakukan dengan mendesain bangunanyang ramah lingkungan. Salah satu bahan material daur ulang yang dapat digunakanadalah eco-brick. Berbagai macam sampah seperti botol plastik, sachet/ plastikkemasan dijadikan satu dengan tahapan dan proses yang sesuai sehingga terpenuhikualitasnya untuk dijadikan bahan rancangan ataupun bangunan. Denganpengaplikasian eco-brick ini diharapkan mampu mengurangi besaran jumlah sampahplastik dan botol minuman untuk kemudian dapat menjadi hal yang lebih bermanfaatserta mengedukasi masyarakat tentang bahaya sampah plastik dan memberikanpelatihan terkait pemanfaatan sampah plastik agar dapat berguna kembali. Denganadanya pengenalan inovasi dan pelatihan pembuatan eco-brick ini diharapkan siswasiswaatau anak-anak mulai sadar tentang kondisi lingkungan yang kian memburuk,sehingga para siswa mampu bertindak untuk menyelamatkan bumi dari jumlah sampahplastik yang semakin banyak. Materi dan proses pelaksanaan workshop mendapattanggapan yang baik dari para peserta. Dengan hasil yang diperoleh dari workshop ini harapannya mampu mendidik generasi muda supaya peduli terhadap kondisi bumidan lingkungan.
Penerapan Prinsip Dasar Akustik pada Perancangan Auditorium Driyakara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Adianti, Istiana; Ayuningtyas, Nurina Vidya
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2725.856 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v18i1.13324

Abstract

Auditorium Universitas Sanata Dharma yang berlokasi di Yogyakarta, merupakan single function auditorium yang digunakan sebagai tempat pertunjukan musik dan seni seperti orkestra, opera, maupun drama. Wadah pertunjukan musik dan seni bertujuan untuk meningkatkan karakter mahasiswa sesuai dengan visi misi Universitas Sanata Dharma. Perancangan Auditorium yang khusus untuk menyelenggarakan kegiatan musik dan seni hendaknya dirancang sesuai dengan prinsip akustik, sehingga terwujud kualitas audio yang optimal. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif, dengan bantuan rumusan beberapa pustaka yang terkait perancangan auditorium. Teori yang terkait dengan prinsip perancangan akustik pada auditorium digunakan sebagai panduan dalam pengamatan lapangan. Wawancara dengan tim perencana auditorium dilakukan untuk menambah data serta analisa. Pada lingkup makro penerapan prinsip akustik tidak optimal dilakukan karena ketersediaan lahan, sehingga diantisipasi dengan cara pengolahan setback. Sedangkan untuk lingkup mezo pengolahan bukaan serta pelapis ekterior bangunan digunakan untuk mengurangi kebisingan. Prinsip akustik sudah diterapkan secara optimal pada tataran mikro. Walapun pada bentuk dasar denah auditorium terdapat pelingkup sejajar pada area audiens dan diselesaikan dengan membuat pelapis dinding bentuk bergerigi.
PENERAPAN PRINSIP DASAR AKUSTIK PADA PERANCANGAN AUDITORIUM (KASUS:AUDITORIUM DRIYAKARA, USD) adianti, istiana
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v18i1.12551

Abstract

Auditorium Universitas Sanata Dharma yang berlokasi di Yogyakarta, merupakan single function auditorium  yang digunakan sebagai tempat pertunjukan musik dan seni seperti orkestra, opera, maupun drama. Harapannya dengan adanya wadah pertunjukan musik dan seni, dapat meningkatkan karakter mahasiswa sesuai dengan visi misi Universitas Sanata Dharma. Perancangan Auditorium yang khusus untuk menyelenggarakan kegiatan musik dan seni hendaknya dirancang sesuai dengan perinsip akustik, sehingga terwujud kulaitas audio yang optimal. Penelitian menggunakan metode diskriptif kulaitatif, dengan bantuan rumusan beberapa pustaka yang terkait perancangan auditorium. Teori yang terkait dengan perinsip perancangan akustik pada auditorium digunakan sebagai panduan dalam pengamatan lapangan dan untuk menambah data serta analisa dilakukan wawancara dengan tim perencana auditorium teresebut. Pada lingkup makro penerapan prinsip akustik tidak optimal dilakukan karena ketersedian lahan, sehingga diantisipasi dengan cara pengolahan setback, dan pada lingkup mezo pengolahan bukaan serta pelapis ekterior bangunan digunakan untuk mengurangi kebisingan. Sedangkan pada tataran mikro prinsip akustik sudah diterapkan secara optimal. Walapun pada bentuk dasar denah auditorium terdapat pelingkup sejajar pada area audiens dan diselesaikan dengan membuat pelapis dinding bentuk bergerigi. 
Analysis of the Application of Green Building Concepts in Educational Buildings Case Study: Building B, Faculty of Biology UGM Yogyakarta Ayuningtyas, Nurina Vidya; Adianti, Istiana
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 24, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v24i2.32920

Abstract

Abstract. The building sector is one of the world's largest energy consumers. This problem is further exacerbated by our dependence on non-renewable energy sources. More than 90% of the world's energy comes from fossil energy including oil, natural gas and coal whose availability in nature continues to decrease because they cannot be renewed. Green design is a reaction to the global environmental crisis. Green design which also leads to eco design, or design for environment is the art of designing physical objects and the surrounding environment to balance sustainable principles with economic, social, and ecological aspects. As a construction actor, you are required to be able to produce a building design that does not require too much energy consumption and also of course considers the comfort of the occupants in it. In an effort to develop the campus, Universitas Gadjah Mada seeks to make the UGM campus a Green Campus. One of the buildings at UGM and the first building at UGM to be certified as a green building by the Green Building Council Indonesia (GBCI), namely Building B, Faculty of Biology UGM with 43% energy savings points, 30% water and 65% efforts to utilize local materials . From the Energy sector, this building applies a small percentage of window/glass openings, uses reflective paint so as to minimize heat that will be transmitted into the building, external shading devices (shading), applies insulation on the roof, a variable refrigerant type HVAC system (VRF). ) with a high COP so that it can save more energy and use artificial lighting / energy-saving lamps. From the water sector, using a toilet fixture with a low flow so that it can save water. Meanwhile, the use of materials includes the use of clay tiles, hebel walls and other materials that are local products.
PELESTARIAN KAWASAN PUSAKA NIAGA KOTA MAGELANG Utami, Wahyu; Adianti, Istiana
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 2 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i2.9829

Abstract

Kawasan Pusaka Niaga (bahasa Inggris: main street) adalah area bersejarah yang pada masa lalu sebagai generator kawasan dan mempunyai fungsi ekonomi yang tinggi. Namun, ketidakpahaman ekonomi pusaka serta strategi olah desain selalu menjadi alasan adanya ketimpangan dalam penataannya. Salah satunya adalah Kota Magelang sebagai kota kecil dengan sejarah perkembangan tata ruang fisik yang tinggi. Koridor ekonomi yang ada di tengah kota belum dikembangkan potensinya, khususnya terkait dengan aturan dan standard pelestarian kawasan berbasis 4 prinsip yaitu organisasi, desain, vitalitas ekonomi  dan promosi.  Implementasi kemitraan untuk kota kecil yaitu Kota Magelang dianggap masih memberatkan pelaksanaannya, berdampak pada desain yang tidak bisa dilakukan secara maksimal sehingga berpengaruh pada perkembangan kawasan ekonomi dan teknik promosinya. Kemitraan pada pengembangan Kawasan Pusaka Niaga Magelang sebagai aspek penting dalam pelestarian seharusnya melibatkan pemilik bangunan, pemerintah, dan swasta untuk mendapatkan pemanfaatan yang optimal dengan tetap memperhatikan nilai dan arti penting kawasan. Meskipun pada kenyataannya, kemitraan tersebut masih sangat sulit dilakukan karena konflik kepentingan dan pemahaman, terutama untuk kota-kota kecil seperti Kota Magelang.  Melalui tulisan ini dijabarkan konsep kemitraan yang bisa digunakan untuk kawasan pusaka niaga dengan melihat kawasan dan bangunan serta aktivitas masyarakat sebagai aset ekonomi yang harus dikembangkan. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan melihat kemitraan pada Kawasan Pusaka Niaga Kota Magelang tidak hanya sekedar penyediaan pendanaan, namun kolaborasi antar pihak dalam pengelolaan setelah penataan dengan tawaran manfaat didalamnya.  Konsep Public Private People Parthership menjadi salah satu konsep utama pengelolaan kemitraan dalam pelestarian kawasan pusaka niaga Kota Magelang.
Impact Permeability Study Transition from Residential Function to Educational Function in Dalem Mangkubumen, Yogyakarta Adianti, Istiana; Ikaputra, Ikaputra; Rahmi, Dwita Hadi
Journal of Urban Society's Arts Vol 11, No 2 (2024): October 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jousa.v11i2.12268

Abstract

Dalem Mangkubumen, is a residential house specifically for nobles in the Yogyakarta Sultanate. Dalem Mangkubumen itself was built as the home of the crown prince Sri Sultan Hamengku Buwono VI. It cannot be denied that Mangkubumen has the largest land area and grandeur like Karton Yogyakarta. It was built in 1876 and still stands today. Since its founding until now, its function has changed, it was built as a residence and then changed to an educational function. This change in function has an impact on changes in building use and building additions to meet their needs. This qualitative research examines how permeable the spatial layout is when it functions as a residence and changes to an educational function. Using data that has been written down, both old maps and previous articles, as well as direct observations in the field, the latest map modifications and a list of spatial changes have been obtained. These data are used to see changes and assess permeability. The level of permeability and changes in permeability in the zones within Mangkubumen can be seen. Dalem Mangkubumen, merupakan rumah hunian dikhususkan untuk bangsawan di lingkungan kasultanan Yogyakarta. Dalem Mangkubumen sendiri dibangun sebagai rumah putra mahkota Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Tidak dipungkiri Dalem Mangkubumen, memiliki luas lahan yang paling besar dan kemegahan seperti Karton Yogyakarta. Dibangun pada tahun 1876 dan dan masih berdiri hingga saat ini. Semenjak berdiri hingga saat ini mengalami perubahan fungsi, dibangun sebagai hunian kemudian beralih menjadi fungsi pendidikan. Perubahan fungsi tersebut, berdampak pada perubahan penggunaan bangunan dan penambahan bangunan guna memenuhi kebutuhan. Penelitian secara kualitatif ini, mengkaji seberapa permeabilitas tata ruang saat berfungsi sebagai hunian dan berubah menjadi fungsi pendidikan. Menggunakan data yang pernah dituliskan baik peta lama maupun artikel terdahulu serta amatan langsung dilapangan, didapatkan modifikasi peta terbaru dan daftar perubahan ruang. Data-data tersebut digunakan untuk melihat perubahannya dan mengkaji permeabilitasnya. Terlihat tingkatan permeabilitas maupun perubahan permeabilitas dalam zona-zona yang terdapat di Dalem Mangkubumen.
Visual Comfort Analysis of Office Buildings in The Gedhong Hinggil, Rectorate Building of Widya Mataram University Ayuningtyas, Nurina Vidya; Adianti, Istiana; Kindi, Kindi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 2: Juli 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v22i2.8910

Abstract

Light will fall on an object and be reflected back to our eyes so we can see these objects. Visual comfort will be achieved when there is sufficient lighting in a room. If the light that comes in is less or more, it will disturb the comfort of human vision. The objective of this study is to delineate the area in the Gedhong Hinggil Dalem Mangkubumen Building to see whether it meets comfort standards for office buildings. The purpose of this study is to analyze whether the Gedhong Hinggil building is suitable to be used as a workplace, so that it can provide input to campus managers to be able to improve the condition of the workplace without eliminating the authentic hierarchy of the traditional Gedhong Hinggil building. On average, the intensity values ​​for rooms in the rectorate do not meet SNI requirements. The west side and east side areas already have quite wide openings. This building is a cultural heritage building that cannot be changed, to comply with the established SNI standards for work spaces or offices, the light intensity in the room can be increased by adding artificial lighting (lamps). The final result of this study shows that the Gedhong Hinggil Dalem Mangkubumen building does not meet the standards if used as an office building. This is because the building originally functioned as the residence of the Crown Prince.