Di Provinsi Riau, penanaman sagu terluas terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir. Komoditas sagu sangat potensial dikembangkan di Provinsi Riau untuk mendukung perekonomian masyarakat dan ketahanan pangan, namun saat ini pengolahan sagu masih belum berkembang secara signifikan. Penelitian ini mengkaji lebih lanjut potensi eksisting tanaman sagu dan potensi produk olahan sagu di dua sentra sagu di Riau untuk mendukung pengembangan karbohidrat lokal non beras. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir, yang dipilih berdasarkan purposive sampling, yakni dua kabupaten penghasil sagu terbesar di Provinsi Riau. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakaukan dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam (in-depth interview) dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Potensi dan produksi sagu pada dua kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir relatif cukup untuk mensuplai pasar sagu di Indonesia, namun belum ada pencadangan sagu untuk menjamin suplai sagu sebagai bahan baku karbohidrat lokal di Provinsi Riau dan (2) Terdapat perbedaan data ketersediaan sagu untuk dikonsumsi di Provinsi Riau antara data Neraca Bahan Makanan (NBM) 2022 yaitu 37,22 kg/kapita/tahun dengan hasil penelitian di lapangan yaitu berkisar antara 4,25 – 8,50 kg/kapita/tahun. Perbedaan ini disebabkan terdapatnya persentase yang cukup besar dari sagu basah dan sagu kering yang dibawa keluar Kabupaten Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir yang belum terdata.