Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan dan Konseling

Menyemai Nilai-Nilai Moralitas Pendidikan Islam Anak Sejak Dini Dalam Membangun Masa Depan Bangsa yang Multikultural Sulaiman W.
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.003 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.5679

Abstract

Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana menyemai nilai-nilai moralitas pendidikan Islam anak sejak dini dalam membangun masa depan bangsa yang multikultaral. Pendidikan Islam menyoroti bahwa keberagaman berbangsa adalah sunatullah, yakni sudah ketentuan Allah SWT. Oleh sebab itu, untuk menjaga keharmonisan dan keutuhan bernegara yang multikultural, Islam melalui ajaran nilai-nilai moralitas pendidikannya tidak membenarkan segala bentuk pemaksaan, walaupun dalam sisi keyakinan. Hal ini tertulis dalam kitab suci; “Tidak ada paksaan dalam beragama” (Q.S. Al-Baqarah: 256). Oleh karena itu, Allah SWT tegaskan; “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir” (Q.S. Al-Kahfi: 29). Dengan demikian, adanya larangan memaksa untuk menganut sebuah agama dalam ajaran Islam, disebabkan Islam adalah agama suci, cinta pada keindahan, kedamaian dan kesejukan. Inilah yang dipahami Islam dalam “multikulturalisme” yang berarti bijak dalam keragaman dan pluralitas. “Dan  Kami  tidak  mengutus  engkau  (Muhammad)  melainkan  untuk  (menjadi)  rahmat  bagi seluruh alam”. (Q.S. Al-Anbiya': 107). Berdasarkan analisis kualitatif dari ayat-ayat Alquran sebagai landasan filosofis pendidikan Islam, dapat disimpulkan; Paling tidak ada dua hal yang harus dilakukan dalam menyemai nilai-nilai moralitas pendidikan Islam anak sejak dini untuk membangun masa depan bangsa yang multikultaral; (1) Membangun moderasi agama melalui moralitas nilai-nilai pendidikan Islam dalam keluarga. Karena keluarga adalah elemen dasar dari masyarakat, dan pemerintah, karena itu jika baik keluarga, maka akan baik pula masyarakat dan pemerintah di suatu negara. Namun sebaliknya, jika  keluarga tidak sehat, maka dipastikan masyarakat bahkan negara akan ikut sakit. (2) Wujudkan pendidikan multikultural sejak dini melalui sekolah berwawasan nilai-nilai moral pendidikan Islam. Hal ini penting direalisasikan karena sekolah adalah sebagai tempat yang dapat mempengaruhi perilaku moral agama anak sejak dini. Kata Kunci:   menyemai, nilai-nilai moralitas pendidikan Islam, anak sejak dini, membangun, masa depan                             bangsa, multikultural. Abstract The purpose of this paper is to find out how to sow the moral values ??of children's Islamic education from an early age in building the future of a multicultural nation. Islamic education highlights that national diversity is sunatullah, that is, it has been determined by Allah SWT. Therefore, to maintain the harmony and integrity of a multicultural state, Islam through the teachings of its educational moral values ??does not justify any form of coercion, even in terms of belief. It is written in the scriptures; "There is no compulsion in religion" (Q.S. Al-Baqarah: 256). Therefore, Allah SWT emphasized; “The truth comes from your Lord; whoever wills (believes) let him believe, and whoever wills (disbelievers) let him disbelieve” (Q.S. Al-Kahf: 29). Thus, there is a prohibition against forcing to adhere to a religion in the teachings of Islam, because Islam is a holy religion, loves beauty, peace and coolness. This is what Islam understands in "multiculturalism" which means wisdom in diversity and plurality. "And We have not sent you (Muhammad) but to (be) a mercy to the whole world." (Q.S. Al-Anbiya': 107). Based on the qualitative analysis of the verses of the Koran as the philosophical foundation of Islamic education, it can be concluded; There are at least two things that must be done in sowing the moral values ??of children's Islamic education from an early age to build the future of a multicultural nation; (1) Building religious moderation through the morality of Islamic education values ??in the family. Because the family is a basic element of society, and government, therefore if the family is good, then the society and government in a country will also be good. On the other hand, if the family is not healthy, it is certain that the community and even the country will get sick. (2) Realize multicultural education from an early age through schools with an insight into the moral values ??of Islamic education. This is important to realize because school is a place that can influence the moral behavior of children's religion from an early age
Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menghafal Alquran Dengan Menggunakan Strategi Reading Aloud Bagi Siswa Kelas VI SDN 6 Kualasimpang Sulaiman W. Sulaiman W.; Ainun Mardhiah; Nurbaiti Nurbaiti
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.87 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.5762

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal ayat-ayat pendek dalam Alquran dengan menggunakan strategi Reading Aloud bagi siswa Kelas VI SDN 6 Kualasimpang. Rendahnya kemampuan siswa dalam penyebutan makhraj al-?ur?f serta menghafal Alquran pada ayat-ayat pendek disebabkan strategi guru yang kurang tepat dalam meletakkan metode pada sebuah proses pembelajaran. Penelitian ini direalisasikan dengan empat langkah utama yaitu; “(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi”. Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari kondisi awal, yakni sebelum dilaksanakan tindakan kelas sampai siklus terakhir. Teknik analisis data digunakan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi reading aloud dapat meningkatkan kemampuan dalam penyebutan makhraj al-?ur?f dan hafalan Alquran bagi siswa. Kata Kunci: peningkatan, kemampuan membaca dan menghafal Alquran,  menggunakan, strategi Reading Aloud, siswa Kelas VI SDN 6 Kualasimpang.   Abstract This classroom action research aims to improve the ability to read and memorize short verses in the Koran using the Reading Aloud strategy for Class VI students of SDN 6 Kualasimpang. The low ability of students in mentioning makhraj al-?ur?f and memorizing the Qur'an in short verses is due to the teacher's inappropriate strategy in putting the method in a learning process. This research is realized with four main steps, namely; “(1) Planning, (2) Action Implementation, (3) Observation, and (4) Reflection”. Data collection is carried out starting from the initial conditions, namely before the class action is carried out until the last cycle. Data analysis techniques are used through data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that the reading aloud strategy could improve students' ability to pronounce makhraj al-?ur?f and memorize the Qur'an.
Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Pendekatan Quantum Teaching pada Siswa Kelas III MTs. Harapan Mutiara Kecamatan Seruway Aceh Tamiang Sulaiman W.
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.686 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.6540

Abstract

Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan serta pengalaman. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktiviatas siswa dalam belajar dengan menggunakan pendekatan quantum teaching terhadap proses pembelajaran. Penelitian ini terdiri empat langkah; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Pengumpulan data menggunakan observasi yang dimulai dari kondisi awal, sebelum tindakan sampai akhir siklus. Data dianalisa dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan quantum teaching dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Eksistensi Pendidikan Islam Nahdlatul Ulama Ishak Ishak; Sulaiman W.
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.6711

Abstract

Pendidikan NU merupakan sejarah panjang yang mengikuti perjalanan bangsa Indonesia. Dalam konteks pendidikan keberadaan NU hingga saat ini selalu ditopang oleh pesantren. Oleh karena itu, Pesantren adalah basis kekuatan NU yang melahirkan para ulama dan kiai, kemudian membentuk jamâiyah NU dan berjuang di dalamnya. Pada zaman penjajah, pesantren bersikap non kooperatif bahkan mengadakan konfrontasi terhadap penjajah. Akibat dari sikap tersebut, maka pemerintah kolonial ketika itu mengadakan kontrol dan pengawasan yang ketat terhadap pesantren. Setelah Indonesia merdeka, pesantren tumbuh dan berkembang dengan pesat, hal itu dikarenakan eksistensi pendidikan NU memiliki dua ciri keunggulan; (1) Aliyâh itimad alannafsi (berdikari), (2) Fil Ijtimaiyah (memasyarakat) yang berarti dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Menyelisik Ajaran Multikultural Melalui Pendidikan Islam Sulaiman W; Zainuddin Zainuddin
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.7035

Abstract

Keragaman dalam hidup tidak terbantahkan. Oleh karena itu, multikulturalisme sebagai cara pandang yang sesuai bagi kehidupan manusia adalah langkah baik untuk mempererat silaturrahmi antara sesama manusia. Tujuan tulisan ini adalah untuk menyelisik ajaran multikultural melalui pendidikan Islam. Melalui kajian data pustaka (Librari Research) dengan menggunakan content analysis yang diambil dari dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku maupun kajian-kajian jurnal yang berhubungan dengan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa multikulturalisme tidak bertentangan dengan ajaran pendidikan Islam. Hal tersebut dapat di telisik kepada tiga aspek; (1) Aspek teologis, (2) Aspek historis, dan (3) Aspek sosiologis. Kata Kunci: Menyelisik, Ajaran Multikultural, Pendidikan Islam.   Abstract The diversity in life is undeniable. Therefore, multiculturalism as a perspective that is suitable for human life is a good step to strengthen friendship between human beings. The purpose of this paper is to investigate multicultural teachings through Islamic education. Through the study of library data (Library Research) using content analysis taken from documents, both in the form of books and journal studies related to the discussion, it can be concluded that multiculturalism does not conflict with the teachings of Islamic education. This can be investigated in three aspects; (1) Theological aspects, (2) historical aspects, and (3) sociological aspects.  
Pendidikan Pesantren Aceh Anti Radikalisme Sulaiman Ismail; Sulaiman W Sulaiman W
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.10785

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bahwa pendidikan pesantren di Aceh anti radikal. Pesantren di Aceh lebih dikenal dengan sebutan “Dayah” adalah sebuah lembaga pendidikan yang secara khusus mengajarkan dasar-dasar keislaman (teologi) bagi santrinya. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang berkembang luas di Indonesia. Pesantren atau Dayah pada umumnya, mengajarkan budaya damai dan lebih banyak menampakkan karakter Islam yang moderat dan bermartabat. Pesantren-pesantren yang ada di Aceh maupun lainnya, terutama yang bermazhab Syafi’i, menampilkan sikap akomodasi yang seimbang dengan budaya setempat sehingga pesantren mengalami pembauran dengan masyarakat secara baik. Pesantren dalam pandangan masyarakat dikenal sebagai lembaga pendidikan yang bersifat tradisional yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh dari masyarakat, pesantren telah turut berperan menyelenggarakan proses pendidikan yang telah mentransmisikan ilmu holistik, sehingga jika tradisi pendidikan ini dijaga, maka pesantren akan mampu menghasilkan ilmuwan Muslim yang memiliki kompeten.