Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KOMODIFIKASI PERNIKAHAN REMAJA PADA SINETRON PENGANTIN DINI DI ANTV Umi Septia Rahayu; Mulharnetti Syas
Jurnal Ranah Komunikasi Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ranah Komunikasi (JRK)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.799 KB)

Abstract

This study aims to examine the commodification of adolescent marriages in the Early Bridal soap opera on ANTV. The method used in this study is the semiotic analysis of the Rolland Barthes model with a qualitative approach. This study uses the constructivism paradigm as a research basis for in-depth how ANTV constructs adolescent marriage. This type of research is descriptive. This type of research aims to make a systematic, factual and accurate description of the facts contained in the soap opera of Pengantin Dini and to describe the reality that is built and commodified by ANTV. The theory used in this study is the Vincent Moscow Commodification Theory. In the results of text analysis using the Rolland Barthes semiotic method, ANTV describes married couples who have been married since adolescence as couples who are easily quarreled, mentally immature, and not ready economically, often parents who determine the way out of their children's problems, and students SMA can get married and continue to take formal education. The commodification of teenage marriage content in the Early Bridal soap opera on ANTV, the author of the analysis, is adolescent marriage that is filled with conflict and drama so that it is in demand by the public and has a sale value. This can be seen from the many advertisements embedded in the soap opera shows in various formats, such as running text and squeeze frames.
FRAME KECEMASAN DAN CLICKBAIT DALAM BERITA KESEHATAN TERKAIT COVID-19 PADA ANAK Dita, Rohmadtika; Rahayu, Umi Septia; Mustaqim, Asrul M.; Putri, Eliza
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 19 No. 2 (2022): Jurnal ISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v19i2.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji frame kecemasan dan clickbait dalam berita kesehatan terkait Covid-19 pada anak. Intensitas pemberitaan terkait Covid-19 di media online tergolong tinggi karena Covid-19 merupakan informasi yang dibutuhkan selama pandemi berlangsung. Namun, pemberitaan terkait Covid-19 rentan menimbulkan kecemasan pada masyarakat karena maraknya penggunaan judul bergaya clickbait. Metode penelitian yang digunakan adalah framing Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki dengan menganalisis enam berita pada media online suara.com dan himedik.com yang dikumpulkan sejak Januari-Mei 2022. Hasil analisis berita pada suara.com dan himedik.com menunjukkan ketidaksesuaian antara judul dengan isi berita kesehatan terkait Covid-19 pada anak. Dari sampel yang dianalisis, terdapat penggunaan judul berita bergaya clickbait jenis exaggeration (hiperbolis) dan formatting (mengubah). Penggunaan judul sensasional pada berita kesehatan terkait Covid-19 pada anak rentan menyebabkan kecemasan pada masyarakat. Media online diharapkan menghindari judul bergaya clickbait agar berita Covid-19 dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat.
Frame Tanggung Jawab Pemerintah dalam Berita Tentang Cemaran Obat Sirup dan Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Rahayu, Umi Septia; Dita, Rohmadtika; Tahar, Syafril
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 20 No. 1 (2023): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v20i1.9

Abstract

Kasus gagal ginjal akut (GGA) pada anak menjadi sorotan banyak pihak, termasuk media massa. Artikel ini melaporkan hasil penelitian tentang frame tanggung jawab pemerintah dalam berita terkait gagal ginjal akut dan cemaran obat sirup. Metode penelitian yang digunakan analisis framing Robert N. Entman terhadap enam berita pada media online Kompas.com dan Liputan6. com periode Oktober - November 2022. Hasil analisis menunjukkan terdapat persamaan frame antara Kompas.com dan Liputan6.com yaitu tudingan bahwa pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap kasus gagal ginjal akut dan tuntutan tanggung jawab terhadap Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk bertanggung jawab secara pidana maupun perdata atas kasus gagal ginjal akut. Perbedaan frame antara Kompas.com dan Liputan6.com adalah terkait aspek penonjolan isu yang diangkat masing-masing media. Kompas.com menyoroti aspek pemerintah yang saling melempar tanggung jawab terkait santunan dan sulitnya mekanisme perawatan di rumah sakit, sementara Liputan6.com menonjolkan aspek tidak adanya tanggungan biaya pengobatan dan potensi maladministrasi Kemenkes dan BPOM dalam kasus gagal ginjal. Rekomendasi yang disampaikan oleh Kompas.com dan Liputan6.com terkait kasus gagal ginjal akut pada anak dan cemaran obat sirup adalah pemerintah harus bertanggung jawab kepada korban terkait pengobatan, perawatan, dan santunan. pemerintah juga harus memperketat izin edar obat sirup agar kasus gagal ginjal akut tidak terulang kembali.
Ujaran Kebencian melalui Komentar Instagram sebagai Kekerasan Politik Putri, Eliza; Rahayu, Umi Septia
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 21 No. 1 (2024): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v21i1.313

Abstract

Ujaran kebencian masih marak di media sosial. Pemerintah juga telah berusaha memblokir konten yang mengandung ujaran kebencian, namun realitasnya masih terus terjadi. Penelitian ini bertujuan menganalisis ujaran kebencian yang dilakukan oleh haters berdasarkan kategori tindak tutur sebagai kekerasan politik. Kasus yang digunakan ialah ujaran kebencian yang dilakukan terhadap calon presiden Anies Baswedan pada Pilpres 2024 dalam kolom komentar akun Instagram @aniesbaswedan. Metode yang digunakan termasuk pada penelitian deskriptif kualitatif dengan mengurutkan atau mengklasifikasikan ujaran ke dalam tindak tutur dan menganalisis makna atau tujuan ujaran berdasarkan jenisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ujaran kebencian yang dilakukan terdapat 16 ujaran, yang dominan muncul adalah kategori penghinaan dan pencemaran nama baik (masing-masing 5), lainnya provokasi (3), dan menghasut (3). Dari aspek tindak tutur, tampak yang dominan adalah tindak tutur perlokusi yang muncul pada setiap kategori, yang menimbulkan implikasi pengaruh buruk pada mitra tutur, sekaligus memberikan gambaran berlangsungnya praktik komunikasi politik yang tidak sehat.
Kekuasaan Simbolik dalam Sinisme Politik Melalui Seni Mural pada Masa Pandemi Covid-19 Yahsy, Umair Shiddiq; Muhammad Hardiansyah; Umi Septia Rahayu
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 22 No. 1 (2025): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v22i1.416

Abstract

Kemunculan seni mural yang ditujukan kepada pemerintah di masa pandemi Covid-19 mendapatkan sorotan publik. Mural-mural ini dipandang sebagai kritik sinis terhadap penanganan pandemi. Artikel ini melaporkan hasil penelitian yang bertujuan mengungkap pesan politik yang tersirat pada mural bergambar sosok mirip Presiden Joko Widodo dengan tulisan 404: Not Found' serta menggali praktik kekuasaan simbolik yang terjadi dalam sinisme politik. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada level mikro, kekuatan simbolik pada pesan sinisme politik ditampilkan melalui simbol-simbol kepala negara, ketidakhadiran, kegagalan, alarm bahaya, kematian, otoriter, hingga simbol Orde Baru yang berujung pada keinginan untuk menjatuhkan kekuasaan. Pada level messo, isi mural merefleksikan adanya persepsi negatif terhadap pemerintah dan adanya kekuatan aktor media dalam memproduksi mural. Level makro menjelaskan bahwa modal budaya dan habitus sinisme politik dalam seni mural telah menjadi konsentrasi kekuatan spesifik yang beroperasi dalam arena politik.