Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENDIDIKAN IBU, PENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM IKS DI DESA MANGUNANLOR Muhammad Purnomo; Noor Azizah; Tutik Alawiyah
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 13, No 1 (2022): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v13i1.1307

Abstract

AbstrakPermenkes Nomor: 39 tahun 2016 dilaksanakan dengan 3 (tiga) pilar utama, yaitu: penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada tercapainya keluarga - keluarga sehat yang terbagi menjadi 12 indikator keluarga sehat.Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu, pengambil keputusan dalam keluarga dengan  kesehatan keluarga di desa Mangunan LorMetode Penelitian: penelitian analitik korelasi mencari hubungan antara dua variable dengan pendekatan cross sectional waktu pengukuran atau observasi data variable independent dan dependent hanya satu kali dengan jumlah populasi 569 KK dengan saple 85 KK menggunakan uji Spearman Rho dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05Hasil: Keluarga kecil 45 (53%), Keluarga sedang 20 (23,5%) dan besar 20 (23,5%). Pendidikan ibu: Dasar 50 (58,8%), Menengah 27 (31,8%), Tinggi 8 (9,4%). Pengambil Keputusan Keluarga Suami 35 (41,2%), istri 5 (5,9%), suami dan istri dominan suami 20 (23,5%), suami dan istri dominan istri 7 (8,2%), suami dan istri seimbang 18 (21,2%). Indeks Keluarga Sehat 5 (5,9%), Pra Sehat 60 (70,6%), Indeks Keluarga Tidak Sehat 20 (23,5%). Terdapat hubungan yang signifikan jumlah anggota keluarga dengan Kesehatan Keluarga nilai p=0,000, nilai (r=0,711). Terdapat hubungan yang signifikan pendidikan ibu dengan Kesehatan Keluarga, nilai p=0,000 dan nilai (r=0,434). Terdapat hubungan signifikan pengambil keputusan dalam keluarga dengan Kesehatan Keluarga nilai p=0,000 dan (r=0,459).
HUBUNGAN KONDISI KESEHATAN DAN STRES EMOSIONAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIV AIDS DI RSUD RAA SOEWONDO PATI Muhammad Purnomo; Umi Faridah
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 1 (2021): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v12i1.922

Abstract

Latar Belakang : Sejak penemuan kasus HIV/AIDS pertama kali di dunia yang dilaporkan terjadi pada tahun 1981, kasus ini terus berkembang pesat diseluruh belahan dunia.  Kualitas hidup pasien HIV/AIDS dibagi beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu kondisi kesehatan dan stress emosional. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenaik kualitas hidup yang di tinjau dari aspek kondisi kesehatan dan stres emosional yang dilakukan di RSUD RAA Soeowondo Pati. Tujuan : Mengetahui hubungan kondisi kesehatan dan stress emosional dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di RSUD RAASoewondo Pati. Metode : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif survei korelasional dengan pendekatan waktu cross sectional model. Jumlah sample 92 responden, dipilih dengan menggunakan metode Probability sampling (sample random). Untuk menganalisis data menggunakan Chi Square. Hasil : Berdasarkan uji Chi Square diperoleh nilai sig sebesar 0,000, maka nilai sig < 0,05, dengan demikian pvalue < 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima. Kesimpulan : ada hubungan antara kondisi kesehatan dan stress emosional dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di  RSUD RAA Soewondo Pati.                                                            
REKONTRUKSI PERJANJIAN THERAPIUTIK DOKTER DAN PASIEN Muhammad Purnomo
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 14, No 1 (2023): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v14i1.1667

Abstract

Hubungan dokter dan pasien merupakan hubungan fidusier. Artinya hubungan didasari oleh rasa percaya pasien terhadap dokter bahwa dokter dianggap secara professional mempunyai kemampuan tinggi untuk merawat dan mengobati mengobati penyakit yang diderita oleh pasien. Pasien yang sehat mentalnya dan tidak dalam kondisi yang sangat kritis berhak untuk mengambil keputusan untuk perawatan yang akan dijalaninya nanti mengenai dirinya dan nasib badannya.Informed consent sangat berperan penting sebagai dasar perjanjian terapeutik karena dalam informed consent menjelaskan informasi mengenai penyakit yang diderita oleh pasien. Tanggungjawab hukum perdata dan pidana antara dokter dengan pasien dalam perjanjian terapeutik yaitu apabila dokter dalam menjalankan tugasnya melakukan kesalahan atau kelalaian dan ingkar janji (wanprestasi) terhadap kesepakatan yang telah ditentukan bersama.Melakukan wanprestasi maka tanggung jawabnya berupa ganti rugi bisa saja berupa uang, dan apabila dokter melakukan kesalahan atau kelalaian sehingga menimbulkan sesuatu yang merugikan pasien maka tanggungjawabnya berupa hukuman pidana sesuai dengan seberapa berat kesalahan yang diperbuatnya.Tuntutan secara hukum pidana apabila dokter yang bersangkutan telah terbukti memenuhi unsur-unsur tindak pidana, misalnya memenuhi unsur-unsur malpraktek sehingga menyebabkan pasien cacat atau meninggal dunia. Sangsi pidana dan administrasi tidak hanya dapat dikenakan kepada dokter tetapi juga pada korporasi
PENDIDIKAN SEKS USIA DINI DI MI MUHAMMADIYAH UNDAAN Muhammad Purnomo; Noor Hidayah; Subiwati Subiwati
Jurnal ABDIMAS Indonesia Vol 4, No 2 (2022): JURNAL ABDIMAS INDONESIA
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Identifikasi anggota tubuh penting bagi anak untuk mengetahui nama serta fungsi dari masing-masing anggota tubuh nya. Menutup aurat anak berfungsi untuk mengetahui batasan aurat laki – laki dan perempuan, sehingga nantinya anak terbiasa untuk menurtup auratnya ketika berada di rumah maupun disekolah. Menutup aurat merupakan salah satu langkah agar anak terhindar dari tindakan pelecehan seksual yang mungkin mengintainya. Pengenalan identitas gender agar mampu menjelaskan kepada anak bahwa manusia ada dua identitas yaitu laki - laki dan perempuan sehingga anak mengetahui bagaimana batasan antara laki - laki dan perempuan. Keterampilan melindungi diri dari kejahatan seksual membantu anak dalam mengantisipasi kejahatan seksual yang mungkin terjadi pada anak. Identifikasi situasi - situasi yang mengarah pada tendensi eksploitasi seksual, agar anak dapat mengetahui dan memahami contoh dari tindak kejahatan seksual. Toilet training dapat meningkatkan kemampuan pengenalan pendidikan seks pada anak yang memiliki tujuan agar anak bisa buang air besar dan buang air kecil tanpa bantuan dari orang lain