Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE BERBASIS MOODLE DAN PHP DI PRODI PGMI FITK UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Sigit Prasetyo
Tarbiyah al-Awlad Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.623 KB) | DOI: 10.15548/alawlad.v7i1.413

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan media pembelajaran onlineberbasis moodle dan PHP di Prodi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SunanKalijaga Yogyakarta, 2) memperoleh media pembelajaran online berbasis moodle dan PHPyang layak digunakan di Prodi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SunanKalijaga Yogyakarta, dan 3) mengetahui respon mahasiswa terhadap media pembelajaranonline berbasis moodle dan PHP. Penelitian ini merupakan penelitian pengembanganResearch and Development (R & D). Prosedur pengembangan meliputi enam langkah,yaitu: analisis potensi dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi desain,revisi desain, dan uji coba produk. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar angketuntuk uji kualitas produk media pembelajaran online berbasis moodle dan PHP. Penilaiankualitas produk media online berbasis moodle dan PHP dilakukan oleh reviewer (Ahlimedia, ahli materi, peer reviewer, dosen Prodi PGMI) dan respon mahasiswa Prodi PGMI(Semester I, III, V, VII). Hasil penelitian pengembangan ini adalah: 1) telahdikembangkan produk media pembelajaran online berbasis moodle dan PHP di Prodi PGMIFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2) mediapembelajaran online berbasis moodle dan PHP di Prodi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan kelayakan sesuai hasil penilaianreviewer, yaitu kategori Sangat Baik (SB) dengan persentase penilaian 86,61%, 3) responatau tanggapan mahasiswa terhadap media pembelajaran online berbasis moodle dan PHPmempunyai kategori Sangat Baik (SB) dengan persentase 85,15%. Sesuai batas-batas hasilreview dan respon mahasiswa dalam penelitian ini, maka produk media pembelajaran onlineberbasis moodle dan PHP dianggap layak dan dapat digunakan di Prodi PGMI FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Implementasi Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Sigit Prasetyo
LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan) Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.376 KB) | DOI: 10.21927/literasi.2016.7(1).48-57

Abstract

Pembelajaran sains merupakan proses pembelajaran sepanjang hayat sebagaimana belajar berhitung. Anak-anak dari segala jenis usia akan memperoleh manfaat dengan menganalisis keadaan-keadaan di sekitarnya yang mengadung unsur sains. Anak-anak perlu didorong agar memperoleh lebih banyak pengalaman sains di alam, kemudian menjelaskan peristiwa-peristiwa yang dilihatnya, menanyakannya, dan menganalisis cara peristiwa-peristiwa itu terjadi. Implementasi pembelajaran sains untuk anak usia dini dalam menghadapi MEA adalah dengan memasukkan enam keterampilan dasar sains ke dalam empat faktor penentu kemajuan suatu negara, yaitu inovasi, penguasaan jaringan melalui komunikasi, penguasaan teknologi, dan kekayaan sumberdaya alam. Adapun keenam keterampilan dasar sains yang perlu diajarkan kepada siswa adalah: pengamatan (observation), pengomunikasian (communication), pengklasifikasian (classification), pengukuran (measurement), penyimpulan (inference), dan peramalan (prediction). Keenam keterampilan di atas terintegrasi ketika seorang anak melakukan percobaan sederhana. Enam keterampilan dasar di atas sangat penting dalam kedudukannya sebagai keterampilan mandiri sebagaimana pentingnya ketika berkedudukan sebagai keterampilan terintegrasi. Keterampilan yang diasah sejak dini diharapkan akan menjadi bekal untuk menghadapi jenjang pendidikan siswa selanjutnya. Hal ini menjadi fokus penting mengingat batas-batas antar negara saat ini semakin transparan, persaingan tidak hanya terjadi secara lokal melainkan sudah bersifat global sejak dicanangkanya MEA.
Implikasi Ajaran Pestalozzi Dalam Pembelajaran Sains di MI/SD Penyelenggara Inklusi Sigit Prasetyo
Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam Vol 8, No 1 (2016): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/al-bidayah.v8i1.95

Abstract

Kendala yang sering dihadapi guru MI/SD dalam kegiatan pembelajaran untuk siswa inklusi adalah pembelajaran sains. jelaslah hal ini tidak sejalan dengan hakikat pembelajaran sains yang menekankan pelakunya untuk berperan aktif, memiliki kemampuan mobilitas, mampu mengeksplorasi alam sekitar, dan pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari. Permasalahan dalam mempelajari sains pada siswa inklusi harus segera dicarikan jalan keluarnya. Jika tetap dibiarkan maka kemampuan siswa inklusi dalam pembelajaran sains akan semakin tertinggal dengan siswa pada umumnya.Ajaran Pestalozzi merupakan sesuatu yang harus diberikan kepada siswa MI/SD di sekolah penyelenggara inklusi, karena ajaran Pestalozzi mengandung muatan pendidikan moral yang dapat membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik dan hidup setara dengan anak-anak normal lainnya. Pendidikan inklusi merupakan perkembangan pelayanan pendidikan terkini dari model pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, dimana prinsip mendasar dari pendidikan inklusi, selama memungkinkan, semua anak atau siswa seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka. Peranan guru sains dan perancang pembelajaran dalam mengembangkan strategi pembelajaran sains pada siswa MI/ SD di sekolah penyelenggara inklusi mestinya harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil peran moral, baik di dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakarat yang lebih luas dengan memberikan keteladanan melalui proses peniruan, dimana semuanya harus dimulai dari pendidik itu sendiri.
Perbandingan Standar Nasional Pendidikan Sains Indonesia dan National Science Education Standards USA pada Pendidikan Dasar Sigit Prasetyo
Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam Vol 5, No 1 (2013): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/al-bidayah.v5i1.68

Abstract

Secara umum, topik kajian mala pelajaran sains di Indonesia di pendidikan dasar hampir sama dengan di Amerika. Namun, ada beberapa perbedaan. Misal: Di Amerika dikaji delapan topik, tapi di Indonesia hanya enam topik. Ada dua topik dalam standar kompetensi sains di Amerika yang tidak dikembangkan dalam standar kompetensi di Indonesia. Dua topik tersebut adalah tentang sejarah perkembangan sains dan konsep kesatuan proses. Perljabaran topik juga berbeda; di Amerika, pada standar sains, kajian tentang lingkungan dalam perspektifpribadi dan sosial. Di Indonesia, pada topik tentang sains, kajian tentang lingkungan terpadu, teknologi, dan masyarakat.
Optimalisasi Penggunaan Kit IPA Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) Sigit Prasetyo
Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam Vol 3, No 1 (2011): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/al-bidayah.v3i1.16

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan kit IPA di SD yang didasarkan atas: (1) kondisi umum sekolah, meliputi keadaan siswa dan guru, (2) kelengkapan kit IPA dan buku petunjuknya, meliputi kondisi saat diterima dan saat ini, (3) jumlah dan penggunaan kit IPA dalam pembelajaran IPA, ( 4) ftekuensi penggunaan kit IPA, (5) pengetahuan guru terhadap tujuan penggunaan kit IPA, (6) pengalaman guru mengikuti penataran, dan (7) pendapat serta pengalaman guru menggunakank it IPA dalam pembelajaran IPA.Sampel penelitian ini adalah 8 SDN inti sewilayah Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Wedung yang mendapatkan bantuan kit IPA. Karena jumlah populasi yang relatif sedikit, maka penentuan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kategori jenis penelitian survei. Data dikumpulkan melalui tiga teknik yaitu angket, observasi, dan wawancara kepada pejabat pendidikan setempat. Untuk menjamin validitas instrumen, peneliti menggunakan validitas isi sedangkan untuk menguji reliabilitasnya, peneliti menggunakan metode triangulation Data diana/isis menggunakan ana/isis diskriptif.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan kit IPA di SD belum sepenuhnya optimal yang dilihat dari: (1) kondisi umum sekolah: a) rasio an tara jumlah siswa dan kit JPA tidak memadai, b) jumlah guru sudah mencukupi namun kualifikasinya secara keseluruhan maupun yang menjadi responden belum memadai; (2) jumlah peralatan kit IPA dalam kondisi lengkap sedangkan buku petunjuknya kurang lengkap: a) kondisi kit IPA saat diterima dalam kondisi yang baik, b) kondisi kit IPA saat ini sebagian dalam kondisi rusak (45,8%); (3) kit IPA digunakan pada sebagian kecil pembelajaran IPA (54,2%), dan penggunaannya untuk kegiatan praktik kelompok masih kurang (91,7%), sedangkan untuk kegiatan demonstrasi sudah mencukupi (8,2%); (4) frekuensi penggunaan kit JPA rata-rata maksimal hanya 12 kali; (5) responden telah memahami tujuan penggunaan kit IPA; (6) hanya sebagian kecil responden yang mengikuti kegiatan penataran; (7) responden mengalami kendala-kendala dalam penggunaan kit JPA diantaranya: paket kit IPA belum mencukupi, kurangnya penataran kit IPA, dan perlu banyak waktu dalam penggunaan kit IPA, sehingga responden memberikan alternatif pemecahan masalah diantaranya: peningkatan program penyetaraan guru, penataran kit IPA, peningkatan kualitas KKG, sharing guru, dan bahan pendamping atau referensi lain (sudah terlaksana), perlu adanya bintek khususnya bagi guru IPA, peningkatan program penataran IPA, peningkatan kualitas KKG, penambahan jumlah kit IPA, dan alokasi waktu disendirikan (belum terlaksana).
Pembelajaran Klinik Conference Melalui Tugas Outline Terhadap Hasil Belajar Metodologi Penelitian Pendidikan Noor Aini; Sigit Prasetyo
JOURNAL OF SONGKE MATH Vol. 1 No. 2 (2018): December Edition
Publisher : UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.314 KB)

Abstract

Many problems faced by students with research methods, many students are still confused about what method is used in their research. In addition, students need more knowledge about the research methodology, the types of research methods, the requirements of the researcher, the research steps and the benefits of the research. Therefore, it is necessary to do a learning model so that students are able to explore the material contained in the Educational Research Methodology, especially in mathematics learning. The subjects in this study were 5th semester PGMI students at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Data collection techniques consist of interviews, observations, posttest, and library research. This research is a type of qualitative descriptive research that describes the good student learning outcomes in the Educational Research Methodology course through outline assignments with conference learning clinical model.
The Influence of the Internet-Based Group Investigation Model on Students of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Nisrina Ajrina Nur Hidayah; Ali Mustadi; Sigit Prasetyo
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 15, No 1 (2023): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v15i1.2245

Abstract

Students' creative thinking ability is one of the abilities that must be expanded in the science learning  process.  The  reality  of  a  pandemic  shows  that  being  able  to  integrate  with technology is an important point in the success of learning. This study aims to determine the effect  of  the  application  of  group investigation learning model assisted internet on students' interest. This is an research of one shot case study design which involved  PGMI  UIN Sunan Kalijaga students grades 6A and 6B taking science lectures. Descriptive analysis and inferential analysis were adopted in this research. Data was collected using questionnaire. The instrument  used  was  a  questionnaire  to  determine  students’  interest  response  during the teaching and learning process. The results showed that the application of the group investigation model had an effect on students’ interest in learning with the acquisition of a significance level value of 0,004  0.005 so that it had a positive effect.Keywords: group investigation, internet, interest in learning
Konsep Pendidikan Perspektif Filsafat Humanisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) Atika Cahya Fajriyati Nahdiyah; Sigit Prasetyo; Nidya Ferry Wulandari; Ach Chairy
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v6i2.56092

Abstract

Fokus utama pada penelitian ini ialah terkait pengkajian Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) dari perspektif filosofi pendidikan humanistik. Jenis penelitian yang digunakan berupa penelitian kepustakaan. Sumber data yang digunakan, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berupa Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka 2020 dari Kemendikbud, sedangkan sumber data sekunder diambil dari beberapa literatur meliputi catatan, buku, artikel, jurnal, dan referensi literatur ilmiah lainnya. Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) dapat dilihat dan dianalisis menggunakan aliran humanisme. Humanisme adalah aliran filsafat pendidikan yang menekankan pada proses kognitif dan afektif dalam suatu proses pembelajaran. Teori humanisme menggabungkan kemampuan beserta peluang manusia agar mereka dapat secara mandiri memilih dan mengatur kehidupannya. Pembelajaran yang berkualitas dan pembelajaran yang bermakna dapat dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip pembelajaran humanistik, yaitu belajar (learning), belajar mandiri, motivasi diri, mood building dan pendidikan afektif.
Analisis Kebutuhan Pengembangan Practical E-Guidebook IPA untuk Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Ririn Hestiningtyas; Woro Sri Hastuti; Setiawan Edi Wibowo; Sigit Prasetyo
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 9 No. 9 (2023): September
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i9.4208

Abstract

Practical E-Guidebook is a facility for practicum activities that contains digital-based instructions and information so that students can carry out practicum activities independently. The aim of this research is to analyze the need for practical science e-guidebooks for UIN Sunan Kalijaga students. This research uses the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) development research model in the analysis stage. The data collection techniques used in this research were interviews and questionnaires to determine the analysis of students' needs for the Practical E-Guidebook. The aspects analyzed in this research are analysis of independent practicum activities for elementary science learning, analysis of tools and materials in the laboratory in independent practicum activities for elementary science learning, analysis of media availability in independent practicum activities for elementary science learning, analysis of the benefits of the Practical E-Guidebook for science in practicum activities independent Elementary School Science Learning, analysis of the need for innovation in science practicum learning media. This research found that there was an average percentage of 82% with the majority of students stating that the Practical Science E-Guidebook needed to be developed so that the implementation of independent practical activities for students in elementary science learning courses could run in a structured manner and the preparation of reports could be well structured.