Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWIRI Nusawakan, Arwyn W.; Messakh, Sanfia Tesabela; Jambormias, Sevnat Jambormias
Media Ilmu Kesehatan Vol 6 No 2: MIK Agustus 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat FKes Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v6i2.222

Abstract

Background: Health is one of the important aspects in human life that will be maintained.  The effort to maintain includes the right of decision-making to use health services provided in the community. Data on access to health services and facilities shows low number of visits to these facilities and it arises the question of the reason behind the low number of access. Objective: The purpose is to identify factors affecting the decision-making in the use of health services by the community of Hative Besar Village, Ambon-Maluku. Method: The approach used in this study is qualitative descriptive. Data is collected through semi-structured, in-depth interview. 8 natives of Hative Besar Village, Ambon-Maluku are involved as research participants.             Result: Decision making in the use of health services by the community influenced by health-illness perception, professional services and the experience of using health care services are major factors that influence the Hative Besar village perception and later cause the emergence of factors decision in family and the cost. Conclusion: Factors that influence the decision-making by the community of Hative Besar Village in the use of health care facilities are health-illness perception, the experience of using health care services, professional services, decision in family and the cost.   Keywords: health, decision, community, health care
Gambaran Implementasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja di Puskesmas Getasan Pesiwarissa, Paulete Esterlina; Messakh, Sanfia Tesabela; Panuntun, Bagus
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.447 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i2.314

Abstract

Remaja rentan mengalami berbagai masalah terkait dengan kesehatan reproduksi. Peran Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan adalahmeningkatkan keterampilan dan pengetahuan remaja terkait pencegahan masalah kesehatan reproduksi.Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan implementasi PKPR di Puskesmas Getasan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian adalah pengelola program kesehatan remaja dan Kepala Puskesmas.Data diperoleh melalui wawancara mendalam, kemudian data yang diperoleh diolah dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2018.Dari hasil penelitian didapatkan tiga tema yaitu program Puskesmas terkait kesehatan reproduksi remaja, kebijakan dan fasilitas Puskesmas terkait kesehatan reproduksi remaja dan kendala yang dialami dalam mengimplementasikan program. Kesimpulan dari penelitian ini adalahimplementasi program kesehatan reproduksi remaja di Puskesmas Getasan sudah terlaksanakan dengan baik melalui program-program yang ada didukung oleh kebijakan dan fasilitas yang tersedia demi memberikan pelayanan terbaik bagi para remaja yang ada di lingkup kerjanya, juga terdapat kendala dalam pelaksanaan program yaitu waktu sehingga untuk mengatasi kendala yang ada pihak Puskesmas melakukan negosiasi waktu agar program dapat terlaksanakan.
Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang Terhadap Peningkatan Kinerja Puskesmas Bancak Terkait Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) Tomilanton, Delyn Viona; Messakh, Sanfia Tesabela; Panuntun, Bagus
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.305 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i2.315

Abstract

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mendukung kinerja puskesmas agar mencapai hasil yang optimal. Penurunan AKB merupakan salah satu aspek kesehatan yang terus menerus diupayakan. Data menunjukkan bahwa AKB tingkat Jawa Tengah belum mengalami penurunan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang terhadap peningkatan kinerja puskesmas bancak terkait AKB. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode kualitatif deskriptif, teknik pengambilan data dengan melakukan wawancara semi terstruktur untuk melihat dukungan pemerintah daerah kabupaten semarang dan penurunan AKB di puskesmas. Subjek penelitiannya adalah kepala puskesmas, bidan koordinator anak, dan bidan koordinator ibu. Lokasi penelitian yaitu di Puskesmas Bancak, Kabupaten Semarang. Hasil penelitian, ditemukan tiga tema yaitu: penyebab kematian bayi, upaya-upaya yang dilakukan puskesmas dalam menurunkan AKB, dan dukungan-dukungan yang diberikan kepada puskesmas untuk menurunkan AKB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan AKB di Puskesmas Bancak yang disebabkan oleh kematian bayi prematur dilakukan dalam 12 program kerja yang sudah dijalankan dengan beberapa dukungan yang diberikan baik dari pemerintah daerah kabupaten semarang maupun dari dinas kesehatan kabupaten semarang dan Puskesmas Bancak sendiri dalam upaya menurunkan AKB.
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN BANCAK Messakh, Sanfia Tesabela; Purnawati, Sisilia Siwi; Panuntun, Bagus
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.477

Abstract

Masalah kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat rawan, dialami anak usia sekolah. Beberapa penyakit yang sering dijumpai pada anak usia sekolah antara lain diare, karies dan demam berdarah. Pencegahan masalah ini dapat dilakukan melalui program perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat di institusi pendidikan/sekolah meliputi mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olah raga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan, dan membuang sampah pada tempatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bancak. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskritif, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 193 sampel, kemudian pengolahan data menggunakan program komputer Microsoft excell. Hasil penelitian menunjukkan perilaku mencuci tangan dalam kategori cukup (66,58%), jajanan sehat dalam kategori kurang (35,35%), jamban yang sehat dan bersih dalam kategori cukup (63,73%), olahraga dengan teratur dalam kategori cukup (58,03%), membrantas jentik nyamuk dalam kategori kurang (49,22%), tidak merokok masuk dalam kategori kurang (39,89%) dan membuang sampah dalam kategori kurang (47,92%). Berdasrakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PHBS Siswa SD Negeri di Kecamatan Bancak masih dalam kategori kurang.
HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI DENGAN TINGAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI BANGSAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Tumanduk, Freyti Mariyani Emanuela; Messakh, Sanfia Tesabela; Sukardi, H
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 9, No 1 (2018): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v9i1.302

Abstract

Abstrak Latar belakang. Gangguan jiwa merupakan pola perilaku yang secara klinis berkaitan dengan gejala penderitaan atau disability di dalam satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang memiliki prevalensi tertinggi hampir 17% dibandingkan gangguan jiwa yang lain. Gangguan yang timbul membuat kemampuan dalam melakukan aktivitas menurun, contohnya kemampuan dalam melakukan perawatan diri: mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kemampuan perawatan diri dengan tingkat depresi pada pasien depresi di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta Jawa Tengah. Metode. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan deskriptif korelasi dan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner, wawancara dan observasi yang kemudian di analisa menggunakan uji Pearson. Hasil. Hasil yang diperoleh nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0,617 yang artinya menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan kuat, kemudian nilai sig 0.000 maka yang H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kemampuan perawatan diri dengan tingkat depresi pada pasien depresi di bangsal Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kemampuan perawatan diri dengan tingkat depresi pada pasien depresi di bangsal Rumah Sakit Jiwa Daerah dimana semakin tinggi tingkat depresi yang dialami maka semakin tinggi tingkat ketergantungan dalam melakukan perawatan diri.Kata kunci : Depresi, perawatan diri, kemandirian Abstract Background. Mental disorder is a pattern of behavior clinically associated with distress or disability which may interfere with one or more functions of human life. Mental health is one of the most serious health issues. Depression is one of the mental disorders that have the highest prevalence of almost 17% compared to other mental disorders. Disorders that arise make the ability to perform activities decreased, one of which is the ability to perform self-care: bathing, dressing, eating, and elimination. Purpose. This study aims to determine the relationship level of self-care capabilities with depression levels of depressed patients in the inpatient room of Mental Hospital Surakarta Region. Method. The methodology used is quantitative with descriptive correlation and sampling technique is purposive sampling. Data is collected through questioner, interview and observation which then analyzed using pearson test. Results. Results obtained Pearson correlation coefficient value of 0.617 which show the direction of positive correlation with strong power, then sig value. (2-tailed) 0.000 (due to sig <0.05) therefore H0 is rejected and H1 is accepted which means that there is a significant relationship between the level of self-care ability with depression levels in depressed patients in the Surakarta Area Mental Hospital. Conclusion. There is a significant relationship between the level of self-care ability with depression levels in depressed patients in the Surakarta Area Mental Hospital which means that the higher level of depression experienced the higher the level of dependence in self-care. Title : Depression, self-care, independence
us 2019 190 IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG Messakh, Sanfia Tesabela
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.71 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v19i2.497

Abstract

Masa muda atau remaja adalah masa dimana pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan cepatbaik secara fisik maupun intelektual dikaitkan dengan mulai terjadinya pubertas. Oleh sebab itu masaini adalah masa transisi anak-anak menuju kedewasaan dengan demikian permasalahan kesehatanreproduksi yang dihadapi remaja terus mengalami peningkatan. Oleh sebab itu kurangnya informasimengenai kesehatan reproduksi remaja dapat berdampak negatif pada perilaku menyimpang sepertihubungan seksual diluar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan yang berdampak bagi remaja untukmelakukan tindakan aborsi, pernikahan dini serta terinfeksi penyakit menular contohnya HIV/AIDS.Sebagai langkah awal mencegah terjadinya dampak-dampak negatif, maka pendidikan kesehatanreproduksi bagi remaja sangat penting. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai layanankesehatan primer memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembekalan pengetahuan bagiremaja.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah implementasi program kesehatan reproduksiremaja di Puskesmas Bancak sudah terlaksana dengan maksimal. penelitian saat ini metode yangdigunakan adalah kualitatif – deskritif agar mendapatkan data mendalam serta mengandung makna.Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data di lakukan dengan wawancara secara mendalam.Subjek penelitian yaitu kepala Puskesmas dan pengelola program kesehatan remaja. Tempat penelitiandi Pukesmas Bancak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Bancak terdapat 3tema yang diperoleh yaitu pelayanan kesehatan remaja, jejaring program kesehatan peduli remaja danhambatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja.
Persepsi warga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Kebonan, Semarang Aprillia Vanessha Mailoa; Maria Dyah Kurniasari; Tesabela Sanfia Messakh
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 30 No. 3 (2017): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.364 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V30I32017.229-236

Abstract

Kebonan Village, Semarang Regency, Central Java is the region with the highest number of diarrhea cases. Based on the profile of Puskesmas Regency/City Semarang in 2014, there were 84 findings of diarrhea cases. The initial observation revealed that living environment in Kebonan village was not hygiene. Most of the times, the ditch loaded by garbage, the food often surrounded by flies, people often do not wash their hands after completing their daily activities, and there are houses that still have no latrines. These behaviors were not in accordance with the Clean and Healthy Behavior, thus estimated as the main cause of high cases of diarrhea in Kebonan. This situation was in opposition with Government socialization to local residents about Clean and Healthy Behavior (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/PHBS). Therefore, the problem identified in this research is the failure of government programs through the Department of Health in disseminating the importance of PHBs which resulting in the high number of diarrhea. The aim of this study is to describe the perception of citizens about the PHBS in Kebonan Village, Semarang. This study used the qualitative method with the descriptive design. Researcher employs primary and secondary data. Primary data collected through in-depth interviews with residents of Kebonan, while secondary data was gathered through observations. Data validity was further tested through member-checking method. The research concludes that the perception of Kebonan residents on PHBs are divided into three aspects: realizing the physical and environmental cleanliness, who is responsible for realizing PHBs, and constraints in realizing PHBS. Citizen roles to keep the environment clean, manage domestic waste, use a proper toilet, washing hand and bathing, and keeping female organ hygiene are essential in creating a good and clean living environment.
Persepsi warga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Kebonan, Semarang Aprillia Vanessha Mailoa; Maria Dyah Kurniasari; Tesabela Sanfia Messakh
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 30 No. 3 (2017): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.364 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V30I32017.229-236

Abstract

Kebonan Village, Semarang Regency, Central Java is the region with the highest number of diarrhea cases. Based on the profile of Puskesmas Regency/City Semarang in 2014, there were 84 findings of diarrhea cases. The initial observation revealed that living environment in Kebonan village was not hygiene. Most of the times, the ditch loaded by garbage, the food often surrounded by flies, people often do not wash their hands after completing their daily activities, and there are houses that still have no latrines. These behaviors were not in accordance with the Clean and Healthy Behavior, thus estimated as the main cause of high cases of diarrhea in Kebonan. This situation was in opposition with Government socialization to local residents about Clean and Healthy Behavior (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/PHBS). Therefore, the problem identified in this research is the failure of government programs through the Department of Health in disseminating the importance of PHBs which resulting in the high number of diarrhea. The aim of this study is to describe the perception of citizens about the PHBS in Kebonan Village, Semarang. This study used the qualitative method with the descriptive design. Researcher employs primary and secondary data. Primary data collected through in-depth interviews with residents of Kebonan, while secondary data was gathered through observations. Data validity was further tested through member-checking method. The research concludes that the perception of Kebonan residents on PHBs are divided into three aspects: realizing the physical and environmental cleanliness, who is responsible for realizing PHBs, and constraints in realizing PHBS. Citizen roles to keep the environment clean, manage domestic waste, use a proper toilet, washing hand and bathing, and keeping female organ hygiene are essential in creating a good and clean living environment.
Persepsi warga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di Dusun Kebonan, Semarang Aprillia Vanessha Mailoa; Maria Dyah Kurniasari; Tesabela Sanfia Messakh
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 30 No. 3 (2017): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.364 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V30I32017.229-236

Abstract

Kebonan Village, Semarang Regency, Central Java is the region with the highest number of diarrhea cases. Based on the profile of Puskesmas Regency/City Semarang in 2014, there were 84 findings of diarrhea cases. The initial observation revealed that living environment in Kebonan village was not hygiene. Most of the times, the ditch loaded by garbage, the food often surrounded by flies, people often do not wash their hands after completing their daily activities, and there are houses that still have no latrines. These behaviors were not in accordance with the Clean and Healthy Behavior, thus estimated as the main cause of high cases of diarrhea in Kebonan. This situation was in opposition with Government socialization to local residents about Clean and Healthy Behavior (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/PHBS). Therefore, the problem identified in this research is the failure of government programs through the Department of Health in disseminating the importance of PHBs which resulting in the high number of diarrhea. The aim of this study is to describe the perception of citizens about the PHBS in Kebonan Village, Semarang. This study used the qualitative method with the descriptive design. Researcher employs primary and secondary data. Primary data collected through in-depth interviews with residents of Kebonan, while secondary data was gathered through observations. Data validity was further tested through member-checking method. The research concludes that the perception of Kebonan residents on PHBs are divided into three aspects: realizing the physical and environmental cleanliness, who is responsible for realizing PHBs, and constraints in realizing PHBS. Citizen roles to keep the environment clean, manage domestic waste, use a proper toilet, washing hand and bathing, and keeping female organ hygiene are essential in creating a good and clean living environment.
Tingkat Pengetahuan Pelajar SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Sanfia Tesabela Messakh; Esterrina Prihastuti; Bagus Panuntun Sukma Adi
Journal of Health (JoH) Vol 6 No 2 (2019): Journal of Health - July 2019
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.271 KB) | DOI: 10.30590/vol6-no2-p76-82

Abstract

Reproductive health education is not commonly talked about in Indonesian communities since it is still considered taboo. This result in the lack of understanding of a good basic knowledge of reproductive health, especially among the teenager. The lack of understanding makes the teenagers become quite fragile to negative behavior such as premarital sex which might resulted in unwanted pregnancy, abortus or even sexually transmitted diseases. The aim of this study is to describe the level of knowledge on reproductive health among the students of State Vocational High School in Bancak. The results showed that the respondents with sufficient knowledge as much as of 51.9%, as much good knowledge to 40.5%, and less knowledge as much as of 7.6%. Based on the result of the research, it can be concluded that the level of knowledge of State Vocational High School in Bancak on Adolescent Reproductive Health is in the category of medium.