Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kompetensi Pedagogik dan Profesional Mahasiswa Jurusan PAI pada Pelaksanaan PPL Tahun Akademik 2017/2018 Dinasril Amir; Abdul Basit
Murabby: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2018): Murabby Vol. 1 No. 1 April 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/mrb.v1i1.284

Abstract

Penelitian ini membahas kompetensi pedagogik dan profesional mahasiswa dalam pelaksanaan PPL, program studi Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Adapun tempat penelitiannya di sekolah-sekolah atau madrasah di mana mahasiswa program Studi Pendidikan Agama Islam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Data dikumpulkan dengan menggunakan metode: 1) Angket, yaitu data tentang kompetensi pedagogik dan profesional dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dan profesional; 2) Dokumentasi, yaitu untuk mengetahui data-data yang berhubungan dengan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sedang melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Hasil penelitian ini menunjukah bahwa: (1) Dari segi kompetensi pedagogik, calon pendidik (Mahasiswa Pendidikan Agama Islam) Dilihat dari data angket Mendapatkan nilai persentase 79%, dan nilai tersebut menunjukan bahwa kompetensi pedagogik Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2011 dikategorikan baik. Yakni, dalam kemampuan pemahaman karakter peserta didik dengan nilai presentase 76% (baik), perencanaan dan  pelaksanaan pembelajaran dengan nilai presentrase 79% (baik) , serta dalam melakukan evaluasi dan penilaian dengan nilai presentrase 76% (baik) (2) Dari segi kompetensi profesional, calon pendidik (Mahasiswa Pendidikan Agama Islam) dilihat dari data angket mendapatkan nilai persentase 82%. Dan nilai tersebut menunjukan bahwa kompetensi profesional Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2011 dikategorikan baik sekali. Yakni dalam penguasaan materi ajar dalam pembelajaran dengan nilai presentase 86% (baik sekali,) keahlian dalam menggunakan media pembelajaran dengan nilai presentase 82% (baik sekali), serta dalam kontekstual atau menghubungkan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari peserta didik dengan nilai presentase 90% dan dikategorikan (baik sekali).
Peran Ormas Islam Dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia Abdul Basit; Desman Desman; Zulmuqim; Duski Samad
AL-IBANAH Vol. 8 No. 2 (2023): JOURNAL AL-IBANAH
Publisher : Institut Agama Islam Persis Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54801/ibanah.v8i2.196

Abstract

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin, yang tidak hanya bisa dilihat dari aspek ritual maupun teologis semata. Ormas Islam lahir dan didirikan untuk menjawab kebutuhan umat pada bidang keberagamaan. Penelitian ini ingin mengetahui peran ormas pada bidang pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan (library research), dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ormas Islam didirikan dengan tujuan mulia yaitu menjawab keresahan dan melayani kebutuhan masyarakat pada aspek keberagamaan. Untuk mengeksplor lebih dalam tentang perilaku keberagamaan dalam konteks sosial setidaknya membutuhkan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sosial, pendekatan agama, dan pendekatan psikologi. Awal munculnya ormas Islam dapat dikelompokkan pada tiga alasan yaitu: pertama, dakwah Islami; kedua, pendidikan; dan ketiga, pemberdayaan ekonomi umat. Ketiga alasan inilah yang melatarbelakangi pergerakan Islam saat itu, sebab urusan politik diawasi dan dikontrol oleh penjajah Hindia Belanda. Kelahiran organisasi keagamaan Islam diawali dengan adanya Jami’at Al Khair di Jakarta (1905), kemudian Al Irsyad (1911), merupakan ormas keturunan Arab di Indonesia pengembangan dari Jami’at Al Khair, seterusnya muncul Syarikat Dagang Islam (1911), dan berikutnya lahir Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (1923) di Bandung, Nahdatul Ulama di Surabaya (1926), Al Jami’atul Washliyah di Medan (1930) dan Al Ittihadiyah di Medan (l935).
Peran Ormas Islam Dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia Abdul Basit; Desman Desman; Zulmuqim; Duski Samad
AL-IBANAH Vol. 8 No. 2 (2023): JOURNAL AL-IBANAH
Publisher : Institut Agama Islam Persis Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54801/ibanah.v8i2.196

Abstract

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin, yang tidak hanya bisa dilihat dari aspek ritual maupun teologis semata. Ormas Islam lahir dan didirikan untuk menjawab kebutuhan umat pada bidang keberagamaan. Penelitian ini ingin mengetahui peran ormas pada bidang pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan (library research), dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ormas Islam didirikan dengan tujuan mulia yaitu menjawab keresahan dan melayani kebutuhan masyarakat pada aspek keberagamaan. Untuk mengeksplor lebih dalam tentang perilaku keberagamaan dalam konteks sosial setidaknya membutuhkan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sosial, pendekatan agama, dan pendekatan psikologi. Awal munculnya ormas Islam dapat dikelompokkan pada tiga alasan yaitu: pertama, dakwah Islami; kedua, pendidikan; dan ketiga, pemberdayaan ekonomi umat. Ketiga alasan inilah yang melatarbelakangi pergerakan Islam saat itu, sebab urusan politik diawasi dan dikontrol oleh penjajah Hindia Belanda. Kelahiran organisasi keagamaan Islam diawali dengan adanya Jami’at Al Khair di Jakarta (1905), kemudian Al Irsyad (1911), merupakan ormas keturunan Arab di Indonesia pengembangan dari Jami’at Al Khair, seterusnya muncul Syarikat Dagang Islam (1911), dan berikutnya lahir Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (1923) di Bandung, Nahdatul Ulama di Surabaya (1926), Al Jami’atul Washliyah di Medan (1930) dan Al Ittihadiyah di Medan (l935).
SISTEM MANAJEMEN MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI DI KOTA PADANG Abdul Basit; Martin Kustati; Nana Sepriyanti
PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2023): Januari - Juni 2023
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/p-prokurasi.v5i1.7126

Abstract

This study aims to describe the management of public elementary schools in the city of Padang. The research method used is descriptive qualitative. The research subjects were the head of the madrasa, students, teachers and parents. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques include data reduction, data display, verification and conclusions. The results of this study explain that program planning has supported madrasah activities, teacher subjects that are relevant to their educational background, develop curricula effectively and efficiently, students participate in talent, competence, and motivational activities, school finances are budgeted every year where all madrasah components authorized to control the use of finances, use madrasa facilities and infrastructure that support the teaching and learning process, parental participation in madrasas.
KONSELING LINTAS BUDAYA Abdul Basit; Gusril Kenedi; Afnibar Afnibar; Ulfatmi Ulfatmi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.23427

Abstract

Dalam bidang konseling dan psikologi, pendekatan lintas budaya dipandang sebagai kekuatan keempat setelah pendekatan psikodinamik, behavioral dan humanistik (Paul Pedersen, 1991). Banyak pengarang menulis tentang konseling lintas budaya sering dari populasi minoritas mereka sendiri, mengartikan secara berbeda-beda sebagaimana keragaman dan perbedaan budayanya. Dalam konseling lintas budaya terlibat adanya relasi antara konselor dan konseli Bagaimanapun relasi yang terjadi dalam konseling adalah relasi dalam situasi kemanusiaan, artinya baik konselor maupun klien adalah manusia dengan karakteristiknya masing–masing, baik karakteristik kepribadiannya maupun karakteristik nilai, moral dan budaya yang dibawa masing– masing. Dengan demikian relasi konseling tidaklah sederhana. Konselor harus memiliki kesadaran adanya perbedaan karakteristik (pribadi, nilai, moral, budaya) antara dirinya dengan kliennya, serta menghargai keunikan kliennya. Perbedaan-perbedaan ini bagaimanapun akan mempengaruhi proses konseling. Di sinilah perlunya konseling berwawasan lintas budaya, yaitu konseling yang mengakomodasi adanya perbedaan budaya antara konselor dan klien. Konseling berwawasan lintas budaya efektif untuk mengeleminir kemungkinan munculnya perilaku konselor yang menggunakan budayanya sendiri (counselor encaptulation) sebagai acuan dalam proses konseling