Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

UJI KOMPERASI SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA ALAT BOILER PENGHANGAT TERNAK AYAM Jusman Rauf; Burhan liputo; Iqrima Staddal
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v4i2.458

Abstract

Pengusaha atau wirausahawan ternak ayam pedaging di Gorontalo, memiliki kendala dalam budidaya ayam pedeging. Dalam mewujudkan peningkatan produksi peternakan di Gorontalo, masyarakat Gorontalo bertujuan mengembangkan kualitas ternak, khususnya ternak ayam pedaging. Kandang ternak yang ada di Gorontalo sudah menggunakan beberapa metode pengembangan untuk pemanas kandang ternak, agar kualitas ternak ayam yang lebih unggul. Pemanas kandang ternak yang ada di Gorontalo seperti Gas Brooder yang menggunakan bahan bakar gas LPG, tetapi dilihat pada kalangan ekonomi lemah metode tersebut sangat tidak ekonomis. peneltian ini bertujuan untuk,Mengetahui berapa besar suhu yang terjadi pada saat pembakaran sekam padi didalam boiler, mengetahui berapa lama ukuran temperatur suhu pada saat pembakaran sekam padi didalam boiler. Sekam ini memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam sebesar 3300 k. kalori, serta memiliki bulk density 0,100 g/ ml, nilai kalori antara 3300 -3600 kkalori/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU (Houston, 1972). Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Kegiatan penelitian ini mulai dilaksanakan pada Oktober 2018 sampai dengan Juli 2019 di Laboratorium Mesin Umum dan Welding Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Politeknik Gorontalo. Proses pengujian alat, berguna untuk mengetahui cara kerja alat dan efesiensi alat penghangat ternak ayam. Pada saat pengujian alat simulator boiler berbahan bakar sekam padi pada ternak ayam dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dengan berat sekam 1kg, 2kg dan 3kg yang masing-masing dilakukan selama satu jam. hasil percobaan pada Gas Brooder menghabiskan bahan bakar berupa gas sebanyak 3kg dalam waktu 19:00 – 06:00. Untuk simulator boiler berbahan bakar sekam menghabiskan sekam padi 6kg, namun keunggulan dari alat simulator boiler ini mudah untuk mendapatkan bahan bakarnya. Sekam mudah ditemukan didekat penggilingan padi, adapun dijual harganya tak semahal harga gas. Sedangkan untuk pemanas gas brooder ini, sulit untuk mendapatkan bahan bakarnya. Dilihat dari kondisi gas yang disediakan oleh pemerintah Gorontalo sangatlah minim untuk kebutuhan masyrakat Gorontalo
MODIFIKASI MATA PISAU PADA MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA Mahmud Bahsoan; Yunita Djamalu; Iqrima Staddal
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i1.538

Abstract

Mesin pengupas sabut kelapa menggunakan mata pisau yang berbentuk seperti busur dengan sudut 70º ini dapat memisahkan sabut kelapa dari batok kelapa. Mesin ini akan mempercepat secara efisien dalam pengupasan sabut kelapa dibandingkan dengan menggunakan mata pisau berbentuk lancip ke atas yang sebelumnya. Karena pada mata pisau tersebut masih belum maksimal pada saat proses pengupasan, dimana mata pisau ini masih menggaruk batok kelapa hingga sampai pecah saat proses pemisahaan sabut dari batok. Untuk itu, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu diciptakan inovasi untuk meningkatkan nilai ekonomis dan pemanfaatannya sebagai produksi kopra.“Modisfikasi Mata Pisau Pada Mesin Pengupas Sabut Kelapa” dengan kapasitas 18.96 detik/buah.Dimaksudkan untuk pendapatan petani lebih meningkat dan terhindar dari resiko kecelakaan. Setelah dilakukan perancangan mesin pengupas sabut kelapa, diperoleh dimensi dan ukuran mesin sesuai dengan standar yang ada, seperti daya motor penggerak yang digunakan, serta komponen-komponen mesin lainnya. Sehingga akan dihasilakn mesin pengupas sabut kelapa dengan biaya yang lebih efisien, terjangkau dan hasil produksinya juga sesuai dengan yang diharapkan
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN ECENG GONDOK (Eichhornia Crassipes) MENGGUNAKAN ALAT PENCACAH LIMBAH ORGANIK Moh Sarif Ismail; Iqrima Staddal
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i2.678

Abstract

Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) merupakan jenis tanaman air yang mampu beradaptasi sehingga cepatberkembang biak pada lingkungan baru. Hal ini yang membuat eceng gondok menjadi gulma dominan diwilayahperairan yang tumbuh terapung dapat menggangu jalanya tranportasi perairan. Pemanfaatan Eceng Gondok salahsatu yaitu sebagai pupuk organik yang berupa cair atau padat yang berguna terhadap unsur tanaman. Pupukorganik cair ataupun padat mengandung zat-zat serta unsur-unsur yang di butuhkan oleh tanaman. Tujuanpenelitian adalah untuk mengetahui hasil ukuran hasil cacahan menggunakan mesin pencacah eceng gondokdengan daya putaran kecepatan 1420rpm, proses penyimpanan pengukuran suhu , dan hasil pupuk organik ecenggondok berupa pupuk padat dan cairan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium umum Mesin PeralatanPertanian Politeknik Gorontalo. Penelitian pembuatan pupuk organik berbahan eceng metode pengujian dilakukan sebanyak 5 kali perlakuan. Hasil penelitian bahwa menunjukan bahwa Semakin kecil ukuran fraksiorganik dari eceng gondok maka proses pengurain semakin cepat dan berbanding lurus dengan fase kematanganpupuk. Pada proses pencacahan eceng gondok didapatkan bahwa rata- rata ukuran hasil cacahan adalah 1,5 cmdengan ukuran yang paling kecil adalah 1 cm.
Identifikasi Pertumbuhan Sayuran dengan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Menggunakan Akuaponik Sistem Apung Abas Saleh; Ikrima Staddal; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.853

Abstract

Akuaponik adalah penggabungan antara budidaya ikan dan hidroponik (budidaya tumbuhan). Akuaponik menjadi salah satu solusi beternak sekaligus menanam di perkotaan dengan menngunakan lahan sempit. Dalam budidaya ikan nila tentunya menghasilkan limbah air kolam yang bersal dari metabolisme ikan dan sisa pakan yang terlarut. Air yang berasal dari limbah ikan nila ini masih bisa digunakan untuk proses pembudidayaan sayuran melalui sistem akuaponik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh limbah kolam ikan nila terhadap pertumbuhan sayuran yang mennggunakan sistem apung untuk peningkatan kapasitas produksi. Penelitian ini dilakukan di green house Program Studi Mesin dan Pralatan Pertanian Politeknik Gorontalo. Penelitian dilakukan pada tiga perlakuan masing-masing dengan jumlah sayuran sebanyak 25 tanaman. Tiga jenis sayuran yang menjadi objek penelitian adalah kangkung, pakcoy, dan bayam. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun, dan diameter batang. Hasil penelitian dianalisis dari minggu pertama sampai minggu keempat. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode aquaponik sistem apung merupakan metode yang baik untuk budi daya sayur-sayuran, terutama kangkung tanpa tambahan AB MIX.
Analisis Kualitas Air Sawah Di Kota Gorontalo Secara Spasial Menggunakan ArcGIS Awen Dino Aryo; Siradjuddin Haluti; Iqrima Staddal
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i1.873

Abstract

Kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air. Kualitas air di Kota Gorontalo khususnya pada lahan sawah dapat terlihat melalui kualitas pH, TDS, Suhu, EC, dan salinitas. Untuk mengetahui lokasi kualitas air sawah di Kota Gorontalo dapat dilakukan melalui pemetaan. Penelitian ini bertujuan menguji dan memetakan kualitas air persawahan pada daerah perumahan di Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, mengambil sampel air kemudian diolah dan ditampilkan lokasi pengambilan sampel dalam bentuk peta. Penampilan dalam bentuk peta dilakukan menggunakan software ArcGIS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat beberapa daerah di Kota Gorontalo yang kualitas air persawahannya memenuhi dan tidak memenuhi syarat air irigasi. Beberapa lokasi yang tidak memenuhi standar air irigasi antara lain Desa Dembe II Kecamatan Kota Utara, Desa Libuo Kecamatan Dungingi dan Desa Molosipat Kecamatan Kota Barat. Parameter yang tidak memenuhi syarat kualitas air irigasi adalah pH. Selain itu, kualitas air irigasi terpenuhi.
Rancang Bangun Pompa Hidram sebagai Solusi Sistem Pengairan di Daerah Perbukitan Didik Firmana; Iqrima Staddal; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 2 (2022): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i2.946

Abstract

Water is one of the natural resources needed by all living things. Not only for human and animal consumption but water is also needed by plants for the process of growth and development. In areas where the position is low (below sea level), water is very easy and often found. However, in contrast to hilly and mountainous areas. Generally, farmers rely on rainwater to meet crop water needs. Therefore, hydram pump technology is a solution for irrigation systems in hilly and mountainous areas. This study aims to design a hydram pump system with a two-valve system. This research was conducted through several stages, namely design, provision of tools and materials, functional design and structural design, and testing. The main material for making hydram pumps comes from PVC pipes with different diameters, namely ¾, 2, and 3 inches. The design of the hydram pump consists of several main components, namely the input pipe, output pipe, delivery valve, waste valve, and air tube. Based on the results of the type 2 valve hydram pump test, the resulting discharge data is 8 liters/minute. The flow velocity in the input pipe and the output pipe are 0.052 m/s and 0.42 m/s respectively. One of these differences is influenced by the diameter of the pipe, where the flow velocity is inversely proportional to the diameter of the pipe. The flow rates generated in the input pipe and output pipes are 1.33 x 10‑4 m3/s and 1.32 x 10‑4 m3/s respectively.
ANALISIS KETERPADUAN PENGELOLAAN DAS RANDANGAN DI KABUPATEN MENGGUNAKAN MODEL SWOT Iqrimha Staddal
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2019 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.188 KB) | DOI: 10.32662/gjfr.v2i2.580

Abstract

Kerusakan DAS Randangan ditandai dengan terjadinya berbagai bencana alam yang disebabkan oleh dinamika kondisi biofisik DAS. Dalam sudut pandang kelembagaan, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi kesalahan dalam pengelolaan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik DAS Randangan dan menganalisa peran serta tupoksi stakeholder dalam pengelolaan DAS Randangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kondisi fisik DAS Randangan yang ditunjukkan oleh erosi katagori berat sebesar 36.8% dan katagori sangat berat sebesar 34.5%, koefisien aliran permukaan sebesar 0.54 serta kekritisan lahan dengan katagori agak kritis sebesar 85.6%. Analisis pertumbuhan penduduk sebesar 1.45% selama tiga tahun terakhir dan tingkat kemiskinan sebesar 21.29%. Analisis kelembagaan menjadi tolak ukur dalam penelitian ini, hasil penelitian memperlihatkan bahwa kurangnya pemahaman tugas pokok dan fungsi pekerjaan menjadikan DAS Randangan semakin kritis .Â