Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT HCl PADA EKTRAKSI PEKTIN DARI KULIT PISANG AMBON Fakhrizal, Fakhrizal; Fauzi, Rizqi; Ristianingsih, Yuli
Konversi Vol 4, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i2.264

Abstract

Abstrak- Pektin adalah komponen polisakarida kompleks yang terdapat pada dinding sel tanaman. Pektin sering dimanfaatkan pada industri proses pengolahan makanan, koagulan pada industri karet dan adsorben pada pengolahan air limbah. Kulit pisang merupakan salah satu sumber pektin yang sangat potensial karena dalam kulit pisang terkandung senyawa pektin. Proses ekstraksi asam digunakan untuk dekomposisi komponen pektin yang terkandung dalam kulit pisang. Penelitian ini menggunakan 50 gram kulit pisang yang direaksikan dengan HCl dalam sebuah reaktor tangki berpengaduk. Proses ekstraksi ini dilakukan pada suhu 800C selama 1,5 jam dengan memvariasikan konsentrasi pelarut HCl (0,25N; 0,3N dan 0,35N. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi pelarut HCl pada proses ekstraksi pektin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pelarut HCl maka semakin tinggi yield pektin yang dihasilkan. Yield pektin maksimum yang diperoleh pada penelitian ini adalah 67,55%. Kadar metoksil dan galakturonat yang diperoleh pada penelitian ini adalah 4,34% dan 84,48%.  Kata Kunci : kulit pisang, pektin, ekstraksi, HCl Abstract- Pectin is a complex polysaccharides compound which is contained in plant cell walls. It is used in food manufacturing processes, coagulant for rubber industry and adsorbent for waste water treatment. Banana peel is one of the potential sources of pectin, because inside of banana peel contain pectin compound. Acid extraction process was used to decompose pectin compound which contained in banana peel. In this research, fifty grams of banana peel was reacted with hydrochloric acid using stirred tank reactor. This process was operated at temperature 80 0C for 1.5 hour in various solvent concentration (0.25N; 0.3N and 0.35N). The purpose of this research was to study the effect of solvent concentration in pectin extraction process. The result showed that the solvent concentration, the higher yield of pectin. The maximum yield of pectin which was obtained in this research is 67.55%. The Methoxyl contain and Galacturonic which was obtained in this research are 4.34% and 84.48%. Keywords: Banana peel, pectin, extraction, HCl
PENGARUH KOMPOSISI SEKAM PADI DAN AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK KERTAS DENGAN PROSES SODA Ristianingsih, Yuli; Angreani, Nelli; Fitriani, Annisa
Konversi Vol 3, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v3i2.160

Abstract

Abstrak- Kertas adalah sesuatu yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari serat selulosa dan hemiselulosa yang terdapat di alam. Salah satu limbah yang dapat diolah menjadi bahan baku alternatif pembuatan kertas adalah sekam padi dan ampas tebu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi sekam padi dan ampas tebu serta konsentrasi NaOH terhadap yield pulp yang dihasilkan. Kondisi operasi yang terbaik yang dihasilkan dari sekam padi dan serat ampas tebu oleh variasi konsentrasi NaOH juga diselidiki. Bahan baku kering dengan perbandingan liquor/crop 15:1 (mL/g) dicampur dengan NaOH (3-6% w/v) kemudian di digester dalam autoclave (120°C, 1 atm) selama 60 menit. Kondisi operasi dengan produksi yield terendah ketika dicampur antara serat ampas tebu dan serat sekam padi dengan perbandingan 1: 3, 1: 2 dan 1: 1. NaClO 5,25% (v / v) ditambahkan ke dalam campuran sebagai bleaching agent, kemudian proses selanjutnya ditekan dan dikeringkan sehingga dapat diproduksi menjadi kertas. Yield terkecil sekam padi dan ampas tebu pada konsentrasi NaOH 5% (w/v) adalah 42,28% dan 35,36%. Yield dan densitas terkecil ampas tebu dan sekam padi dengan perbandingan liquor/crop 1:2 adalah 42,28% dan 4,26 g/cm3. Kta kunci: kertas, chemical pulping, autoclave. Abstract- Generallay, the paper is made from fiber plants which contained cellulose fibers and hemicellulose usually exist in nature . One of waste that can be processed into paper-making raw material alternative is rice husk and bagasse. The purpose of this research was to know the influence of the composition of the rice husk and bagasse as well as NaOH concentration against pulp that yields produced. The operating conditions for the best produced of the rice husk’s and bagasses fiber by variation of NaOH concentration were also investigated. Dry raw materials on liquor/crop ratio was 15:1 (mL/g) and mixed with 3 to 6% (w/v) NaOH then digested in an autoclave (120 0C; 1 atm) for 60 min. The operating condition which lowest yield production was mixed between the bagasse’s and rice husk’s fiber with ratio 1:3, 1:2 and 1:1. The NaClO 5.25% (v/v) was added into the mixture as bleaching agent, then pressed and dried as a paper. The lowest rice husk’s and bagasse’s fiber yield at 5% (w/v) NaOH concentration was obtained about 45.44% and 35.36%. The lowest yield and density at bagasse’s and rice husk’s fiber loading ratio 1:2 were obtained about 42.28% and 4.26 g/cm3.Keywords: paper, chemical pulping, autoclave.
PENGARUH KONSENTRASI HCl DAN Ph PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI ALBEDO DURIAN DAN APLIKASINYA PADA PROSES PENGENTALAN KARET Ristianingsih, Yuli; Nata, Iryanti Fatyasari; Ansari, Dian Sylvana; Putra, I Putu Andika
Konversi Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v3i1.135

Abstract

Abstrak: Durian adalah tanaman yang tahan terhadap iklim kering sehingga dapat tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Albedo durian merupakan sumber pektin yang potensial karena di dalamnya terkandung senyawa pektin. Untuk menguraikan pectin dalam albedo durian dapat dilakukan dengan proses ekstraksi asam karena kemungkinan terjadinya pectin jauh lebih sedikit daripada ekstraksi basa. Pada penelitian ini akan dilakukan ekstraksi pectin dengan bahan baku albedo durian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kosentrasi pelarut dan PH dari albedo durian, mendapatkan kondisi operasi optimum dari ekstraksi pectin albedo durian dan membandingkan data waktu pengentalan karet dengan menambahkan pectin atau tanpa pektin. Penelitian dilakukan dengan waktu ekstraksi 60 menit dengan temperatur ekstraksi 90 0C dan massa albedo durian 20 gram. Variasi perubah yang digunakan adalah konsentrasi pelarut HCl (0,2; 025; 0,3 dan 0,35N) dan variasi PH (1,2; 2; 2,5 dan 3). Pectin yang diperoleh kemudian diaplikasikan untuk proses pengentalan karet dengan variasi pectin yang digunakan adalah sebagai berikut (1:5; 2:5; 3:5 dan 4:5). Kadar pektin yang didapat pada penelitian ini berkisar antara 3,09 g-17,91 g. Kadar metoksil yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 2,430%-3,13%, sedangkan kadar galakturonat yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 67,65%-82,02% dan waktu pengentalan karet tercepat adalah 5 menit dengan rasio pectin dan karet adalah 5:5. Kata kunci : Pektin, ekstraksi asam, metoksil, galakturonat Abstract: Pectin is a complex polysaccharides compound which contained in plant cell walls. It is used in food manufacturing processes, adsorbent for waste water treatment and coagulant for rubber industry. Albedo durian was one of the potential sources of pectin, because albedo durian is consist of pectin compound. Acid extraction process was used to decompose pectin compound which contained in albedo durian. In this research, twenty grams of albedo durian was reacted with hydrochloric acid using stirred tank reactor. This process was conducted at temperature 90 0C for 1 hour in various solvent concentration and PH. The purpose of this research was to study the effect of solvent concentration and PH in pectin extraction process and the effect of adding pectin in process of latex coagulation. The result showed that the higher PH and solvent concentration, the higher yield of pectin. The maximum yield of pectin which was obtained in this research is 89.55%. The methoxyl contain and galacturonic which was obtained in this research between 2.430-3.13% and 67.65-82.02%, rescpectively. The Minimum time for latex coagulation about 5 minute using ratio pectin and latex 5:5.              Keywords : Pectin, acid extraction, methoxyl, galacturonic
THE PAPER CHARACTERISTICS FROM COMBINATION OF RICE HUSKS AND EMPTY FRUIT BUNCHES Ristianingsih, Yuli; Islami, Hero; Sarwani, Muhammad
Konversi Vol 6, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v6i2.4759

Abstract

Abstract- Rice husk and empty fruit bunches are agricultural and plantation wastes which have fiber cellulose and hemicellulose, it can be converted to pulp and paper. This research aims to study the effect of NaOH concentration (2, 4, 6 and 8% w/v) and raw material composition to pulp yield and to study characteristics of the paper combination of rice husk and empty fruit bunches using soda process based on SEM and XRD analysis.  This research using soda process because it is suitable for non-wood raw materials, low cost operations and not use sulfur compounds. Dry raw materials are mixed with NaOH and digesting using autoclave (100°C, 1 atm) for 60 minutes. NaOH concentration optimum used in the pulping process a combination rice husk and empty fruit bunches (1:3, 1:2, 1:1, 2:1 and 3:1) and then cooled for 30 minutes. Pulp is bleached with NaClO 5.25% (v / v), then formed and dried as paper. The lowest pulp yield obtained in a ratio of 2: 1 is 27.6%. Based on the observation of SEM known the fiber of rice husk and empty fruit bunches is 5.88 to 9.8 μm and 8.82 to 14.71 μm, while based on XRD observations, chemical treatment can improve the characteristic of peak intensity on paper combination. The highest advances of peak intensity in the 1:3 ratio is 71.28% (cellulose I)  dan  83.33% (cellulose II).                                                                                                                    Keywords: rice husk, empty fruit bunches, chemical pulping, soda process 
PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES PIROLISIS Ristianingsih, Yuli; Ulfa, Ayuning; Syafitri K.S, Rachmi
Konversi Vol 4, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i2.266

Abstract

Abstrak-Tandan Kosong Kelapa Sawit merupakan limbah padat hasil produksi Crude Palm Oil (CPO). Setiap 1(satu) ton tandan buah segar dihasilkan 23% limbah padat. Limbah padat ini dapat di konversi menjadi bahan bakar pengganti minyak yaitu briket. Briket bioarang adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak dan gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pirolisis terhadap yield bioarang yang dihasilkan dan mengetahui pengaruh konsentrasi perekat kanji (5% w/w, 10% w/w, 15% w/w) terhadap karakteristik briket hasil penelitian (kadar air, volatile matter, kadar abu, fixed carbon, nilai kalor dan laju pembakaran). Penelitian dilakukan dengan metode pirolisis yaitu proses pembakaran bahan baku dalam reaktor pirolisis dengan menggunakan suhu yang tinggi dan tanpa atau dengan sedikit oksigen. Pirolisis dilakukan selama 2,5 jam dengan variasi suhu yaitu 350°C, 400°C, 450°C dan 500°C. Arang yang dihasilkan dicampur dengan perekat sesuai variasi dan dicetak menjadi briket. Briket kemudian dianalisa kadar air, kadar abu, kadar karbon, kadar zat terbang, nilai kalor dan laju pembakaran. Briket dengan yield tertinggi terdapat pada suhu 350°C sebesar 51,53% dan yield terendah pada suhu 500°C sebesar 26,03%. Briket hasil penelitian ini telah memenuhi standar mutu briket sebagai bahan bakar dilihat dari nilai kalor. Komposisi optimal antara perekat kanji dan arang TKKS hasil pirolisis yaitu pada 5%:95% yang menghasilkan nilai kalor terbesar yaitu 6748,15kal/g.  Kata kunci : Briket Bioarang, Pirolisis, Tandan Kosong Kelapa Sawit                Abstract-Palm Oil Empty Fruit Bunches are solid waste from Crude Palm Oil (CPO industry). For 1 ton of fresh fruit bunches produced 23% of solid waste. This solid waste can be converted into alternative energy that called briquettes. Briquettes are solid fuel that can be used as an alternative fuel replacement for fossil fuels such as oil and gas. This study aims to determine the effect of temperature on the yield generated briquettes and the effect of stach adhesive concentration (5, 10 and 15% wt) to briquettes characteristics (moisture content, volatile matter, ash content, fixed carbon, calorific value and the rate of combustion). In this reseacrh, two kilograms of palm oil empty fruit bunches was burned using pyrolisis reactor at different temperatur (350, 400, 450 and 5000C) for 2.5 hour. Charcoal produced was mixed with an adhesive in accordance variations and molded into briquettes. Briquettes then analyzed the water content, ash content, carbon content, volatile matter content, heating value and rate of combustion. The maximum yield of briquettes which was obtained in this research is 51.53% at temperature 3500C and the lowest yield at temperature of 500 ° C by 26.03%. Briquettes results of this study have met the quality standards of fuel briquettes as seen from the heating value. Optimal adhesive composition between starch and charcoal TKKS is 5%: 95% that generates highest calorific value about 6748.15kal/ g. Keywords: Briquette Bioarang, Pyrolysis, oil palm empty bunches
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ADSORBEN BIJI TREMBESI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM KROMIUM (Cr) TOTAL PADA LIMBAH INDUSTRI SASIRANGAN Hayati, Gusti Indah; Pertiwi, Bunga; Ristianingsih, Yuli
Konversi Vol 5, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v5i2.4760

Abstract

Abstrak- Proses pembuatan kain sasirangan menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses pewarnaan dan pencelupan kain. Salah satu polutan yang terkandung pada limbah cair industri sasirangan adalah logam Cr. Reduksi logam Cr total limbah cair industri sasirangan dilakukan dengan proses adsorpsi menggunakan adsorben dari biji Trembesi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi adsorben 1, 2, 3 dan 4% w/v terhadap proses reduksi logam Cr total industri sasirangan. Variasi konsentrasi adsorben yang digunakan sebesar 1 g/100 mL, 2 g/100 mL, 3 g/100 mL dan 4 g/100 mL limbah sasirangan dengan pengadukan selama 30 menit pada 100 rpm suhu 55oC dengan ukuran adsorben 250 mikron. Proses pirolisis berlangsung selama 5 jam dengan suhu operasi 450oC. Adsorben diaktifkan menggunakan HCl 0,1 N yang berlangsung selama 24 jam. Analisa yang dilakukan yaitu ICP (Inductively Coupled Plasma) untuk mengetahui kadar logam yang masih tersisa didalam limbah setelah dilakukannya proses adsorpsi. Semakin banyak jumlah adsorben yang ditambahkan maka penurunan konsentrasi logam Cr dalam air limbah semakin besar. Hasil penelitian diperoleh penurunan konsentrasi logam Cr maksimum sebesar 82,65%. Konsentrasi logam Cr mula-mula pada limbah cair kain sasirangan sebesar 2 ppm dan penurunan konsentrasi logam Cr maksimum pada penambahan adsorben 2 g sebesar 0,347 ppm. Kata kunci: biji Trembesi, logam Cr, pirolisis. Abstract- The production process of sasirangan fabric produced liquid waste from dyeing and coloring process. One of the pollutant that contained in liquid waste was chrom metal. Reduction of Cr metal from sasirangan industrial liquid waste used tamarind (trembesi) seeds as the adsorbent. The purpose of this research was to know the effect of adsorbent concentration 1; 2; 3 and 4 % w/v to reduction of Cr metal in sasirangan industry. Variation of adsorbent concentration that used 1 g/100 ml, 2 g/100 ml, 3 g/100 ml and 4 g/100 ml Sasirangan liquid waste by stirring for 30 minutes in 100 rpm at 55oC and the size of adsorbent was 250 micron. The pyrolisis process had setting at 450oC temperatures for 5 hours operation. Adsorbent was activated by HCl 0.1N for 24 hours. Chrom  metal residu which contained in sasirangan waste was analyzed using ICP (inductively coupled plasma). This analysis aims to determine residual chrom metal concentration in sasirangan industries after adsorption process. The greater adsorbent was added at adsorption process, the less residual chrom metal concentration which contained in sasirngan waste. The results of this research showed that adsorbent can decrease Cr metal up to 80.65%. The initial concentration of Cr metal in sasirangan waste was 2 ppm and the decreasing of Cr metal maximum remaining was 0.347 ppm at 2 g adsorbent.Keywords: Tamarind seeds, Cr metal, pyrolisis. 
Uji Aktivitas Karbon Aktif Tongkol Jagung Terimpregnasi Fe2O3 sebagai Biosorben Limbah Warna Metilen Blue Fauzan Irfandy; Yuli Ristianingsih; Alit Istiani
Eksergi Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v0i0.4536

Abstract

Methylene blue is one of dying waste that causes harmful effect both enviromental and public health risks. A method to overcome the problem is to adsorb it with the activated carbon. Apart from that, corn cob is potential biomass with can convert to activated carbon. The aim of this research is to syntethic and to modify corn cob activated carbon with iron oxide. It is expected to increase the afinity of methylene blue to the activated carbon surface. The modification is done by wet impregnation and the effectiveness of the impregnated corn cob activated carbon is studied by analyse the persen removal of methylene blue in every interval time. The result show that in the concentration range of Fe load impregnation between 1%-3% which has been used, the corn cob activated carbon with concentration of Fe load 2% has the most optimum ability in methylene blue adsorption with the adsorption capacity 44,9%. Moreover, the effect pH shows that in acidic condition the adsorption of methylen blue is better than in netral condition
STUDI KINETIKA PROSES KIMIA DAN FISIKA PENGHILANGAN GETAH CRUDE PLAM OIL (CPO) DENGAN ASAM FOSFAT Yuli Ristianingsih; Sutijan Sutijan; Arief Budiman
Reaktor Volume 13, Nomor 4, Desember 2011
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.809 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.13.4.242-247

Abstract

KINETIC STUDY OF CHEMICAL AND PHYSICAL DEGUMMING OF CRUDE PALM OIL (CPO) USING PHOSPHORIC ACID. The removal of phospholipids (‘degumming’) is the first step in the process of refining crude vegetable oil. The purpose of this research was to study degumming process and its effects to the oil’s quality. CPO used in this research was reacted with phosphoric acid using stirred tank reactor. The batch process was operated for 2 hours in various temperature, phosphoric acid concentration, and agitation speed. The sample was taken every 15 minutes which then analyzed by spectrophotometer at the wave length of 650 nm to measure the gum concentration in the oil. By minimizing sum of squares of errors between experimental and simulation data,  the mass transfer coefficient (Kca), reaction rate constant (k1) and phase equilibrium constants (K) were be calculate. The result showed that the temperature, phosphoric acid concentration and agitation speed were highly affecting in the degumming process. At the range of temperature of 323≤T≤353 K, the higher temperature, the larger reaction rate constant and its relationship can be express as . At the range of Reynolds number of 121.4438 ≤ Re ≤ 630.2521, the effect of agitation speed to mass transfer coefficient (Kca) can be express as Sh=0.09986.Re0.5998.Sc0.3995. From these two equations obtained, one can say that the temperature has effect on the reaction rate and mass transfer.    Abstrak   Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika proses penghilangan getah (degumming) CPO (Crude Palm Oil) yang meliputi kinetika reaksi dan transfer massanya. Parameter yang dipelajari meliputi suhu, kecepatan pengadukan dan konsentrasi asam fosfat. Percobaan dilakukan dengan mereaksikan CPO dan  asam fosfat dalam sebuah reaktor tangki berpengaduk selama 2 jam. Sampel diambil setiap 15 menit kemudian dianalisis dengan spektrofotometer panjang gelombang 650 nm untuk mengetahui konsentrasi gum tersisa pada minyak. Minimasi sum of squares of errors (SSE) antara data percobaan dan hasil perhitungan akan menghasilkan nilai koefisien transfer massa (Kca), konstanta kecepatan reaksi (k1) dan konstanta kesetimbangan cair-cair (K). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu, konsentrasi asam fosfat dan kecepatan pengadukan sangat berpengaruh terhadap proses degumming. Pada kisaran suhu yang dipelajari (323≤T≤353 K), hubungan antara konstanta kecepatan reaksi (k1) dengan suhu dapat dinyatakan dengan persamaan . Pada kisaran pengadukan yang dipelajari (112,4438≤Re≤630,2521), pengaruh kecepatan pengadukan terhadap koefisien perpindahan massa jika dinyatakan dengan bilangan tak berdimensi dapat dinyatakan  dengan persamaan Sh=0,09986.Re0,5998.Sc0,3995. Dari kedua persamaan yang diperoleh terlihat suhu berpengaruh terhadap kecepatan reaksi yang dinyatakan dengan (k1) dan transfer massa yang diwakili dengan Bilangan Schmidt (Sc) dan Reynold (Re).
Proses Pembuatan Kertas Dari Kombinasi Limbah Ampas Tebu dan Sekam Padi Dengan Proses Soda Yuli Ristianingsih; Nelli Angraeni; Annisa Fitriani
CHEMPUBLISH JOURNAL Vol. 2 No. 2 (2017): Chempublish Journal
Publisher : Universitas Jambi, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.338 KB) | DOI: 10.22437/chp.v2i2.4455

Abstract

Salah satu limbah yang dapat diolah menjadi bahan baku alternatif pembuatan kertas adalah sekam padi dan ampas tebu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan baku (sekam padi dan ampas tebu) terhadap yield pulp yang dihasilkan dan mengetahui karakteristik kertas kombinasi antara sekam padi dan ampas tebu menggunakan proses soda berdasarkan uji SEM dan XRD. Penelitian ini menggunakan proses soda karena cocok untuk bahan baku non wood, biaya operasi murah dan tidak menggunakan senyawa sulfur. Bahan baku kering yang dicampur dengan NaOH dimasak menggunakan autoclave (120°C, 1 atm) selama 60 menit. Pencampuran bahan baku dilakukan pada perbandingan ampas tebu dan sekam padi yaitu 1:3; 1:2; 1:1; 2:1 dan 3:1. Pulp diberi pemutih NaClO 5,25% (v/v), kemudian dicetak dan dikeringkan sebagai produk kertas. Yield pulp terendah diperoleh pada perbandingan 3:1 sebesar 33,48%. Berdasarkan observasi dari SEM diketahui serat sekam padi dan ampas tebu berukuran 5,88-9,8 µm dan 8,82-14,71 µm, sedangkan berdasarkan observasi XRD, chemical treatment dapat meningkatkan karakteristik peak intensity pada sekam padi sebesar 81,67% (selulosa I) dan 89,82% (selulosa II) dan untuk ampas tebu sebesar 75% (selulosa I) dan 67,91% (selulosa II).
Pengaruh penambahan kitosan sisik ikan papayu (Anabas testudienus) terhadap sifat kimia, mekanik dan struktur morfologi pada edible film pati jagung Yuli Ristianingsih; Maria Natalia
CHEMPUBLISH JOURNAL Vol. 4 No. 2 (2019): Chempublish Journal
Publisher : Universitas Jambi, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/chp.v4i2.7959

Abstract

Edible film adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat dikonsumsi dan digunakan untuk melapisi makanan sebagai penghalang terhadap transfer massa seperti kelembapan, oksigen, aroma, pembawa aditif seperti mikrobial dan lemak. Jenis polisakarida yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film adalah pati dan kitosan. Bahan baku pembuatan edible film yang digunakan pada penelitian ini adalah pati jagung, gliserol sebagai plasticizer dan kitosan ikan papuyu. Ikatan molekul antara pati jagung dan kitosan mempengaruhi kuat tarik edible film. Hal ini dapat dilihat pada uji FTIR dan kuat tarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia, mekanik dan struktur morfologi edible film dengan variasi kitosan ikan papuyu (0,5%; 1%; 1,5% dan 2%). Analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa sifat kimia edible film melalui analisa gugus fungsional (FT-IR) menunjukkan bahwa edible film mengandung gugus OH (pati) dan C=H (kitosan). Analisis kuat tarik menunjukkan bahwa penambahan kitosan mampu meningkatkan nilai kuat tarik edible film dengan nilai maksimum kuat tarik 14,5 MPa. Nilai elastisitas pada kosentrasi kitosan 2% mengalami penurunan dan nilai maksimum EAB 6,3%. Struktur morfologi pada edible film pada konsentrasi kitosan 2% diketahui bahwa kitosan tercampur merata. Kuat tarik dan struktur morfologi merupakan aspek yang penting dalam edible film untuk menentukan kualitas bahan pengemas sebelum dikomersilkan.