Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI POSYANDU KECUBUNG KELURAHAN PARUNG SERAB KOTA TANGERANG Bunga Tiara Carolin; Dayan Hisni; Desti Rini
JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA Vol 6, No 1 (2020): JAKHKJ Juni 2020
Publisher : Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Usia 1-3 tahun merupakan periode emas perkembangan anak yang meliputi aspek motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian. Faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak adalah stimulasi, lingkungan, pendidikan orang tuaMetode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Stimulasi oleh Orang tua dengan Perkembangan Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Posyandu Kecubung Kelurahan Parung Serab Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sampel dalam penelitian ini terdiri dari 44 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada orang tua dan melakukan skrining menggunakan KPSP kepada responden. Uji statistik yang dilakukan menggunakan uji Chi Square.Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi oleh orang tua terhadap perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun) di Posyandu Kecubung Kelurahan Parung Serab Kota Tangerang (p-value = 0,000).Kesimpulan: Ada hubungan antara stimulasi oleh orang tua dengan perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).
PENGARUH KOMBINASI TEKNIK KNEADING DAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I PERSALINAN DI PMB RABIAH ABUHASAN PALEMBANG Gina Lanina; Bunga Tiara Carolin; Dayan Hisni
JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA Vol 6, No 2 (2020): JAKHKJ November 2020
Publisher : Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Nyeri Persalinan lazim terjadi pada saat persalinan dan merupakan proses yang melibatkan fisiologis dan psikologis ibu. Hampir 90% ibu bersalin mengalami nyeri, 15% mengalami nyeri ringan, 35% dengan nyeri sedang, 30% dengan nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri sangat hebat. Salah satu upaya non farmakologi untuk mengatasi nyeri persalinan yaitu dengan menggunakan teknik kneading dan relaksasi nafas dalam. Tujuan: mengetahui “Pengaruh Kombinasi Teknik Kneading dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Persalinan Di Praktik Mandiri Bidan Rabiah Abuhasan Palembang”. Metodologi :Penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pretest and posttest one group design. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 25 responden. Analisa data menggunakan paired t-test. Hasil Penelitian :Hasil uji statistik terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest sebelum dilakukan intervensi didapatkan nilai mean 7,72 sedangkan sesudah diberikan intervensi mendapat nilai mean 5,44. Hasil analisa data menggunakan paired t-test diperoleh p= 0,000 (p<0,05). Simpulan dan saran :ada pengaruh kombinasiteknik kneading dan relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri kala 1 persalinan. Saran: diharapkan meotde ini dapat menjadi salah satu metode alternatif dalam mengatasi masalah nyeri persalinan oleh masyarakat. Kata Kunci : nyeri, kala 1, kneading, persalinan, relaksasi nafas dalam
Analisis Asuhan Keperawatan Terapi Teknik Relaksasi Nafas dalam Sebagai Intervensi Penurunan Kadar Glukosa Darah dengan Diagnosa Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Jakarta Timur Sindi Astati; Dayan Hisni
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 3 (2023): Volume 6 No 3 Maret 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i3.8652

Abstract

ABSTRAK Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua. Oranisasi International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk usia yang sama. Menganalisis Asuhan Keperawatan melalu intervensi Terapi Teknik Relaksasi Nafas Dalam pada Tn. S dan Ny. E dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Jakarta Timur. Tindakan keperawatan pada Tn. S pada tanggal 17-19 April 2022 dan pada Ny. E tanggal 16-18 November 2022. Implementasi pada masalah keperawatan utama ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia yaitu terapi Teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan kadar glukosa darah. Hasil evaluasi Tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari terbukti bahwa terapi Teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan kadar glukosa darah pada Tn. S 351 mg/dL menjadi 111 mg/dL pada Ny. E 385 mg/dL menjadi 193 mg/dL. Pemecahan masalah keperawatan utama pada klien dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia dapat dilakukan dengan memberikan terapi Teknik relaksasi nafas dalam. Diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan serta wawasan khususnya ilmu riset keperawatan medical bedah dan dapat mengaplikasikan penatalaksanaan ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan cara memberikan terapi Teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan kadar glukosa darah. Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2, Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah, Terapi Teknik Relaksasi Nafas Dalam  ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to defects in insulin secretion, insulin action or both. The International Diabetes Federation (IDF) estimates that at least 463 million people aged 20-79 years in the world have diabetes in 2019, or the equivalent of a prevalence rate of 9.3% of the total population of the same age.To analyze nursing care through the intervention of Deep Breathing Relaxation Technique Therapy on Mr. S and Mrs. E with a medical diagnosis of Diabetes Mellitus Type 2 at the Indonesian Christian University General Hospital, East Jakarta. Nursing actions on Mr. S on April 17-19 2022 and on Mrs. E on November 16-18 2022. Implementation of the main nursing problem of instability in blood glucose levels associated with hyperglycemia, namely deep breathing relaxation technique therapy to reduce blood glucose levels. The results of the evaluation of nursing actions carried out for three days proved that deep breathing relaxation technique therapy could reduce blood glucose levels in Mr. S 351 mg/dL to 111 mg/dL in Mrs. E 385 mg/dL to 193 mg/dL. Solving the main nursing problems in clients with unstable blood glucose levels associated with hyperglycemia can be done by providing deep breathing relaxation technique therapy. It is hoped that it can develop knowledge and insight, especially medical surgical nursing research and be able to apply the management of blood glucose level instability by providing deep breathing relaxation technique therapy to lower blood glucose levels. Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Blood Glucose Level Instability, Deep Breathing Relaxation Technique Therapy
Intervensi Terapi Musik Instrumental terhadap Kualitas Tidur pada Klien dengan Diagnosa Medischronic Kidney Disease Stage V yang Menjalani Hemodialisis di Rs Universitas Kristen Indonesia Okta Dwistyana Putri; Dayan Hisni
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 3 (2023): Volume 6 No 3 Maret 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i3.8930

Abstract

ABSTRAK Pada pasien dengan chronic kidney disease (CKD), produksi eritropoeitin menurun sehingga mengakibatkan terjadinya anemia, nafas pendek, insomnia dan kelelahan. Salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien hemodialisis yaitu insomnia dan penurunan kualitas tidur. Oleh karena itu, komplikasi ini perlu diantisipasi, dikendalikan, serta diatasi agar kualitas hidup pasien tetap optimal dan kondisi yang lebih buruk tidak terjadi. Salah satu tindakan non farmakologis untuk mengantisipasi adalah dengan memberikan terapi musik instrumental. Tujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan melalui intervensi terapi musik instrumental terhadap kualitas tidur pada klien dengan diagnosa medis chronic kidney disease stage V yang menjalani hemidialisis. Metode menggunakan case study, sampel yang digunakan adalah 2 klien dengan menggunakan Instrumen berupa kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian ini adalah terapi musik instrumental efektif digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur. Kesimpulan terdapat adanya pengaruh terapi musik instrumental terhadap kualitas tidur pada klien chronic kidney disease (CKD). Analisis terapi menunjukkan adanya peningkatan pada kualitas tidur terhadap kedua klien tersebut. Bagi penelitian keperawatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian kuantitatif dengan desain lain yang terkait dengan kualitas tidur. Kata Kunci :  Chronic Kidney Disease (CKD), Terapi Musik Instrumental, Kualitas Tidur  ABSTRACT In patients with chronic kidney disease (CKD), erythropoietin production decreases resulting in anemia, shortness of breath, insomnia and fatigue. One of the complications that occurs in hemodialysis patients is insomnia and decreased sleep quality. Therefore, these complications need to be anticipated, controlled, and addressed so that the patient's quality of life remains optimal and worse conditions do not occur. One of the non-pharmacological measures to anticipate is to provide instrumental music therapy. Objective to analyze nursing care through instrumental music therapy intervention on sleep quality in clients with a medical diagnosis of chronic kidney disease stage V undergoing hemodialysis. The method uses a case study, the sample used is 2 clients using an instrument in the form of the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire. The results of this study are that instrumental music therapy is effectively used to improve sleep quality. The results of this study are that instrumental music therapy is effectively used to improve sleep quality. The conclusion is that there is an effect of instrumental music therapy on sleep quality in chronic kidney disease (CKD) clients. Therapy analysis showed an increase in sleep quality for both clients. For nursing research, the results of this study can be used as a basis for further research in developing quantitative research with other designs related to sleep quality. Keywords : Chronic Kidney Disease (CKD), Instrumental Music Therapy, Sleep Quality.
Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Cibaliung Kabupaten Pandeglang Neng Herni; Dayan Hisni; Naziyah Naziyah
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 10 (2023): Volume 5 Nomor 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i10.9267

Abstract

ABSTRACT Physical activity has a strong influence on energy balance. Lack of exercise, too much sitting and wrong eating patterns are the causes of diabetes. Prolanis gymnastics is one of the main pillars of DM management along with diet, medicine, and education. To determine the effect of Prolanis exercise on blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus at the Cibaliung Health Center, Pandeglang Regency. This research is an experimental research with Pretest-Posttest Control Group Design. The sample is type 2 Diabetes Mellitus as many as 40 people with total sampling technique. Bivariate analysis using Independent T-Test. Blood sugar levels in the prolanis exercise intervention group obtained an average pretest of 238.10 mg/dl and posttest of 188.75 mg/dl with a difference in average value of 49.35 mg/dl. Blood sugar levels in the control group obtained an average pretest of 235.00 mg/dl and a posttest of 206.80 mg/dl with an average value difference of 28.20 mg/dl. There is an effect of prolanis exercise on blood sugar levels in type 2 diabetes mellitus patients at the Cibaliung Health Center, Pandeglang Regency with a p value of 0.023. There is an effect of prolanis exercise on blood sugar levels in type 2 diabetes mellitus patients. It is hoped that type II diabetes mellitus sufferers can increase their motivation to actively participate in doing gymnastics or other activities in order to reduce blood sugar levels in the body so that the physical condition becomes better. healthy and a good quality of life. Keywords: Prolanis Exercise, Blood Sugar, Type 2 Diabetes Melitus  ABSTRAK Aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keseimbangan energi. Kurang olahraga, terlalu banyak duduk dan pola makan yang salah merupakan penyebab penyakit diabetes. Olahraga senam prolanis merupakan salah satu pilar utama pengelolaan DM bersamaan dengan diet, obat, dan edukasi. Mengetahui pengaruh senam Prolanis terhadap kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Cibaliung Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel adalah penderita Diabetes Melitus tipe 2 sebanyak 40 orang dengan teknik total sampling. Analisis bivariat menggunakan T-Test Independent. Kadar gula darah sewaktu pada kelompok intervensi senam prolanis diperoleh nilai rata-rata pretest 238,10 mg/dl dan posttest 188,75 mg/dl dengan selisih nilai rata-rata sebesar 49,35 mg/dl. Kadar gula darah sewaktu pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest 235,00 mg/dl dan posttest 206,80 mg/dl dengan selisih nilai rata-rata sebesar 28,20 mg/dl. Terdapat pengaruh senam prolanis terhadap kadar gula darah sewaktu pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Cibaliung Kabupaten Pandeglang dengan nilai p value 0,023. Terdapat pengaruh senam prolanis terhadap kadar gula darah sewaktu pasien diabetes melitus tipe 2. Diharapkan penderita diabetes melitus tipe II dapat meningkatkan motivasinya untuk ikut aktif dalam melakukan senam ataupun aktivitas lainnya agar dapat menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga kondisi fisik menjadi sehat dan kualitas hidup menjadi baik. Kata Kunci: Senam Prolanis, Gula Darah, Diabetes Melitus TIpe 2
The Relationship Between Age, Dietary Patterns, and Physical Activity with the Incidence of Type 2 Diabetes Mellitus Dayan Hisni; Nur Indah Damayanti; Rosmawaty Lubis
Journal of Applied Holistic Nursing Science Vol. 1 No. 2 (2025): February 2025
Publisher : CV. CENDIKIA JENIUS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70920/jahns.v1i2.182

Abstract

Background: Indonesia menduduki peringkat keenam secara internasional dalam hal kasus diabetes, dengan 19,5 juta kasus pada tahun 2021 dan diperkirakan meningkat menjadi 28,6 juta kasus pada tahun 2045. Faktor risiko diabetes melitus terdiri dari faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain obesitas, tekanan darah tinggi dan kebiasaan merokok. Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga dengan diabetes melitus. Faktor risiko pada diabetes melitus terdapat faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Methods: Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen, yaitu penelitian tanpa melakukan intervensi terhadap responden dan dengan cara metode case control. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel pada penelitian ini adalah uji Chi-Square. Results: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan usia dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 dengan nilai p-value 0,022. Lalu terdapat hubungan pola makan terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 dengan nilai p-value <0,001 dan terdapat hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 dengan nilai p-value 0,044. Conclusion: Disarankan penelitian lebih luas, masyarakat menjaga pola hidup sehat, dan institusi mendukung riset serta edukasi.
The Relationship of Knowledge and Family Support to Self-Management in Type 2 Diabetes Mellitus Patients at the Sindangbarang Health Center Bogor Maahirah Irchamna Hartanti; Dayan Hisni; Retno Widowati
Journal of Applied Holistic Nursing Science Vol. 1 No. 3 (2025): June 2025
Publisher : CV. CENDIKIA JENIUS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70920/jahns.v1i3.184

Abstract

Background: Diabetes Mellitus is a long-term disease that arises when the pancreas does not produce enough insulin. According to the report International Diabetes Federation (2021) in the world, there are 537 million adults living with Diabetes Mellitus. Self-management in DM patients will not be fulfilled if there is a lack of knowledge and family support for patients. Methodology: This study was conducted using a purposive sampling technique with a Cross-Sectional approach and using a quantitative design. The sample in this study amounted to 88 Type 2 DM respondents. The data collected using questionnaires are Self-Management, Knowledge and Family Support. DKQ-24, HDFSS and DMSQ have been tested for validity and reliability with a table r value of >0.388. The research data was not distributed normally, so it was analyzed using the Spearman Rank Test Version 27. Results: A significant relationship between knowledge p-value 0.011, (r)=0.271 and family support p-value 0.001, (r)=0.350 with self-management. So that it shows the knowledge and support of families with self-management of Type 2 Diabetes Mellitus at the Sindangbarang Health Center in Bogor is included in the low category. Conclusion: There is a correlation between family knowledge and support and self-management at the Sindangbarang Bogor Health Center.
Factors Related to Drug Adherence in Type 2 Diabetes Mellitus Patients Dayan Hisni; Erina Dewy Pramesti; Rosmawaty Lubis
Journal of Applied Holistic Nursing Science Vol. 1 No. 2 (2025): February 2025
Publisher : CV. CENDIKIA JENIUS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70920/jahns.v1i2.185

Abstract

Background: Untreated Diabetes Mellitus (DM) can cause complications that lead to an increase in the number of deaths and a decrease in quality of life. According to IDF, the death rate in Indonesia for DM patients is 58%. The increase in morbidity and mortality in Indonesia is caused by non-adherence to treatment. There are factors that affect treatment, namely knowledge, self-efficacy, family support and support of health workers. The purpose of this study is to find out what factors are related to medication adherence in patients with Type 2 Diabetes Mellitus at the Sindang Barang Health Center in Bogor. Methods: This study used cross sectional. Sampling was conducted using Purposive Sampling of 88 DM Type 2 respondents who were included in the inclusion criteria. The research instruments were in the form of validated questionnaires, MMAS-8, DKQ-24, HDFSS, DSES, and health worker support which contained 5 questions. The research data was analyzed using the Spearman Rank test. Results: The results showed that there was a correlation between knowledge (p = 0.022 and r = 0.244) and self-efficacy (p = 0.001 and r = 0.342) with medication adherence. However, there was no correlation between family support (p = 0.061 and r = 0.201) and health care worker support (p = 0.078 and r = 0.189) with medication adherence. Conclusion: There is a correlation between the patient's knowledge and self-efficacy and medication adherence. Therefore, it is necessary to increase education and self-efficacy to increase patient compliance in undergoing treatment.