Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Inovasi Fisika Indonesia (IFI)

SIFAT FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT ALAM: Kata Kunci: Filler, Komposit, Matrix. Fathoni, Silviana Nurul; Rohmawati, Lydia
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 12 No. 3 (2023): Vol 12 No 3
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v12n3.p63-69

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir, sumber daya tak terbarukan menjadi terbatas, sehingga pengembangan sumber daya terbarukan makin gencar dilakukan. Salah satu pengembangan sumber daya terbarukan adalah produk komposit yang ramah lingkungan dengan menggunakan serat alam. Pembuatan produk komposit dengan bahan penguat (filler) serat alam serbuk kayu, ampas tebu dan pelepah pisang merupakan salah satu pemanfaatan bahan alam yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh penambahan serbuk kayu, ampas tebu dan pelepah pisang terhadap nilai kuat tekan dan nilai daya serap air dari komposit. Pembuatan komposit dilakukan dengan mencampurkan matrix semen putih 180 gram dengan filler serat alam (serbuk kayu, ampas tebu dan pelepah pisang) masing-masing 10 gram. Pada penelitian ini menunjukkan persentase daya serap dan nilai kuat tekan komposit dengan filler ampas tebu yaitu sebesar 20 %; 0,053 kg/cm2, hasil ini lebih baik dibandingkan dengan komposit filler serbuk kayu sebesar 31 %; 0,036 kg/cm2 dan filler pelepah pisang 27 %; 0,041 kg/cm2. Kata Kunci: Filler, Komposit, Matrix. Abstract In recent years, non-renewable resources have become limited, so the development of renewable resources has intensified. One of the developments of renewable resources is environmentally friendly composite products using natural fibers. The manufacture of composite products with natural fiber fillers of wood powder, bagasse and banana leaf is one of the uses of environmentally friendly natural materials. The purpose of this study was to determine the effect of the addition of wood powder, bagasse and banana leaf on the compressive strength value and water absorption value of the composite. The composite was made by mixing 180 grams of white cement matrix with natural fiber filler (wood powder, bagasse and banana leaf) of 10 grams each. This study shows the percentage of water absorption and compressive strength value of composites with bagasse filler is 20%; 0.053 kg/cm2, this result is better than the wood powder filler composite of 31%; 0.036 kg/cm2 and banana leaf filler of 27%; 0.041 kg/cm2. Keywords: Filler, Composite, Matrix.
FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L.) VARIASI KONSENTRASI GLISERIN: Kata Kunci: Obat kumur, kulit nanas, karies gigi Lailia, Lytha Rizqika; Rohmawati, Lydia
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 12 No. 3 (2023): Vol 12 No 3
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v12n3.p70-76

Abstract

Karies gigi merupakan penyakit utama rongga mulut terutama masalah gigi. Karies gigi dapat diatasi dengan menggunakan obat kumur yang mengandung zat antibakteri. Kulit nanas (Ananas comosus L.) merupakan tanaman yang mengandung zat aktif antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik dan stabilitas formulasi obat kumur ekstrak kulit nanas. Tiga formulasi obat kumur dibuat dari ekstrak kulit nanas dengan variasi konsentrasi gliserin 5%, 10%, 15% dan 20%. Kualitas fisik dan stabilitas formulasi obat kumur diuji. Hasil penelitian menunjukkan sediaan obat kumur dengan formula 20% memiliki kualitas fisik dan stabilitas yang baik, serta nilai pH memenuhi persyaratan pH sediaan obat kumur pada uji mutu fisik. Kata Kunci: Obat kumur, kulit nanas, karies gigi Abstract Dental caries is the main disease of the oral cavity, especially dental problems. Dental caries can be overcome by using mouthwash containing antibacterial substances. Pineapple peel (Ananas comosus L.) is a plant that contains antibacterial active substances. The purpose of this study was to determine the physical quality and stability of pineapple peel extract mouthwash formulations. Three mouthwash formulations were made from pineapple peel extract with variations in glycerin concentration of 5%, 10%, 15% and 20%. The physical quality and stability of the mouthwash formulations were tested. The results showed that mouthwash preparations with 20% formula had good physical quality and stability, and the pH value met the pH requirements of mouthwash preparations in the physical quality test. Keywords: Mouthwash, Pineapple peel, Dental caries
MODIFIKASI TIGA BAHAN ALAM DENGAN PENAMBAHAN TEMBAGA SEBAGAI FOTOSENSITIZER PADA DSSC: Kata Kunci: Wortel (Dauzus carrot L), Beras ketan hitam (Oryza sativa. Var. Glutinosa), Daun kelor (Moringa olifera), Tembaga, DSSC. Ferdianto, Sandy Prayoga; Rohmawati, Lydia
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 13 No. 2 (2024): Vol 13 No 2
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v13n2.p37-44

Abstract

Abstrak Ketersediaan energi fosil berbanding terbalik dengan peningkatan konsumsi listrik di Indonesia. Kondisi tersebut mendorong sebuah inovasi agar energi listrik tetap tersedia. Sinar matahari dapat menjadi salah satu alternatif pilihan yang dikonversi menjadi listrik yang dikenal dengan sel surya. Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) merupakan generasi ke-3 dari sel surya organik yang ditemukan oleh Michael Graetzel pada tahun 1991. Prinsip kerja DSSC adalah zat warna dari bahan alam untuk dapat meningkatkan luas celah pita semikonduktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan ekstrak wortel (Dauzus carrot L), beras ketan hitam (Oryza sativa. Var. Glutinosa), dan daun kelor (Moringa olifera) dengan penambahan tembaga dengan variasi 1-4 g untuk meningkatkan efisiensi DSSC. Spektrofotometer UV-Vis dan voltametri siklik digunakan untuk menganalisis sifat tembaga yang ditambahkan ke dalam larutan dye untuk mengukur potensi molekul pewarna sebagai sensitizer pada DSSC. Berdasarkan hasil karakterisasi UV-Vis dan voltametri siklik pada sampel 5 yakni pada larutan dye dengan penambahan 4 g tembaga maka didapatkan nilai absorbansi tertinggi sebesar 0.875 a.u. pada panjang gelombang 432 nm dan nilai energi gap sebesar 0.77063 eV. Fabrikasi DSSC dibuat menggunakan sistem sandwich yang terdiri dari elektroda kerja berupa kaca yang dilapisi TiO2 dan direndam pada larutan dye, larutan elektrolit, serta elektroda referensi berupa karbon. Sistem kerja pendeposisian pasta TiO2 diatas kaca ITO dengan menggunakan metode doctor blade sehingga didapatkan efisiensi DSSC sebesar 0.63 %. Dengan demikian, penggunaan bahan alami dengan penambahan tembaga sebagai dye-sensitizer dapat digunakan sebagai pengganti pewarna sintetis Kata Kunci: Wortel (Dauzus carrot L), Beras ketan hitam (Oryza sativa. Var. Glutinosa), Daun kelor (Moringa olifera), Tembaga, DSSC. Abstract The availability of fossil energy is inversely proportional to the increase in electricity consumption in Indonesia. These conditions encourage innovation so that electrical energy remains available. Sunlight can be an alternative option converted into electricity, known as solar cells. Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) are the 3rd generation of organic solar cells discovered by Michael Graetzel in 1991. The working principle of DSSC is to use dyes from natural materials to increase the area of the semiconductor band gap. This research aims to determine the potential for utilizing carrot extract (Dauzus carrot L), black sticky rice (Oryza sativa. Var. Glutinosa), and moringa leaves (Moringa olifera) with the addition of copper with variations of 1-4 g to increase DSSC efficiency. UV-Vis spectrophotometer and cyclic voltammetry were used to analyze the properties of copper added to the dye solution to measure the dye molecule's potential as a DSSC sensitizer. Based on the results of UV-Vis characterization and cyclic voltammetry on sample 5, namely the dye solution with the addition of 4 g of copper, the highest absorbance value was obtained at 0.875 au at a wavelength of 432 nm and a gap energy value of 0.77063 eV. DSSC fabrication uses a sandwich system consisting of a working electrode in the form of glass coated with TiO2 and immersed in a dye solution, electrolyte solution, and a reference electrode in the form of carbon. The working system for the deposition of TiO2 paste on ITO glass uses the doctor blade method to obtain a DSSC efficiency of 0.63%. Thus, the use of natural ingredients. Keywords: Carrots (Dauzus carrot L), Black sticky rice (Oryza sativa. Var. Glutinosa), Moringa leaves (Moringa olifera), Copper, DSSC.
FORMULASI DAN EVALUASI STABILITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (CURCUMA LONGA L.) SEBAGAI SEDIAAN SALEP LUKA: Kata Kunci: Rimpang kunyit, salep, sifat fisik, stabilitas Rahmawati, Diah Ayu; Rohmawati, Lydia
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 13 No. 2 (2024): Vol 13 No 2
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v13n2.p59-65

Abstract

ANALISIS KANDUNGAN (Fe) DAN (Mn) PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) 1 DAN 3 PT HANARIDA TIRTA BIRAWA SIDOARJO: Kata Kunci: Kadar Fe, Kadar Mn, Instalasi Pengolahan Air, Industri Air alfan, mohamad wafiq nafii alfan; Adiono, Muchammad; Suaebah, Evi; Fitriana, Fitriana; Rohmawati, Lydia
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 14 No. 1 (2025): Vol 14 No 1
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v14n1.p33-42

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja sistem instalasi pengolahan air (IPA) 1 dan 3 di PT Hanarida Tirta Birawa dalam menurunkan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn). Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi mengenai berbagai bahaya logam berat yang terdapat dalam air pra olahan yang dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, sekaligus memberikan informasi hasil pengolahan air yang dilakukan di PT Hanarida Tirta Birawa. Sampel air diambil dari kedua IPA kemudian dilakukan pengujian kadar Fe dan Mn skala laboratorium. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata kadar Fe pada IPA 1 dan 3 masing-masing adalah 0,11 Mg/L dan 0,09 Mg/L, sedangkan untuk Mn adalah 0,044 Mg/L dan 0,046 Mg/L. Setelah melalui proses pengolahan, kadar Fe dan Mn mengalami penurunan yang sangat signifikan, mencapai efisiensi penurunan sebesar 94-96% untuk Fe dan 97-98% untuk Mn. Kadar Fe dan Mn pada air olahan jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 2 Tahun 2023, yaitu 0,2 Mg/L untuk Fe dan 0,1 Mg/L untuk Mn. Hasil ini menunjukkan bahwa sistem pengolahan air di PT Hanarida Tirta Birawa telah beroperasi dengan sangat baik dan menghasilkan air minum yang memenuhi standar kualitas air minum yang berlaku serta telah memenuhi standar internasional ISO 9001:2000. Kata Kunci: Kadar Fe, Kadar Mn, Instalasi Pengolahan Air, Industri Air Abstract This research aims to analyze the performance of water treatment installation systems (IPA) 1 and 3 at PT Hanarida Tirta Birawa in reducing iron (Fe) and manganese (Mn) levels. This research is very important to carry out information about the various dangers of heavy metals contained in pre-treated water which can trigger various health problems, as well as providing information on the results of water treatment carried out at PT Hanarida Tirta Birawa. Water samples were taken from both IPAs and then tested for Fe and Mn levels on a laboratory scale. The analysis results show that the average Fe content in IPA 1 and 3 is 0.11 Mg/L and 0.09 Mg/L respectively, while for Mn it is 0.044 Mg/L and 0.046 Mg/L. After going through the processing process, Fe and Mn levels decreased very significantly, reaching a reduction efficiency of 94-96% for Fe and 97-98% for Mn. The levels of Fe and Mn in processed water are far below the maximum limits stipulated in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 2 of 2023, namely 0.2 Mg/L for Fe and 0.1 Mg/L for Mn. These results indicate that the water treatment system at PT Hanarida Tirta Birawa has operated very well and produces drinking water that meets applicable drinking water quality standards and meets the international standard ISO 9001:2000 Keywords: Fe content, Mn content, water treatment plant, water industr  
ANALISIS PENAMBAHAN DOSIS ALUMINIUM SULFAT TERHADAP PH AIR DENGAN METODE JAR-TEST DI PT. HANARIDA TIRTA BIRAWA: Kata Kunci: Jar-test, Koagulan, pH Lala, Lailatus Syafa'ah; Adiono, Muchammad; Suaebah, Evi; Rohmawati, Lydia
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 14 No. 1 (2025): Vol 14 No 1
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v14n1.p27-32

Abstract

Metode Jar Test merupakan suatu metode pengujian untuk mengetahui kemampuan suatu koagulan dan menentukan kondisi operasi dosis optimum pada proses penjernihan air. Jar Test biasanya digunakan untuk menentukan konsentrasi dari koagulan. Koagulan yang digunakan yaitu aluminium sulfat. Besaran yang diukur dan dicatat dalam Jar Test meliputi pH dan NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Namun, parameter yang di ukur pada penelitian ini yaitu pH. pH merupakan parameter penting untuk menentukan kadar asam atau basa dalam air. pH air yang di produksi oleh PT. Hanarida Tirta sekitar >7. pH yang sesuai akan meningkatkan efisiensi pengolahan air dengan mengurangi kekeruhan dan kandungan zat-zat terlarut. Berdasarkan hasil pengujian jar-test, pemberian bahan kimia yaitu aluminium sulfat dapat mengurangi nilai pH kadar air baku di PT. Hanarida Tirta Birawa dengan penurunan sebesar 5%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai PH dengan penambahan koagulan telah memenuhi standart SNI 698911.2019. Adanya dosis yang optimal dalam penggunaan aluminium sulfat dapat mengurangi potensi risiko kesehatan akibat penggunaan koagulan yang berlebihan. Kata Kunci: Jar-test, Koagulan, pH Abstract The Jar Test method is a test method to determine the ability of a coagulant and determine the optimum dosage operating conditions in the water purification process. Jar Test is usually used to determine the concentration of the coagulant. The coagulant used is aluminum sulfate. The quantities measured and recorded in the Jar Test include pH and NTU (Nephelometric Turbidity Unit). However, the parameter measured in this study is pH. pH is an important parameter for determining acid or base levels in water. The pH of water produced by PT Hanarida Tirta is around >7. The appropriate pH will increase the efficiency of water treatment by reducing turbidity and solute content. Based on the results of jar-test testing, the provision of chemicals, namely aluminum sulfate, can reduce the pH value of raw water levels at PT Hanarida Tirta Birawa with a decrease of 5%. These results indicate that the PH value with the addition of coagulants has met the SNI 698911.2019 standard. The existence of an optimal dose in the use of aluminum sulfate can reduce potential health risks due to excessive coagulant use. Keywords: Jar-test, coagulant, pH.
EFEKTIVITAS ALUMUNIUM SULFAT DALAM MENGURANGI KEKERUHAN AIR PADA UJI JAR TEST PT. HANARIDA TIRTA BIRAWA SIDOARJO: Kata Kunci: Air, Turbidity, Jar test Ella, Isbatus Sabillah; Adiono, Muchammad; Suaebah, Evi; Rohmawati, Lydia
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 14 No. 1 (2025): Vol 14 No 1
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v14n1.p21-26

Abstract

Turbidity adalah ukuran dari tingkat kejernihan atau kekotoran air, yang disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi yang ada di dalamnya. Pengujian Turbidity dapat dilakukan melalui proses Jar test. Jar test adalah metode uji laboratorium yang digunakan dalam pengolahan air untuk menentukan dosis bahan kimia (seperti koagulan dan flokulan) yang optimal, dengan tujuan untuk menghilangkan partikel tersuspensi dan bahan organik yang menyebabkan kekeruhan dalam air. Dalam proses Jar test, terdapat tiga tahapan utama yang penting, yaitu koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi. Ketiga tahapan ini merupakan langkah penting dalam menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, dan kotoran lainnya dari air. Turbidity air pada konsentrasi optimum 90 ppm yang diperoleh setelah penambahan Alumunium Sulfat Al2(SO4)3 memenuhi standar kualitas air minum berdasarkan Permenkes RI No. 492/MENKES/X/2010 yang sesuai sistem manajemen baku mutu ISO 9001:2015 dan standar baku mutu air baku yang digunakan yaitu Peraturan Pemerintah RI No.22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kata Kunci: Air, Turbidity, Jar test Abstract Turbidity is a measure of the level of clarity or dirtiness of water, caused by suspended particles in it. Turbidity testing can be done through the Jar test process. Jar test is a laboratory test method used in water treatment to determine the optimal dosage of chemicals (such as coagulants and flocculants), with the aim of removing suspended particles and organic matter that cause turbidity in water. In the Jar test process, there are three main stages that are important, namely coagulation, flocculation, and sedimentation. These three stages are important steps in removing suspended particles, organic matter, and other impurities from water. The turbidity of water at an optimum concentration of 90 ppm obtained after the addition of Aluminum Sulfate Al2(SO4)3 meets the drinking water quality standards based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 492/MENKES/X/2010 which is in accordance with the ISO 9001:2015 quality standard management system and the raw water quality standard used is Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 22 of 2021 concerning the Implementation of Environmental Protection and Management. Keywords: Water, Turbidity, Jar test
ANALISIS KARAKTERISTIK KOMPOSIT PULP KERTAS DAN SERABUT KELAPA UNTUK PEMBUATAN BAHAN BAKU KERTAS RAMAH LINGKUNGAN Pratiwi; Rohmawati, Lydia; Suaebah, Evi
Inovasi Fisika Indonesia Vol. 14 No. 2 (2025): Vol 14 No 2
Publisher : Prodi Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v14n2.p141-151

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik komposit pulp kertas daur ulang dan serat kelapa sebagai bahan baku pembuatan kertas ramah lingkungan. Proses penelitian mencakup persiapan pulp kertas dari kertas bekas dan serat kelapa yang diproses menjadi serbuk, yang kemudian dicampur dengan berbagai rasio massa (0:100, 20:80, 30:70, dan 40:60). Pengujian dilakukan untuk mengukur tebal, gramatur, daya serap air, dan kekuatan tarik kertas dengan mengacu pada standar (SNI 7274:2008) dan (SNI-ISO-1924-2-2016). Hasil uji tebal kertas menunjukkan bahwa perbedaan rasio massa tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap tebal kertas, sebagian besar hasil komposit memiliki tebal rata-rata 0.13 mm. Pengujian selanjutnya berupa uji gramatur yang memberikan hasil sebesar 108 – 200 g/mm2, dari dua uji tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai bulk kertas. Hasil perhitungan bulk kertas menyatakan bahwa semua sampel telah memenuhi standart (SNI 7274:2008) yang memiliki nilai dibawah 1.5 cm3/gr. Komposisi  serat kelapa dan pulp kertas (20:80) pada penelitian ini memiliki kuat tarik sebesar 2.73 kN/m dan daya regang  1.37% menjadi pilihan komposisi rasio paling optimal sesuai standar (SNI-ISO-1924-2-2016). Penambahan serat kelapa pada pulp kertas dapat meningkatkan kekuatan tarik melalui efek penguatan, sedangkan pada rasio serat yang lebih tinggi (>30), terjadi penurunan kualitas akibat distribusi serat yang tidak merata dan ikatan yang lemah dalam pulp kertas. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif produk kertas daur ulang yang ekonomis yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.   Abstract This study aims to analyze the characteristics of recycled paper pulp and coconut fiber composites as raw materials for environmentally friendly paper production. The research process includes the preparation of paper pulp from waste paper and coconut fibers processed into powder, which is then mixed in various mass ratios (0:100, 20:80, 30:70, and 40:60). Tests were conducted to measure the thickness, grammage, water absorption, and tensile strength of the paper, referring to the standards (SNI 7274:2008) and (SNI-ISO-1924-2-2016). The paper thickness test results indicate that variations in mass ratio do not significantly affect the paper thickness, with most composite samples having an average thickness of 0.13 mm. The grammage test results ranged from 108 to 200 g/mm², and these two tests were used to calculate the paper bulk value. The bulk calculation results show that all samples met the SNI 7274:2008 standard, which requires a bulk value below 1.5 cm³/g. The 20:80 composition of coconut fiber and paper pulp in this study exhibited a tensile strength of 2.73 kN/m and an elongation of 1.37%, making it the most optimal ratio according to the SNI-ISO-1924-2-2016 standard. The addition of coconut fiber to paper pulp enhances tensile strength through a reinforcement effect, while higher fiber ratios (>30) result in a decline in quality due to uneven fiber distribution and weak bonding within the paper pulp. Therefore, the findings of this study provide an economical alternative for recycled paper products that meet the specified standards.