Sri Hastuti
Aquaculture Department, Faculty Of Fisheries And Marine Science, Universitas Diponegoro

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search
Journal : Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture

Performa Reproduksi Ikan Koi (Cyprinus Carpio) dengan Strain Berbeda Dewi Nurhayati; Sri Hastuti; Siti Afia Dwiastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 6, No 1 (2022): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v6i1.13009

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang favorit dan banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Teknik Pembenihan menjadi salah satu hal penting dalam kegiatan usaha budidaya. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Ikan koi dengan strain berbeda memiliki warna corak, kontras warna, permintaan dan harga yang berbeda.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui performa reproduksi ikan koi dengan strain berbeda. Variabel yang diukur yaitu tingkat fekunditas, derajat pembuahan (FR), dan derajat penetasan telur pada ikan koi (HR).  Pembenihan ikan koi dilakukan  di Balai Benih Ikan (BBI) Air Tawar, Solo, Jawa Tengah dilakukan dengan pemijahan secara alami.  Proses pembenihan yang dilakukan meliputi persiapan kolam, pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pengelolaan kualitas air.  Nilai Fekunditas Sanke, Benikiko, dan Kohaku masing-masing 10.000, 5000, dan 10.000 butir telur. Nilai derajat pembuahan (FR) yang didapatkan yaitu 91% dan derajat penetasan telur (HR) 86%. kisaran suhu pada wadah pemeliharaan induk yaitu 27-29 °C. Nilai pH pada kolam seleksi induk yaitu berkisar 7,6-8,3. Sementara nilai pH pada kolam pemijahan berkisar antara 8,1-8,3.
Pengaruh penggunaan minyak pohon teh (Melaeuca alternifolia) sebagai bahan anestesi pada sistem transportasi terhadap profil darah dan tingkat kelulushidupan ikan mas (Cyprinus carpio) Arifah Ilhammi Putri; Sri Hastuti; Sarjito Sarjito
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 6, No 1 (2022): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v6i1.12846

Abstract

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomis untuk dibudidayakan. Diperlukan benih yang berkualitas untuk dibudidayakan karena benih ikan mas biasanya didatangkan dari luar daerah. Metode pengangkutan pada benih ikan mas perlu diperhatikan untuk mengurangi tingkat resiko kematian. Dengan melalui proses pembiusan dapat menjadi upaya untuk menurunkan tingkat metabolisme yang dapat mempertahankan kualitas air dalam wadah pengangkutan sehingga akan menekan angka kematian. Salah satu bahan yang dapat digunakan yaitu minyak pohon teh (Melaleuca alternifolia) yang terdiri dari hidrokarbon terpene terutama monoterpen, seskuiterpen dan alkohol. Komponen Terpinen-4-ol, 1,8-cineole dan a-terpinol yang terkandung dalam minyak pohon teh (Melaleuca alternifolia) memiliki kemampuan menyebabkan efek anestesi pada ikan.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3-14 Juni 2021 di Mina Patriot Farm, Semarang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 4 perlakuan dengan 3 pengulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan minyak pohon teh dengan dosis A 0,00 ml/L, B 0,05 ml/L, C 0,10 ml/L dan D 0,15 ml/L. Jumlah sampel yang diuji yaitu 120 ekor benih ikan mas dengan kepadatan 5 ekor/1 liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak pohon teh (Melaleuca alternifolia) memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap lama waktu induksi, lama waktu sedatif dan profil darah. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan C 0,10 ml/L dengan masa induksi 16 menit 55 detik, masa sedative 4 menit 93 detik,  presentase kelulushidupan 100% dan profil darah dalam batas normal.
PENGARUH CAHAYA DENGAN PANJANG GELOMBANG YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS WARNA IKAN BOTIA (Chromobotia macracanthus BLEEKER) DENGAN SISTEM RESIRKULASI Sandhika Yoga Virgiawan; Istiyanto Samidjan; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.6420

Abstract

Ikan botia (C. macracanthus Bleeker) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang populer dan memiliki permintaan pasar yang tinggi. Permintaan pasar yang tinggi tidak hanya mengenai kuantitas botia, tetapi harus ditunjang dengan kualitas dari ikan botia juga. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas botia khususnya kualitas warna ikan botia yaitu penambahan lampu LED merah. Penambahan lampu LED merah mampu meningkatkan kualitas warna merah ikan dengan low cost production, dan tidak menyebabkan ikan menjadi stres. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2019 di Laboratorium Budidaya Perairan, Universitas Diponegoro, Semarang. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh cahaya warna merah dan mencari panjang gelombang terbaik untuk meningkatkan kualitas warna ikan botia. Serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan botia. Ikan uji yang digunakan adalah ikan botia dengan bobot rata-rata 0,76 g, berukuran 4-5 cm. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A penambahan cahaya dengan panjang gelombang (435 nm), B (646,5 nm), C (664,5nm), dan D (706,1 nm). Variabel yang diukur meliputi : tingkat stres (jumlah leukosit), kelulushidupan (SR), panjang mutlak, bobot mutlak, kualitas warna, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan lampu LED warna merah memiliki pengaruh nyata (P0,05) terhadap jumlah leukosit dan kelulushidupan (SR). Penambahan lampu LED warna merah (646,5 nm) dengan sistem resirkulasi berpengaruh terhadap kualitas warna dan performa pertumbuhan yang bagus pada ikan botia.
PENGARUH ENZIM PAPAIN DAN PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP TINGKAT EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) Rimadani Eka Mareta; Subandiyono Subandiyono; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2452

Abstract

Pertumbuhan ikan gurami (Osphronemus gouramy) yang relatif lambat disebabkan oleh kecernaan pakan yang kurang maksimal, sehingga nutrisi dalam pakan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Enzim papain dan probiotik dalam pakan mampu meningkatkan pemanfaatan pakan. Enzim papain berperan dalam memecah protein menjadi senyawa lebih sederhana, sehingga mudah diserap ke dalam tubuh. Sedangkan mikroba probiotik yang ada dalam saluran pencernaan menghasilkan enzim eksogenus yang dapat meningkatkan kecernaan pakan dan penyerapan nutrisi dari pakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian probiotik dan enzim dalam pakan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan gurami. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan gurami dengan bobot tubuh rata-rata sebesar 7,7±0,26 g/ekor, dengan kepadatan sebanyak 1 ekor/2 liter air. Metode penelitian ini menggunakan experimental laboratoris dengan rancangan acak lengkap pola faktorial (2x2). Faktor yang digunakan adalah enzim papain dan probiotik. Masing-masing faktor diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pakan dengan pemberian enzim papain sebesar 0,25 g/kg pakan (E1) dan 0,5 g/kg pakan (E2). Faktor kedua adalah pemberian pakan dengan probiotik sebesar 10 ml/kg pakan (P1) dan 15 ml/kg pakan (P2). Variabel yang diamati meliputi laju pertumbuhan relatif (RGR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), tingkat konsumsi pakan total (TKP), rasio efisiensi protein (PER), dan kelulushidupan (SR). Berdasar pada hasil yang telah diperoleh diketahui bahwa pakan dengan penambahan enzim papain sebesar 0,25 g/kg pakan dan probiotik sebesar 15 ml/kg pakan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai EPP dan PER ikan gurami. Namun, pakan tersebut memberikan pengaruh yang sama (P>0,05) terhadap nilai RGR, TKP, dan SR ikan gurami. Hasil tersebut tidak menunjukkan interaksi pada semua variabel. Selama penelitian berlangsung, kualitas air ikan gurami masuk dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan gurami (O. gouramy).
Penggunaan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya) Dalam Pengobatan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydriphila Voni Lidya Adiningrum; Slamet Budi Prayitno; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 6, No 2 (2022): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v6i2.15015

Abstract

Permasalahan dalam budidaya ikan salah satunya adalah penyakit ikan. Penyakit bakteri pada ikan bersifat merugikan dan salah satu penyebab gagalnya budidaya. Aeromonas hydrophila merupakan bakteri oportunistik penyebab penyakit Motile Aeromonas Septicemia pada ikan air tawar, salah satunya ikan mas. Salah satu upaya pengobatan penyakit bakteri pada ikan adalah dengan memanfaatkan bahan alami karena tidak menimbulkan efek resisten terhadap ikan. Bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan bakteri pada ikan salah satunya adalah biji pepaya. Biji pepaya mengandung senyawa triterpenoid dan saponin yang berperan sebagai antibakteri.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perendaman ekstrak etanol biji pepaya terhadap tanda klinis, pertumbuhan, jumlah bakteri, dan kelulushidupan ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A, B, C, dan D dengan konsentrasi masing-masing 0 ppm, 225 ppm, 450 ppm, dan 675 ppm. Ikan mas yang digunakan sebanyak 120 ekor dengan panjang 5-7 cm/ekor yang diinfeksi bakteri A. hydrophila sebanyak 0,1 mL secara intramuscular dengan kepadatan bakteri 106  CFU/mL. Ikan mas dipelihara selama 21 hari dengan kepadatan 1 ekor/2 L pada akuarium berisi 20 L air. Pengaplikasian dilakukan dengan cara mengencerkan ekstrak etanol biji pepaya dalam akuades steril satuan mg/L kemudian direndam selama 3 jam pada akuarium uji. Parameter yang diamati meliputi tanda klinis, pertumbuhan, jumlah bakteri, kualitas air, dan kelulushidupan.Hasil penelitian menunjukan bahwa ikan mas yang telah terinfeksi bakteri A. hydrophilla mengalami penurunan nafsu makan, produksi lendir berlebih, ulcer (borok), nekrosis, exopthalmia, dan bercak merah pada tubuh (hemoragi). Perendaman ekstrak etanol biji pepaya terhadap jumlah bakteri A. hydrophilla pada ikan mas menunjukan hasil tidak berpengaruh nyata (P>0,05) sebelum perlakuan, tetapi menunjukan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) pada hari ke-10 dan hari ke-20 pasca perendaman ekstrak etanol biji pepaya. Hasil perendaman ekstrak etanol biji pepaya menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap panjang mutlak ikan mas, dan menunjukan berbeda nyata (P<0,05), terhadap bobot mutlak dan kelulushidupan ikan mas. Konsentrasi terbaik dari perendaman ekstrak etanol biji pepaya ditunjukan pada perlakuan C dengan dosis perendaman 450 ppm yang menghasilkan kelulushidudpan sebesar 83,33%.
Efek artemia (Artemia salina) yang direndam air kelapa (Cocos nucifera) sebagai pakan terhadap Keberhasilan maskulinisasi ikancupang (Betta splendens) Taufan Kurniatama; Sri Hastuti; Fadjar Basuki
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 7, No 1 (2023): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jekk.v%vi%i.13012

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) jantan memiliki harga jual yang tinggi daripada ikan cupang betina karena mempunyai warna yang lebih menarik, tubuh lebih ramping, sirip lebih panjang, dan lebih agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman artemia (Artemia salina) menggunakan air kelapa (Cocos nucifera) terhadap keberhasilan maskulinisasi ikan cupang (Betta splendens) dan untuk mengetahui konsentrasi air kelapa (Cocos nucifera) terbaik sebagai media perendaman artemia (Artemia salina) terhadap keberhasilan pengarahan kelamin jantan pada ikan cupang (Betta splendens). Perlakuan air kelapa diberikan melalui artemia secara perendaman dengan konsentrasi 20%, 40%, 60% serta kontrol (tanpa perlakuan), dan kontrol positif (KOH 50 mg/L). Setiap perlakuan masing-masing dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Setiap perlakuan berisi larva sebanyak 25 ekor. Parameter uji yang diamati dalam penelitian ini yaitu nisbah kelamin, kelangsungan hidup, dan kualitas air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa 60% menghasilkan rerata persentase jantan tertinggi yaitu sebesar 63,23±12,56%, diikuti perlakuan konsentrasi air kelapa 40% yaitu sebesar 43,77±5,82%, kemudian perlakuan konsentrasi air kelapa 20% yaitu sebesar 22,42±3,26%. Perlakuan air kelapa tersebut berbeda nyata dengan kontrol yang memiliki persentase jantan sebesar 9,42±5,02%. Persentase jantan pada perlakuan KOH 50 mg/L yaitu sebesar 10,43±13,97%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa air kelapa (Cocos nucifera) dapat digunakan untuk maskulinisasi ikan cupang (Betta splendens) melalui perendaman artemia (Artemia salina) dan konsentrasi air kelapa terbaik adalah 60% yang membuat nisbah kelamin jantan paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.