Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PROKALSITONIN SEBAGAI PENANDA PEMBEDA INFEKSI BAKTERI DAN NON BAKTERI Bastiana Bastiana; Aryati Aryati; Dominicus Husada; M.Y. Probohoesodo
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 17, No 2 (2011)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v17i2.1019

Abstract

Early diagnosis of an infection and prompt administration of an antibiotic can dramatically reduce morbidity and mortality.Procalcitonin (PCT), a precursor of calcitonin, has been proposed as a marker of bacterial infection. The aim of this study is to assess theefficiency of procalcitonin in children for the diagnosis of bacterial vs. non bacterial infection. This was a prospective, cross-sectional study.The subjects were enrolled consecutively, consisting of feverish children (temperature ³38.5° C) admitted to the Pediatric EmergencyDepartment with ages up to 12 years old. The subjects were divided into two groups according to their final diagnosis, bacterial and nonbacterial infection. Serum PCT concentration was measured by enzyme linked fluorescent assay (ELFA) method. Sensitivity, specificity,positive predictive and negative predictive values, and receiver operating curve (ROC) of PCT were calculated. Out of 54 patients,24 (44.4%) had a final diagnosis of bacterial infection. PCT showed a wide concentration range in the bacterial infection group (median:1.09 ng/mL, lower (L)=0.05 ng/mL, upper (U)=128.7 ng/mL) compared with non bacterial infection group (0.21 ng/mL; L=0.05ng/mL; U=12.15 ng/mL). There was a significant difference in PCT between the 2 groups (p=0.020). ROC analysis demonstrated anarea under curve (AUC) of 0.686 (95% CI, 0.534 to 0.838). Using a cut-off point of 0.5 ng/mL, the sensitivity, and specificity, positivepredictive and negative predictive values of PCT were 66.7%, 76.7%, 69.6%, 74.2%, respectively. In this study, PCT may be useful fordifferentiation of bacterial vs. non bacterial infection in children.
PERHITUNGAN JUMLAH SEL CD4 DENGAN SEROPOSITIF IgM HERPES SIMPLEKS TIPE-2 DI PASIEN HIV Bastiana Bermawi; Endang Retnowati K; Erwin A Triyono
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 15, No 3 (2009)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v15i3.970

Abstract

Herpes simplex type-2 (HSV-2) infection is usually transmitted sexually and can cause recurrent, painful genital ulcers. Seropositivityof IgM HSV-2 indicates acute infection of HSV-2. The low level of CD4 cell counts can lead to opportunistic infection in HIV patients.Therefore, the aim of this study is to investigate the association between CD4 cell counts and HSV-2 infection (based on seropositivity ofIgM HSV-2) in HIV patients with heterosexual risk factor in Dr. Soetomo Hospital, Surabaya. Specimens were collected during the firstpresentation on June and July 2008. HSV-2 IgM and was assessed by an ELISA technique using Herpelisa 2 IgM (recombinant) reagent,whereas CD4 cell counts was assessed by a Flowcytometry BD FACSCaliburTM System. The seropositivity of IgM HSV-2 in HIV persons18 years of age or older was 27.3% (9/33). Median CD4 cell counts the number were 50 cells in μl. Persons with seropositive HSV-2who had CD4 cell counts < 200 cells/μL and > 200 cells/μL were 66.6% (6/9) and 33.3% (3/9), respectively. Using chi square test,there was no association between CD4 cell counts and seropositivity of IgM HSV-2 in HIV patients. The seropositivity of IgM HSV-2 inHIV patients with heterosexual risk factor in Dr. Soetomo Hospital was 27.3%. There was no association between CD4 cell counts andthe seropositivity of IgM HSV-2 in HIV patients with heterosexual risk factor.
Hypertension Prevention Education Through Training in Making Herbal Teas in Talango Village, Talango District, Sumenep Regency Maharani Pertiwi K; Bastiana Bastiana; Asma Rubiah Rosyadahan; Suprapto Maat; Isdiantoni Isdiantoni; Endry Nugroho Prasetyo
Journal of Health Community Service Vol. 2 No. 2 (2022): Journal of Health Community Service: 2022 Mei
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhcs.v2i2.2758

Abstract

Talango Village is one of the villages located in Talango District, Sumenep Regency. The people of this village make a living mainly as fishermen and farmers. One of the habits carried out by fishers and farmers in between their activities is smoking. The nicotine in cigarette smoke can increase blood pressure and heart rate, narrow arteries, harden their walls, and make blood more likely to clot. This condition can increase the risk of hypertension or high blood pressure. Based on interviews and surveys with partners Yayasan Jala Tani Pertiwi, education about hypertension prevention needs to be carried out to prevent hypertension in fishers and hypertension in Talango Village. This problem has prompted a service team to design educational activities to prevent hypertension by manufacturing herbal teas. This activity is structured through the first step, namely the preparation stage (compilation of training modules, participant selection, and evaluation media creation), the second stage (the process of implementing activities with pre-/post-test and discussion), and the third stage (evaluating the results of the training). A total of 20 farmers and fishers who are members of the Jala Tani Pertiwi Foundation were given education about hypertension, then continued with training to make anti-hypertensive herbal teas. The evaluation results showed an increase in participants' understanding of the material provided by 34%. Participants are known to have been able to understand and make herbal teas made from Moringa leaves, jasmine flowers, lemongrass leaves, and roselle flowers. Furthermore, to increase the participants' interest in this activity, the service team also taught them how to make tea packaging and how to sell it.
SOSIALISASI PROTOKOL KESEHATAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN KERAJINAN KONEKTOR MASKER DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI PANTI ASUHAN KUN FAYAKUN SURABAYA Bastiana Bastiana; Notrisia Rachmayanti; Diyan Wahyu Kurniasari; Bakti Wibowo; Bunga An Nur Rahmillah Almah; Ari Azizah; Diana Arum Lisnawati
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.184

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan menerapakan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak. Pencegahan Covid-19 ditujukan pada semua umur salah satunya anak-anak. Hal ini dilakukan karena anak-anak menjadi kelompok risiko terpapar Covid-19. Panti asuhan menjadi salah satu tempat yang mayoritas penghuninya adalah kelompok anak-anak. Oleh sebab itu UNUSA bekerjasama dengan Panti Asuhan Kun Fayakun dalam melakukan pengabdian masyarakat tentang sosialisasi protokol kesehatan. Metode: Sosialisasi protokol kesehatan dilakukan luring berupa presentasi, diskusi, dan praktek. Sasaran dalam kegiatan ini adalah penghuni Panti Asuhan Kun Fayakun berjumlah 20 orang. Peserta diberikan kuisioner sebelum dan sesudah sosialisasi berupa pre dan posttest. Data diolah secara statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil dan Pembahasan: hasil kuesioner pretest dan posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah sosialisasi dengan nilai P< 0.05. Hal ini menunjukkan pengetahuan yang baik membuat peserta menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Kesimpulan: Sosialisasi protokol kesehatan memberikan dampak baik, dan menunjukkan hasil yang signifikan pada hasil pretest dan posttest.
Pemeriksaan Skrining Covid-19 Kepada Pegawai Laboratorium Rumah Sakit Islam Surabaya Jemursari di Masa Pandemi Notrisia Rachmayanti; Bastiana Bermawi; Diyan Wahyu Kurniasari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : Perguruan Tinggi Meng
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.21 KB) | DOI: 10.33086/snpm.v1i1.925

Abstract

COVID-19 telah menjadi pandemi sejak Januari 2020. COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV 2 yang menyebar melalui droplet dan airborne sehingga petugas kesehatan rentan tertular. RSI Surabaya Jemursari telah merawat pasien COVID-19 dan melakukan pemeriksaan PCR SARS-CoV 2 sehingga skrining rutin menjadi hal yang sangat perlu dilakukan pada pegawai laboratorium. Kegiatan dilaksanakan dengan mengidentifikasi pegawai laboratorium RSI Surabaya Jemursari untuk kemudian dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kemudian dilakukan pengambilan swab nasofaring untuk pemeriksaan antigen serta pengambilan darah untuk pemeriksaan antibodi yaitu IgG dan IgM anti SARS-CoV 2. Pemeriksaan dilakukan pada 31 pegawai laboratorium RSI Surabaya Jemursari. Sebanyak 1 orang dengan keluhan infeksi saluran pernafasan atas didapatkan hasil antigen SARS-CoV 2 positif serta IgG dan IgM anti SARS-CoV 2 reaktif. Sebanyak 1 orang dengan keluhan infeksi saluran pernafasan atas didapatkan hasil antigen SARS-CoV 2 positif tetapi hasil IgG dan IgM anti SARS-CoV 2 non reaktif. Hasil skrining juga mendapatkan sebanyak 8 pegawai tanpa keluhan infeksi saluran nafas atas yang memiliki hasil antigen SARS-CoV 2 negatif, IgM anti SARS-CoV 2 non reaktif tetapi memiliki IgG anti SARS-CoV 2 reaktif. Sedangkan sisanya sebanyak 21 orang dengan hasil antigen SARS-CoV 2 negatif, IgG dan IgM anti SARS-CoV 2 non reaktif. Skrining COVID-19 bermanfaat mendeteksi populasi yang rentan di RSI Surabaya Jemursari sehingga penanganan dini dapat dilakukan untuk mencegah kematian serta mencegah penularan pada rekan kerja maupun masyarakat sekitar tempat pegawai tersebut tinggal. Skrining COVID-19 diharapkan pula dapat menjadi strategi untuk mencegah penambahan kasus dan transmisi penularan COVID-19 secara global.
SOSIALISASI PROTOKOL KESEHATAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN KERAJINAN KONEKTOR MASKER DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI PANTI ASUHAN KUN FAYAKUN SURABAYA Bastiana Bastiana; Notrisia Rachmayanti; Diyan Wahyu Kurniasari; Bakti Wibowo; Bunga An Nur Rahmillah Almah; Ari Azizah; Diana Arum Lisnawati
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.184

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan menerapakan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak. Pencegahan Covid-19 ditujukan pada semua umur salah satunya anak-anak. Hal ini dilakukan karena anak-anak menjadi kelompok risiko terpapar Covid-19. Panti asuhan menjadi salah satu tempat yang mayoritas penghuninya adalah kelompok anak-anak. Oleh sebab itu UNUSA bekerjasama dengan Panti Asuhan Kun Fayakun dalam melakukan pengabdian masyarakat tentang sosialisasi protokol kesehatan. Metode: Sosialisasi protokol kesehatan dilakukan luring berupa presentasi, diskusi, dan praktek. Sasaran dalam kegiatan ini adalah penghuni Panti Asuhan Kun Fayakun berjumlah 20 orang. Peserta diberikan kuisioner sebelum dan sesudah sosialisasi berupa pre dan posttest. Data diolah secara statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil dan Pembahasan: hasil kuesioner pretest dan posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah sosialisasi dengan nilai P< 0.05. Hal ini menunjukkan pengetahuan yang baik membuat peserta menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Kesimpulan: Sosialisasi protokol kesehatan memberikan dampak baik, dan menunjukkan hasil yang signifikan pada hasil pretest dan posttest.