Franto Novico
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. DR. Junjunan No. 236, Telp. 022 603 2020, 603 2201, Faksimile 022 601 7887, Bandung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

DESAIN KAPASITAS TIANG PANCANG BULAT UNTUK LAPISAN SEDIMEN KOHESIF PADA RENCANA AS JETTY MARINE CENTER, CIREBON-JAWA BARAT Franto Novico; Purnomo Raharjo
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.411 KB) | DOI: 10.32693/jgk.10.2.2012.219

Abstract

Pemboran geoteknik pada daerah perairan dengan lapis sedimen yang bersifat kohesif merupakan hal yang cukup menarik, tidak saja dari segi teknis pelaksanaan pemboran namun juga dalam tahapan selanjutnya yaitu analisis hasil pemboran dan aplikasi desain yang dibuat. Lapisan sedimen kohesif pada perairan yang umumnya berada dalam kondisi jenuh perlu mendapatkan pertimbangan khusus untuk menentukan dimensi dari aplikasi struktur bagian bawah pada rencana pengembangan infrastruktur yang sedang dibuat. Berdasarkan alternatif dimensi dan rencana peletakan tiang pancang, dengan rencana pembangunan trestle untuk kapal 7000 DWT maka tiang pancang dengan diameter 40 cm yang dipancangkan pada kedalaman -14 m dan maksimum -20 meter dari dasar laut sudah cukup efisien. Kata Kunci : Cirebon, Kapasitas Tiang Pancang, Marine Center PPPGL A geotechnical drilling, especially within the area where has a cohesive sediment is very fascinating, it is not only in term of the drilling technique but also analyze the drilling result and the application. In general, a cohesive sedimen in waters area is saturated therefore the determination of dimension of a basement structure being a special attention to determine a dimension of basement structure in term of planning an infrastructure development. Based on dimension alternative and the depth of the piling, with trestle planning for 7000 DWT vessel, the pile with 40 cm of diameter could be efficient in depth between -14 m and -20 m from sea floor. Keywords : Cirebon, Pile Capacity, Marine Center PPPGL
KONDISI ARUS PASANG SURUT DAN EROSI-SEDIMENTASI DI SEKITAR GARIS PANTAI DEPAN PLTU TARAHAN LAMPUNG MENGGUNAKAN DELFT 3D VERSI 3.28 Franto Novico; Prijantono Astjario; Huda Bachtiar
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6574.949 KB) | DOI: 10.32693/jgk.11.1.2013.230

Abstract

Model numerik dilakukan dengan menggunakan software Delft 3D versi 3.28, dimana seluruh input data pada simulasi didapatkan dari pengukuran lapangan pada April 2011. Flow model diaplikasikan untuk mensimulasikan arus dan sedimen transport. Garis pantai di depan PLTU dibagi menjadi tujuh bagian yang berlokasi dari bagian selatan hingga utara PLTU sebagai area pantau. Berdasarkan hasil simulasi, maka dapat diketahui bahwa erosi banyak terjadi pada bagian selatan dari pada bagian utara PLTU. Simulasi model 15 hari menunjukkan bahwa bagian ke 6 dimana posisi inlet dan outlet berada menghasilkan sedimentasi yang lebih besar dari bagian yang lain. Mengingat saluran inlet dan outlet berada pada bagian ke 6 maka perhatian besar perlu diberikan pada bagian tersebut mengingat simulasi ini hanya 15 hari. Seperti diketahui bahwa saluran inlet dan outlet digunakan sebagai pendingin, sementara lokasi saluran tersebut berada pada garis pantai di depan PLTU. Untuk itu, gaya arus akibat sirkulasi pasang-surut dan transport sedimen di sepanjang garis pantai tersebut menjadi perhatian penting untuk diselidiki mengingat pentingnya kelangsungan kondisi garis pantai terhadap fenomena erosi dan sedimentasi. Kata kunci : Arus pasang surut, erosi-sedimentasi, garis pantai, PLTU Tarahan, Delft 3D Versi 2.8 A numerical model is conducted by using a Delft 3D version 3.28, that the entire input data used in simulation was resulted by field activities in April 2011. A flow model is applied to simulate current flow and transport sediment. A coastline in front of the plant is divided into seven sections which are located from the south to the north as the monitoring area. Based on the simulation result, it could be identified that the erosion much more occurred in the southern part than in the northern part. The 15 day model simulation indicates that in the section 6, where the inlet and outlet is located, the sedimentations are bigger than that in other sections. Since the inlet-outlet channels are positioned in section 6 therefore the high awareness must be considering as the time simulation is only apllied in 15 days. Inlet and outlet of the water channels are used as cooler, which are located in front of the plant. Therefore, the current flow due to the tidal circulation along the coastline should be paid attention to investigate in managing the sustainability of the coastline against erosion and sedimentation phenomena. Keywords: Tidal currents, erosion-sedimentation, coastline, PLTU Tarahan, Delft 3D Version 2.8
MODEL 2D PENGARUH GAYA HORIZONTAL ARUS PADA PEMECAH GELOMBANG DI TPI PANCER JAWA TIMUR Franto Novico; Sahudin Sahudin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2530.058 KB) | DOI: 10.32693/jgk.9.2.2011.203

Abstract

Perencanaan pemecah gelombang yang baik seharusnya dilakukan tidak hanya dengan mempertimbangkan aspek geologi dan geoteknik namun juga arus sebagai gaya horizontal yang bekerja pada pemecah gelombang. Berdasarkan desain pemecah gelombang pada penelitian terdahulu, maka dilakukan analisa pemodelan pemecah gelombang yang difokuskan pada parameter arus yang bekerja di struktur pemecah gelombang. Kecepatan arus ditransformasikan menjadi gaya horizontal untuk masing-masing skenario model, dimana model dibuat dalam bentuk dua dimensi elemen terbatas dengan analisis linear elastis untuk setiap skenario model. Model telah dibuat dengan menerapkan 8 meter tinggi pemecah gelombang dan 1kN/m2 gaya horizontal untuk disimulasikan. Berdasarkan hasil yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa perpindahan terbesar yang terjadi adalah sebesar 46,25 x 10-3 m. Sehingga gaya arus dapat dikatakan tidak menyebabkan keruntuhan atau perubahan yang besar pada struktur pemecah gelombang. Kata Kunci: Gaya Arus, Pemecah Gelombang TPI Pancer, Plaxis V.8.2 Achieving a good design of a breakwater should be completed not only considering a geology and geotechnical aspect but also calculating a current as horizontal force. Based on previous breakwater design thus, it has been completed analysis of breakwater model where a model was created with concentrate within current force on breakwater. Current velocity is transformed to horizontal force where two dimension finite element and linear elastic model were applied for each model scenarios. Model has been created within 8 meters high of breakwater and 1 kN/m2 of current force to be simulated. Based on the result, it can be seen the biggest displacement that occurred 46,25*10-3 m. Therefore, the breakwater does not have a big deformation or failure that caused by current force. Keywords: Current forces, Breakwater, TPI Pancer, Plaxis V.8.2
ANALISIS GEOTEKNIK KELAUTAN PADA SISI KETAPANG (SELAT BALI) UNTUK PENGEMBANGAN PENGHUBUNG JAWA - BALI Ediar Usman; Franto Novico; Kris Budiono; Purnomo Raharjo
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.055 KB) | DOI: 10.32693/jgk.2.2.2004.113

Abstract

Daerah penelitian terletak di Perairan Ketapang, Selat Bali, ke arah timur dari pantai Banyuwangi. Di daerah ini akan dikembangkan jembatan penghubung Jawa dan Bali. Hasil penelitian geologi dan geofisika kelautan menunjukkan kondisi geologi dan geofisika yang komplek. Berdasarkan hasil pemboran inti dan nilai SPT memperlihatkan adanya sedimen tidak terkonsolidasi mencapai tebal 20 meter dari permukaan dasar laut yang tersusun dari fragmen terumbu koral dan cangkang foram. Analisis ini tanpa menggunakan metoda propertis keteknikan karena sedimen tak terkonsolidasi di dominasi oleh fragmen dan cangkang foram hampir 80%. Analisis nilai SPT menunjukkan kapasitas tiang pancang untuk diameter 50 cm mempunyai rata-rata 93.752 ton beban tekan dan 21.532 ton beban tarik. Untuk meningkatkan beban tersebut harus meningkatkan diameter tiang pancang lebih dari 50 cm dan kedalaman tiang pancang lebih dari 20 meter dari permukaan dasar laut. The area investigated is the Ketapang Waters of Bali Strait, easthward of the Banyuwangi Coast. This area will be developed a bredge between Java and Bali. Result of geological dan marine geophysical method shows the geologic and oseanograhic condition very complex. Based on coring data and Standard Penetration Test (SPT) value shows the unconsolidated sediments to reach 20 meters from seabed consist of coral fragments and foram shells. This analysis without engineering properties method because unconsolidated sediment is dominated by fragment and shell almost 80%. Analisys of Standard Penetration Test (SPT) value shows the bearingpile capacity of 50 cm of bearingpile diameters has avarage 93.752 ton of download and 21.532 ton of upload. For more then that value has to increasing the diameters more then 50 cm and ent bearingpile more then 20 meters thicknees in depth from seabed.
MODEL SEDERHANA 2-DIMENSI ARAH PERGERAKAN SEDIMEN DI SUNGAI PORONG JAWA TIMUR Huda Bachtiar; Franto Novico; Fitri Riandini
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 9, No 3 (2011)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.446 KB) | DOI: 10.32693/jgk.9.3.2011.209

Abstract

Model numerik MIKE 21 modul transport sedimen digunakan untuk mengetahui respon pergerakan lumpur Sidoarjo pada saat musim hujan dan musim kemarau dan pengaruh tanggul yang berada di muara Sungai Porong. Data yang digunakan adalah pasang surut muka air laut, kedalaman air, debit sungai, arus dan konsentrasi sedimen. Simulasi dilakukan dengan membuat dua skenario, yaitu pada saat kondisi musim hujan dan pada saat musim kemarau. Hasil simulasi model hidrodinamika di verifikasi dengan data lapangan untuk mendapatkan nilai korelasi. Verifikasi meliputi data muka air dan kecepatan arus baik arah –x maupun –y. Berdasarkan hasil verifikasi didapatkan nilai korelasi muka air sebesar 0.8641 sementara arus bernilai 0.1493 untuk sumbu –x dan 0.1917 untuk sumbu –y. Selanjutnya hasil simulasi model menunjukkan konsentrasi sedimen pada tanggal 27 November 2007 merupakan puncak tertinggi dengan nilai 3.2x10-3 kg/m3 untuk musim hujan sementara untuk musim kemarau konsentrasi sedimen bernilai 0.0x10-3 kg/m3. Kata kunci : Model Numerik, Pergerakan Lumpur, Sungai Porong. Numerical model of MIKE 21 sediment transport module was applied to recognize the response of mud flow respective in rainy and dry season and also to get information of dike effect at the river mouth. Data that used in this simulation was tide, water depth, river discharge, current and sediment concentration. The simulations were created for two scenarios, therefore dry season and wet season. The result of the simulation model verified with observation data to see the correlation value. The verification are covering water level data and current magnitude of –x and –y axis. Based on the verification result, the correlation value of water level has a value 0.8641 meanwhile for the current the correlation value have magnitude 0.1493 of x-axis and 0.1917of y-axis. Moreover, the maximum value of sediment concentration could be seen at November 27th 2007 with 3.2x10-3 kg/m3 at the wet season and 0.0x10-3 kg/m3 for dry season. Keywords: Numerical Model, Mud Movement, Porong River
KONDISI HIDRODINAMIKA PERAIRAN SUNGAI LIAT BANGKA BERDASARKAN MODEL MIKE 21-HD-AD SEHUBUNGAN DENGAN MORFOLOGI AKIBAT PENAMBANGAN DI LAUT Franto Novico; Citrawan Sinaga
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 10, No 1 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.987 KB) | DOI: 10.32693/jgk.10.1.2012.214

Abstract

Penambangan timah di perairan sekitar Sungai Liat- Bangka oleh kapal keruk dan hisap telah menyebabkan terjadinya perubahan kondisi dasar laut yang sangat besar dengan ditemukannya batimetri yang sangat tidak beraturan di sekitar wilayah foreshore, terutama pada bagian barat muarasungai. Pendekatan model numerik dengan menggunakan software Mike 21 HD-AD menjadi metode pilihan untuk mendapatkan gambaran kondisi hidrodinamika sekitar muara dan garis pantai sekitar Sungai Liat. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa dengan perkiraan pelaksanaan kegiatan penambangan 24 jam sehari selama 15 hari model operasi maka kondisi sebaran buangan akan terbawa hingga jarak terjauh 15 km ke arah selatan, sementara sebaran bergerak ke arah utara sejauh 5 km dari lokasi sumber buangan. Waktu yang dibutuhkan untuk sebaran mencapai garis pantaiadalah 27 jam setelah penambangan dioperasikan. Sementara nilai kecepatan arus maksimum pada saat bulan penuh sebesar 1.5 m/det dengan arah arus dominan ke utara sementara pada saat bulan mati kecepatan maksimum sebesar 1.2 m/det dengan arah arus dominan ke tenggara. Kata kunci : Kondisi Hidrodinamika Sungai Liat, Model Numerik, Buangan Tambang The mining activities using dredging vessel and suction vessel that have done near river mouth of Sungai Liat and along coast line yielded a big deformation of sea floor bathymetry at foreshore especially west side a river mouth. Mike 21 HD-AD software as numerical model was selected as method to describe hydrodynamic conditions around river mouth and along coastline near the Sungai Liat River. Based on simulations where the mining operation is predicted 24 hours a day within 15 days operation model therefore a range of outsource dispersion of 15 km to south while 5 km flows to the north from the mine dumps position. A dispersion of mine dumps would be achieve a coastline in 27 hours since the mining begun. In addition, maximum current in spring time shows 1.5 m/sec to the north direction whereas in neap time the current shows 1.2 m/sec to the southeast direction. Keywords: Hydrodynamic Condition, Sungai Liat, Numerical Model, Mine dumps
MODEL PENURUNAN SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT PADA DASAR RENCANA PEMECAH GELOMBANG DI TELUK PANCAMAYABANYUWANGI - JAWA TIMUR Franto Novico; Nineu Yayu Gerhanae
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 8, No 1 (2010)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1551.927 KB) | DOI: 10.32693/jgk.8.1.2010.182

Abstract

Demi menghasilkan pemecah gelombang yang aman, maka perlu dilakukan analisis geologi dan geoteknik kelautan. Analisis ini akan memberikan informasi tentang kondisi fisik sedimen laut yang mengalami suatu perubahan pembebanan akibat adanya infrastruktur kelautan. Berdasarkan hasil analisis Plaxis versi 8, maka dapat diketahui bahwa besarnya nilai total deformasi yang disebabkan oleh beban struktur setinggi 8 meter dan gaya arus sebesar 1 kN/m2 adalah sebesar 72,77*10-3 m. Lapis sedimen sekitar badan dan kaki pemecah gelombang memiliki nilai deformasi ekstrem yang lebih merata sedangkan nilai ekstrem deformasi terjadi pada tengah struktur di kedalaman -5,50 meter. Kata Kunci : pemecah gelombang, perangkat lunak Plaxis versi 8, deformasi ekstrem, Pancamaya Banyuwangi Marine geology and geotechnical analyses are indeed important in order to get a safe breakwater design. To build a safe infrastructure, these analyses would produce a model to describe the displacement condition of marine sedimen. Applying 8 meters height of breakwater and 1 kN/m2 current, the Plaxis software v.8 gave a result 72,77*10-3 m of total deformation. In addition, an extreme deformation occurred in the middle of -5,50 meters breakwater, while equilibrium deformation occurred around areas between toe and breakwater body. Keywords : breakwater, Plaxis software v.8, extreme deformation, Pancamaya Banyuwangi