Abdul Wahib
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. DR. Junjunan No. 236, Telp. 022 603 2020, 603 2201, Faksimile 022 601 7887, Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI AGREGAT SERTA DAMPAK YANG TIMBUL BILA DILAKUKAN EKSPLOITASI DI PANTAI DAN LEPAS PANTAI MUARA SUNGAI SAMBAS KALIMANTAN BARAT Wayan Lugra; Abdul Wahib
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 3, No 2 (2005)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.894 KB) | DOI: 10.32693/jgk.3.2.2005.124

Abstract

Berdasarkan hasil analisis besar butir menunjukan bahwa jenis sedimen permukaan dasar laut daerah penelitian terdiri dari 4 jenis sedimen yaitu lanau, lanau pasiran, pasir lanauan dan pasir. Sedangkan jenis agregat yang dijumpai adalah berupa jenis agregat kasar yaitu pasir dan batu belah. Pasir adalah salah satu jenis agregat di daerah penelitian dan ditemukan bersama-sama dengan batu belah. Agregat pasir tersebar di bagian utara daerah penelitian dengan luas sebaran sekitar 2,238 km2 sementara di bagian selatan daerah penelitian, pasir tersebar di pantai Tanjung Bila diperkirakan menerus ke laut dengan luas sebaran kurang lebih 2,189 km2. Agregat berupa batu belah yang dijumpai adalah sebagai batuan beku terobosan berupa andesit, dasit, granodiorit, gabro dan basal. Dibagian utara daerah penelitian agregat batu belah dijumpai di Tanjung Kalangbau berupa bukit kecil dengan ketinggian sekitar 20 meter dengan luas sebaran 0,7079 km2 . Di bagian selatan agregat batu belah terdapat di Tanjung Batu berupa bukit kecil dengan sebaran kurang lebih 0,2920 km2. Pemanfaatan agregat pasir di daerah penelitian akan menjadi masalah jika tidak terekomendasi. karena akan mengganggu kesetimbangan pantai, seperti pantai akan terabrasi terutama saat musim barat. Based on grain size analyses the surfacial sediment of the study area consist of 4 sediment types such as silt, silty sand, sandy silt, and sand. While the aggregates found in the surveyed area were coarse aggregate namely sand and broken stone. Sand is one of the aggregate in the study area and it is found together with broken stone. Distribution of sand aggregate in the northern part of the study area covered the area about 2,238 km2, while in the southern part, at Tanjung Bila their distribution seemly continous to the sea and covered the area about 2,189 km2. The broken stone found at the study area as an instrusive rock those are andesite, granodiorite, gabro and basalt. In the northern part of study area, the broken stones, found at Tanjung Kalabahu as a small hill about 20 meter high and cover the area about 0,7079 km2 While in the southern part of study area the broken stone found at Tanjung Batu and it covers the area about 0,2920 km2 The utilization of all agregates at the study area become a problem if it is not well recommended, it would disturbed the equilibrium of coast line, such as abration especially in west monsoon.
PELUANG PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR PANTAI SUMBAWA BARAT, NUSA TENGGARA BARAT DITINJAU DARI ASPEK KARAKTERISTIK DAN GEJALA PERUBAHAN GARIS PANTAI Wayan Lugra; Abdul Wahib; Yudi Darlan; Rina Zuraida
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 1, No 2 (2003)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.218 KB) | DOI: 10.32693/jgk.1.2.2003.94

Abstract

Perkembangan pemanfaatan daerah pesisir pantai Sumbawa Barat sejak 7 tahun terakhir menjadi sangat pesat baik sebagai daerah hunian, pertambakan, budidaya laut maupun sebagai daerah tujuan wisata. Bagian utara daerah telitian yaitu daerah Labuan Tano sampai Labuan Sepakek, Kecamatan Seteluk, berkembang pesat sebagai lahan pertambakan, sedangkan di bagian tengah yaitu di Teluk Taliwang Kecamatan Taliwang, pesisir dan laut dimanfaatkan untuk budidaya laut (kerang mutiara) yang diusahakan secara modern. Di bagian selatan yang berkembang sebagai kota wisata adalah Desa Maluk, Kecamatan Jereweh. Perkembangan Desa Maluk ini tidak disertai oleh daya dukung lingkungan dan perencanaan yang terpadu sehingga cepat atau lambat akan membawa dampak lingkungan yang negatif,baik di pesisir maupun di laut. Beberapa daerah yang direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata pantai dan laut adalah bagian selatan Labuan Sepakek, Lb. Balat, Teluk Kertasari, Teluk Benette, Teluk Jelenga dan Maluk, sedangkan Labuan Tentong, dan bagian utara Tg. Kertasari cocok untuk dikembangkan sebagai tempat budidaya tambak dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Since the last 7 years, the developing use of the coastal area of West Sumbawa very rapidly increase as the fishponds, sea estates and tourism objects. The northern part of the study area, from Labuan Tano to Labuan Sepakek Kecamatan Seteluk rapidly develope as the fishpond areas, while in Taliwang Bay Kecamatan Taliwang, the coastal and sea are used for sea estate by using modern technology. The southern part of the study area, developes as a tourism city at Desa Maluk, Kecamatan Jereweh. The developing of Desa Maluk is not supported by the environmental carrying capacity and the integrated programme, therefor soon or latter it will bring the bed environmental impacts on the coastal or sea areas. Some areas that recommended to be developed as the tourism objects, are the southern part of Labuan Sepakek, Labuan Balad, Kertasari Bay, Bennette Bay, Jelenga Bay and Maluk, while Labuan Tetong in the northern part of Kertasari Bay is suitable to be developed for fishponds estate with a sustainable environmental consideration.
POLA SEBARAN SEDIMEN MENGANDUNG GAS BERDASARKAN INTERPRETASI SEISMIK PANTUL DANGKAL DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR Wayan Lugra; Abdul Wahib; Nyoman Astawa
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 2, No 2 (2004)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.35 KB) | DOI: 10.32693/jgk.2.2.2004.108

Abstract

Dari hasil interpretasi seismik di daerah penelitian dapat dikenali 4 runtunan yaitu runtunan A, B C dan Runtunan D serta sedimen mengandung gas (gas charged sediment) dengan konfigurasi rekaman adalah bebas pantul (free reflection). Pola sebaran sedimen mengandung gas menempati 2 zona yaitu zona I di sebelah selatan Tanjung Wedora dan zona II sebelah utara Tanjung Wedora sampai Ujung Pangkah. Sebaran sedimen mengandung gas hanya dapat dikenali secara lateral, sedangkan secara vertikal sangat sulit untuk dikenali. Keterdapatan sedimen mengandung gas diperkirakan menempati runtunan C yang tersebar secara merata di daerah telitian. Shallow seismic interpretation indicate that the stratigraphy of , the study area can be divided into 4 sequences namely sequence A, B, C and D, In the study area, the gas charged sediments also were indicated. The spreading of gas charged sediment occupied at two zones those are zone one in the south off Tanjung Wedora and zone two in the north off Tanjung Wedora extend to Ujung Pangkah. Spreading trends of the gas charged sediment can be recognized laterally, while vertically is quit dificult. While the existing of gas charged sediment is suggested in sequence C which is spreading on the whole of study area.
POTENSI WISATA BAHARI DITINJAU DARI ASPEK GEOLOGI DAN GEOFISIKA KELAUTAN DI PERAIRAN MUARA SAMBAS, KALIMANTAN BARAT Wayan Lugra; Abdul Wahib
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 2, No 3 (2004)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.466 KB) | DOI: 10.32693/jgk.2.3.2004.118

Abstract

Perkembangan Kota Kecamatan Pemangkat tampak sangat pesat karena kota tersebut sebagai kota penyangga pelabuhan laut di Muara Sungai Sambas. Disamping sebagai kota tujuan bisnis, Pemangkat juga memiliki pantai yang indah serta unik diantaranya di sebelah utara Muara Sungai Sambas yaitu di Desa Jawae dan di Tanjung Batu di sebelah selatan Muara Sungai Sambas. Di Desa Jawae pantainya berpasir berwarna putih keabuan, dengan lebar paras muka pantai berkisar 15 - 25 meter, serta dibelakang garis pantainya ditumbuhi pohon bakau dan ketapang. Perubahan kedalaman perairan berangsur dari kedalaman 0,5 meter sampai 11 meter, dengan air laut yang masih jernih. Pelamparan pasir ke arah laut sekitar 300 meter mencapai kedalaman 2 meter. Pantai ini sangat cocok dikembangkan untuk wisata pantai. Di Tanjung Batu pantainya bertebing serta dialasi batuan yang sangat kompak dan pejal. Dibeberapa tempat batuan dasar pantainya terlihat hitam mengkilap karena gerusan ombak serta memantulkan cahaya matahari oleh mineral-mineral yang terkandung di dalam batuan tersebut. Pantai ini telah berkembang menjadi daerah tujuan wisata karena keunikannya serta letaknya yang strategis dan dekat dari jangkauan lalu lintas umum . The developing of Pemangkat City was very rapidly because that city as a buffer city of Sambas Harbour. Biside as a bisnis destination, Pemangkat city has a beautiful beach and unique such as in Jawae located in the northern of Mouth Sambas River and Tanjung Batu in the southern of Mouth Sambas River. Sand beach of Jawae is white to grey, with wide berm was about 15 to 25 meters and in the back of coastal line were growth by mangrove and ketapang trees. Depth changes of study area was very gradually from 0,5 meter to 11 metres depth and sea water was still purity. Distribution of the sand to the sea ward from coast line was about 300 metres untill 2 meters water depth. This beach is very suitable for developing to be beach tourism object. The Beach In Tanjung Batu was steeping beach wich is based by masive rocks and very campact. In some places besement rock of the beach looking black glance caused by waves eroded, and reflecting the sun shine by black minerals which is acquired within the basement rock. This beach had developed to be a beach tourism object because its unique and locally strategic, near from reaching public transportations.