Yudi Darlan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174, Indonesia.

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES DAN GEOKIMIA : STUDI KASUS PERAIRAN TELUK PINANG, PROVINSI RIAU Yudi Darlan; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1164.793 KB) | DOI: 10.32693/jgk.8.2.2010.187

Abstract

Kebutuhan pasar dunia akan timah meningkat, sehingga pencarian sumberdaya timah banyak dilakukan, termasuk kawasan perairan Riau, Bangka dan Belitung. Bijih timah dalam mineral kasiterit mempunyai Berat Jenis tinggi, sehingga endapan timah alluvium akan tersebar di sekitar sumber asal timah. Analisis geokimia merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk menjawab apakah timah dan logam lainnya dalam bentuk unsur berpotensi sebagai sumber daya. Kandungan unsur logam timah yang terdapat pada sedimen permukaan di sekitar aliran dan muara sungai kurang dari 10ppm lebih kecil dibandingkan dengan kandungan unsur logam timah yang ada pada sedimen permukaan dasar laut (20ppm – 80ppm). Kata kunci: timah plaser, analisis sayatan oles dan geokimia, sedimen permukaan, Teluk Pinang, Provinsi Riau The demand of world trades for tin is high, hence explorations for resources of tin in the world, for example Riau, Bangka, and Blitung of Indonesia waters have been carried out. Tin ores of cassiterite has high density, therefore alluvial tin deposits will distributes near their resources. Geochemical analyses is one of the methods which is applied to explain that are tin and heavy metals deposits are prospect at the study area. This is as a main aim of research at Teluk Pinang waters and adjacent areas. The content of tin metal element contained in surface sediments in the river streams and rmouth less than 10ppm is smaller than the content of tin metal element exist on the seafloor surface sediment (20ppm - 80ppm). Key words: placer tin, smear slides and geochemistry analyses, surfacial sediment, The Pinang Bay, Riau Province
KETERDAPATAN EMAS LETAKAN DAN IKUTANNYA DI PERAIRAN DELTA KAPUAS, PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT Udaya Kamiludin; Yudi Darlan
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 3, No 2 (2005)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254 KB) | DOI: 10.32693/jgk.3.2.2005.123

Abstract

Perairan Delta Kapuas merupakan tempat yang baik bagi akumulasinya endapan letakan asal Sungai Kapuas. Permukaan dasar lautnya ditutupi oleh sedimen pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Sedimen ini mengandung logam emas (Au) dan ikutannya, yaitu perak (Ag), tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn) dan timah (Sn). Kadar terendah yaitu emas berkisar 2 - 92 ppb dan tertinggi Sn < 10 - 320 ppm. Keterdapatan emas secara lateral relatif membesar ke arah bagian hulu dan secara vertikal membesar ke bagian bawah permukaan. Keterdapatan emas dan ikutannya tersebut tidak satupun dijumpai pembawa mineral bijihnya. Namun secara kualitatif keterdapatan unsur-unsur logam ini sesuai dengan hasil analisis geokimia dari percontohan "stream sediment" dan "pan concentrate" di Sungai Delta Kapuas. Primernya diduga berkaitan dengan peristiwa Batuan Terobosan Sintang yang dijumpai secara setempat di sebelah timur daerah penelitian. Delta Kapuas Waters are a good place for placer deposits accumulation originally from Kapuas River. The seafloor sediment surface are covered by sand, silty sand, sandy silt and silt. These sediments content of gold (Au) and its associate metal, such as silver (Ag), copper (Cu), lead (Pb), zinc (Zn) and tin (Sn). The lowest content of gold is approximately between 2 - 92 ppb and the highest content of tin is approximately between < 10 - 320 ppm. Laterally, the occurrence of gold is relatively higher to the upstream part and vertically higher to the deeper part of the sediment. The existence of gold (Au) and its associate metal as mentioned above could not be traced to its ore mineral. But qualitatively the existence of these metal elements are in accordance with the result of geochemical analysis of the stream sediments and concentrate pan samples in the Delta Kapuas river. Its primary source is anticipated relate to the Sintang intrusion event which occurred locally in eastern of research area.
PENELITIAN LINGKUNGAN PANTAI DAN LOGAM BERAT PERAIRAN PARIAMAN– PADANG-BUNGUS TELUK KABUNG SUMATERA BARAT Yudi Darlan; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 6, No 1 (2008)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.524 KB) | DOI: 10.32693/jgk.6.1.2008.146

Abstract

Kawasan pesisir Padang merupakan salah satu kawasan andalan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kawasan pesisir Pariaman - Padang merupakan daerah pantai abrasi, disusun oleh endapan alluvial berupa kerikil, pasir, dan lempung membentuk pantai lurus dan landai. Kawasan pesisir Padang – Bungus Teluk Kabung berupa pantai teluk, stabil, disusun oleh batuan volkanik membentuk bentang alam perbukitan dan pantai terjal. Abrasi terjadi di daerah telitian sebagai dampak perubahan iklim global dan aktivitas manusia (anthropogenic) seperti dampak kerusakan terumbu karang terutama terjadi di kawasan pantai Pariaman - Padang. Di Padang – Bungus Teluk Kabung sedimentasi terjadi akibat dampak perubahan rona lingkungan di kawasan hulu sungai (hinterland) yang membawa sedimen ke perairan. Mangrove dengan luasan kecil terdapat di kawasan Padang – Bungus Teluk Kabung,. Terumbu karang masih banyak dijumpai di kawasan Bungus Teluk Kabung dan sekitarnya dalam kondisi 50% rusak akibat pemboman dan perubahan kondisi air laut yang disebabkan oleh pencemaran dari limbah kapal, industri dan rumah tangga. Kandungan Logam berat Hg sebagai zat pencemar yang terdapat pada sedimen perairan Bungus Teluk Kabung mencapai 3500 ppb di atas baku mutu sedimen (410 ppb). Kandungan logam lainnya yang punya nilai ekonomis yang terdapat di daerah telitian yaitu emas, Au (4ppb – 22ppb) dan perak, Ag (1ppm – 2ppm). Kata kunci: lingkungan pantai, pencemaran, logam berat, mineral ekonomis, Pariaman, Padang, Bungus Teluk Kabung The coastal area of Padang is one of the target coastal areas that have been prioritised to be developed by the West Sumatra Government. The coastal area of Pariaman – Padang is an erosion coast of alluvial deposits consisted of gravel, sand, and clay which form straight and gentle slope beaches. The coastal area of Padang – Bungus Kabung Bay is a stable embayment coast consisted of volcanic rocks which form undulated hilly land and cliff. Erosion occurred at the research area as impact of the global climate changes and human activities (anthropogenic) for example impact of coastal reef destruction at the area of Pariaman – Padang. At the coastal area of Padang – Bungus Kabung Bay sedimentation occurred as impact of change environments in the hinterland, which transport sediment loads to the coast. Mangroves of small square areas are distributed at the coastal area of Padang – Bungus Teluk Kabung. While coral reef distributed in large area at the coast of Bungus Kabung Bay and adjacent area in 50% condition impacted from explosion and change of sea water quality due to waste disposal from boats, industries, and houses. Heavy metal content of mercury (Hg) as a toxic element in sediment of Bungus Kabung Bay reach 3500 ppb over the sediment quality standard (410 ppb). Economic native metals found at the research area are gold, Au (4ppb – 22 ppb), and silver, Ag (1ppm – 2ppm). Key words: coastal environments, pollution, heavy metals, valuable minerals, Pariaman, Padang, Bungus Teluk Kabung
PENELITIAN DINAMIKA PESISIR MUARA SUNGAI COMAL DAN SEKITARNYA, JAWA TENGAH, DITUNJANG OLEH PENAFSIRAN DATA FOTO UDARA DAN CITRA SATELIT Prijantono Astjario; Yudi Darlan
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 7, No 1 (2009)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.577 KB) | DOI: 10.32693/jgk.7.1.2009.165

Abstract

Perubahan garis pantai di kawasan pesisir Kabupaten Tegal, Pemalang dan Pekalongan disebabkan oleh aktifitas sungai-sungai yang bermuara di pantai utara Pulau Jawa. Sungai-sungai tersebut mengangkut material sedimen yang disebarkan di Laut Jawa dan diendapkan kembali di sepanjang garis pantai oleh aktivitas gelombang laut mengakibatkan kawasan pesisir utara Pulau Jawa mengalami akresi. Iklim turut berperan dalam mempengaruhi perubahan garis pantai tersebut, khususnya pada musim hujan dimana air sungai akan meluap dan membanjiri kawasan pesisir dan mengendapkan material sedimen yang berlebihan. Citra Landsat 7 ETM+ hasil rekaman tahun 2002 menunjukan bentukan delta muara sungai Comal yang mengalami perubahan membentuk “cuspate”. Perubahan garis pantai di mulut muara diperkirakan karena arah muara sungai Comal selalu berpindah-pindah seirama dengan jumlah pasokan air sungai dan material sedimen terangkut, iklim serta aktivitas gelombang dan arus yang bergerak saat itu. Kata kunci : garis pantai, iklim, banjir, akresi dan cuspate. Coastline changes in Kabupaten Tegal, Pemalang and Pekalongan are caused by the rivers activity which spread out to the Java Sea. The sediment materials have been transported and distributed to the Java-sea and redeposited along the coastline by wave activities. Consequently, the coastline has been rapidly accreted by sedimentary processes. Closely climatic supported coastline changes during the rainy season, flooding covered river mouth area and deposited all sediment materials. Landsat 7ETM+ Satellite imageries recorded in 2002; delta form in river mouth of Comal River has been changed into cuspate delta form. The changes of delta configuration especially in the river mouth area have been interpreted by river water supply, sediment materials, climatic, wave and current activities. Keywords: coastline, climatic, flood, cuspate and accression.
KAITAN TIPOLOGI PANTAI DENGAN KEBERADAAN PASIR BESI DI PANTAI MUKOMUKO, BENGKULU Udaya Kamiludin; Yudi Darlan; Deny Setiady
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1503.884 KB) | DOI: 10.32693/jgk.10.2.2012.216

Abstract

Pasir besi merupakan salah satu potensi di sebagian kawasan pantai Indonesia yang erat kaitannya dengan keberadaan kondisi geologi batuan bersusunan andesitik-basaltik, oleh sebab itu salah satunya dipilih pantai Mukomuko sebagai objek penyelidikan. Pasir besi ini terakumulasi sebagai endapan alokhton dari hasil pelapukan dan erosi tanah yang diangkut oleh sungai dan diendapkan di pantai. Proses marin berupa abrasi dan akrasi terbentuk di sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Metode penyelidikan meliputi deskripsi kualitatif karakteristik pantai, penentuan posisi, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis, dan pemisahan mineral bersifat magnetik dengan menggunakan magnet tangan disertai foto mikrograf. Tipologi pantai Mukomuko terdiri dari gisik berpasir (Sand beach) yang sebagian di atasnya ada bangunan dinding laut, dan gisik berkerikil (Gravel beach). Endapan pasir besi umumnya menempati gisik berpasir, baik pada muka pantai maupun pada tanggul gisiknya yang sebagian membentuk pematang pantai. Distribusi persentase magnetit (% Fe) sejajar pantai memiliki pola besaran relatif sama dengan kadar frekuensi yang berkisar antara 0 % - 10 %, anomali dijumpai secara setempat pada tanggul gisik dengan kisaran antara 30,07 % - 45,73 %. Berdasarkan klasifikasi cebakan plaser, genesa pasir besi terkonsentrasi oleh media cair yang bergerak sebagai jenis plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. Keterdapatan pasir besi diduga berasal dari Formasi Hulusimpang yang dikorelasikan sebagai Andesit Tua, Batuan Gunungapi Kuarter dan lapisan konglomerat aneka bahan Formasi Bintunan yang bersusunan andesitik-basaltik. Kata Kunci : Karakteristik pantai, magnetit, plaser pantai, sumber batuan, pantai Mukomuko Bengkulu. Iron sand is one of the mineral potential in some coastal areas of Indonesia, which is related to the presence of andesitic-basaltic rocks, therefore Mukomuko coast is then selected as the object of investigation. The iron sand is accumulated as the alochton deposit as the product of the weathering and soil erosion transported by the river and it is accumulated on the beach. The abrasion and accretion processes are formed along the shoreline by waves and currents parallel to the coast. The methods of investigation include coastal characteristics mapping, positioning, sediment sampling, megascopic analysis, and magnetic separation of minerals by using a hand magnet with micrograph photo. The coastal characteristics of Mukomuko consist of gravel beach, and sand beach that some sea walls built on. Iron sand deposits generally occupy a sand beach, either on the beach face or on the berm which partially form the beach ridge. The distribution of magnetite parallel to the coast has the same relative magnitude patterns with the frequency content ranging from 0 % - 10 %, anomaly is found locally on the berm with the frequency content ranging between 30.07 % - 45, 73 %. Based on the classification of placer deposits, iron sand is concentrated in the formation of moving liquid media as placer beach types affected fluvial. The presence of iron sand supposed to be derived from the Hulusimpang Formation is correlated as Old Andesite, Quaternary Volcanic Rocks and conglomerate layers of different materials of andesitic-basaltic composition from Bintunan Formation. Keywords: Coastal Characteristics, magnetite, beach placer, source rocks; shore of Mukomuko, Bengkulu.
RONA LINGKUNGAN GEOLOGI KELAUTAN DI PERAIRAN P. ROTE NUSA TENGGARA TIMUR Yudi Darlan; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 11, No 3 (2013)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1833.864 KB) | DOI: 10.32693/jgk.11.3.2013.239

Abstract

Sejalan dengan perubahan Pulau Rote dari Pemerintahan Kecamatan menjadi Kabupaten, pembangunan infrastruktur pesisir dan sektor lainnya di pulau ini meningkat. Pembangunan tersebut dari tahun ke tahun dapat menimbulkan perubahan kondisi lingkungan pesisir dan perairan Pulau Rote. Perubahan kondisi lingkungan dapat diidentifikasi melalui analisis data rona lingkungan. Data seismik memperlihatkan morfologi teras-teras pantai, dan intrusi diapir serpih di perairan Pulau Rote yang mengiindikasikan pulau ini mengalami proses pengangkatan sejak ribuan tahun yang lalu hingga sekarang. Sedimen permukaan dasar laut Pulau Rote terdiri atas pasir dan pasir lanauan mengandung mineral kuarsa, piroksen, mineral karbonatan dan cangkang moluska menunjukkan kondisi lingkungan sedimentasi rendah. Baku Mutu air dan sedimen permukaan dasar laut di perairan Pulau Rote dalam kondisi baik. Jenis pantainya berupa pantai berenergi tinggi, pantai erosi, pantai teluk, dan pantai kantong pasir masih dalam kondisi baik dan cukup bagus bagi wisata pantai dan laut. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagain besar kondisi lingkungan perairan Pulau Rote masih dalam kondisi baik. Sebagian kecil ada perubahan sebagai dampak aktivitas manusia. Kata kunci: rona lingkungan, geologi kelautan, intrusi, diapir serpih, Nusa Tenggara Timur, Pulau Rote Since the Rote Island government changed from the Kecamatan to Kabupaten Government, the development of coastal infrastructures and other sectors in the island increased. The development from time to time can lead to changes in coastal and marine environmental of the Rote Island. The environmental conditions can be identified through analysis environmental base data. The seismic data shows the morphology of coastal terraces, and intrusion of shale diapir in the Rote Island waters which indicate that this island has uplifted since thousands years ago until now. Surficial sediment of the Rote Island waters consists of sand and silty sand containing quartz and pyroxene minerals, and shells of mollusks which indicate low sedimentation environment. The standard quality of surface water and surficial sediment of the Rote Island is still in good condition. Coastal characteristics of this island consist of high-energy beaches, sand pocket beaches, bays, and erosion coasts which are still in good condition and suitable for tourism. This study shows that in general the environment of the Rote Island waters environment is normal conditions. A few of environmental changes is as an impact of human activities. Keywords: environment features, intrusion, shale diapir, Nusa Tenggara Timur, Rote island.
SEBARAN ENDAPAN KUARSA DI PERAIRAN DELTA KAPUAS, PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT Udaya Kamiludin; Yudi Darlan
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 6, No 3 (2008)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.234 KB) | DOI: 10.32693/jgk.6.3.2008.157

Abstract

Dasar laut Delta Kapuas ditutupi oleh fraksi sedimen lempung sampai pasir yang secara tekstural mempunyai persentase pasir antara kosong sampai 100 %. Fraksi sedimen ini berdasarkan hasil analisis oles tipis yang ditunjang oleh sebagian analisis mineralogi butir umumnya berkomposisi utama kuarsa. Ikutannya dalam jumlah relatif kecil, terdiri atas feldspar, mika, ilmenit, piroksen Fe/Mn oksida, foraminifera, fragmen dan mikrit. Secara lateral, sebaran kuarsa relatif membesar ke arah bagian hulu sungai dengan persentase mencapai 75 %. Berdasarkan tatanan stratigrafi dan cara pembentukannya maka keberadaan kuarsa dalam sedimen permukaan dasar laut, selain dari hasil pengerjaan ulang Aluvium dan arenit kuarsa itu sendiri juga berasal dari erosi batuan primer Granit Sukadana yang berada di sebelah timur daerah penelitian. Kata Kunci : Sedimen permukaan, analisis oles tipis, kuarsa, Granit Sukadana dan perairan Delta Kapuas. Sea floor of Kapuas Delta is covered by sediment fraction from clay to sand in size. Texturally, the percentages of sand fraction is ranging between null to 100 %. Base on smear slide and grain analysis the sediment fraction is composed mainly quartz. Associated mineral accessories are relatively small which is consisted of feldspar, mica, ilmenite, pyroxene, Fe/Mn oxide, foraminifera, calcareous fragment and micrite. Laterally, distribution of quartz relatively increased towards upstream with percentage reaches 75 %. Based on stratigraphy setting and its formation, the existence of quartz in the sea floor surficial sediment, apart resulted from reworking of Alluvium and quartz arenite itself, it also comes from erosion of primary rock Granite Sukadana located eastside of the investigation area. Keywords: Surface sediment, smear slides analysis, quartz, Granite Sukadana and Delta Kapuas water.
KARAKTERISTIK PASIR DI PANTAI DAN LEPAS PANTAI BINUANGEUN, LEBAK-BANTEN Udaya Kamiludin; Yudi Darlan
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 11, No 2 (2013)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1955.555 KB) | DOI: 10.32693/jgk.11.2.2013.235

Abstract

Pasir merupakan sesuatu penomena yang menarik karena padanya tersimpan misteri bagaimana partikel itu terendapkan sesuai dengan lingkungannya, apakah merupakan pasir pada lingkungan marin, pantai atau sungai. Untuk mengetahui lingkungan pengendapan tersebut maka dilakukan identifikasi karakteristik pasirnya. Metoda penelitan meliputi pengambilan contoh, analisis besar butir, klasifikasi nomenklatur sedimen dan parameter statistik. Klasifikasi nomenklatur sedimen pada endapan sedimen permukaan dasar laut, gisik pasir, tanggul gisik dan endapan sungai aktif didapat pasir sebanyak, masing masing 19, 35, 15 dan 3 percontoh. Ke empat jenis endapan mempunyai ukuran butir rata-rata (mean) relatif seragam, yaitu pasir halus (2 Φ - 3 Φ). Begitu juga ukuran pasirnya berupa pasir halus dengan kurva distribusi persen berat fluktuatif. Perbedaan terlihat pada ukuran pasir sedimen permukaan dasar laut dan sedimen sungai aktif, selain pasir halus hadir pula pasir menengah (1 Φ - 2 Φ). Klasifikasi lingkungan pasir memperlihatkan bahwa ke empat endapan mempunyai kesesuaian lingkungan pengendapan disertai adanya muatan partikel yang mengkasar dan menghalus dengan bentuk kurtosis leptokurtik dan platikurtik monomodal. Sumber batuan asal sedimen diduga berasal dari hasil abrasi batugamping terumbu yang tersingkap di pantai bagian tengah daerah penelitian dan pengerjaan ulang batuan gunungapi dan batuan sedimen asal volkanik yang umum tersingkap di utara daerah penelitian. Kata Kunci : Sedimen permukaan dasar laut, gisik pasir, tanggul gisik, sedimen sungai aktif, lingkungan pengendapan pasir, sumber batuan. Sand sediment is something interesting phenomenon because the sand is stored in the mystery of how the sand particles sedimented according to the deposition environment, what is the sand that was deposited in marine, beach or river environment. The identification of sand sediment characteristic is used for the determination of depositional environment. Study methods include sediment sampling, grain size analysis of sediment, sediment nomenclature classification and computing the statistical parameters. Sediment nomenclature classification results on the seafloor surface sediment, sand beach sediment, berm sediment and active stream sediment derived as much sand sediment types, respectively 19, 35, 15 and 3 samples. The four types of sediment deposition that has mean is relatively uniform, which falls on the fine sand (Φ 2 - Φ 3). While the size of sand fall in the fine sand with fluctuating weight percent distribution curve. The difference was in the size of the sand on the sea floor sediments and active stream sediments, in addition to fine sand also present medium sand (Φ1 - Φ2). Sand environment classification showed that all four types of the sediments have suitability depositional environment be accompanied excess coarse and fine particles with curved kurtosis leptokurtic and platykurtic monomodal. Source rocks of the sediments probably derived from the abrasion of coralreef limestone exposed in the central coast of study area and rework volcanic rocks and sedimentary rocks of volcanic origin are commonly exposed in the northern of study area. Key words: Seafloor surface sediment, sand beach, berm, active stream sediment, sand depositional environment, source rocks.
ANALISIS SEDIMEN DAN PERUBAHAN KONDISI LINGKUNGAN:DAERAH KASUS DELTA MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR Yudi Darlan; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 7, No 1 (2009)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.872 KB) | DOI: 10.32693/jgk.7.1.2009.167

Abstract

Delta Mahakam mempunyai sumberdaya minyak dan gas bumi serta sumberdaya laut lainnya. Hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam merupakan salah satu parameter kelestarian lingkungan. Pembukaan lahan mangrove Delta Mahakam untuk daerah pertambakan ikan, pemukiman, dermaga, dan industri, serta untuk alur pelayaran mengakibatkan berkurangnya tanaman mangrove, perubahan dinamika sedimentasi dan lingkungan kawasan pesisir. Kawasan yang rusak diperkirakan lebih dari 80 persen. Sekitar 20 persen dari luas sekitar 1.400 kilometer persegi, hutan mangrove yang masih baik. Ini adalah sebagai bukti Delta Mahakam mengalami proses destruktif. Sebanyak 15 contoh sedimen permukaan dan 2 contoh air permukaan diambil dari lokasi dekat dengan kegiatan industri perminyakan dan daerah hunian telah dianalisis unsur utama dan unsur logam berat. Berdasarkan analisis unsur utama dan unsur logam berat ke 15 contoh sedimen tersebut mengandung unsur silika (SiO2) >50% dan unsur air raksa (Hg) < 2000 ppb. Ke 2 contoh air mengandung unsur logam berat Cadmium (Cd) antara 0 ppb dan 54 ppb, dan Hg antara 1 ppb – 2 ppb. Merujuk pada baku mutu air laut dan baku mutu sedimen maka kualitas air laut dan sedimen Delta Mahakam masih dalam batas normal atau dikatagorikan sebagai kondisi belum tercemar. Jadi perubahan kondisi lingkungan Delta Mahakam tidak memberikan dampak terhadap kuallitas baku mutu sediment dan air secara kimiawi, Kata kunci: analisis unsur utama, analisis unsur logam berat, perubahan lingkungan, Delta Mahakam, Kalimantan Timur The Mahakam Delta has natural resources of oil and gas and other marine resources. Mangroves of the Delta Mahakam is one of an environmental indicator Deforestation of mangroves of Delta Mahakam for fishery ponds, settlements, harbor, industries, and for marine transports cause to decrease of those mangroves, changes of dynamics of sedimentation and coastal environments. Mangroves are about 80% in bad condition and whereas 20% of them are in still good condition from total areas of 1.400 km square. This indicates that the Delta Mahakam is in destructive processes. 15 samples from surfacial sediment and 2 samples from surface water taken from locations where close to oil industry fields and settlement areas were analyzed for major and heavy metal elements. According to the analyses those 15 samples, they content elements of silica (SiO2) >50% and mercury (Hg) <2000 ppb. The two samples of water content elements of cadmium (Cd) from 0 ppb – 54 ppb, and Hg from 1 ppb – 2 ppb. Referring to the standard of seawater and sediment quality the water and sediment of the Mahakam Delta are in good condition or no pollution. In fact, changes of the Mahakam Delta environmental condition do not cause impacts to the quality of seawater and sediment of the Mahakam Delta. Keywords: major element analyses, heavy metal element analyses, environmental changes, the Mahakam Delta, East Kalimantan
PELUANG PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR PANTAI SUMBAWA BARAT, NUSA TENGGARA BARAT DITINJAU DARI ASPEK KARAKTERISTIK DAN GEJALA PERUBAHAN GARIS PANTAI Wayan Lugra; Abdul Wahib; Yudi Darlan; Rina Zuraida
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 1, No 2 (2003)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.218 KB) | DOI: 10.32693/jgk.1.2.2003.94

Abstract

Perkembangan pemanfaatan daerah pesisir pantai Sumbawa Barat sejak 7 tahun terakhir menjadi sangat pesat baik sebagai daerah hunian, pertambakan, budidaya laut maupun sebagai daerah tujuan wisata. Bagian utara daerah telitian yaitu daerah Labuan Tano sampai Labuan Sepakek, Kecamatan Seteluk, berkembang pesat sebagai lahan pertambakan, sedangkan di bagian tengah yaitu di Teluk Taliwang Kecamatan Taliwang, pesisir dan laut dimanfaatkan untuk budidaya laut (kerang mutiara) yang diusahakan secara modern. Di bagian selatan yang berkembang sebagai kota wisata adalah Desa Maluk, Kecamatan Jereweh. Perkembangan Desa Maluk ini tidak disertai oleh daya dukung lingkungan dan perencanaan yang terpadu sehingga cepat atau lambat akan membawa dampak lingkungan yang negatif,baik di pesisir maupun di laut. Beberapa daerah yang direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata pantai dan laut adalah bagian selatan Labuan Sepakek, Lb. Balat, Teluk Kertasari, Teluk Benette, Teluk Jelenga dan Maluk, sedangkan Labuan Tentong, dan bagian utara Tg. Kertasari cocok untuk dikembangkan sebagai tempat budidaya tambak dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Since the last 7 years, the developing use of the coastal area of West Sumbawa very rapidly increase as the fishponds, sea estates and tourism objects. The northern part of the study area, from Labuan Tano to Labuan Sepakek Kecamatan Seteluk rapidly develope as the fishpond areas, while in Taliwang Bay Kecamatan Taliwang, the coastal and sea are used for sea estate by using modern technology. The southern part of the study area, developes as a tourism city at Desa Maluk, Kecamatan Jereweh. The developing of Desa Maluk is not supported by the environmental carrying capacity and the integrated programme, therefor soon or latter it will bring the bed environmental impacts on the coastal or sea areas. Some areas that recommended to be developed as the tourism objects, are the southern part of Labuan Sepakek, Labuan Balad, Kertasari Bay, Bennette Bay, Jelenga Bay and Maluk, while Labuan Tetong in the northern part of Kertasari Bay is suitable to be developed for fishponds estate with a sustainable environmental consideration.