Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Faktor Penyebab Lost To Follow Up Pengobatan ARV (Antiretroviral) di Puskesmas Kencong Septianingtyas Risti Anggraeni; Faiqatul Hikmah
J-REMI : Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan Vol 1 No 3 (2020): June
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-remi.v1i3.2035

Abstract

The key to the success of HIV / AIDS treatment is ARV therapy. Continuous therapy can inhibit the spread ofHIV infection in the body and improve the quality of life of patients. Lost to follow-up is the absence of thepatient to return to the VCT clinic according to the date of the drug agreement and consultation. The KencongCommunity Health Center found a problem regarding lost to follow up. The cause of lost to follow upsuspected due to factors that can be related to Lawrence Green's theory such as presdiposing factors(knowledge, attitudes), enabling factors (patient books and help cards), and reinforcing factors (motivation,SOP). The purpose of this research was to analyze the factors that can cause lost to follow up antiretroviral(ARV) treatment in HIV patients in Kencong Health Center. The type of this research was qualitative and thisresearch used 6 patients, 1 counselor and 1 doctor as respondent. The results of this research shows that theknowledge of patients is still lacking, especially way of virus transmission and the side effects caused and thelocation of the HIV virus in the body, meanwhile scheduling knowledge of patient is good. Respondents have apositive attitude towards ARV treatment. The book which use to record the patient’s visit data has beendeemed capable to control the arrival of patient. There are still many patients who don't carry a patient cardwhen they want to take medicine. Counselors and doctors have provided the best motivation during thecounseling process. Kencong Puskesmas still does not have SOP about lost to follow up
PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TENTANG PENYAKIT HEPATITIS A DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER Faiqatul Hikmah
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 13 No 1 (2013): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v13i1.80

Abstract

Terdapat kenaikan 150 persen angka penderita Hepatitis A pada bulan Februari 2012, berdasarkan data Dinas Kesehatan kabupaten Jember. Pada maret 2012 berdasarkan data Dinas Kesehatan jember, terdapat penderita hepatitis A sebanyak 120 orang yang harus dirawat di sejumlah rumah sakit dijember, diantaranya terdapat 96 orang adalah mahasiswa. Banyaknya mahasiswa yang terserang penyakit karena kawasan kampus di Jember merupakan daerah endemis virus hepatitis A.Tujuan penelitian untuk menganalisi perbedaan pengetahuan dan sikap antara mahasiswa kesehatan dan mahasiwa non kesehatan di Politeknik Negeri Jember.Jenis penelitian adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di kampus Politeknik Negeri Jember. Populasi berjumlah 3180 orang dan Jumlah sampel sejumlah 50 orang dengan 25 orang mahasiswa kesetan dan 25 mahasiswa non kesehatan.Hasil penelitian dianalisi dengan menggunakan uji T test independent dan Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dari hasil tes tersebut diketahuai bahwa tidak ada perbedaan pengetauan dan sikap anatara mahasiswa kesehatan dan mahasiwa non kesehatan di Politeknik Negeri Jember.Perlunya dilakukan peningkatan pengetahuan tentang hepatitis A dengan memanfaatkan media yang ada di politeknik negeri jember sebagai upaya pencegahan.
KEPUASAN PASIEN JAMSOSKES TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI INSTALANSI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK DENGAN METODE SERVQUAL DAN IPA Faiqatul Hikmah; Sustin Farlinda; Reni Puspitasari
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.81

Abstract

Angka kunjungan pasien Jamsoskes rawat inap tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien Jamsoskes yang di ukur dari 10 dimensi dengan menggunakan metode Servqual dan Importance performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil penelitian, yaitu layanan kesehatan di instalansi rawat inap Rumah Sakit Jember Klinik dirasa kurang memuaskan oleh pasien dengan adanya informasi yang diberikan kurang jelas, pasien mendapat penolakan perawatan, jam praktek dokter tidak tepat waktu, barang milik pasien kurang aman, kurangnya gorden penyekat, penjelasan dokter yang kurang detail, kurangnya motivasi dari dokter/perawat yang diberikan pada pasien. Berdasarkan hal tersebut hendaknya petugas pendaftaran memakai microphone, menambahkan jumlah tempat tidur, dokumen rekam medis di isi lengkap, adanya kamera cctv, penambahan gorden penyekat, dokter mampu menjelaskan diagnosa pasien, hendaknya dokter/perawat mengikuti seminar atau pelatihan juga keterampilan kepribadian dan keterampilan teknis.
Peningkatan Keterampilan Kader Dalam Pengukuran Panjang Badan Bayi Sebagai Upaya Deteksi Dini Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Dahlia Indah Amareta; Puspito Arum; Faiqatul Hikmah
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2016): Juni
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v1i1.128

Abstract

Stunting atau pendek merupakan keadaan yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan. Keadaan ini berlangsung kronis karena disebabkan oleh malnutrisi jangka panjang. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian, serta gangguan perkembangan kemampuan motorik dan mental, oleh karena itu stunting pada bayi dan balita perlu menjadi perhatian khusus. Pemantauan pertumbuhan khususnya panjang badan dan atau tinggi badan seharusnya dilakukan sejak dini untuk menilai normal tidaknya pertumbuhan anak. Kecamatan Sumbersari memiliki prevalensi bayi dan balita stunting sebesar 18%, yang terdiri dari kategori sangat pendek dan pendek. Kegiatan pengukuran panjang badan hampir tidak pernah dilakukan pada saat jadwal posyandu, dikarenakan keterbatasan alat. Alat ukur panjang badan yang tersedia terbuat dari kayu, dengan karakteristik berat dan sulit dibawa. Keadaan ini menyebabkan kegiatan pengukuran panjang badan bayi dan balita tidak dapat dilakukan pada saat jadwal posyandu. Persoalan mitra yang muncul dari analisis situasi adalah kurangnya keterampilan kader dalam hal pengukuran dan penggunaan alat ukur panjang badan bayi dan balita, upaya deteksi dini terhadap stunting tidak dapat terlaksana dengan baik karena kegiatan pengukuran panjang badan bayi dan balita tidak dapat terlaksana dan ketidaktersediaan alat ukur panjang badan pada setiap kegiatan posyandu. Luaran dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah alat ukur panjang badan bayi dan balita portable dan Buku petunjuk operasional. Kegiatan koordinasi dengan mitra meliputi pengumpulan data dan informasi dengan wawancara dan observasi. Kegiatan survey dan desain alat di bengkel menghasilkan output alat ukur panjang badan yang bayi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mitra. Kegiatan pengabdian ini telah menghasilkan alat ukur panjang badan bayi dan balita portable dan buku petunjuk operasional yang diberikan kepada 8 Posyandu di Desa Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Alat ukur tersebut telah dipergunakan dalam pengukuran panjang badan bayi dan balita saat kegiatan Posyandu.
Desain Formulir Asesmen Nyeri Dalam Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Daerah Balung Jember Tahun 2016 faiqatul hikmah; Rossalina Adi Wijayanti Wijayanti; Moch Jach Catur Laksono
Jurnal Kesehatan Vol 5 No 3 (2017): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-kes.v5i3.28

Abstract

Sebuah formulir harus didesain untuk memenuhi tujuan penggunanya. Peningkatan jumlah pasien dapat menjadi pertimbangan pencatatan rekam medis yang baik dan lengkap sehingga menghasilkan informasi yang akurat untuk menunjang pelayanan pasien. Di Rumah Sakit Daerah Balung Jember, permasalahan yang ditemukan yaitu tidak di lakukannya asesmen nyeri secara merinci terhadap pasien yang mengeluhkan nyeri pada saat datang di rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap. Tidak adanya  formulir khusus yang mencatat tentang asesmen nyeri dalam berkas rekam medisnya. Tujuan penelitian ini merancang dan mendesain formulir rekam medis lembar asesmen nyeri. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan diskusi terfokus (brainstorming). Penelitian ini menghasilkan identifikasi segi aspek fisik kertas yang digunakan adalah kertas A4 dengan berat 70 gr dan berwarna putih. Aspek anatomi merupakan letak identitas rumah sakit diatas sebelah kiri dengan logo rumah sakit, header atau judul formulir berada diatas sebelah kiri juga dengan font yang dicetak tebal. Perintah sudah tertera pada setiap bagian pengisian. Untuk body menyesuaikan dengan ukuran kertas. Aspek isi merupakan kelengkapan item, pengurutan item,  pengelompokan item, singkatan, simbol dan cara pengisian telah disesuaikan dengan formulir lain dan kebutuhan yang di perlukan oleh pengguna. Hasil desain kemudian di paparkan dalam diskusi terfokus brainstorming untuk memperoleh hasil akhir yang disepakati bersama. Penelitian ini di harapkan mampu membantu dalam pelayanan khususnya yaitu membantu dalam tata laksana pasien yang mengeluhkan nyeri sehingga pengobatannya lebih tepat sasaran. Kata Kunci : Desain Formulir, Asesmen, Nyeri
Hubungan Antara Karakteristik Wanita Penjaja Seks (WPS) dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Infeksi Menular Seksual (IMS) Lisus Setyowati; Malinda Capri N S; Ria Chandra Kartika; Faiqatul Hikmah; Dia Bitari Mei Yuana
Indonesian Health Issue Vol. 4 No. 1 (2025): FEBRUARI
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v4i1.81

Abstract

Background: Phenomenon of Sexual Transmitted Disease (STIs) become higher in Indonesia. Female Sex Workers (FSW) have bigger risk to get STIs because of their jobs. Mostly, STIs are asymptomatic and when it becomes symptomatic then it needs long time to be exposed. Good understanding about STIs is important for FSW in an effort to prevent transmission of STIs to themselves and customers. Aim: The aim of the research was to determine the relationship between characteristics of FSW and the level of knowledge about STIs. Method: This research was quantitative analysis . The research sample consisted of all FSW in the localization, Jember Regency and was conducted during August 2024. The data source used was primary data obtained from interviews and filling out questionnaires. The data was analyzed by Spearman Rank test with the SPSS application . Result: There is a relationship between duration of service of FSWs and the level of knowledge about STIs (p-value 0.04<0.05). This research examines four FSW characteristics: length of service, marital status, age, and final educational attainment. Only duration of service has a correlation with STIs knowledge out of the four traits. Productive age range, peer relationship and easier access to social media is becoming strong reasons.
Pendidikan Kesehatan Pada Siswa-Siswi SDN 02 Sukorambi tentang Pentingnya Sarapan Pagi Malinda Capri Nurul Satya; Lisus Setyowati; Rusdiarti; Rinda Nurul Karimah; Ria Chandra Kartika; Dian Kartika Sari; Faiqatul Hikmah
Media Pengabdian Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 2 (2024): JULY
Publisher : Kabar Gizi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62358/0sxr5p78

Abstract

Sarapan merupakan pondasi awal dari energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan daya kerja otak dalam berkonsentrasi dan memproses informasi sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat menjadi perhatian penting bagi siswa-siswi untuk menerapkan perilaku sarapan pagi dengan rutin dan teratur karena akan memberikan dampak postif bagi kesehatan dan masa depan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan metode memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya sarapan bergizi bagi siswa-siswi SDN 02 Sukorambi. Hasil kegiatan pengabdian yaitu, adanya peningkatan nilai presentase dari sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang pentingnya sarapan pagi dapat berpengaruh positif terhadap pengetahuan siswa-siswi. Adanya peningkatan pengetahuan siswa perlu diimbangi dengan kebiasaan orang tua dan guru dalam mewujudkan kedisiplinan sarapan pagi setiap hari. Oleh karena itu, kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya sarapan pagi perlu ditanamkan supaya kebiasaan sarapan sehat dapat terbentuk sejak dini.