Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MORFOLOGI GUILD IKAN DI WADUK PENJALIN Asti Aulia Puspasari; Windiariani Lestari; Nuning Setyaningrum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 1 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.515 KB) | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.1.1773

Abstract

Waduk Penjalin adalah habitat untuk beragam biota air salahsatunya ikan. Studi tentang komunitas terutama ikan dapat dilakukan secara fungsional yaitu digambarkan dengan pemanfaatan sumber makanan dalam cara dan waktu yang sama disebut dengan guild. Cara makan atau kebiasaan makan ikan mengakibatkan perbedaan struktur anatomi dan morfologi spesies. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tipe guild ikan di Waduk Penjalin. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan teknik purposive random sampling pada 5 stasiun di Waduk Penjalin. Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu guild. Parameter yang diamati yaitu posisi mulut, tipe gigi, tipe tapis insang, panjang tubuh dan panjang usus, serta rasio antar panjang tubuh dan usus. Data guild dianalisis secara deskriptif. Ikan yang tertangkap sebanyak 11 spesies. Guild dalam komunitas ikan di Waduk Penjalin didominasi oleh ikan Karnivora (5 spesies).
Kekayaan Spesies dan Tingkat Trofik Komunitas Ikan yang Tertangkap di Waduk Penjalin Dzakiyyah Atikah; Nuning Setyaningrum; Carmudi Carmudi
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 1 No 2 (2019): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.329 KB) | DOI: 10.20884/1.bioe.2019.1.2.1791

Abstract

Waduk Penjalin yang berlokasi di Kabupaten Brebes merupakan danau buatan yang untuk pariwisata ataupun perikanan tangkap. Hasil dari perikanan tangkap di Waduk Penjalin cukup bervariasi tidak hanya pada satu jenis ikan, namun beberapa jenis juga dapat diperoleh. Beberapa jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan yang habitat awalnya di sungai, lalu membentuk komunitas di waduk karena pembendungan aliran sungai. Perubahan habitat ikan-ikan tersebut mempengaruhi tingkat pemanfaatakan pakan ikan di suatu ekosistem (tingkat trofik), sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekayaan spesies ikan yang tertangkap di Waduk Penjalin, serta mengetahui tingkat trofik komunitas ikan yang tertangkap di Waduk Penjalin. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan 5 stasiun pengambilan sampel. Hasil data jenis ikan akan dianalisis secara deskriptif dan dilakukan analisis perhitungan tingkat trofik dari data jenis pakan yang ditemukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 11 spesies ikan di Waduk Penjalin, yaitu ikan betutu (Oxyeleotris marmorata), nila gift (Oreochromis sp.), nila hitam (Oreochromis niloticus), manila (Parachromis managuensis), nilem (Osteochilus vittatus), tawes (Barbonymus gonionotus), mas (Cyprinus carpio), lele dumbo (Clarias gariepinus), lele lokal (Clarias batrachus), uceng (Nemacheilus fasciatus), dan julung-julung (Dermogenys pusilla). Ikan pada tingkat trofik tertinggi adalah betutu dan lele dumbo, pada tingkat trofik sedang adalah manila, tawes dan lele lokal, serta tingkat trofik terendah adalah nila gift, nila hitam, nilem, dan mas. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat 11 spesies ikan di Waduk penjalin, yaitu 2 spesies merupakan ikan karnivora, 3 spesies ikan omnivora cenderung karnivora, dan 4 spesies termasuk ikan omnivora cenderung herbivora.
Aspek Reproduksi Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr.) yang Tertangkap di Waduk Penjalin Brebes Azizah Nur Fatimah; Sugiharto Sugiharto; Nuning Setyaningrum
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 1 No 2 (2019): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.364 KB) | DOI: 10.20884/1.bioe.2019.1.2.1786

Abstract

Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr.) merupakan ikan air tawar liar di Waduk Penjalin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aspek reproduksi ikan betutu di Waduk Penjalin dan mengetahui hubungan panjang dan berat terhadap IKG dan TKG. Metode yang digunakan yaitu survey dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada 5 stasiun. Parameter yang diukur yaitu panjang dan berat tubuh, berat gonad, dan berat hati, jumlah telur, diameter telur, jumlah ikan, sedangkan parameter pendukungnya yaitu kualitas air yang terdiri dari suhu, penetrasi cahaya, kedalaman air, pH, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen), TDS (Total Dissolved Solid), dan BOD (Biologycal Oxygen Demand). Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa rasio kelamin ikan jantan dan ikan betina secara keseluruhan 1,05 : 2,15. Fekunditas telur ikan betutu yang tertangkap sebanyak 9.270 butir dengan diameter telur antara 0,26-0,56 mm. Ikan betutu yang tertangkap memiliki TKG I sampai TKG III dengan dominasi TKG I. Indeks kematangan gonad (IKG) ikan betutu jantan relatif lebih kecil antara 0,0087 % - 0,514 % dibandingkan ikan betutu betina antara 0,0165 % - 1,4205 %. IKG semakin besar mempengaruhi nilai Indeks Hepatosomatik yang semakin besar sampai sesaat sebelum ikan memijah. Nilai IHS ikan betutu yang diperoleh yaitu 0,2477 % - 4,0761 % pada ikan betina dan pada ikan jantan 0,4065% - 5,1364%. Hasil analisis terhadap hubungan panjang, berat tubuh ikan terhadap indeks kematangan gonad menghasilkan hubungan yang erat, namun tidak ada hubungan antara panjang, berat tubuh ikan terhadap tingkat kematangan gonad.
Aktivitas Protease dan Komposisi Proksimat Tubuh Ikan Sidat (Anguilla bicolor Mcclelland) pada Kondisi Puasa dan Pemberian Pakan Kembali Untung Susilo; Nuning Setyaningrum; Farida Nur Rachmawati
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 30, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mib.2013.30.2.133

Abstract

Protease activity and body proximate composition of eel, Anguilla bicolor McClelland., under starvation and refeeding conditions with three treatments and four replications in randomized completely design has been evaluated. The result showed that the protease activity of eel was no significant different (P>.05) between treatment, but body proximate composition has significant differences (P<.05), especially in protein and lipid contents at starvation condition. It can be concluded that the eel protease activity did not change under starvation and refeeding condition, but the lipid content decreased at starvation condition.
Potensi Reproduksi Ikan Air Tawar Sebagai Baby Fish Nuning Setyaningrum; Eko Setio Wibowo
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 33, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.2.475

Abstract

Informasi dasar mengenai potensi reproduksi ikan dapat diperoleh dari tinjauan fenomena perkembangan gonad, untuk memprediksi proses reproduksi sampai ikan memijah dan menghasilkan benih sebagai baby fish. Tujuan penelitian adalah mengetahui fekunditas, diameter telur, gonado somato index (GSI) dan kelangsungan hidup larva. Metode yang digunakan survey, pengambilan sampel puposive random. Materi penelitian adalah induk Cyprinus carpio, Barbonymus gonionatus, Osteochillus vittatus, Oreochromis niloticus dan Clarias gariepinus, sebanyak 3 pasang/species. Variabel  adalah fekunditas, diameter telur, gonado somato index (GSI) dan kelangsungan hidup larva. Parameter yang diukur berat ikan, berat gonad, jumlah telur sebagian, ukuran telur dan jumlah larva hidup. Metode penelitian survey, pengambilan data adalah puposive  random dan data dianalisis dengan Anova. Hasil penelitian  diperoleh bahwa  fekunditas dan GSI  pada 5 species ikan menunjukkan perbedaan (P<0,05), B. gonionotus  memiliki fekunditas tertinggi rata-rata 182.320 butir dan O. vittatus memiliki nilai GSI tertinggi  35,13%. Diameter telur  berbeda-beda pada semua  spesies,  B. Gonionotus memiliki diameter terkecil yaitu kisaran 0,486 – 0,729 mm, sedangkan diameter terbesar pada ikan C. carpio rata-rata  1,170 mm. Larva  O. Niloticus menghasilkan prosentase kelangsungan hidup terbaik sebesar 97%, O. vittatus 93%, C. carpio 77,2%, C. gariepinus 51,6%, B. gonionotus 31%  dan uji Least Significant Difference  larva O. niloticus dan O. vittatus  memiliki kelangsungan hidup sama baik,  berpotensi dikembangkan sebagai baby fish. O. vittatus memiliki peluang besar dikembangkan menjadi baby fish sampai ukuran 5 g/ekor dengan fekunditas rata-rata 16.250 butir.
Reproduction Characteristics of Rice Field Eel (Monopterus albus Zuieuw) on Several Functionally Changed Lands in Banyumas Regency Priyo Susatyo; Nuning Setyaningrum; Elly Tuti Winarni; Titi Chasanah; Atang Atang
Journal of Tropical Life Science Vol. 8 No. 2 (2018)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.08.02.12

Abstract

Functional change of agricultural lands into non-agricultural lands will obviously have an impact on the dimin-ished or loss of habitat of the rice field eels (Monopterus albus Zuieuw). The aim of this research was to un-derstand the difference between (1) reproduction parameters (fecundity, gonadal maturity level (GML), and gonadal maturity index (GMI); (2) histological features of female and male gonadal development (oogenesis and spermatogenesis); (3) range of body length in each sexual phase; and (4) range of body length in each GML stage of captured eel from 4 sub-districts of Banyumas regency, Central Java (Ajibarang, Sumpyuh, Banyumas, and Sumbang). The total number of captured subjects were 631 eels; which consisted of 155; 227; 157; and 92 eels from Ajibarang, Sumpyuh, Banyumas, and Sumbang, respectively. We observed oogenesis in the stages of GML-1 (chromatin nucleolar stages and perinucleolar stage); GML-II (cortical alveolar formation stage or globular yolk stage), GML-3 (late globular yolk stage), GML-IV (mature or ripe stage), and follicle atretic stage. Also, we observed male gonadogenesis and spermatogenesis in the intersex. The range of GMI of captured eels was between 0.023 and 0.686. Eel in GML-I, GML-2, GML-3, and GML-IV had GMI within the range of 0.023-0.096; 0.096-0.425; 0.427-0.686; and >0.686, respectively. Eels achieved stage of GML-IV in body length range of 22.6-34.5 cm in Sumpyuh, 22.6-38.5 cm in Ajibarang, and 26.6-34.5 cm in Banyumas. There was no eel with the status of GML-IV in Sumbang, which had the most residential or functionally changed lands in its area. Based on these findings, can be concluded that the condition of rice fields or habitat of eel in functionally changed lands may affect eel’s growth and gonad maturation.