Alimuddin Alimuddin
Departemen Budidaya Perairan, FPIK-Institut Pertanian Bogor, Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RESPONS PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN PADA IKAN NILA UKURAN BERBEDA YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN Muhammad Muhammad; Alimuddin Alimuddin; Muhammad Zairin Junior; Odang Carman
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.803 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.3.2014.407-415

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji respons pertumbuhan dan pemanfaatan pakan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) strain SULTANA (seleksi unggul Selabintana) ukuran berbeda yang diberi pakan mengandung hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang, Epinephelus lanceolatus (rElGH). Ikan dengan ukuran awal 3,5± 0,3 g (perlakuan A); 12,5±0,4 g (perlakuan B); dan 40±2,4 g (perlakuan C) dipelihara dalam hapa (2 m x 1 m x 1 m) yang dipasang di kolam beton (20 m x 10 m x 1,5 m) pada padat tebar 50 ekor ikan/hapa. Setiap perlakuan diberi pakan mengandung 3 mg rElGH/kg, dan tidak diberi rElGH (kontrol; K). Masing-masing perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Ikan dipelihara selama delapan minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan biomassa (ΔB) ikan perlakuan rElGH adalah lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol, sedangkan perlakuan ukuran ikan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Laju pertumbuhan harian ikan perlakuan rElGH lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan B memiliki pertambahan bobot relatif terhadap kontrolnya (19,9%) lebih tinggi daripada perlakuan A (10,5%) dan C (5,6%). Sintasan ikan perlakuan dan kontrol adalah sama (P>0,05), berkisar 90,7%-96,7%. Konversi pakan pada ikan perlakuan rElGH lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol, kecuali perlakuan C. Kadar glikogen hati dan otot, retensi protein dan lemak, indeks hepatosomatik, dan rasio RNA : DNA ikan perlakuan rElGH lebih tinggi daripada kontrol. Dengan demikian, pemberian rElGH meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan untuk pertumbuhan ikan nila, dan hal ini berpotensi tinggi diterapkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi budidaya ikan nila.
PRODUKSI PROTEIN REKOMBINAN HORMON PERTUMBUHAN IKAN KERAPU Irvan Faizal; Ratu Siti Aliah; Muhammad Husni Amarullah; Novi Megawati; Sutanti Sutanti; Alimuddin Alimuddin
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.059 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.2.2012.231-235

Abstract

Salah satu spesies ikan yang menjadi target produksi perikanan budidaya nasional adalah ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Ikan kerapu tikus merupakan ikan laut budidaya komoditas ekspor, namun laju pertumbuhannya sangat lambat. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha budidaya yang mampu menaikkan laju pertumbuhan ikan kerapu tikus. Pendekatan nutrisi melalui penggunaan hormon pertumbuhan (Growth Hormone, GH) pada usaha budidaya diyakini mampu meningkatkan kecepatan tumbuh ikan budidaya. Pada penelitian ini, melalui teknologi DNA rekombinan telah dilakukan isolasi dan identifikasi gen GH yang selanjutnya dilakukan produksi protein rekombinan GH (recombinant Growth Hormone, rGH) dengan memanfaatkan penggunaan bakteri E. coli. Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan konstruksi rGH yang menghasilkan bakteri E. coli BL21 (DE3) yang mampu memproduksi protein rGH. Produksi rGH dilakukan pada skala bioreaktor. Proses isolasi produk rGH-nya dalam bentuk pellet inclusion bodies yang selanjutnya dicampur dengan pelet pakan komersil hingga konsentrasi akhir protein dalam pakan mencapai 1 ng/6 mg pakan, di mana setelah dikering-anginkan, pelet pakan protein rekombinan GH dapat diaplikasikan untuk budidaya ikan kerapu tikus dan ikan budidaya lainnya.
POLA EKSPRESI GEN ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN PADA EMBRIO DAN LARVA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi; Alimuddin Alimuddin; Agus Oman Sudrajat; Komar Sumantadinata; Erma Primanita Hayuningtyas
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.512 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.3.2013.339-346

Abstract

Penelitian ekspresi sementara (transient expression) dari transgen secara in vivomenggunakan gen reporter berguna untuk mendesain konstruksi gen yang akan digunakan pada penelitian transgenesis. Gen reporter yang umum digunakan dalam penelitian ekspresi sementara transgen adalah gen GFP (green fluorescent protein). Pengamatan gen EGFP (enhanced green fluorescent protein) pada embrio dan larva ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan promoter -aktin ikan mas dalam mengendalikan ekspresi gen EGFP. Gen EGFP diintroduksikan ke dalam sperma ikan patin siam menggunakan metode elektroporasi. Sperma yang telah dielektroporasi digunakan untuk membuahi sel telur ikan patin siam. Pengamatan ekspresi gen EGFP dilakukan setiap enam jam dimulai dari embrio fase 2 sel sampai larva. Berdasarkan hasil penelitian, gen EGFP terekspresi pada fase embrio dan larva ikan patin siam. Puncak ekspresi gen EGFP terjadi pada fase neurula dan menurun pada fase larva. Berdasarkan penelitian ini maka ikan patin siam transgenik telah berhasil dibentuk dan promoter -aktin ikan mas terbukti aktif dalam mengarahkan ekspresi gen asing (GFP) di dalam tubuh ikan patin siam.