Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel AHA (Alpha Hydroxy Acid) Kombinasi BHA (Beta Hydroxy Acid) Sebagai Ekspolieting dalam Penanganan Melasma Sara Surya; Rosiana Rizal
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.285 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i3.2303

Abstract

Melasma adalah hiperpigmentasi simetris kelainan dengan etiopatogenesis multifaktor diduga akibat interaksi antara faktor genetik, lingkungan, dan juga fototipe kulit. Terapi yang sering digunakan dalam penangganan melasma salah satunya yaitu chemical peeling. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi AHA (Alpha Hydroxy Acid) Kombinasi BHA (Beta Hydroxy Acid) dalam sediaan gel dan untuk mengetahui stabilitas gel selama penyimpanan pada suhu 40±2o C. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. AHA yang digunakan Glycolic Acid 10% dan BHA yang digunakan adalah Salicylic Acid 1% diformulasi menjadi sediaan gel dengan basis karbopol. Sediaan gel dilakukan uji stabilitas selama 21 hari dan dilakukan stabilitas dipercepat metode cycling test dengan menyimpan sediaan gel pada suhu 5±2 oC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke dalam oven yang bersuhu 40±2oC selama 24 jam. Perlakuan ini terhitung 1 siklus dan dilakukan sebanyak 6 siklus (12 hari). Selanjutnya dilakukan pengamatan organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, daya tercuci dan viskositas. Hasil uji stabilitas menunjukkan sediaan gel kombinasi AHA dengan BHA baik secara fisik, homogenitas, daya sebar, daya tercuci, viskositas dan pH selama 21 hari penyimpanan, tetapi tidak stabil pada pengujian cycling test karena terjadi perubahan stabilitas sediaan pada parameter viskositas dan pH. Pengaruh kombinasi konsentrasi pada sediaan gel terhadap stabilitas sediaan gel mempengaruhi pH dan viskositas.
Formulasi Sediaan Hair Tonic Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynous (L.) Merr) Dan Uji Efektivitas Terhadap Pertumbuhan Rambut Tikus Sara Surya; Sefrianita Kamal; Lusia Eka Putri
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.815 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.9869

Abstract

Hair tonic digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan rambut yang digunakan dengan dioleskan pada kulit kepala. Salah satu bahan aktif yang digunakan untuk pembuatan sediaan hair tonic yaitu daun katuk. Bahan alam seperti daun katuk memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid dan saponin yang mempunyai aktivitas dalam meningkatkan pertumbuhan rambut, selain itu daun katuk juga mengandung vitamin A, E, seng dan mineral yang juga baik dalam membantu pertumbuhan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan hair tonic ekstrak daun katuk dan melakukan uji efektivitas terhadap pertumbuhan rambut tikus. Daun katuk di ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Konsentrasi ekstrak daun katuk yang digunakan untuk formulasi adalah 10%, 15% dan 20%. Hasil evaluasi pada uji organoleptis sediaan hair tonic ekstrak daun katuk berbentuk cairan dengan bau khas daun katuk, warna hijau kehitaman, memiliki pH secara keseluruhan berkisar antara 5,3 sampai 6,3 dan bersifat homogen. Nilai viskositas berkisar antara 0,93 mPa.s sampai 2,63 mPa.s. Bobot jenis sediaan sebesar 0,970 g/ml sampai 1,019 g/ml. Hasil pengukuran pertumbuhan rambut tikus selama 28 hari dengan konsentrasi ekstrak 0%, 10%, 15%, 20% dan k(+) secara berturut-turut yaitu 11,08mm, 13,11mm, 13,82mm,15,03mm, 17,30mm. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa ekstrak daun katuk dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan hair tonic dan sediaan yang paling baik digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan rambut adalah formula dengan konsentrasi 20%.