Sistem panel surya merupakan salah satu solusi utama dalam pemanfaatan energi terbarukan, namun sering menghadapi masalah shading parsial yang dapat menurunkan efisiensi sistem hingga 50%. Banyak penelitian telah membahas berbagai algoritma MPPT (Maximum Power Point Tracking), namun sebagian besar fokus pada pengoptimalan MPPT pada kondisi pencahayaan yang stabil, dan belum banyak yang membahas penerapan MPPT dengan DC-DC Boost Converter dalam kondisi shading parsial. Shading parsial dapat menyebabkan titik daya maksimum yang lebih dari satu, sehingga mengganggu identifikasi titik daya maksimum global (GMPP) oleh sistem MPPT. Untuk itu, artikel ini bertujuan untuk mengkaji penerapan berbagai metode MPPT, termasuk metode konvensional (Perturb and Observe, Incremental Conductance), metaheuristik (Particle Swarm Optimization, Differential Evolution), dan metode hibrida yang menggabungkan teknik-teknik tersebut dengan DC-DC Boost Converter untuk meningkatkan efisiensi dalam kondisi shading parsial. Metode kajian literatur yang digunakan adalah pendekatan sistematis melalui pencarian literatur di database ilmiah seperti ScienceDirect, IEEE Xplore, dan Google Scholar. Pencarian dilakukan dengan kata kunci seperti “MPPT with DC-DC Boost Converter,” “Partial Shading,” dan “Photovoltaic Systems” dengan publikasi antara 2015 hingga 2025. Dari 30 artikel yang terpilih, hasil perbandingan menunjukkan bahwa metode hibrida, khususnya kombinasi Perturb and Observe (PO) dengan Artificial Neural Network (ANN), memiliki waktu steady-state tercepat (0,01 hingga 0,15 detik) dan efisiensi mencapai 99,99%. Metode ini juga mengurangi osilasi daya dan meningkatkan stabilitas output. Sebaliknya, metode konvensional menunjukkan efisiensi lebih rendah dan waktu steady-state yang lebih lama. Temuan ini menekankan pentingnya pengembangan metode MPPT hibrida dengan DC-DC Boost Converter untuk meningkatkan efisiensi sistem fotovoltaik pada kondisi shading parsial yang sering terjadi di lapangan.