Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) melalui Pelatihan Mengolah Jagung di Desa Srigading Kecamatan Lawang Kabupaten Malang Nonny Aji Sunaryo; Mazarina Devi; Soenar Soekopitojo; Narju Najah Afnany; Yunus Fandi Prasetyo; Tata Sekar Juang Asmarani; Naufal Taufiqurrahman
Jurnal Abdimas Pariwisata Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Abdimas Pariwisata
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1365.155 KB) | DOI: 10.36276/jap.v2i2.293

Abstract

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani  (KWT) merupakan sumberdaya manusia yang potensial berperan aktif meningkatkan perekonomian desa. Namun, perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas mereka salah satunya adalah pemberdayaan dengan bentuk giat pelatihan mengolah bahan pangan potensi lokal yang ada. Di Desa Srigading Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, jagung merupakan potensi bahan pangan lokal, namun hingga saat ini pemanfaatanya masi belum maksimal. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan KWT Desa Srigading agar mereka memiliki kekuatan berupa pengetahuan dan keterampilan untuk membentuk suatu usaha yang bisa mendatangkan keuntungan dan menggerakan perekonomian desa. Metode yang pelatihan yang digunakan adalah learning by doing. KWT diajak langsung untuk mengolah jagung menjadi produk setengah jadi (kulit samosa dan frozen samosa jagung) dan produk jadi atau siap makan (samosa jagung dan stik kulit samosa jagung). Olahan yang dibuat dalam pelatihan ini berpotensi menjadi produk usaha oleh-oleh makanan ataupun dapat sebagai variasi menu makanan yang ditawarkan pada usaha penyedia makanan di destinasi wisata yang ada di Desa Srigading, Kecamatan  Lawang, Kabupaten Malang. Community Empowerment of Woman Farmer Groups by Corn Processing Training in Srigading Village, Lawang District, Malang Regency Women Farmers Group (WFG) is a human resource that has the potential to play an active role in improving the village economy. However, efforts need to be made to improve their quality, one of which is empowerment by means of active training in processing existing local potential food ingredients. In Srigading Village, Lawang District, Malang Regency, corn is a potential local food ingredient, but until now its utilization has not been maximized. This training activity aims to empower the KWT of Srigading Village so that they have the strength in the form of knowledge and skills to form a business that can bring profits and move the village economy. The training method used is learning by doing. KWT are invited directly to process corn into semi-finished products (samosa skins and frozen corn samosas) and finished or ready-to-eat products (corn samosas and corn samosa skin sticks). The preparations made in this training have the potential to become a food souvenir business product or can be a variety of food menus offered to food service businesses in tourist destinations in Srigading Village, Lawang District, Malang Regency.
ANALISIS KUALITAS PRODUK TAPE PISANG (Musa paradisiaca) DARI BEBERAPA JENIS PISANG YANG BERBEDA Tata Sekar Juang Asmarani; Soenar Soekopitojo; Lismi Animatul Chisbiyah
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/3n5ecv96

Abstract

Satu satu langkah pendayagunaan buah pisang adalah dengan mengolahnya menjadi produk tape pisang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis pisang yang berbeda terhadap sifat kimia, sifat fisik dan sifat organoleptik tape pisang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Variabel bebas yang digunakan adalah varietas pisang yang berbeda yaitu pisang kepok, pisang raja awak dan pisang candi. Data dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji lanjut DMRT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar gula dan kadar alkohol tertinggi diperoleh pada tape pisang awak dengan kadar gula 20% dan kadar alkohol 6,71%. Tingkat kecerahan tertinggi diperoleh pada pisang kepok dengan tingkat kecerahan (L) 71,7. Sedangkan tingkat warna hijau dan kuning tertinggi diperoleh pada tape pisang candi dengan tingkat warna hijau (a-) -0,31 dan tingkat warna kuning (b+) 38,52. Hasil sifat fisik tekstur menunjukkan bahwa tape pisang raja awak memiliki tekstur paling lunak dengan nilai hardness 0,65 N. Dari segi hedonik rasa, aroma dan tekstur, tape pisang raja awak adalah tape pisang yang paling disukai oleh panelis. Sedangkan dari segi hedonik warna, tape yang paling disukai panelis adalah tape pisang candi.