Samsun Hidayat
Universitas Pendidikan Mandalika

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pembuatan Soal Online di Google Form Bagi Guru MA Al-Intishor Tanjung Karang Dwi Pangga; Sukainil Ahzan; Syifaul Gummah; Dwi Sabda Budi Prasetya; Samsun Hidayat
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2: November 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v6i2.551

Abstract

Pembelajaran secara daring  merupakan  bentuk  pembelajaran  di  masa  penyebaran  Covid-19  yang  dilaksanakan  oleh  seluruh  jenjang  sekolah  di  Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut  guru-guru harus mampu menyiapkan perangkat pembelajaran dan evaluasi secara online. Pengabdian ini dilaksanakan  untuk  mendukung  hal  tersebut dengan tujuan untuk melatih guru-guru MA Al-Intishor Tanjung Karang membuat soal online di google form.  Permasalahan yang dialami mitra yaitu kurang memahami fungsi dan cara membuat soal evaluasi pada google form, sehingga perlu mendapatkan bimbingan dan pelatihan. Metode pelaksanaan menggunakan transfer of knowledge melalui  workshop  dan sosialiasi.  Hasil dari kegitan ini yaitu  1)  guru  MA Al-Intishor Tanjung karang dapat memahami  bermacam  fungsi  dari  fitur  pada  google  form.  2) guru MA Al-Intishor Tanjung karang dapat  memahami pentingnya penggunaan Google Form dengan indikator  bahwa  guru dapat membuat  soal   online sendiri. Online Question Making Training on Google Form For Teachers of MA Al-Intishor Tanjung Karang Abstract Online learning is a form of learning during the spread of Covid-19 carried out by all levels of schools in Indonesia. To support this, teachers must be able to prepare online learning and evaluation tools. This service is carried out to support this with the aim of training MA Al-Intishor Tanjung Karang teachers to make online questions on the google form. The problem experienced by partners is that they do not understand the function and how to make evaluation questions on the google form, so they need to get guidance and training. The implementation method uses the transfer of knowledge through workshops and socialization. The results of this activity are 1) MA Al-Intishor Tanjung Karang teachers can understand the various functions of the features on the google form. 2) MA teachers at Al-Intishor Tanjung Karang can understand the importance of using Google Forms with indicators that teachers can create their own online questions.
Pengembangan Usaha Jual Beli Barang Bekas Melalui Pemberdayaan Pemuda Masjid Al Irsyad Dwi Sabda Budi Prasetya; Sukainil Ahzan; Dwi Pangga; Syifaul Gummah; Samsun Hidayat
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 4 No. 3: August 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v4i3.787

Abstract

Masjid Al Irsyad adalah sebuah masjid yang berlokasi di Dusun Patukan, Desa Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyak potensi yang dapat dikembangkan khususnya potensi pemudanya. Pemuda adalah aset masa depan Masjid. Namun ditengah pandemi covid-19, banyak pemuda yang kehilangan lapangan pekerjaan. Tim Pengabdian dari UNDIKMA bermitra dengan FORMASI (Forum Remaja Masjid Al Irsyad) dan Pengurus Ta’mir Masjid Al Irsyad sepakat untuk mengadakan kegiatan pengembangan usaha jual beli barang bekas melalui pemberdayaan pemuda Masjid Al Irsyad. Adapun kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan usaha jual beli barang bekas bagi pemuda Masjid Al Irsyad. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Participatory Rural Appraisal (PRA). Kegiatan dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu diawali dengan Penyuluhan, penentuan jadwal dan lokasi, penentuan peserta, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi. Hasil pengabdian ini adalah terbentuknya kelompok usaha jual beli barang bekas yang beranggotakan pemuda masjid. Dalam penyuluhan ini juga memuat strategi yang dapat dilakukan oleh para pemuda masjid dalam memasarkan barang dan pemilahan barang bekas. Kegiatan ini berhasil terlaksana dengan sebanyak 20 peserta. Sebesar 75 persen (%) berhasil membentuk dua kelompok usaha jual beli barang bekas yang beranggotakan masing-masing 10 orang pemuda masjid. Dari hasil ini, maka direkomendasikan untuk menindaklanjuti kelompok yang terbentuk menjadi bentuk UMKM.  Business Development of Selling and Buying Used Goods Through Youth Empowerment of Al Irsyad Mosque  Al Irsyad Mosque is a mosque located in Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta Special Region. There is a lot of potential that can be developed, especially the potential of the youth. Youth is the future asset of the mosque. However, in the midst of the COVID-19 pandemic, many young people have lost their jobs. The Service Team from UNDIKMA in partnership with FORMASI (Forum Remaja Masjid Al Irsyad) and the Ta'mir Management of the Al Irsyad Mosque agreed to conduct business development activities for buying and selling used goods through empowering the youth of the Al Irsyad Mosque. This service activity aims to develop the business of buying and selling used goods for the youth of the Al Irsyad Mosque. The method used in this service is Participatory Rural Appraisal (PRA). The activity is carried out through several stages, namely starting with counseling, determining the schedule and location, determining participants, implementing activities and evaluating. The result of this service is the formation of a business group for buying and selling used goods consisting of mosque youths. This counseling also contains strategies that can be carried out by mosque youths in marketing goods and sorting used goods. This activity was successfully carried out with as many as 20 participants. As many as 75 percent (%) succeeded in forming two business groups for buying and selling used goods, each consisting of 10 mosque youths. From these results, it is recommended to follow up on groups that are formed into the form of UMKM.