Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Tubuh Buah Coprinus comatus Menggunakan Pelarut dan Konsentrasi yang Berbeda terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Ellen Evita; Nuniek Ina Ratnaningtyas; Dini Ryandini
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 1 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.95 KB) | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.1.1989

Abstract

Coprinus comatus merupakan salah satu jamur yang dapat menghasilkan senyawa bioaktif. Ekstrak dari jamur ini sering digunakan pada bidang medis, seperti anti-kanker, anti-diabetes, dan penyakit kardiovaskular, namun masih belum ada informasi sebagai anti-bakteri. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui jenis pelarut yang menghasilkan rendemen tertinggi dan memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi terhadap E. coli dan S. aureus, mengetahui pengaruh umur simplisia terhadap aktivitas anti-bakteri, mengetahui konsentrasi terendah ekstrak tubuh buah C. comatus yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus, mengetahui aktivitas penghambatan ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol terhadap E. coli dan S. aureus. Penelitian ini diawali dengan proses ekstraksi senyawa antibakteri dari C. comatus menggunakan metode maserasi. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi yaitu pelarut etanol dan etil asetat. Pengujian aktivitas anti-bakteri ekstrak C. comatus dilakukan terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Uji aktivitas anti-bakteri menggunakan simplisia berumur 7 bulan yang telah disimpan di lemari pendingin dan dibandingkan dengan ekstrak dari simplisia berumur 4 minggu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental menggunakan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penggunaan pelarut dan konsentrasi ekstrak yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki rendemen lebih tinggi dari ekstrak etil asetat, namun aktivitas penghambatan ekstrak etil asetat lebih baik terhadap kedua bakteri dibandingkan ekstrak etanol. Simplisia berumur 4 minggu menunjukkan aktivitas penghambatan yang lebih baik dibandingkan simplisia berumur 7 bulan. Konsentrasi terendah yang dapat menghambat E. coli dan S. aureus adalah konsentrasi 6,75% dari kedua ekstrak. Secara umum lebih baik terhadap S. aureus lebih peka terhadap kedua ekstrak dibandingkan E. coli.
ANTIBACTERIAL CAPACITY OF Streptomyces ISOLATE FROM A MANGROVE PLANT RHIZOSPHERE Avicennia marina Rendy Setya Wardana; Dini Ryandini; Oedjijono Oedjijono
Scripta Biologica Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.875 KB) | DOI: 10.20884/1.sb.2017.4.2.433

Abstract

This research was conducted to obtain Streptomyces isolates from Avicennia marina rhizosphere capable of inhibiting E. coli and S. aureus growth, to investigate the capability and the characteristics of its antibacterial compound. This study completed the isolation by applying pour plate method on SCN agar medium. Antagonistic screening and selection processes were carried out by diffusion and dilution methods. Observation on the characteristic of the antibacterial compound applied was TLC method and MIC assay. This research confirmed the antibacterial compound capability by applying bioautography assay. Parameters measured consisted of inhibition zone diameter, Rf value on a bioautography plate, and the lowest concentration capable of inhibiting bacterial growth. Out of 16 isolates of Streptomyces obtained, Streptomyces 404 showed higher antagonistic activity than others. Inhibition zone diameter reached 20–25 mm in E. coli and S. aureus growth, respectively. TLC assay showed three spots in which two of them confirmed antibacterial activity in the bioautography assay that yielded Rf values of 0.47 for E. coli and 0.72 for S. aureus, while MIC assay showed that the lowest extract concentration inhibited bacterial growth was 20%.
Karakterisasi dan Optimasi Aktivitas Bakteriosin Isolat Bakteri Asam Laktat LG-90 Asal Sedimen Mangrove Pantai Logending Fiqita Mayliani; Dyah Fitri Kusharyati; Dini Ryandini
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 4 No 1 (2022): Bioeksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2022.4.1.4575

Abstract

Lactic acid bacteria (LAB) are a group of Gram-positive bacteria that produce various active metabolites, including lactic acid, ethanol, hydroperoxides, and bacteriocins. Bacteriocin is a peptide that has a broad spectrum to inhibit the growth of pathogenic microbes. The ability of bacteriocins to inhibit microbial growth is influenced by various factors, including the concentration of antimicrobial substances, temperature, storage time, pH, and microbial properties. LG-90 isolated from mangrove sediments at Logending Beach located in Ayah Village, Ayah District, Kebumen Regency, is known to be capable of producing bacteriocins. This research aimed to determine the characteristics and identity of LG-90, the optimum time of bacteriocin production, and the optimum pH and temperature for bacteriocin activity of LG-90 as antimicrobial agents. This research used a survey method. The independent variable in this research was LAB LG-90 isolates and the dependent variable were the ability to produce bacteriocins and their antibacterial power. The main parameter observed was diameter of the inhibition zone and the supporting parameters were morphological, physiological, and biochemical properties of bacteria. Descriptive data analysis and characterization of bacterial isolates refers to Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. The results showed that LG-90 from the mangrove sediments of Logending Beach had the similar phenetic characters as the genus Lactobacillus. Optimum bacteriocin production of LG-90 at an incubation time of 16 hours. Optimum antimicrobial activity of LG-90 bacteriocin at pH 6 and heating temperature of 40oC.
Aktivitas Amilolitik Bakteri Sedimen Mangrove Pantai Logending, Ayah, Kebumen pada Suhu dan pH Berbeda Alfiani Rahmawati; Oedjijono .; Dini Ryandini
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 3 No 4 (2021): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2021.3.4.4574

Abstract

The main purpose of this study wereto determine the ability of mangrove sediment bacterial isolates to produce amylase, to determine the optimum pH and temperature on the amylase activity, and to identify theamylase-producing bacteria. The research was conducted by survey method. The research stages included, screening of amylolytic bacteria, growth curvespreparation, amylase production, optimizing amylolytic activity at varies oftemperature (35ºC; 36ºC; 37ºC; 38ºC) and pH (4.5; 5; 5.5; 6) and characterization of amylolytic isolates. Parameters measured were amylolytic index, amylase enzyme activity unit, total bacterial unit, and identity of amylolytic bacteria from mangrove sediments. Data analysis was done descriptively. The results showed that the highest amylolytic index were shown by isolate LG113 with an amylolytic index value of 9,86 mm from 10 amylolytic isolates from mangrove sediments. The optimum temperature of amylase activity was 37ºC(2,13 U/mL) and the optimum pH was 6(2,14 U/mL). The total number of amylolytic bacterial cells at the end of production time was 1,94x1013 CFU/mL. The identity of isolates of amylolytic bacteria from mangrove sediments at the Logending beachwas belong toBacillus genus.
PELATIHAN KADER DI DESA GANDATAPA KABUPATEN BANYUMAS DALAM PEMANFAATAN PROTEIN HEWANI UNTUK BALITA Dian Bhagawati; Nuniek Ina Ratnaningtyas; Dyah Fitri Kusharyati; Dini Ryandini; P.M. Hendrati
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) 2021
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Protein hewani dapat bersumber dari hewan air maupun hewan darat. Jenis hewan yang banyak dijumpai di kawasan pedesaan, diantaranya adalah ikan dan sapi. Pemahaman dan keterampilan dalam menyediakan makanan tambahan untuk balita yang bersumber dari protein hewani, belum banyak dikuasai oleh Kader Posyandu di Desa Gandatapa Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Terkait dengan kondisi tersebut, maka telah dilakukan kegiatan transfer pengetahuan dan teknologi sederhana yang bertujuan untuk meningkatakan wawasan dan keterampilan kader. Kegiatan dilaksanakan pada periode bulan Mei 2019-September 2019, secara partisipatif, yang direalisasikan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan kegiatan (sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, dan keberlanjutan) serta evaluasi. Secara keseluruhan program kegiatan yang telah dilaksanakan dapat berjalan baik dan lancar. Kader posyandu terlatih, mampu menularkan informasi tentang pemanfaatan protein hewani dari ikan dan susu sapi, serta dapat mentransfer keterampilannya dalam membuat baby fish krispi dan makanan balita berbahan susu kepada sesama kader dan wali balita. Pendampingan terhadap para kader masih terus dilakukan, baik secara daring maupun luring, sebagai bentuk keberlanjutan kegiatan pengabdian ini.