Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Material of Wawasan Nusantara as Indonesian Geopolitic Note And The Implementation in Islamic State University Arief Adi Purwoko
AT-TURATS Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/at-turats.v14i1.1785

Abstract

Arus globalisasi menggerus arti negara dalam bentuk kewilayahan, atau dalam perspektif geografi dalam hal batas-batasnya (borderless). Kehadiran krisis sebagaimana pandemi Covid-19 hadir untuk mengingatkan kembali keberadaannya. Batas, kedaulatan, dan kekuatan dari sebuah negara, yang secara nyata berhadapan dengan kepentingan politik dunia. Geopolitik telah lama menjadi kajian penting bagi penguatan kemampuan sebuah bangsa untuk bertahan di tengah hegemoni. Sebagaimana Indonesia dengan gigih mempertahankan Deklarasi Djuanda 1957 sebagai nota geopolitik tertulis, yang akhirnya berhasil mempengaruhi hukum laut internasional dan meneguhkan asas negara kepulauan (archipelago state). Sedemikian pentingnya materi geopolitik tersebut seharusnya memiliki andil dalam penguatan ketahanan nasional (national resillience), khususnya strategi pertahanan nasional (national defence). Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) merupakan media strategis untuk menransformasikan geopolitik terhadap kemampuan warga negara, sebagaimana diketahui Islam merupakan agama terbesar yang dianut oleh rakyat Indonesia, sekaligus memiliki pengaruh krusial bagi ideologi bangsa. Artikel ini mencoba untuk menguak peran pendidikan kewarganegaraan, terutama pada materi wawasan nusantara (national outlook) sebagai nota geopolitik warga negara. Penelitian dalam artikel ini bersifat kualitatif dengan menggunakan model penelitian literatur. Pandangan yang dapat diajukan dalam artikel ini diantaranya antara lain: aspek ideologis geopolitik warga negara seringkali melibatkan nilai-nilai primordial sehingga keutuhan cara pandang terhadapnya menjadi terganggu. Peran lokalisme dan Islam sebagai pembentuk aspek ideologi geopolitik, seharusnya dapat dikemas dengan baik sebagai pengikat identitas bangsa. Dalam hal ini, PTKIN sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bercorak khas keislaman, seharusnya mampu menerjemahkan nilai universalitas moral good dalam Islam kepada rasa persatuan umat yang beridentitas kebangsaan. Adapun untuk menuju hal tersebut, PTKIN harus mampu meramu suatu materi terintegratif antara nilai Islam sebagai aras epistemologis ideologi Pancasila dan doktrin pertahanan nasional nirmiliter. Bagaimanapun juga peserta didik di PTKIN adalah sumber daya strategis pertahanan nasional nirmiliter, terutama dalam pembangunan karakter bangsa di tengah masyarakat
Pembentukan Karakter Toleransi pada Anak Usia Dini Melalui Metode Pembelajaran yang Bervariatif Farninda Aditya; Pipit Widiatmaka; Rahnang Rahnang; Arief Adi Purwoko
Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal
Publisher : Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/japra.v5i2.17351

Abstract

Era digital memiliki dampak positif dan negatif pada anak usia dini, namun yang sering terlihat ialah dampak negatifnya, mengingat sering menonton sikap intolerasni dari video (Youtube), sehingga hal tersebut berimplikasi pada sikap dan karakter yang selalu membeda-bedakan teman berdasarkan agama, jenis kelamin, ras, kemudian melakukan bullying dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna karakter toleransi dalam bingkai ke-Indonesia-an dan mengetahui strategi pembentukan karakter toleransi pada anak usia dini melalui metode pembelajaran yang bervariatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan memanfaatkan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen dan analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter toleransi sangat dibutuhkan di Indonesia mengingat masyarakatnya majemuk, sehingga di dalam menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan yaitu dengan karakter toleransi.  Karakter toleransi dapat dibentukmelalui berbagai metode pembelajaran dan harus bervariatif, namun kunci utama dalam membentuk karakter tersebut adalah adanya kerja sama atau sinergi antar orang tua dengan guru di pendidikan formal. 
Peran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Multikultural dalam Menanggulangi Radikalisme Pipit Widiatmaka; Arief Adi Purwoko; Oki Anggara; Putri Handayani Lubis
Civic Edu : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 5 No. 2 (2022): Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the meaning of radicalism, the role of civic education in universities, and the role of civic education as a vehicle for multicultural education to anticipate the development of radicalism in universities. The type of research used is qualitative and uses library research methods. Data collection techniques using document studies and data analysis used content analysis. The results of the study indicate that radicalism is an ideology that is very threatening to the diversity that exists in Indonesia, until now this ideology has begun to develop in the world of education, especially in universities. Radicalism began to develop in universities because most of the students were colleges were gathering places for young people and were easily influenced by something new. The role of civic education in higher education is very important and much needed, considering that this course is personality development and moral education. Citizenship education can function as multicultural education so that these courses can open students' insight that Indonesia is a multicultural country and can depend on all existing differences so that radicalism in higher education can be overcome. Through civic education, it can also build the character of tolerance, through an effective learning process with character education strategies, namely moral knowing, moral loving, and moral doing. Educators at universities must supervise their students' activities in the university environment.