Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Harmonisasi Antar Etnis dan Implikasinya terhadap Ketahanan Wilayah di Kalimantan Barat Pada Era Society 5.0 Muhammad Hendri Nuryadi; Pipit Widiatmaka
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 28, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.73046

Abstract

ABSTRACT This study aimed to found out the challenges of ethnic diversity in West Kalimantan in the era of society 5.0; found out strategies for implementing tolerance values in the era of society 5 in West Kalimantan; and  found out the implications of regional resilience in West Kalimantan.This study used a qualitative approach and used a descriptive method. The data collection techniques used were in-depth interviews and random sampling techniques, and) literature review (journal articles, proceedings articles, online news accessed on the internet, magazines and books). The data analysis technique in this study had several stages, namely  collecting data,  condensing data,  presenting data, and  conclusion.The results of the study showed that the era of society 5.0 was a challenge for ethnic diversity in West Kalimantan, due to the rapid flow of information (hoax) that developed on social media. The response was to implemented the values of tolerance in the life of the nation and state (both in the real and virtual worlds). People in West Kalimantan must be able to realized that it was very important to established a harmonious life for the sake of unity and integrity. The attitudes that must be applied were  working together and not looking at differences, realizing that everyone had the same rights,  respecting and respecting each other, and  accepting other people's opinions, even though they had different opinions. This had implications for strong regional resilience in West Kalimantan, because it affected the existence of ideology, political stability, economic growth, harmonious socio-cultural life, good defense and security. 
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER TOLERANSI DI PERGURUAN TINGGI Pipit Widiatmaka; Arief Adi Purwoko
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol 5, No 2 (2021): WASKITA: JURNAL PENDIDIKAN NILAI DAN PEMBANGUNAN KARAKTER
Publisher : PUSAT MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.waskita.2021.005.02.8

Abstract

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana untuk Membangun Karakter Toleransi Mahasiswa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran pendidikan kewarganegaraan dalam membangun karakter toleransi mahasiswa di perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Analisis data yang digunakan ialah analisis data interaktif, yang terdiri dari 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan.  Perguruan Tinggi merupakan jalur pendidikan formal untuk mencetak masa depan bangsa, yang ternyata di dalamnya terdapat mahasiswa yang memiliki paham radikal yang berpotensi pada tindakan terorisme dan juga  melakukan tindakan pelanggaran SARA. Untuk menanggulangi tindakan yang mengancam masa depan keberagaman tersebut, maka perlu dibangun karakter toleransi agar kehidupan di perguruan tinggi menjadi aman dan kondusif. Pembangunan karakter toleransi melalui pendidikan kewarganegaraan ternyata dapat menanggulangi sikap atau tindakan yang berujung pada pelanggaran SARA di pendidikan tinggi. Peran seorang dosen sangat sentral, karena karakter mahasiswa dapat dibangun oleh seorang dosen yang kreatif dan inovatif di dalam menentukan strategi pembelajaran serta memiliki kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Melalui peran seorang dosen yang memiliki kompetensi ternyata dapat membangun karakter toleransi mahasiswa di dalam proses pembelajaran.  
Strategi Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dalam Membentuk Karakter Nasionalisme Mahasiswa Di Era Society 5.0 Pipit Widiatmaka; Abd. Muid Aris Shofa
Jurnal Civic Hukum Vol. 7 No. 2 (2022): November 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jch.v7i2.21595

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna karkater nasionalisme di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tanggung jawab seorang dosen yang mengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila dalam membentuk karakter nasionalisme mahasiswa di era society 5.0, dan strategi mata kuliah Pendidikan Pancasila dalam membentuk karakter nasionalisme mahasiswa di era society 5.0. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan. Teknik pengambilan data menggunaka studi kepustakaan dan Teknik analisis yang digunakan ialah analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter nasionalisme sangat penting untuk diimplementasikan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, mengingat Indonesia adalah negara multikultural yang rawan terhadap konflik, selain itu demi terwujudnya tujuan nasional. Krisis karakter nasionalisme yang terjadi pada mahasiswa menjadi tanggung jawab dosen yang mengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila, karena mata kuliah tersebut merupakan ujung tombak perguruan tinggi di dalam membentuk karkater mahasiswa yang ebrdasarkan Pancasila. Strategi harus diimplementasikan oleh seorang dosen yang mengampu Pendidikan Pancasila ialah memanfaatkan model dan metode pembelajaran yang berbasis digitas. Seorang dosen harus mampu membentuk karakter nasionalisme mahasiswa, mengingat hal tersebut menjadi tanggung jawabnya, selain itu seorang dosen harus menjadi suri tauladan dan juga inspirator mahasiswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai nasionalisme di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya tujuan nasional.
Strategi guru dalam membangun karakter nasionalisme pada generasi milenial di era digital Pipit Widiatmaka
Jurnal Pendidikan Karakter VOL 13, NO 2 (2022)
Publisher : DRPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpka.v13i2.53065

Abstract

This study aims to describe and analyze the challenges of teachers in building the nationalism character in the millennial generation in the digital era and strategies faced by teachers in building the nationalism character of students in formal education in the digital era. This study uses a qualitative approach using library research methods. Data collection technique with document study, and data analysis used is content analysis. The results of the study indicate that the challenges of teachers in Indonesia in building the nationalism character of the millennial generation are that they have not mastered competencies as educators (pedagogic, professional, social, and personality) to the maximum and have not been able to implement various learning methods and have not been optimal in utilizing digital-based learning media. The teacher's strategy in building the nationalism character of the millennial generation in the digital era is that the teacher must be able to master competencies as an educator, prepare effective learning tools, and implement various learning methods to utilize digital-based learning media. The development of technology is a challenge for teachers in building the nationalism character, so teachers must be able to adapt to the times and always improve their competence.
Pembentukan Karakter Toleransi pada Anak Usia Dini Melalui Metode Pembelajaran yang Bervariatif Farninda Aditya; Pipit Widiatmaka; Rahnang Rahnang; Arief Adi Purwoko
Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal
Publisher : Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/japra.v5i2.17351

Abstract

Era digital memiliki dampak positif dan negatif pada anak usia dini, namun yang sering terlihat ialah dampak negatifnya, mengingat sering menonton sikap intolerasni dari video (Youtube), sehingga hal tersebut berimplikasi pada sikap dan karakter yang selalu membeda-bedakan teman berdasarkan agama, jenis kelamin, ras, kemudian melakukan bullying dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna karakter toleransi dalam bingkai ke-Indonesia-an dan mengetahui strategi pembentukan karakter toleransi pada anak usia dini melalui metode pembelajaran yang bervariatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan memanfaatkan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen dan analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter toleransi sangat dibutuhkan di Indonesia mengingat masyarakatnya majemuk, sehingga di dalam menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan yaitu dengan karakter toleransi.  Karakter toleransi dapat dibentukmelalui berbagai metode pembelajaran dan harus bervariatif, namun kunci utama dalam membentuk karakter tersebut adalah adanya kerja sama atau sinergi antar orang tua dengan guru di pendidikan formal. 
Pendidikan karakter melalui karang taruna untuk membangun karakter sosial pada generasi digital native Pipit Widiatmaka; Nelly Mujahidah; Rahmap Rahmap; Arifudin Arifudin
Jurnal Pendidikan Karakter VOL 14, NO 1 (2023)
Publisher : DRPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpka.v14i1.57036

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan yang dilakukan di karang taruna yang berperan dalam membangun karakter sosial pada generasi digital native dan menganalisis kendala yang dihadapi karang taruna dalam membangun karakter sosial pada generasi digital native. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi dokumen dan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat diimplementasikan di karang taruna, yang merupakan wadah berkumpulnya generasi digital native untuk mengembangkan bakat dan keterampilannya.  Peran karang taruna dalam membangun karakter sosial melalui berbagai kegitan seperti, gotong royong, kegiatan kerohanian, pembinaan dari pengurus, membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan dan lain sebagainya. Kendala yang dihadapi oleh karang taruna dalam membangun karakter sosial generasi digital native yaitu partisipasi generasi ini mulai menurun karena teknologi internet, intervensi oknum yang memiliki kepentingan politik, dan kurangnya dukungan dari pemerintah khususnya pemerintah desa terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh karang taruna.The purpose of this study is to describe the implementation of character education through activities carried out in Karang Taruna (youth organization), that play a role in building social character in the digital native generation, and to analyze the obstacles faced by Karang Taruna in building social character in the digital native generation. This study uses a qualitative approach with a case study method. The data collection in this study is through document study and the data analysis used is descriptive qualitative analysis. The results of the study show that character education can be implemented in Karang Taruna, which is a gathering place for the digital native generation to develop their talents and skills. The role of Karang Taruna in building social character is through various activities such as mutual cooperation, spiritual activities, coaching from administrators, helping people experiencing difficulties, and so on. The obstacles faced by Karang Taruna in building the social character of the digital native generation is that the participation of this generation has begun to decline due to internet technology, the intervention of individuals with political interests, and the lack of support from the government, especially the village government, for activities organized by Karang Taruna in building social character is very effective through several activities
Strengthening civic literacy among students through digital literacy in society 5.0 Muhammad Hendri Nuryadi; Pipit Widiatmaka
Journal of Education and Learning (EduLearn) Vol 17, No 2: May 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/edulearn.v17i2.20746

Abstract

The reading index in Indonesia is still relatively low, so many students are victims of fake news that develops on social media. In addition, students have not been able to utilize digital technology as digital literacy to the fullest, so it has implications for the weakness of knowledge about civic literacy. The research design used is a literature review and the type of qualitative research. The research method is literature, while the data collection technique uses document studies and the data analysis used is content analysis. Civic literacy has an important role in facing the era of society 5.0, with the ability of civic literacy, really helps students to participate in realizing the harmony of the life of the nation and state. Society 5.0 has a formidable challenge for higher education if each lecturer does not equip students with civic literacy skills. Strategies to strengthen civic literacy through digital literacy can be carried out effectively, by implementing varied learning methods and using digital-based learning media. Through this, students will be interested in learning, considering that students are a digital native generation who cannot be separated from digital technology. Strengthening civic literacy is very effective by utilizing digital literacy so that every student can adapt to the times, especially society in the 5.0 era.
Strategy of civic education teachers in building student social character to maintain local culture in the society 5.0 era Pipit Widiatmaka; Asep Wibowo; Arief Adi Purwoko
Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 4, No 1 (2023): Civic Education dan Citizenship Studies In culture, identity, and art (1 June 20
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppkn.v4i1.53961

Abstract

The era of Society 5.0 is synonymous with internet technology that makes it easier for teachers to build social character, but it turns out that this era hurts student character development, namely, students experience a social character crisis, so many are anti-social and leave the local culture. The objectives of the study were to 1) determine the meaning of social character in the life of the nation and state, 2) examine the role of Civic Education in maintaining local culture in the era of society 5.0, and 3) examine teacher strategies in building social character in students in the era of society 5.0. This research uses a qualitative approach with descriptive research methods, so data collection techniques use interviews, observations, and document studies. The informants in this study were two teachers; observations were made of the Civic Education learning process and the behavior of students while at MTs N 4 Klaten through the study of syllabus documents and RPP. The data analysis technique used is interactive data analysis. The results showed that the meaning of social character in the life of the nation and state is to establish harmony between differences and maintain harmony between the state and citizens for the realization of unity and unity. In the era of society 5.0, maintaining local culture is very important, namely by educating and inspiring students to maintain and preserve the local wisdom that develops in their respective regions and wisely use internet technology so that it is not easily influenced by values or cultures from outside, especially those that conflict with the personality of the nation. The teacher's strategy in building social character in the era of Society 5.0 is by example, maintaining discipline and habituation, and creating a comfortable and conducive school culture. In addition, there are also supporting activities, namely social service, protecting the environment, and providing compensation to poor and orphaned children
Implikasi keterlibatan pemuda dalam tindakan terorisme terhadap ketahanan nasional di Indonesia Pipit Widiatmaka
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 23, No 2 (2023): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v23i2.58590

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui mengapa pemuda sering terlibat dalam tindakan terorisme, 2) mengetahui motif tindakan terorisme yang terjadi di Indonesia, dan 3) mengetahui implikasi dari terjadinya tindakan terorisme di Indonesia terhadap ketahanan nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen yang berupa artikel jurnal, proseding, buku, berita online dan lain sebagainya. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan tindak pidana terorisme yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah pemuda, mengingat pemuda memiliki semangat juang yang tinggi, idealisme yang tinggi, tertarik dengan perubahan yang cepat atau perubahan secara radikal. Motif tindakan terorisme yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia pada dasarnya bukan kepentingan agama, namun memiliki kepentingan politik yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah atau tidak menyukai pemerintah yang sedang berkuasa, namun mengatasnamakan agama. Tindakan terorisme di Indonesia berimplikasi pada lemahnya ketahanan nasional di Indonesia, karena mengancam eksistensi ideologi Pancasila, menggangu stabiltas politik terutama sistem politik demokrasi di Indonesia, mengancam pertumbuhan perekonomian, mengancam keharmonisn kehidupan sosial budaya serta menggangu keamanan dan kedaulatan negara tergangu.This study aims to: 1) find out why youth are often involved in acts of terrorism, 2) find out the motives for acts of terrorism that occurred in Indonesia, and 3) find out the implications of acts of terrorism in Indonesia for national resilience. This study uses a qualitative approach using library research methods. Data collection techniques use document studies in the form of journal articles, proceedings, books, online news, and so on. The analysis technique used in this research is content analysis. The results of the study show that terrorism crimes that occur in several regions in Indonesia are youth, considering that youth have a high fighting spirit, high idealism, and are interested in rapid change or radical change. The motive for acts of terrorism that have occurred in several regions in Indonesia is basically not religious interests but political interests that do not agree with government policies or do not like the government that is in power but in the name of religion. Acts of terrorism in Indonesia have implications for the weakness of national resilience in Indonesia, because it threatens the existence of Pancasila ideology, disrupt political stability, especially the democratic political system in Indonesia, threaten economic growth, threaten the harmony of socio-cultural life, and disrupt the security and sovereignty of the state
PENGUATAN LITERASI DIGITAL PADA APARATUR SIPIL NEGARA UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS DIGITAL Adibrata Iriansyah; M. Fadhil Yarda Gafallo; Pipit Widiatmaka; Adiansyah Adiansyah; Taufik Akbar
Jurnal Manajemen Kepegawaian Vol 17 No 1 (2023): Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS
Publisher : Badan Kepegawaian Negara | The National Civil Service Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61133/pns.v17i1.409

Abstract

Perkembangan teknologi digital berimplikasi pada pelayanan publik yang harus cepat dan berbasis digital sehingga Aparatur Sipil Negara dapat menguasai dan menggunakan teknologi ddigital. Namun fenomena yang terjadi di lapangan banyak Aparatur Sipil Negara yang tidak bisa menggunakan teknologi digital sehingga pelayanan publik menjadi terkendala. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penguatan beserta kendalanya dalam aparatur sipil negara untuk memberikan pelayanan publik yang berbasis digital. Studi kepustakaan digunakan sebagai metode pengumpulan data dan analisis dilakukan dengan metode interaktif. Penguatan literasi digital pada Aparatur Sipil Negara dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan (klasikal dan non klasikal), apabila melihat kebijakan yang sudah diatur di dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil sudah tergolong efektif. Penyelenggaraan pelatihan terlihat sebatas formalitas sehingga berjalan kurang maksimal. Peserta pelatihan penguatan literasi digital bagi Aparatur Sipil Negara mengukuti kegiatan karena tuntutan aturan dan dalam rangka mendapat angka kredit untuk kenaikan pangkat. Selain itu, banyak peserta pelatihan atau penguatan literasi digital (Aparatur Sipil Negara) dalam mengikuti kegiatan juga hanya sebatas formalitas saja, karena tuntutan aturan sebagai seorang Aparatur Sipil Negara dan hanya untuk mendapatkan angka kredit saja (untuk kenaikan pangkat), sehingga hal ini berimplikasi kompetensi yang dimiliki Aparatur Sipil Negara tidak maksimal dan sulit untuk mengoperasikan fasilitas pelayanan yang ada di e-Government dan pelayanan publik berbasis digital tidak maksimal.