Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERSEPSI SUKU BOTI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP Erna Suminar
ENSAINS JOURNAL Vol 1, No 2 (2018): ENSAINS Journal September 2018
Publisher : UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.31848/ensains.v1i2.100

Abstract

Absract: Boti Tribe is one of sub-tribe of Dawan as one of oldest tribe in Timor Island in East Nusa Tenggara. Boti Tribe divided into two, Inner Boti Tribe located in Boti Kingdom and lead by usif (king) and being Halaika follower, and Outer Boti Tribe, is followed Indonesian recognized religion. Boti Tribe have believe Uis Pah (Earth Ruler) and Uis Neno (Sky Ruler). Belief of Uis Pah become central point how Boti people see nature. Because of this, this research conducted to learn their perception to carry them into how to nurture the nature where they are live. Approach of this research using qualitative descriptive. With this model, research is expected to able uncover fact in the field from a number of events and phenomenon. This research is able to give interpretation of perception in society and reality that happened also connection between them. Along with changing times, Boti Tribe survives in primitive believe and uphold their customs strictly to treat and worship nature. For them, nature is embodiment of God itself.Keywords: Halaika, Boti Tribe, Environment Abstrak: Suku Boti adalah salah satu suku dari sub Suku Dawan sebagai suku tertua di Pulau Timor di Nusa Tenggara Timur. Suku Boti terbagi menjadi dua, yakni Suku Boti Dalam yang berada di wilayah kerajaan Boti dan dipimpin oleh seorang usif (raja) dan menjadi penganut Halaika, dan Suku Boti luar, yang sudah memiliki agama resmi. Suku Boti percaya pada Uis Pah (Penguasa Bumi) dan Uis Neno (Penguasa Langit). Kepercayaan pada Uis Pah menjadi titik sentral dalam masyarakat Boti memandang alam. Atas dasar  ini, penelititian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi mereka kemudian membawa pada perilaku dalam memelihara lingkungan hidup di mana mereka berada.  Pendekatan penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Dengan model penelitian ini, diharapkan dapat mengungkapkan fakta yang terjadi di lapangan dari sejumlah kejadian dan fenomena-fenomena yang ada. Penelitian ini juga memberi tafsiran atas persepsi dalam sebuah masyarakat dan kenyataan yang terjadi serta hubungan di antaranya. Seiring dengan zaman yang terus berubah, Suku Boti terus bertahan dalam kepercayaan primitif, dan menjunjung luhur adat istiadat secara ketat dalam memperlakukan dan memuja alam. Karena bagi mereka, alam adalah perwujudan dari ‘Tuhan’ itu sendiri. Kata Kunci: Halaika, Suku Boti, Lingkungan Hidup
KOMUNIKASI DAN IDENTITAS KULTURAL REMAJA SUKU DAWAN DI KOTA KUPANG, TIMOR BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR Erna Suminar
ENSAINS JOURNAL Vol 2, No 1 (2019): ENSAINS Journal Januari 2019
Publisher : UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.31848/ensains.v2i1.176

Abstract

Abstract: The purpose of this research is to identify and descripting Dawan ethnic group teenager from the rural area of South Timor Tengah regency to communicate as the part of identity conservation and development when enrolling high school or working in Kupang City. Identification and description include how they’re communicating and using traditional words, daily habits, and using social media as communication forum with the fellow Dawan ethnic group. This research method is using qualitative approach with case study. Selected observation technique, unstructured interview is utilized for data collecting. Post-teenager ethnical background interacting with the different ethnical group could shift and change their original ethnical identity. Keywords: cultural identity, dawan ethnic group, teenager, communicationAbstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan  remaja Suku Dawan yang berasal dari  pedalaman Kabupaten Timor Tengah Selatan dalam berkomunikasi sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan identitas kulturalnya saat mereka menempuh sekolah lanjutan maupun bekerja di Kota Kupang. Identifikasi dan deskripsi meliputi bagaimana mereka : berbahasa dan menggunakan kata-kata, beradat kebiasaan sehari-hari dan  menggunakan media sosial sebagai forum komunikasi dengan sesama dari suku  dan daerah yang sama. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi terseleksi, wawancara tak terstruktur. Latar budaya etnik setelah remaja tersebut bersentuhan dengan etnik yang berbeda dan membawa pergeseran dalam identitas budaya.Keywords : identitas kultural, Suku Dawan, remaja, komunikasi.
SIMBOL DAN MAKNA SIRIH PINANG PADA SUKU ATONI PAH METO DI TIMOR TENGAH UTARA Erna Suminar
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol. 8 No. 1 (2020): May
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46806/jkb.v8i1.648

Abstract

This paper investigates social interaction, the meaning of messages and, human actions are activities based on certain symbols. This research focuses on the Sirih pinang tradition of the people of the Atoni Pah Meto tribe. Sirih Pinang has a role in the fundamental cultural symbols in the life of social courtesy and social interaction. Using the Symbolic Interaction Theory Herbert Blumer (1986), this study explains the symbolic function and meaning of Sirih Pinang which will be useful for everyone in establishing social, economic, educational and, political relations with the Atoni Pah Meto tribe, also for the Atoni Pah Meto community. This study uses a qualitative method with participant observation. Three Indigenous Elders who have in-depth knowledge of this tradition were critical informants in the study. Participant observations were carried out in the field by living and living with the Atoni Pah Meto tribe during the survey in the Kefetoran Aplal North Central Timor Regency, East Nusa Tenggara Province. The results of this study indicate a relationship between the Sirih Pinang symbol and the local religious beliefs of ancestral heritage. In ritual communication to honor the spirits of sirih pinang is a symbol that has ethical values ​​and meaning. Sirih Pinang is included in unifying tribal members and in breaking up as a practice of various forms of communication that has the value and meaning of family and friendship. Furthermore, humans modify the meaning, the result of developing social interaction. Sirih Pinang is used as a tool for negotiation, lobbying, and enters the realm of political communication and then experiences a shift in meaning. Keywords: Symbolic Interaction Theory, Intracultural Communication, Atoni Pah Meto Tribe, Indonesian Culture, Sirih Pinang.
LITERASI UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN MEDIA SOSIAL BAGI IBU RUMAH TANGGA Cevi Mochamad Taufik; Suhaeri Suhaeri; Ira Lusiawati; Erna Suminar; Rizqi Ghassani; Gita Eka Sila; Hasim Hasim; Didin Sabarudin; Krisna Aditya; Jentot Tugiyono; Gilang Bintang; Marwoto Marwoto
Jurnal Abdimas Sang Buana Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Abdimas Sang Buana - November
Publisher : LPPM Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/abdimasusb.v3i2.1735

Abstract

Ibu rumah tangga dikategorikan sebagai pengatur lalu lintas informasi keluarga. Peranannya sangat sentral dalam mengontrol lalu lintas media yang bertebaran di gadget para anggota keluarga. Melalui dirinya, serbuan konten hoax atau fake news, hate speech, hingga malinformasi tertangkal. Ibu rumah tangga juga dapat menjadi embrio bagi ketahanan informasi masyarakat. Dari keluarga akan menebar ke lingkungan yang lebih. Tujuan membangun kesadaran bermedia dan meningkatkan ketahanan informasi dapat tercipta dengan banyaknya keluarga yang memiliki kecakapan dalam bermedia. Karena itu, untuk menambah jumlah ibu rumah tangga yang yang melek terhadap media, dilakukan kegiatan literasi. Agar mencerap informasi yang disampaikan, metode yang digunakan adalah face to face meeting dengan penyampaian materi yang dapat dimengerti mengenai penjelasan isi dan media melalui forum terbuka. Sebagai target group ibu-ibu warga Kecamatan Cibiru dapat memahami dan mengetahui mengenai media dengan segala isinya yang baik maupun yang mengandung efek kurang baik. Literasi media menjadi solusi dalam meningkatkan kesadaran bermedia masyarakat. 
DIALEKTIKA PERNIKAHAN TERLARANG SUKU DENGWAHI DAN SUKU UMAKAKANG : (Studi Komunikasi Budaya Di Desa Ternate Umapura Kabupaten Alor) Afiat J Sarimin; Erna Suminar; Musthafa
KOMUNIKA BANGSA Vol. 1 No. 2 (2024): Edisi 2
Publisher : UKRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan adalah upacara pengikat janji nikah yang di laksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan secara norma agama, norma hukum dan norma sosial adat istiadat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pandangan budaya suku Dengwahi dan suku Umakakang tentang pernikahan di Desa Ternate Umapura, untuk mengetahui bagaimana dialektika yang terjadi dan solusi dalam pernikahan suku Dengwahi dan suku Umakakang di Desa Ternate Umapura, Metode penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode emik dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti untuk memahami dan menggali pemahaman yang mendalam tentang perspektif, sikap, dan praktik budaya yang terkait dengan pernikahan terlarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan terlarang antara suku Dengwahi dan suku Umakakang mencerminkan ketegangan budaya yang ada di Desa Ternate Umapura. Pernikahan terlarang juga mempengaruhi dinamika sosial dan kohesi masyarakat di desa tersebut.