Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SSCS (SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE) & PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS PESERTA DIDIK KELAS Amiruddin Takda; Sarman Sarman; Suritno Fayanto; Ahmad Salido; Meryana Benly
Jurnal Dedikasi Pendidikan Vol 5, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to obtain data and practical information about the effectiveness and efficiency of the SSCS  model and PBL model on learning outcomes of the cognitive sphere and generic science skills of Class X Students of SMAN 4 Kendari. This research is quasi-experimental with a quantitative descriptive form that uses two classes to be used as research objects without a control class. The sample was taken by purposive random sampling technique, class X MIA8 and class X MIA9 study with SSCS model and class X MIA2 and class X MIA5 study with PBL model. Research data is obtained through 1) Observation of learning and science generic skills; 2) LOC and KGS tests in multiple-choice, and 3) Documentation. Data were analyzed using Microsoft Excel and SPSS 16.0 at α = 0.05. The results of data analysis show: 1) The SSCS and PBL model show relative effectiveness 30,30% for the LOC and 116,29% for the SGS; 2) the SSCS shows the efficiency of 85,04% for the LOC and 20,3% for the SGS; while the PBL shows the efficiency of 67,6% % for the LOC and 42,3% for the SGS; 3) There is a significant difference in the average scores of the LOC of learners who are studying with the SSCS model and the PBL model; 4) There is a significant difference in the average scores of the SGS of learners who are studying with the SSCS model and the PBL model; 5) There is a significant difference in the mean value of N-gain LOC learners who are studying with the SSCS model and the PBL model, and 6) There was a significant difference in the mean value of N-gain SGS learners who studied with the SSCS model and the PBL model. The conclusion: The PBL model provides relatively better effectiveness than the SSCS model of HBK and KGS. Therefore, it is recommended to physics teachers in schools use SSCS models and PBL models on materials that require labs to improve the knowledge and skills of learners
SOSIALISASI DAN EDUKASI MASYARAKAT MELALUI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PENANGANAN COVID-19 DI KELURAHAN KAMPUNG SALO KECAMATAN KENDARI KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA Aswati Aswati; Aslim Aslim; Sarman Sarman
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1117

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini membahas Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat Melalui Kearifan Lokal sebagai Upaya Penanganan Covid-19 Di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Pengabdian ini dilakukan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam hal bahaya penularan serta cara pencegahan Covid-19. Menjelang penerapan New Normal di Kota Kendari, upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah beserta Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara adalah menghimbau masyarakat agar mengikuti kebijakan social distancing, mencuci tangan dan selalu menggunakan masker. Berdasarkan gambaran permasalahan, pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi pemahaman kepada masyarakat di kelurahan Kampung Salo tentang penanganan Covid-19 melalui kearifan lokal sehingga masyarakat akan lebih mudah memahami dan mematuhi serta melakukan pola hidup sehat sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19. Kegitan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan mampu memberikan konstribusi bagi masyarakat di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari Sulawesi Tenggara melalui kearifan lokal sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini telah dilakukan di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Pengabdian ini menggunakan metode pelaksanaan yaitu berupa langkah-langkah yang akan dilakukan dalam memberikan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat dalam penanganan Covid-19 yaitu melalui tahapan persiapan materi, pelaksanaan kegiatan, serta tahapan evaluasi kegiatan.
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT MUNA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG: 1942-1945 Wa Santi Wa Santi; Sarman Sarman; Faika Burhan; Sitti Hermina
Journal Idea of History Vol 4 No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v4i1.1304

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang masuknya pendudukan Jepang di Muna dan untuk mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat Muna pada masa pendudukan Jepang: 1942-1945. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Kuntowijoyo yang terdiri atas lima tahapan sejarah yaitu: (1) Pemilihan Topik, (2) Heuristik (Pengumpulan Sumber), (3) Verifikasi (Kritik Sumber), (4) Interpretasi (Penafsiran Sumber), dan (5) Historiografi (Penulisan Sejarah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) latar belakang masuknya pendudukan Jepang di Muna yaitu karena ketertarikan Jepang terhadap Pulau Muna untuk dijadikan sebagai salah satu daerah pertahanan di Asia Tenggara karena letak Pulau Muna yang strategis. Jauh sebelum pendudukan Jepang, beberapa orang Jepang telah bertempat tinggal di Muna. Jumlah orang-orang Jepang yang berada di Pulau Muna tidak diketahui pasti. Orang-orang Jepang tersebut ditugaskan untuk melakukan propaganda-propaganda anti Belanda secara rahasia. Selain itu mereka juga ditugaskan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh militer Jepang. (2) Kehidupan sosial budaya masyarakat Muna pada masa pendudukan Jepang yaitu masyarakat dipaksa untuk tunduk kepada Jepang sehingga menunjukkan perbedaan strata sosial. Jepang bertindak sebagai penguasa dan masyarakat Muna adalah bawahannya. Seni budaya masyarakat Muna juga tidak mengalami perkembangan disebabkan jarangnya terjadi keramaian dan pesta yang merupakan tempat bagi masyarakat untuk memunculkan seni tradisional, seperti tari Linda, tari Modero, dan tari-tarian lainnya.
IDENTIFIKASI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DI DESA MUARA SAMPARA KECAMATAN KAPOIALA KABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA Faika Burhan; Elmy Selfiana Malik; Sarman Sarman; Abdul Latif; Sitti Hermina
Journal Idea of History Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i1.1648

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Kearifan Lokal Masyarakat di Desa Muara Sampara Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal Masyarakat Desa Muara Sampara Kecamatan Kapoiala dapat dilihat dalam bentuk aktivitas lalu lintas perahu dan pincara. Pembuatan dan penggunaan perahu dan pincara sudah dilakukan sejak tahun 1960-an, bahkan menurut informasi sebelumnya pincara pernah digunakan sebagai jalur lalu lintas perdagangan pada masa Kerajaan Konawe. Hal ini merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat yang sudah dilakukan sejak dahulu hingga saat ini untuk mempertahankan hidup (2) sikap solidaritas kelompok masyarakat di Desa Muara Sampara Kecamatan Kapoiala terwujud dalam aktivitas gotong royong dalam mendukung pembangunan di Desa Muara Sampara. Sikap gotong royong tersebut terlihat dalam kegiatan sosial maupun budaya yang tercermin dalam perilaku masyarakat yang sederhana dalam jiwa kebersamaan. Kebersamaan etnis Bugis, Makassar dan Tolaki di Desa Muara Sampara terlihat dari sikap solidaritas dan sikap saling menghargai yang tetap terjaga hingga sekarang.
Faktor-Faktor Penyebab Remaja Melakukan Tindakan Kriminalitas (Studi di Desa Langkoroni Kecamatan Maligano Kabupaten Muna) Sarman Sarman; La Ode Monto Bauto; Dewi Anggraini
SOCIETAL Vol 10, No 1 (2023): Edisi April
Publisher : SOCIETAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kriminalitas di Desa Langkoroni Kecamatan Maligano Kabupaten Muna. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi kriminalitas pada remaja di Desa Langkoroni Kecamatan Maligano Kabupaten Muna. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangann dan dokumentasi dengan cara mengkordinasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sistensa, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehinga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian yang terdiri dari 4 orang remaja yang melakukan kriminalitas, 3 orang tua remaja yang melakukan kriminalitas, 2 orang masyarakat, 1 orang tokoh pemuda, 1  orang tokoh masyarakat, 1 orang tokoh agama, 1 orang tokoh  adat,  1  orang  Kanip  Polsek  Maligano,  dan  1  orang  Kepala  Desa  Langkoroni, Kecamatan Maligano, Kabupaten Muna. Dengan demikia, jumlah keseluruhan informan yaitu 15 informan. Hasil  penelitian  menunjukan  bahwa  Pertama,  Pencarian  Jati  Diri.  Memasuki  masa pubertas, biasanya anak-anak akan mencari karakter jati diri mereka. Seperti anak-anak yang berada di Desa Langkoroni saat ini mereka akan memiliki krisis pembentukan karakter sampai mereka inggin mendapatkannya. Kedua, Kontrol Diri Yang Lemah. Meski dari pihak keluarga telah  memberikan  arahan  dan  didikan  yang  tepat.  Faktor  Eksternal  meliputi  Pertama, Keluarga.  Keluarga  menjadi  faktor  eksternal  utama  yang  paling  mempengaruhi  kenakalan memperoleh kedudukan yang layak di tengah-tengah pergaulan sosial secara wajar