Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kesalahan Penggunaan ~Nakerebanaranai dan ~Bekida Freda, Azizia
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 1, No 1 (2017): Agustus - Januari
Publisher : Journal of Japanese Language Education and Linguistics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.1107

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kesalahan penggunaan ~nakerebanaranai dan ~bekida para pembelajar bahasa  Jepang semester VIII Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemiripan makna yang dimiliki keduanya, yaitu menyatakan suatu keharusan yang memungkinkan pemakaiannya tidak sesuai dengan konteks kalimat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kesalahan penggunaan verba bantu~nakerebanaranai dan ~bekida, mengetahui penyebab kesalahannya, dan mengetahui metode mengatasi kesalahan.            Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.  Penelitian ini menggunakan metode tersebut karena terdapat perhitungan angka-angka untuk mengukur instrument tes yang akan dijadikan sebagai data dengan metode kuantitatif dan dianalisis secara deskriptif dengan metode kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah tes tertulis, angket, dan wawancara.            Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajar bahasa Jepang semester VIII Universitas Negeri Surabaya dalam menggunakan verba bantu ~nakerebanaranai dan ~bekida masih ada yang belum bisa membedakan penggunaan kedua verba tersebut. Hal ini dapat diketahui dengan kesalahan dalam makna dan gramatikal. Kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh pembelajar pada verba bantu ~nakerebanaranai  adalah ~nakerebanaranai yang menyatakan bahwa subjek tidak dapat mengontrol keadaan sesuai dengan keinginan diri sendiri. Sedangkan pada verba bantu ~bekida, kesalahan terbanyak terdapat dalam ~bekida dengan pola kalimat ~bekidewanai.            Penyebab kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar disebabkan oleh ketidaktahuan akan pembatasan kaidah, salah menghipotesiskan konsep, penerapan kaidah yang tidak sempurna, dan penyamarataan berlebihan. Hal ini dapat diatasi dengan pengajar hendaknya menjelaskan secara detail dengan mencari dan membaca berbagai sumber ajar sebagai acuan untuk mengajar. Pengajar perlu memberikan materi pengajaran dengan metode yang lebih menarik, pengajar seharusnya mengajarkan tentang pembentukan struktur kedua verba bantu secara jelas dan terperinci dengan berbagai contoh kalimat. Kata kunci: Kesalahan, ~Nakerebanaranai, ~Bekida.
Keefektifan Student-Centered Learning (SCL) Metode Cerita dalam Pembelajaran Huruf Kanji Level Menengah Rosiah, Rosi; Savana, Azizia Freda
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.12557

Abstract

Dalam mempelajari Bahasa Jepang pembelajaran huruf Kanji merupakan salah satu hal yang paling sulit. Oleh karena itu, diperlukan metode dalam mempelajarinya. Telah banyak penelitian mengenai metode pembelajaran huruf kanji. Tapi, isu mengenai huruf kanji masih merupakan isu yang layak untuk diteliti berhubung masih banyak keterbatasan dan hal yang perlu dikembangkan dari metode sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keefektifan Student-Centered Learning (SCL) Metode cerita dalam pembelajaran huruf kanji level menengah. Metode yang digunakan kuantitatif eksperimental dengan jumlah partisipan sebanyak 22 partisipan. Hasil yang setelah dilakukan perlakuan dengan metode cerita selama enam kali. Menunjukan bahwa metode cerita efektif untuk meningkatkan kemampuan terhadap kanji level menengah.
Apologies In “Whatsapp” Produced By Japanese Department Student Of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Azizia Freda Savana; Rosi Rosiah
IZUMI Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.032 KB) | DOI: 10.14710/izumi.8.2.75-81

Abstract

(Title: Apologies In “Whatsapp” Produced By Japanese Department Student Of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) This paper discusses an apology in Whatsapp by Japanese Department Students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta in several situations use semantic formula. In era digital, Many of them always deliver their message to Whatsapp. They use Whatsapp for sharing information, expressing gratitude and apologies to their friends and teachers. Expressing apologies via Whatsapp is different from expressing it directly. Writing using Whatsapp will be more creative by using emoji or kaomoji based on the situations. Besides that, they usually abbreviate their writing on Whatsapp. The purpose of this research is to know how Japanese Department Students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta expressing apologize via Whatsapp in several situations to the teacher, seniors, and friends. Do they use emoji or kaomoji and how they write an apologizing with the Teacher, Seniors, and Friend? This research uses a descriptive method with qualitative approaches since analyzed descriptively with the qualitative method. The method of analysis used the semantic formula to classify apologies based on the situation. The result of this research is the student’s tendency most of them use In-speech act instruction designation (apology content, appreciation, etc.) and they not so using emoji to express apologies to teachers. 
JAPANESE APOLOGY EXPRESSIONS BY JAVANESE AND SUNDANESE SPEAKERS Azizia Freda Savana; Wistri Meisa
Language Literacy: Journal of Linguistics, Literature, and Language Teaching Vol 5, No 2: December 2021
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.394 KB) | DOI: 10.30743/ll.v5i2.4609

Abstract

This research discusses expressions of apology in Japanese by Javanese and Sundanese speakers at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. The apology differs between Japanese and Indonesian. Apologizing to the Japanese uses many reasons, the Japanese may distrust the speech partner and cause misunderstanding. In learning Japanese, Javanese-speaking learners are different from Sundanese-speaking learners because their culture also influences them. This research aims to determine the strategy of apology expression by Japanese language learners who speak Javanese and Sundanese as seen from the semantic formula and the differences between the two. This research used a descriptive method with a qualitative approach to describe the strategy of apologizing in Japanese by Javanese and Sundanese mother tongue learners using semantic formulas. Respondents were UMY students from level 2 and level 3 PBJ Study Program with 15 Javanese speaking students and 15 Sundanese speaking students. This research showed that most Japanese learners who speak Javanese and Sundanese tended to use the Speech Act Indication Expression (apology and appreciation) when expressing Japanese apologies. They used polite language ultimately when apologizing to lecturers.
Pengembangan Produk Unggulan Aisyiyah Cabang Moyudan Melalui Kuliner Jepang Azizia Freda Savana; Wistri Meisa; Arda Putri Winata
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 5 NOMOR 1 MARET 2021 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.401 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v5i1.9709

Abstract

Aisyiyah cabang Moyudan merupakan salah satu cabang Aisyiyah yang aktif dalam kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, majelis ekonomi Pengurus Cabang Aisyiyah (PCA) Moyudan mempunyai permasalahan, yaitu kurang adanya pengembangan produk unggulan untuk meningkatkan pendapatan saat melakukan kegiatan bazar atau pameran guna meningkatkan ekonomi umat.  PCA Moyudan mengharapkan adanya produk makanan yang menjadi ciri khas cabang tersebut untuk menarik pengunjung atau masyarakat. Berdasarkan permasalahan tersebut, Program studi Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menawarkan pelatihan kuliner Jepang untuk pengembangan produk unggulan Aisyiyah Cabang Moyudan dan pengemasan ramah lingkungan. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan praktik berupa pelatihan memasak okonomiyaki untuk ibu-ibu majelis ekonomi PCA Moyudan. Selain itu, dalam pelatihan ini juga disosialisasikan tentang dampak penggunaan plastik terhadap lingkungan. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah membantu produk makanan unggulan Asyiyah cabang Moyudan dengan menawarkan makanan Jepang yaitu, okonomiyaki. Hasil dari pelatihan ini adalah terciptanya produk unggulan baru yang bisa dikembangkan oleh PCA Moyudan untuk meningkatkan pendapatan. Pelatihan ini tidak hanya menghasilkan produk saja, tetapi diharapkan keberlanjutan pemasaran produk dengan bahan ramah lingkungan.
Pengenalan Kosakata Bahasa Jepang Melalui Video Cerita Anak Di Tk Aba Mergan Azizia Freda Savana; Wistri Meisa; Arda Putri Winata
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 7, No 2 (2021): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jpmi.v7i2.6394

Abstract

TK ABA Mergan berada di Sumberagung Kecamatan Moyudan, Sleman dengan jumlah siswa TK A dan TK B sebanyak 16 anak. Berdasarkan kompetensi pembelajaran, kami menawarkan memberikan pengetahuan kepada anak-anak TK ABA Mergan untuk mempelajari bahasa asing. Mempelajari bahasa asing diperlukan untuk pembekalan pengetahuan anak khususnya di Yogyakarta sebagai kota wisata. Bahasa asing tidak hanya bahasa Inggris saja, tetapi bahasa asing lainnya pun penting untuk dipelajari saat ini termasuk bahasa Jepang. Banyak cerita animasi yang dibuat oleh Jepang, yaitu Doraemon, Ultramen, dan lain sebagainya yang dapat dilihat di youtube dan televisi. Lagu-lagunya pun tidak asing dan bahkan anak anak TK yang sering menontonnya hafal dengan lagu-lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Jepang. TK ABA Mergan membuka kesempatan untuk mengajarkan sejak dini kosakata bahasa Jepang sederhana agar anak-anak mengenal bahasa Jepang sejak dini dan dapat menjadi materi penyegaran bagi anak-anak ditengah pandemi Covid-19. Untuk mengajarkan kosakata bahasa Jepang di usia 4-5 tahun, tidaklah mudah karena merupakan hal yang baru. Pengajar harus melakukan inovasi dan menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, tim membuat video cerita untuk mengajarkan kosakata bahasa Jepang tersebut. Video akan dibuat dalam bahasa Indonesia dan mengenalkan kosakata bahasa Jepang didalamnya, yaitu hewan atau binatang dan tanaman. Tidak hanya berbentuk video, kosakata tersebut juga dibuat versi kartu flash. Hasil dari pembelajaran ini adalah guru dan anak-anak TK ABA Mergan, Moyudan menguasai kosakata bahasa Jepang yaitu nama hewan dan nama tanaman yang terdapat dalam video cerita.
What Japanese Terms and Expressions Are Essential for the Tourism Industry in Lombok, Indonesia? Ayu Gardenia Lantang; Azizia Freda Savana; Renold Renold
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 7, No 3 (2024): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/shes.v7i3.92375

Abstract

Penelitian ini berfokus pada kebutuhan kemampuan berbahasa Jepang di kalangan profesional pariwisata di Lombok dan dampaknya terhadap interaksi dan kepuasan wisatawan. Meskipun secara umum staf pariwisata lokal mampu berbahasa Inggris, kemampuan berbahasa Jepang masih terbatas, sehingga mempengaruhi komunikasi dengan wisatawan Jepang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan grounded theory, melibatkan wawancara dengan informan kunci dan analisis data primer dan sekunder. Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar profesional pariwisata di Lombok tidak memiliki kemampuan berbahasa Jepang yang memadai, yang menghambat komunikasi yang efektif dengan pengunjung Jepang. Bidang-bidang utama yang dibutuhkan termasuk terminologi yang berkaitan dengan pariwisata, fasilitas hotel, dan ekspresi budaya. Disarankan untuk mengimplementasikan program pelatihan bahasa Jepang yang ditargetkan untuk mengatasi kesenjangan dan meningkatkan kualitas layanan. Studi ini menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kemampuan bahasa dan pemahaman budaya untuk meningkatkan kepuasan wisatawan Jepang dan meningkatkan tingkat kunjungan.
JAPANESE AND INDONESIAN EXPRESSIONS OF HOSPITALITY AT HOTEL Savana, Azizia Freda; Lantang, Ayu Gardenia
Language Literacy: Journal of Linguistics, Literature, and Language Teaching Vol 7, No 2: December 2023
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/ll.v7i2.8221

Abstract

The research discusses Japanese and Indonesian expressions of hospitality at hotels. It is necessary to know how to use Japanese and Indonesian expressions in hospitality, how to welcome guests in time of check-in check out in Japanese and Indonesian. The students can better understand their use when working in Japanese hotels. In addition, this research can provide knowledge to the students when participating in Japanese language professional certification competencies. The method used in this research is the descriptive qualitative method and the research aims to find a systematic, factual, and accurate pictures of the use of expressions in Japanese and Indonesian in the scope of hospitality at hotels; for welcoming hotel guests:  Asisatsu no hyogen and Yobikake no hyogen,  for serving guests check-in; Aisatsu no Hyogen, Irai no Hyogen, and Gimon no Hyogen and Aisatsu no Hyogen, for serving guests check-out. There is a slight difference between the expressions used in Japanese and Indonesian. In Japanese, they use Hantei Youkyuu no Hyougen to welcome guests to a hotel, but in Indonesian such expressions are not used. In Indonesian, the expression Hantei Youkyuu no Hyougen when serving guests to check-in is not used in Indonesian version.