Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Modal Budaya Dalam Tradisi Perencanaan Sebayang, Asnita Frida
Journal of Regional and City Planning Vol 19, No 3 (2008)
Publisher : Center for Research and Community Services ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the progresses that influence the development of planning theory is caltural dynamic. Planning cannot be separated from cultural dynamic since planning has systemic dimension towards  uture view. This paper, therefore, is aimed to discuss cultural dimension as a capital that cannot be separated from planning theory whose interactions with economical functions are needed to achieving equilibrium between market rationality and social rationality. By elaborating the role of culture as a capital in planning tradition, it can be concluded that culture is a  collective programming toward a decision tahen by a community. The tradition of social learning in planning theory can explain cultural interaction as part of learning process and can explain the problem of disparity between planning theory and practice through the concept of externality.
Kinerja Kebijakan Fiskal Daerah di Indonesia Pasca Krisis Asnita Frida Sebayang
Economic Journal of Emerging Markets Vol. 10 No. 3 (2005)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ejem.v10i3.610

Abstract

In 1999-2002, most of regions have a specific pattern in efficiency. This de¬pends on characteristics of the regions. The greatest different among of regions is fiscal ca¬pacity. Using Data Envelopment Analysis, performance of fiscal policy can be measured. Some variables that used are General Transfer (DAU), Routine Expenditure, Expenditure for Transportation, Local Tax, and Local User Charge.This study found, there are two regions that achieve best performance. They are DKI Jakarta and East Java. These regions are not only efficient but also consistent. Most of effi¬cient region will be a benchmark to the others. On the other hand, each region that is inefficient has different source of inefficiency. Some of them are inefficient in DAU, expenditure, local tax and user charge.The pattern of fiscal capacity and fiscal policy performance indicate that there is a regional development gap in Indonesia. Bali and Java have better performance relative to the others. Because of specific characteristic of region, it is important to make a specific ap¬proach for each region. Keywords: Fiscal Capacity, Fiscal Policy Performance, DEA.
Modal Budaya Dalam Tradisi Perencanaan Asnita Frida Sebayang
Journal of Regional and City Planning Vol. 19 No. 3 (2008)
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the progresses that influence the development of planning theory is caltural dynamic. Planning cannot be separated from cultural dynamic since planning has systemic dimension towards  uture view. This paper, therefore, is aimed to discuss cultural dimension as a capital that cannot be separated from planning theory whose interactions with economical functions are needed to achieving equilibrium between market rationality and social rationality. By elaborating the role of culture as a capital in planning tradition, it can be concluded that culture is a  collective programming toward a decision tahen by a community. The tradition of social learning in planning theory can explain cultural interaction as part of learning process and can explain the problem of disparity between planning theory and practice through the concept of externality.
Lingkungan Kampus menuju Pembiasaan Baru selama Kondisi Pandemi Covid-19 Asnita Frida Sebayang; Asri Nuranisa Dewi
Populasi Vol 28, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jp.63341

Abstract

After the outbreak of the Covid-19 pandemic in Indonesia, the government issued a new policy of learning, working, and worshiping from home. This pandemic has created a crisis that has hit many sectors, one of which is education. Culture shock is a hot issue for teachers and students in facing this new educational situation. Learning using an E-learning system must be done without considering the existing limitations. The impact on tertiary institutions seems not to have been revealed much because it is often considered quite adaptive to the various changes that exist. This study used a quantitative approach with two times data collection, which is based on random sampling of all active students at the Faculty of Economics and Business, UNISBA and tracing the severe economic impacts on the student’s family environment using a survey instrument. The problems that dominate students are internet network, limited internet data, and the economic condition of the family in carrying out learning activities from home. This condition can open the possibility of an increase in the level of pressure focusing on learning and problems with the decline in the family economy.
MOSQUE; ISLAMIC EDUCATION CENTRE Fitroh Hayati; Asnita Frida; Ria Haryati Ningsih; Fitriani Millenia Onesha; Elsa Selvia
TA'DIB: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 10, No 2 (2021): Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/tjpi.v10i2.9138

Abstract

Tujuan awal dibangunnya sebuah masjid adalah bukan semata-mata untuk tempat beribadah saja akan tetapi sebagai pusat lembaga pendidikan. Sejarah Islam menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai lembaga pendidikan utama sebagaimana yang dilakukan di masjid Nabawi. Rasulullah membina umat bermula dari masjid, berbagai kegiatan maupun problematika umat yang menyangkut bidang agama, ilmu pengetahuan, politik kemasyarakatan dan social budaya dibahas dan dipecahkan di masjid. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini ingin mengkaji kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masjid Jokokariyan Jogyakarta melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masjid Jokokariyan Jogyakarta bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para jamaahnya agar selalu mementingkan pendidikan untuk menciptakan insan-insan yang cerdas cendekia dan dapat bermanfaat bagi sesama.  Tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan di masjid Jokokariyan adalah untuk mengembalikan peran dan fungsi masjid yaitu sebagai pusat aktivitas berbagai dimensi kehidupan sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Pengembangan Kawasan Minapolitan di Wilayah Pesisir Kabupaten Karawang Menggunakan Konsep Sharing Economy Kingkin Hanif Robani Herdiat; Ivan Chofyan; Asnita Frida Sebayang
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v17i1.596

Abstract

Sejak tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Karawang sudah meluncurkan program minapolitan, salah satunya dengan sudah disusunnya Master plan pengembangan kawasan perikanan terpadu (minapolitan), kemudian dalam keputusan Bupati Karawang No 523/Kep.399 - Hukum/2014 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Minapolitan Industrialisasi Perikanan Budidaya Tahun 2014. Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pengembangan kawasan minapolitan di wilayah pesisir ini adalah masih dianggap sebagai sebuah proyek, kurangnya informasi benih, pakan, pemasaran dan kurangnya pengetahuan SDM. Saat ini konsep Sharing Economy sebagai model ekonomi yang sudah banyak diterapkan, dimana orang atau sekelompok orang mampu menghasilkan uang dari sumber daya miliknya yang diutulisasi sehingga memberi jasa bagi orang atau sekelompok orang lain, melalui pelantara online. Hasil analisis penelitian pada penentuan pusat kawasan Kecamatan Cilamaya Wetan belum layak untuk ditetapkan sebagai kawasan minapolis karena belum menjalankan fungsinya dengan sesuai yaitu sebagai kawasan minapolis. Adanya gap antara kenyataan dan harapan pada sarana penunjang minapolitan dan sarana ICT, hasil analisis potensi Sharing Economy menunjukkan masyarakat dinilai belum siap untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan berbasis ICT karena masyarakat belum mahir untuk mengaplikasikannya, sedangkan pada ketersediaan fasilitas ICT masih belum merata dan perlu untuk ditingkatkan. Pengembangan kawasan minapolitan di wilayah pesisir karawang menggunakan konsep Sharing Economy memiliki 3 (tiga) strategi utama yang dapat dilakukan yaitu harus mengembangkan pengolahan dan produksi budidaya ikan bandeng, peningkatan penguatan kelembagaan (UPP) untuk menjalin kerjasama antar kelompok dan pemerintah di bidang teknologi, dukungan pembangunan sarana dan prasarana minapolitan serta fasilitas ICT (penguasaan ICT) oleh SKPD di Kabupaten/Kota.
The Local Economic Innovation: Lesson from Rotan Ketak Industry in Central Lombok Regency, Indonesia Asnita Frida Sebayang; Imam Indratno; Lesta Karolina Sebayang
International Journal of Economics Development Research (IJEDR) Vol. 1 No. 2 (2020): International Journal of Economics Development Research
Publisher : Yayasan Riset dan Pengembangan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/ijedr.v1i2.65

Abstract

The Rotan Ketak (local rattan) industry is an industry born as handicraft industry with strong local cultural capital. The strengths of this industrial value are; the involvement of women in the production process, environmentally friendly (zero waste), has a value-added network of raw materials, has a high local value from the design aspect, and has a strong network of markets both at domestic and abroad. This study uses a descriptive explanatory method by applying several approaches namely; canvas model business, industrial process analysis, and content analysis. Some important findings of this study describe the ability of the local industry to provide specific added value. Rotan Ketak Industry innovation system can be a source of local economic competitive advantage in facing the global market. The strong value proposition of the product could compete with another product. The industry is also capable to expose some strength of the human side that cannot be completely replaced by the function of sophisticated technology because it combines local values, humanity, art, and local economy. The capacity of this industry to build partnerships between artisans with the local trading system is also a major finding. In the medium-long term, this industry has a potential contribution to achieving local sustainable economic growth.
Pengaruh Jumlah Industri, Pertumbuhan Jumlah Penduduk dan Produktivitas Tanaman Padi terhadap Perubahan Jumlah Lahan Sawah di Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2018 Risya Krisniawati; Asnita Frida Sebayang
Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JRIEB)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.643 KB) | DOI: 10.29313/jrieb.v1i2.396

Abstract

Abstract. Productivity which results in a threat to food security. The challenges that exist in some of these areas occur in one of the areas that are the main rice production centers, namely Indramayu Regency. With the change in the number of rice fields it has resulted in a decrease in the amount of rice plant productivity thus threatening national food security. This study aims to measure the effect of the number of industries, population growth and productivity of rice crops on changes in the number of rice fields in Indramayu Regency in 2011-2018. This research data is secondary, namely data from the Statistics of Indramayu Regency with a sample size of 31 Districts in Indramayu Regency in 2011-2018. The analytical method used is quantitative with a panel data approach. This study uses panel data regression analysis with the Fix Effect Model (FEM) approach. The results of the research partially (t-test) show that the number of industries, population growth, and productivity of rice plants have a significant effect on the change in the number of rice fields in Indramayu Regency in 2011-2018. Simultaneously (f-test) the number of industries, population growth and rice productivity had a significant effect. The probability value of f-statistic for the independent variable is (0.000000) smaller than the probability value (0.05). This value shows that H1 is rejected. This shows that the number of industry (X1), population growth (X2) and productivity of rice plants (X3) together have an influence at the 0.05 significance level on changes in the number of rice fields. Abstrak. Perubahan jumlah lahan sawah merupakan salah satu faktor pendorong dalam penurunan produktivitas pangan yang mengakibatkan adanya ancaman terhadap ketahanan pangan. Tantangan yang terdapat di beberapa daerah tersebut terjadi di salah satu wilayah yang menjadi sentra produksi padi utama yaitu Kabupaten Indramayu, Dengan adanya perubahan jumlah lahan sawah mengakibatkan penurunan jumlah produktivitas tanaman padi sehingga mengancam ketahanan pangan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh Jumlah Industri, Pertumbuhan Jumlah Penduduk dan Produktivitas Tanaman Padi terhadap Perubahan Jumlah Lahan Sawah di Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2018. Data penelitian ini adalah sekunder, yaitu data yang berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu dengan jumlah sampel sebanyak 31 Kecamatan di Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2018, Metode analisis yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan data panel. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan pendekatan Fix Effect Model (FEM). Hasil penelitian secara parsial (uji-t) menunjukan bahwa Jumlah Industri, Pertumbuhan Jumlah Penduduk, dan Produktivitas Tanaman Padi berpengaruh secara signifikan terhadap Perubahan Jumlah Lahan Sawah di Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2018. Secara simultan (uji-f) Jumlah Industri, Pertumbuhan Jumlah Penduduk dan Produktivitas Tanaman Padi berpengaruh secara signifikan. nilai probilitas f-statistik untuk variabel bebas sebesar (0.000000) lebih kecil dibandingkan dengan nilai probabilitas (0.05). Nilai tersebut menunjukan bahwa H1 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa jumlah Industri (X1), pertumbuhan jumlah penduduk (X2) dan produktivitas tanaman padi (X3) secara bersama-sama memiliki pengaruh pada tingkat signifikansi 0.05 terhadap perubahan jumlah lahan sawah.
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap Pelayanan Publik Desa Rahayu Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Denis Budiarrianto; Asnita Frida Sebayang
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.458 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v1i1.49

Abstract

Abstract. Good Governance is the practice of administering various matters, such as the administration of the state politically, economically as well as light administrative and information. With the existence of Good Governance, it is hoped that the government can be enjoyed by the community for public services. Public services are public service providers for every citizen and resident in providing goods, services or administrative services. Public services require the main principles of Good Governance such as Accountability, Transparency, Participation, the Rule of Law. Rahayu Village is a village that is included in the category of independent villages according to the Village Development Index (IDM). Therefore, it is appropriate for Rahayu Village to carry out public services that are under the principles of Good Governance. This study aims to see, measure, and examine the perceptions of the Village Government and the perceptions of the Village Community regarding Good Governance towards public services based on the administrative services of Rahayu Village. The method used is descriptive quantitative. Data collection was carried out by distributing questionnaires to the population of the Rahayu Village Government as many as 16 people and a sample of the Rahayu Village Community as many as 100 people. The measurement technique uses the Simple Random Sampling technique for the Rahayu Village Community, using the Likert Scale tool and the research questionnaire is distributed through Google Form media or tools. The results of the research obtained are that the Rahayu Village Government has implemented the principles of Good Governance such as Accountability, Transparency, Participation, Perceptual Law Rules of the Rahayu Village Government and the Rahayu Village Community. Abstrak. Pemerintahan yang baik adalah praktek mengelola berbagai hal, seperti administrasi dari negara politik, ekonomis serta cahaya administrasi dan informasi. Dengan adanya pemerintahan yang baik, berharap bahwa pemerintah dapat dinikmati oleh masyarakat untuk pelayanan publik. Layanan Publik adalah penyedia layanan publik bagi setiap warga negara dan penduduk dalam menyediakan barang, layanan atau layanan administrasi. Layanan publik memerlukan prinsip-prinsip utama pemerintahan yang baik seperti akuntabilitas, transparansi, partisipasi, aturan hukum. Desa raahyu adalah sebuah desa yang termasuk dalam kategori desa-desa independen menurut Indeks Pembangunan Desa-Desa (IDM). Oleh karena itu, adalah tepat untuk desa Raahyu untuk melaksanakan layanan publik yang berada di bawah prinsip-prinsip pemerintahan yang baik. Studi ini bertujuan untuk melihat, mengukur, dan memeriksa persepsi dari Pemerintah Desa dan persepsi masyarakat komunitas mengenai tata kelayakan yang baik terhadap layanan publik berdasarkan pelayanan administrasi dari desa Raahyu. Metode yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif. Koleksi Data dilakukan dengan mendistribusikan masyarakat dari Pemerintahan Desa Raahyu sebanyak 16 orang dan sampel dari komunitas desa Raahyu sebanyak 100 orang. Teknik pengukuran menggunakan teknik acak Sampling sederhana untuk komunitas desa Raahyu, menggunakan alat Skala Likert dan kuesioner penelitian didistribusikan melalui Google Formulir Media atau alat. Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa Pemerintah Desa Raahyu telah menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik seperti akuntabilitas, transparansi, partisipasi, Perceptual Aturan Hukum Pemerintah Desa Raahyu dan komunitas desa Raanyu.
Strategi Penyediaan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Kota Cilegon M Nalla Ramadhan; Asnita Frida Sebayang
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.694 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i1.553

Abstract

Abstract. The increasing rate of population growth, the growing number of residents will result in increasing housing needs in Indonesia. This will affect all levels of society due to an increase in the number of housing needs (backlog), especially in low-income communities. The needs for housing needs to be balanced with the number of available houses so as to avoid gaps. The fulfillment of housing needs for the community will greatly assist in the implementation of education and improving the quality of life so as to create a better life structure. This research is a descriptive-quantitative research that aims to determine the strengths, weakness, opportunities and threats in the strategy of providing housing for low-income people. The analytical method used in this research is SWOT analysis. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires and interviews with the government or related agencies, implementing banks and developers in housing construction for low-income people. Based on the results of research and discussion, the strategy obtained from the SWOT analysis in this study is the turn around strategy which is known through the analysis of weaknesses and opportunities (Weakness-Opportunity). Improving the quality of licensing services both in online and offline systems with coordination and integration of related agencies. The government is increasing supervision on the selection of home ownership financing and the process of subsidized housing development. Abstrak. Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, berkembang pula jumlah penduduk maka akan mengakibatkan kebutuhan rumah yang semakin meningkat di Indonesia. Hal ini akan berpengaruh pada seluruh lapisan masyarakat karena adanya peningkatan angka kebutuhan rumah (backlog) terutama pada masyarakat berpenghasilan rendah. Kebutuhan akan perumahan perlu di imbangi dengan jumlah rumah yang tersedia sehingga terhindar dari terjadinya kesenjangan. Terpenuhinya kebutuhan rumah bagi masyarakat akan sangat membantu dalam terlaksananya pendidikan dan peningkatan kualitas hidup sehingga menciptakan susunan hidup yang lebih baik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam strategi penyediaan perumaan bagi masyarakat berpenghasilan renah (MBR). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer yang didapat melalui kuisioner dan wawacara terhadap pemerintah atau dinas terkait, bank pelaksana dan pengembang dalam pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Strategi yang didapat dari analisis SWOT dalam penelitian ini yaitu strategi turn around yang diketahui melalui analisis kelemahan dan peluang (Weakness-Opportunity). Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan baik dalam sistem daring maupun luring dengan kordinasi dan integrasi dinas terkait. Pemerintah meningkatkan pengawasan pada seleksi pembiayaan kepemilikan rumah dan proses pembangunan perumahan subsidi.