Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014-2018 Muhamad Rizky Faizal; Asnita Frida Sebayang; Ria Haryatiningsih
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.64 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i1.1786

Abstract

Regional economic development is defined as a process in which local governments and the society manage various resources and form a partnership pattern ti form new jobs and stimulate the development of economic activities in the area. Regional economic growth is one indicator of the success of regional economic development as measured by the amount of GDRP from all sectors. In identifying the regional economic potential economic sector and the potential economic sector, West Bandung Regency is one of the new otonomous regions that have a lot regional economic potential that need attention. This study aims to determine the leading sectors in West Bandung Regency in 2014-2018. The data used in this study is secondary data on GDP based on constant prices for West Bandung Regency and West Java Province in 2014-2018. The research method used in this research is Esteban Marquillas Shift Share analysis and Klassen Typology analysis. Results of the analysis Shift Share method of Esteban Marquillas, it was found that three sectors have competitive advantages an specialization in West Bandung Regency, namely the electricity and gas procurement, real estate and agriculture, forestry, and fisheries sectors. Based on the analysis klassen typology method, it shows that the sector is the provision of accommodation and food and drink, in potential sector, namely the manufacturing sector, sectors that are included in relatively lagging sectors, namely the water supply, waste management, waste and recycling sectors. Pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola berbagai sumber daya dan membentuk suatu pola kemitraan untuk membentuk lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi daerah menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi daerah yang diukur dari besaran nilai PDRB semua sektor. Dalam mengidentifikasi potensi ekonomi daerah, terdapat dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sektor ekonomi yang unggul dan sektor ekonomi yang potensial, Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu daerah otonom baru yang memiliki banyak potensi ekonomi daerah yang perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan di Kabupaten Bandung Barat tahun 2014-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bandung Barat dan Provinsi Jawa Barat tahun 2014-2018. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis Shift Share Esteban Marquillas dan analisis Tipologi Klassen. Hasil analisis Shift Share Esteban Marquillas ditemukan tiga sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Bandung Barat yaitu sektor pengadaan listrik dan gas, real estat dan pertanian, kehutanan dan perikanan. Berdasarkan analisis Tipologi Klassen menunjukkan sektor yang masuk dalam sektor maju dan tumbuh pesat yaitu sektor pengadaan listrik dan gas, sektor yang masuk dalam sektor potensial yaitu industri pengolahan, sektor yang masuk dalam sektor yang relatif tertinggal yaitu sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.
Efektivitas Program Dapur Kuliner Nusantara BAZNAS Kabupaten Subang dalam Pemberdayaan Ekonomi UMKM pada Masa Pandemi Covid-19 Fitriani Millenia Onesha; Asnita Frida Sebayang
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.549 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.3161

Abstract

Abstract. The emergence of the Corona Virus Disease (Covid-19) at the end of 2019 had an impact without exception for all economic sectors, one of which was the MSME sector in the culinary sector. BAZNAS presents solutions with empowerment through the Dapur Kuliner Nusantara Program. Empowerment is an effort to empower the weak to increase their ability and independence in changing the community's economy to a better direction. This program involves 19 SMEs in rice stalls who are given assistance in the form of a stimulus to purchase food packages in a certain amount and serve as production partners. This study uses a quantitative descriptive method. The data used are primary data obtained through a survey of 19 rice stall entrepreneurs in Subang Regency as key informants. The analysis was carried out quantitatively by scoring the results of key informants' answers using a Likert scale with 4 indicators, namely target accuracy, goal achievement, real change and program monitoring. The results of the study found that the average results of the effectiveness of the DKN program were 3.18% with effective criteria. Key informants assessed that the program was running effectively in accordance with the stated objectives and was successfully achieved. The target accuracy indicator is the indicator that has the highest yield of 3.68% with very effective criteria. The informant considered that the program targets were in accordance with the needs of business actors during the Covid-19 pandemic. Abstrak. Kemunculan Corona Virus Desease (Covid-19) pada akhir tahun 2019 memberikan dampak tanpa terkecuali seluruh sektor perekonomian, salah satunya sektor UMKM bidang kuliner. BAZNAS menghadirkan solusi dengan pemberdayaan melalui Program Dapur Kuliner Nusantara. Pemberdayaan adalah suatu upaya memberdayakan yang lemah untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam merubah perekonomian masyarakat ke arah yang lebih baik. Program ini melibatkan 19 pelaku UMKM warung nasi yang diberikan bantuan berupa stimulus pembelian paket makanan dalam jumlah tertentu dan dijadikan sebagai mitra produksi.Penelitian ini menggunakan metode deskripsif kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer yang didapat melalui survei terhadap 19 pelaku usaha warung nasi di Kabupaten Subang sebagai informan kunci. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan skoring terhadap hasil jawaban informan kunci menggunakan skala likert dengan 4 indikator yaitu ketepatan sasaran, tercapainya tujuan, perubahan nyata dan pemantauan program. Hasil penelitian menemukan bahwa rata-rata hasil efektivitas program DKN adalah 3,18% dengan kriteria efektif. Informan kunci menilai bahwa program berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan berhasil dicapai. Indikator ketepatan sasaran adalah indikator yang memiliki hasil tertinggi yakni sebesar 3,68% dengan kriteria sangat efektif. Informan menilai bahwa sasaran program sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha di masa pandemi Covid-19.
Preferensi Masyarakat mengenai Cryptocurrency sebagai Alat Investasi di Masa Mendatang Puput Delita Ekamevia; Asnita Frida Sebayang
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.903 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.4636

Abstract

Abstract. Cryptocurrency become new public attention in investing world. It’s characteristic which high Risk and high Return, makes cryptocurrency became investing asset by public. The purpose of this research is to find out people's preferences regarding cryptocurrencies as an investment tool and their relevance in the future. This research uses quantitative methods with data processing in the form of a Likert scale. The results showed that the aspect that dominates people's preferences in investing in cryptocurrencies is the aspect of income potential that describes the potential of cryptocurrencies as one of the sources of income and the indicator with the highest score is found in the Risk indicator which describes the public's understanding specifically of cryptocurrency Risk. The average value of the overall aspect indicates that the public agrees that cryptocurrencies remain relevant as a means of investment in the future. Abstrak. Cryptocurrency menjadi perhatian baru di mata publik dalam dunia investasi. Karakteristiknya yang bersifat high Risk, high Return membuat cryptocurrency dijadikan alat investasi oleh masyarakat. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui preferensi masyarakat mengenai cryptocurrency sebagai alat investasi serta relevansinya di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengolahan data berupa skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek yang mendominasi preferensi masyarakat dalam berinvestasi cryptocurrency adalah aspek potensi penghasilan yang mengambarkan potensi cryptocurrency sebagai salah satu sumber penghasilan dan indikator dengan skor tertinggi terdapat pada indikator Risk yang menggambarkan pemahaman masyarakat secara spesifik mengenai resiko cryptocurrency. Adapu nilai rata-rata aspek secara keseluruhan menunjukkan bahwa masyarakat menyetujui bila cryptocurrency tetap relevan sebagai alat investasi di masa mendatang.
Efektivitas Program Dapur Kuliner Nusantara BAZNAS dalam Peningkatan Kesejahteraan Mustahik pada Masa Pandemi Elsa Selvia; Asnita Frida Sebayang
Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JRIEB)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrieb.vi.1177

Abstract

Abstract. BAZNAS as a body that manages zakat funds also responds to the phenomenon that occurs today by issuing various programs to save the benefit of the people. The Dapur Kuliner Nusantara Program is one of the programs aimed at helping culinary businesses affected by Covid-19 through the provision of business capital in the form of food package production carried out by warung businesses. This study aims to determine how the effectiveness of the Dapur kuliner nusantara program in improving the welfare of mustahik which is reviewed on the income side. The research method used in this study is descriptive quantitative method with likert scale analyst tool. The findings of this study imply Dapur Kuliner Nusantara program is very effective in improving the welfare of mustahik shown by the increase in income after mustahik receive program assistance. The average value of the measurement of the effectiveness of the overall indicator is 80.16% which means “very effective” with the details of the indicators on target 91.45% (very effective), achievement of goals 82.11% (very effective), real change 78.16% (quite effective), monitoring program 68.95% (quite effective). Abstrak. BAZNAS sebagai badan yang mengelola dana zakat turut menanggapi fenomena yang terjadi dimasa kini dengan mengeluarkan berbagai Program untuk menyelamatkan kemaslahatan umat. Program Dapur Kuliner Nusantara merupakan salah satu program yang ditujukan untuk menolong pelaku usaha kuliner yang terdampak Covid-19 melalui pemberian modal usaha dalam bentuk produksi paket makanan yang dilakukan oleh pelaku usaha warung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas program dapur kuliner nusantara dalam peningkatan kesejahteraan mustahik yang ditinjau pada sisi pendapatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif deskriptif dengan alat analis skala likert. Hasil temuan dari penelitian ini menyiratkan Program Dapur Kuliner Nusantara sangat efektif dalam peningkatan kesejahteraan mustahik yang ditunjukan dengan terjadinya peningkatan pendapatan setelah mustahik menerima bantuan program. Nilai rata-rata pengukuran efektivitas dari keseluruhan indikator yaitu 80,16% yang artinya “Sangat efektif” dengan rincian indikator tepat sasaran 91,45% (Sangat Efektif), tercapainya tujuan 82,11% (Sangat Efektif), perubahan nyata 78,16% (Cukup Efektif), pemantauan program 68,95% (Cukup Efektif).
Kesiapan Regulasi Pemerintah dalam Implementasi Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha untuk Penyediaan Infrastruktur Metropolitan Rebana Widya Nissa Wildani; Asnita Frida Sebayang
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i1.5952

Abstract

Abstract Rebana Metropolitan Area is projected to become an integrated industrial area through the development of urban-rural industrial area connectivity to improve better socio-economic conditions. There will be 81 priority projects for Metropolitan Rebana development, to realize this development alternative non-APBN financing is needed. One of the financing alternatives is PPP, seeing that there is a gap between the availability of the government sector's budget and the number of projects that must be realized. Implementing the PPP financing scheme, requires readiness from the government sector, especially readiness in regulations. Regulation is an important matter, as the basis for PPP implementation must be considered in detail and the need for conformity with development needs to attract investors to contribute to the provision of national infrastructure through the PPP scheme. This study uses the Community Readiness Model (CRM) from (Tri-Ethnic for Prevention Research). Furthermore, using SWOT to find out the strategy for successful PPP implementation in the Metropolitan Rebana infrastructure project. The results of the study show that the readiness level of the readiness stage is at the initiation stage with a score of 6.2. This stage means that the government sector has prepared and allocated and implemented things for the successful implementation of the PPP scheme, and the SWOT strategy shows the result that internal factors and external factors of strengths (S) and opportunities (O) have a higher score or value compared to weakness (W) and threat (T) factors. Abstrak Wilayah Metropolitan Rebana yang diproyeksikan menjadi kawasan industri terintegrasi melalui pengembangan konektivitas kawasan industri perkotaan-perdesaan untuk meningkatkan kondisi sosial-ekonomi yang lebih baik. Pembangunan Metropolitan Rebana akan terdapat 81 proyek prioritas, tentunya untuk mewujudkan pembangunan tersebut diperlukannya alternatif pembiayaan non APBN. Salah satu alternatif pembiayaan adalah KPBU, melihat terdapat gap antara ketersediaan anggaran yang dimiliki sektor pemerintah dengan banyaknya proyek yang harus direalisasikan. Dalam mengimplementasikan skema pembiayaan KPBU diperlukannya kesiapa dari sektor pemerintah, terutama kesiapan dalam regulasi. Regulasi merupakan hal penting, sebagai dasar dari pelaksanaan KPBU yang harus diperhatikan secara mendetail dan perlunya kesesuaian dengan kebutuhan pembangunan untuk menarik minat investor agar berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur nasional melalui skema KPBU. Penelitian ini menggunakan Community Readiness Model (CRM) dari (Tri-Ethnic for Prevention Research). Selanjutnya, menggunakan SWOT untuk mengetahui strategi keberhasilan implementasi KPBU pada proyek infrastruktur Metropolitan Rebana. Hasil penelitian menunjukan tingkat kesiapan readiness stage berada pada tahap initiation dengan skor 6,2. Tahapan ini mengartikan bahwa sektor pemerintah sudah mempersipakan dan mengalokasikan dan melaksanakan sesuatu hal untuk keberhasilan impelemtasi skema KPBU, serta strategi SWOT menunjukan hasil bahwa faktor internal dan faktor eksternal dari kekuatan (S) dan peluang (O) memiliki skor atau nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan faktor kelemahan (W) dan ancaman (T).
Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Masalah Stunting di Kelurahan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat TIARA AYU PANGESTI; Dr. Asnita Frida Sebayang, SE., M.Si
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i1.6652

Abstract

Abstract. The problem of malnutrition is stunting, describes a condition of failure to thrive in children which results in chronic malnutrition and recurrent infections, especially early in life. The problem of stunting is also related to the target of the Sustainable Development Goals (SDGs) in goal 2, namely the 2nd goal of sustainable development, namely eliminating hunger and all forms of malnutrition. Based on this phenomenon, the problems in this study are formulated as follows: (1) What internal factors (strengths and weaknesses) and external factors (opportunities and threats) in stunting-based local economic development in Tamansari Village, Bandung City? (2) What is the right local economic development strategy based on the SWOT analysis? Researchers used descriptive analysis method with a quantitative approach with SWOT analysis. The informants needed in this study were key informants with a total of fifteen people by taking key informants from stakeholders who most understood and had knowledge about stunting in the Tamansari area, namely head of social welfare section, Tamansari health center health workers, PKK cadres, posyandu cadres and KB Tamansari village. The results of this study indicate that the S-O strategy in developing the local economy based on stunting is by organizing training for posyandu cadres and mothers under five in modifying local in fulfilling child nutrition, increasing partnerships with CSR by making MoUs to hold collaborations in improving health facilities and business management training in managing business and increasing business competitiveness for the community and micro and small business actors (UMK) in Tamansari. Abstrak. Permasalahan malnutri yaitu stunting menggambarkan kondisi gagal tumbuh pada anak yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada sejak awal kehidupan. Masalah stunting juga terkait dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) dalam tujuan ke 2 yaitu pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi.. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Apa saja faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam pengembangan ekonomi lokal berbasis masalah stunting di Kelurahan Tamansari, Kota Bandung? (2) Bagaimana strategi pengembangan ekonomi lokal yang tepat berdasarkan analisis SWOT? Peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif dengan analisis SWOT. Informan yang di perlukan dalam penelitian ini adalah informan kunci dengan jumlah informan sebanyak lima belas orang dengan mengambil informan kunci dari para pemangku kepentingan yang paling mengerti dan memiliki pengetahuan tentang stunting di wilayah Tamansari, yaitu kasie kesejahteraan sosial, tenaga kesehatan puskesmas Tamansari, kader PKK, kader posyandu dan kampung KB Tamansari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi S-O dalam pengembangan ekonomi lokal berbasis masalah stunting yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan kepada kader posyandu dan ibu yang mempunyai balita dalam memodifikasi pangan lokal untuk dalam pemenuhan gizi anak, meningkatkan kemitraan dengan CSR dengan membuat MoU untuk keberlanjutan kerjasama dalam meningkatkan fasilitas kesehatan dan pelatihan manajemen usaha dalam mengelola usaha dan meningkatkan daya saing usaha untuk masyarakat maupun pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di Tamansari.
Strategi Pengembangan Penjualan online terhadap Industri Fashion Muhammad Ridho Fadhilah; Asnita Frida B. R. Sebayang
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i2.7646

Abstract

Abstract. Online sales are sales activities from looking for prospective buyers to offering products by utilizing the internet network which is supported by a set of electronic devices as a link to the internet network. This study discusses online sales development strategies for the fashion industry. This study aims to determine the condition of Hoya Fields online sales, identify the weaknesses and strengths of sales, find out the opportunities and threats of Hoya Fields online sales, and how the results of the SWOT strategy of Hoya Fields online sales in developing the fashion industry. Quantitative descriptive method with an analytical approach. The data used in this study were primary data obtained by distributing questionnaires to customers who had communicated with Hoya Fields. Based on the research results, there are 3 selected SO strategies, namely having loyal customer data to give compliments and facilitating the distribution of questionnaires so that Hoya Fields gets feedback from loyal customers, distributing questionnaires related to product surveys desired by consumers, with many consumers who feel the legality of branding is a decision. purchases, Hoya Fields needs to provide massive information to consumers. Abstrak. Penjualan online merupakan kegiatan penjualan dari mencari calon pembeli sampai menawarkan produk dengan memanfaatkan jaringan internet yang didukung dengan seperangkat alat elektronik sebagai penghubung dengan jaringan internet. Penelitian ini membahas terkait strategi pengembangan penjualan online terhadap industri fashion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penjualan online Hoya Fields, mengetahui kelemahan dan kekuatan penjualan, mengetahui peluang dan ancaman penjualan online Hoya Fields, serta bagaimana hasil strategi SWOT penjualan online Hoya Fields dalam mengembangkan industri fashion. Metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis. Data yang diginakan dalam penelitian ini data primer yang didapat melalui penyebaran kuesioner terhadap customer yang sudah pernah berkomunikasi dengan pihak Hoya Fields. Berdasarkan hasil penelitan terdapat 3 strategi SO yang dipilih yaitu Memiliki data customer loyal untuk diberikan compliment dan mempermudah penyebaran kuisoner agar Hoya Fields mendapatkan feedback dari customer loyal, melakukan penyebaran kuisioner terkait survey produk yang diinginkan oleh konsumen, dengan banyaknya konsumen yang merasa legalitas branding menjadi keputusan pembelian, Hoya Fields perlu memberikan informasi yang massive kepada konsumen.
Strategi Keberterimaan Teknologi Pada Program Desa Cerdas melalui Aplikasi Simpeldesa di Desa Palasari, Kabupaten Subang, Jawa Barat : Pendekatan Technology Accpetance Model (TAM) Panji Lanang Galih; Asnita Frida B.R. Sebayang
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i2.7803

Abstract

Abstract. Increasing the intensity of technology in various aspects of life, including governance, economic and social, nowadays are more effective and efficient. Palasari Village, Subang is one them who utilized technological development in the digitization process in governance (public services), economic, and social. Unfortunately, Simpeldesa application in Palasari Village experienced fluctuations in active users. This study aims to analyze use of the Simpeldesa application in Palasari Village, West Java. The objectives of this research are to identify service features that are superior for the residents of Palasari Village and identify the level of consistency & intensity of villagers in using the Simpeldesa application. The method in this research is descriptive quantitative by distributing questionnaires evaluating the use of the Simpeldesa application through the TAM (Technology Acceptance Model) analysis model. The Behavioral Intention to Use indicator obtained the highest acceptability score, which was 437.8 with an accept interpretation scale. The.Smart Government feature is a feature with the highest level of acceptance and satisfaction compared to the Smart Economy and Smart Society features. There are many has to be improved in terms of the intensity of application use by residents, including the need for more intense Technical Guidance for villagers and monitoring & evaluation of application use is also needed so that Palasari Village residents are more adaptive in using technology Abstrak. Peningkatan intensitas penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tata kelola pemerintah, tata kelola ekonomi dan tata kelola social kini lebih efektif dan efisien. Desa Palasari, Subang merupakan salah desa yang telah memanfaatkam pengembangan teknologi dalam proses digitalisasi dalam tata kelola pemerintah (pelayanan publik), tata kelola ekonomi, dan tata kelola social. Meskipun demikian, penggunaan aplikasi Simpeldesa di Desa Palasari mengalami fluktuatif pengguna aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan aplikasi Simpeldesa di Desa Palasari, Jawa Barat. Sasaran dari penelitian ini adalah teridentifikasinya fitur layanan yang menjadi unggulan bagi Warga Desa Palasari dan teridentifikasinya tingkat konsistensi & intensitas warga desa dalam menggunakan aplikasi Simpeldesa. Metode yang digunakan pada penelitan ini adalah Desktiptif Kuantitatif melalui penyeberan kuesioner evaluasi penggunaan aplikasi Simpeldesa melalui model analisis TAM (Technology Acceptance Model). Indikator Indikator Intensitas Minat Menggunakan (Behavioral Intention to Use) memperoleh skor keberterimaan tertinggi, yaitu sebesar 437.8 dengan skala interpretasi accept. Adapun fitur .Smart Government merupakan fitur dengan tingkat keberterimaandan kepuasan tertinggi dibandingkan fitur Smart Economy dan Smart Society. Masih terdapat hal yang harus diperbaiki dilihat dari intensitas penggunaan aplikasi oleh warga, diantaranya dibutuhkan Bimbingan Teknis yang lebih Intens kepada warga desa dan juga diperlukan monitoring & evaluasi penggunaan aplikasi agar warga Desa Palasari lebih adaptif dalam menggunakan teknologi
Strategi Pengembangan Wisata Halal di Pulau Lombok Taqy Muhammad Hirsalam; Dr. Asnita Frida Sebayang, S.E, M.Si.
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i2.8641

Abstract

Abstract. One Thesis Title : Development of Halal Tourism Strategy on Lombok Island Lombok Island is one of the islands in West Nusa Tenggara Province which has a variety of superior tourism potential, such as cultural tourism, nature, to traditional arts. However, even though it has a lot of potential, Lombok Island still has several problems which are still homework for the local government in making Lombok Island a competitive halal tourism towards world- class tourism. This study aims to determine the strengths, weaknesses, opportunities and threats in developing halal tourism on Lombok Island and to find out how to develop halal tourism strategies on Lombok Island. The analytical method with a quantitative approach used in this study is SWOT analysis. The data used in this study were primary data obtained through questionnaires and interviews with halal tourism visitors and key informants. The results of this study indicate that there are 5 aspects of strengths and 2 aspects of weaknesses. 2 aspects of opportunities and 3 aspects of threats. The strengths and weaknesses are aspects of attractions, amenities, workforce/HR skills, accessibility, and supporting institutions. The strategy that can be carried out in developing halal tourism on Lombok Island is the S-0 (Strenght- Opportunity) strategy or a strategy that uses strength to take advantage of opportunities. The alternative S-O formulated is to optimize all internal and external aspects in repairing and building facilities and maintenance of halal tourism on Lombok Island as well as utilizing and improving various policies that have been issued by the government to support the development of halal tourism on Lombok Island. Abstrak. Strategi Pengembangan Wisata Halal di Pulau Lombok Pulau Lombok merupakan salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki potensi wisata unggulan yang beragam, seperti wisata kebudayaan, alam, hingga kesenian tradisional. Namun meskipun banyak potensi yang dimiliki, Pulau Lombok tetap memiliki beberapa permasalahn yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dalam menjadikan Pulau Lombok menjadi wisata halal yang berkompetitif menuju wisata berkelas dunia. penelitian ini bertujuan unutk mengetahui kekuata, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengembangan wisata halal di Pulau Lombok serta untuk mengetahui bagaimana pengembangan strategi wisata halal di Pulau Lombok. Metode analisis dengan pendekatan kuantitatif yang dihunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer yang di dapat melalui penyebaran kuesioner maupun wawancara terhadap pengunjung wisata halal dan informan kunci. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat 5 aspek kekuatan dan 2 aspek kelemahan. 2 aspek peluang dan 3 aspek ancaman. Adapun yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan yakni aspek atraksi, amenitas, keterampilan tenaga kerja/SDM, aksesibilitas, dan lembaga pendukung. Strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan wisata halal di Pulau Lombok adalah strategi S-0 (Strenght- Opportunity) atau strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Alternative S-O yang dirumuskan adalah mengoptimalkan seluruh aspek internal dan eksternal dalam memperbaiki dan membangun sarana dan pemeliharaan wisata halal di Pulau Lombok serta memanfaatkan dan meningkatkan berbaga kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendukung perkembangan wisata halal di Pulau Lombok.
Pengaruh Upah Minimum, Indeks Pembangunan Manusia dan Laju Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran Terbuka Muhammad Baihawafi; Asnita Frida Sebayang
Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JRIEB)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrieb.v3i1.1911

Abstract

Abstract. Indonesia is a country that is growing and unemployment is one of the problems faced in a step towards development. The high unemployment rate could disrupt national stability in every country in the world so that every country seeks to maintain the unemployment rate at a reasonable level. Unemployment can cause life prosperous society so that the necessary measures to alleviate the problem of unemployment that can be viewed from various aspects, namely from the aspect of economic and non-economic aspects. This study aimed to determine the effect of economic growth and the minimum wage to the level of unemployment in the province of West Java. The analytical method used in this research is panel data regression with Fixed Effect Model approach (REM). Based on the results of the analysis, it can be seen that the variable District Minimum Wage (DMW) a significant positive effect on the variable Open Unemployment Rate (OUR) in West Java, the Human Development Index (HDI) variable has a negative and significant effect on the open unemployment rate (OUR) variable in West Java, the variable Rate of Economic Growth has a significant negative effect on the variable open unemployment rate (OUR) in West Java) . Abstrak. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pengangguran adalah salah satu masalah yang dihadapinya dalam tahap menuju perkembangannya. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat mengganggu stabilitas nasional disetiap negara di dunia sehingga setiap negara berusaha untuk mempertahankan tingkat pengangguran pada tingkat yang sewajarnya. Pengangguran dapat menyebabkan kehidupan masyarakat tidak sejahtera sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mengentaskan masalah pengangguran tersebut yang dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu dari aspek ekonomi maupun aspek non ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum kabupaten/kota (UMK), indeks pembangunan manusia dan laju pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Barat. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Berdasarkan dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa variabel Upah Minimum Kabupaten (UMK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Barat,variabel Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat. variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat.