Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE CULTURAL VIOLENCE ON WOMEN IN ASTIRIN MBALELA NOVEL BY SUPARTO BRATA AND THE ROAD OF LOST INNOCENCE NOVEL BY SOMALY MAM AND RUTH MARSHALL Badrina Nur Nafisah; Darni .; Setijawan .
Jurnal Education and Development Vol 8 No 1 (2020): Vol.8.No.1.2020
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2843.121 KB)

Abstract

Kekerasan kultural terhadap perempuan disebabkan oleh beberapa aspek. Ideologi patriarki merupakan salah satu aspek penyebab tindak kekerasan. Novel Astirin Mbalela dan novel The Road of Lost Innocence merupakan dua novel beda negara yang memiliki kemiripan dalam bentuk kekerasan yang dialami perempuan. Konsep kekerasan kultural yang digunakan adalah konsep Galtung dan kajian sastra bandingan afinitas dari Hutomo sebagai kajian yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan kekerasan kultural yang diterima perempuan di lingkungan budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan ancangan kritik sastra feminis untuk memperoleh gambaran secara mendetail tentang kehidupan yang terjadi terhadap kaum perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kekerasan yang dialami oleh kedua tokoh perempuan dalam kedua novel sama, namun yang membedakan adalah motif tujuan kekerasan. Hal tersebut disebabkan oleh latar belakang budaya dari kedua novel tersebut berbeda. Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari kasus kekerasan juga hampir sama yaitu kedua tokoh mengalami perubahan karakter menjadi sosok yang tega, pemarah, serta pendendam
POLA MIMPI DALAM NOVEL THE SOUL MOONLIGHT SONATA DAN THE SOUL FANTASIA KARYA WINA BOJONEGORO (KAJIAN TEORI TAFSIR MIMPI SIGMUND FREUD) Fithroh Wahidah; Setya Yuwana Sudikan; Setijawan .
Jurnal Education and Development Vol 9 No 1 (2021): Vol.9.No.1.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.978 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i1.2378

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola kondensasi, pola pemindahan dan representasi mimpi melalui simbol dalam novel The Soul Moonlight Sonata dan The Soul Fantasia karya Wina Bojonegoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikoanalisis. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola kondensasi yang meliputi (1) adanya pengulangan mimpi, (2) mimpi terjadi sesuai keinginan seperti menemukan biola, menjadi soloist, melihat kecelakaan James dan menemukan Mbing. Pola pemindahan mimpi meliputi (1) pergantian objek sosok ayah dengan sosok Pakdhe, (2) pergantian sosok mas Tino dengan sosok yang menyeramkan, (3) ketidaksesuaian mimpi dengan alam sadar. Representasi simbol mimpi seperti, (1) garis keturunan yang disimbolkan dengan biola, (2) ketakutan diri yang disimbolkan dengan sosok yang menyeramkan.
HASRAT MOLAR DALAM NOVEL TETRALOGI DANGDUT KARYA PUTU WIJAYA: KAJIAN SKIZOANALISIS GILLES DELEUZE DAN FELIX GUATTARI Leo Wira Hardiono; Tengsoe Tjahjono; Setijawan .
Jurnal Education and Development Vol 9 No 1 (2021): Vol.9.No.1.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.839 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah membongkar dan menemukan kerja hasrat molar dalam novel tetralogi Dangdut karya Putu Wijaya. Keempat novel tetralogi tersebut berjudul Dangdut, Nora, Mala, dan Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan hasrat molar melalui tokoh Nora, Mala, dan Indonesia melakukan penghancuran nilai seperti ekonomi, politik, budaya, keluarga, bahkan pendidikan. Seorang yang sudah terpapar hasrat molar selalu ingin melampaui batas sampai pada akhirnya tidak peduli dengan norma yang berlaku bahkan menghancurkan struktur sosial dan identitas. Bentuk dari hasrat molar tergambar dalam setiap tindakan tokoh dengan tokoh lain atau tokoh dengan lingkungannya.
REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA USING DALAM NOVEL KERUDUNG SANTET GANDRUNG KARYA HASNAN SINGODIMAYAN DAN PEREMPUAN BERSAMPUR MERAH KARYA INTAN ANDARU (Perspektif Teori Keterpecahan Identitas Budaya Stuart Hall) Niilatul Izzah; Setya Yuwana Sudikan; Setijawan .
Jurnal Education and Development Vol 9 No 1 (2021): Vol.9.No.1.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.118 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menemukan adanya identitas budaya dalam novel karya Intan Andaru dan Hasnan Singodimayan berdasarkan perspektif teori keterpecahan identitas budaya. Keterpecahan identits sendiri meliputi tiga hal yakni subjek pencerahan, subjek sosiologis dan subjek postmodern. Sehingga fokus pada penelitian ini yaitu identitas diri tokoh, akulturasi sosialbudaya, dan identitas jamak pada tokoh. Novel yang diteliti yaitu novel Kerudung Santet Gandrung dan Perempuan Bersampur Merah. Jenis dari penelitian ini yaitu penelitian kulititatif, dimana penelitian ini menggunakan pendekatan deksriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini yaitu dua novel dan data penelitian ini yaitu ungkapan, frasa dan kalimat yang mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara studi pustaka sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan teknik hermeneutik objektif Hans-georg Gadamer. Teori yang digunakan yaitu teori keterpecahan identitas budaya milik Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas budaya pada dua novel tersebut terdapat pada identitas diri tokoh yang dapat ditemukan melalui ciri fisik, status sosial, dan karakter tokoh. Kemudian pada akulturasi sosial budaya dapat ditemukan pada interaksi batin individu tokoh dengan lingkup yang sempit dan interaksi sosial individu dengan lingkungan. Sedangkan pada identitas jamak dapat ditemukan melalui modernitas dan perubahan, serta globalisasi.
EKSPRESI ESTETIK DALAM LAKON BANJARAN CAKIL OLEH DALANG KI PURBO ASMORO KAJIAN ETNOPRAGMASTILISTIKA Darmawan .; Setyo Yuwana Sudikan; Setijawan .
Jurnal Education and Development Vol 9 No 2 (2021): Vol.9.No.2.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.594 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menemukan ekspresi estetik dalam lakon Banjaran Cakil oleh Dalang Ki Purbo Asmoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrispsi kwalitatif. Teknik analisis data menggunakan teori hermenuetik dan agih. Lakon Banjaran Cakil yang dipentaskan oleh Ki Purbo Asmoro terdapat perilaku komunikasi yang terjadi dalam masarakat dan pola tuturan yang dipengaruhi oleh konteks yang terjadi pada saat itu. Perilaku komunikasi yang terdapat dalam lakon Banjaran Cakil dipengaruhi oleh setting, participant, act, key, instrument, norms dan genre. Komunikasi yang dihasilkan dalam lakon Banjaran Cakil berupa suluk, antawacana, gendhing, keprakan, dhodhogan kothak, sabetan dan sindhenan yang berupa tindak tutur yang diekspresikan dalam lakon Banjaran Cakil. Bentuk ekspresi estetik pada lakon Banjaran Cakil tersebut diejawantahkan menggunakan basa rinengga, unen-unen,sabetan untuk menghasilkan nilai etik dan estetik.