Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JEBDEKER: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Bisnis Digital, Ekonomi Kreatif, Entrepreneur

Pengaruh Pengukuran Kinerja Keuangan Market Value Added Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Primadonna Ratna Mutumanikam; Farhan Budi Kusuma
JEBDEKER: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Bisnis Digital, Ekonomi Kreatif, Entrepreneur Vol 2 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56456/jebdeker.v2i2.106

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari kinerja keuangan Market Value Added (MVA) dan menganalisis pengaruh dari Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 sampel dari perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berasal dari populasi sebanyak 10 perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dianalisis dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan manufaktur subsektor farmasi tahun 2016-2020. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Variabel bebas (Independent Variabel) adalah konsep dari metode Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA). Variabel terikat (Dependesnt Variabel) adalah harga saham pada perusahan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Market Value Added (MVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi pada tahun 2016 – 2020. Namun, berbeda dengan hasil dari Economic Value Added (EVA) yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi.
Pengaruh Risiko Sistematik, Kesempatan Bertumbuh, Ukuran Perusahaan, dan Pengungkapan CSR Terhadap ERC Primadonna Ratna Mutumanikam; Sela Aprilia
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Bisnis Digital, Ekonomi Kreatif, Entrepreneur (JEBDEKER) Vol 3 No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56456/jebdeker.v3i1.145

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2017 - 2020. Earning Response Coefficient (ERC) menjadi variabel dependen pada penelitian ini sedangkan variabel independennya adalah risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, dan Corporate Social Responsibility (CSR). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini memperoleh 10 perusahaan sebagai sampel. Pengujian ini menggunakan analisis linier berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS 25. Hasil dari penelitian ini adalah risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, dan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient ( ERC). Namun, ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa para investor tidak mengambil keputusan dari informasi risiko sistematik dalam memilih keputusan berinvestasi. Investor tidak selalu menggunakan indikator kesempatan bertumbuh untuk menentukan perusahaan yang akan ditanamkan modalnya. Ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset perusahaan menyebabkan bannyaknya informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan. Maka, semakin besar ukuran perusahaan yang dimiliki suatu perusahaan akan mendapat respon yang sedikit dari para investor. Investor tidak selalu menggunakan informasi dari pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menentukan perusahaan yang akan ditanamkan modalnya.