Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengembangan Perekat Alam untuk Penyambung Artefak Tahap II Leliek Agung Haldoko; Iskandar M Siregar; Yudi Suhartono; Linus Setyo Adhidhuto; Ajar Priyanto
Borobudur Vol. 11 No. 1 (2017): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i1.168

Abstract

Salah satu Cagar Budaya berbahan kayu adalah artefak. Faktor fisik maupun mekanik dapat menyebabkan artefak menjadi retak atau patah. Untuk menyambung fragmen-fragmen yang patah tentunya dibutuhkan perekat. Perekat yang diuji dalam kajian ini meliputi perekat dari bahan tanin dan gondorukem. Perekat dari tanin dan gondorukem dikombinasikan dengan berbagai macam pelarut. Untuk bahan tanin digunakan pelarut aceton, etanol dan formaldehyde, sedangkan untuk bahan gondorukem digunakan pelarut tiner, minyak cat dan toluol. Pengujian daya tahan perekat dilakukan dengan siklus yang terdiri dari 3 (tiga) perlakuan, yaitu menempatkan sampel kayu yang direkat pada suhu 50°C, pada kondisi kelembaban 95% dan pada suhu kamar. Untuk pengujian kekuatan perekat dilakukan dengan pengujian kualitatif kekuatan rekat dengan beban statis dan pengujian kuat geser. Pengujian daya tahan perekat diperoleh hasil bahwa perekat dengan bahan tanin-aceton dan tanin-etanol tidak tahan terhadap kondisi kelembaban udara yang tinggi dan memiliki daya rekat yang rendah. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengujian kualitatif dengan menggunakan beban statis. Berdasarkan pengujian kuat geser diperoleh hasil bahwa perekat gondorukem-toluol memiliki daya rekat paling besar, yaitu 14,83 kg/cm2; berturut-turut selanjutnya tanin–formaldehyde 9,95 kg/cm2; gondorukem–tiner 9,52 kg/cm2; dan gondorukem-minyak cat 4,81 kg/cm2.
KAJIAN PENGARUH INTENSITAS SUARA TERHADAP BANGUNAN CAGAR BUDAYA BERBAHAN BATU TAHAP I Linus Setyo Adhidhuto; Ronny Muhammad; Jati Kurniawan; Puji Santosa; Ajar Priyanto
Borobudur Vol. 12 No. 1 (2018): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i1.180

Abstract

Kegiatan konser musik atau acara lainnya yang menggunakan sound system besar sering dilaksanakan di Candi Borobudur, Candi Prambanan serta candi-candi lainnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelestari cagar budaya akan dampak buruk suara keras yang dihasilkan oleh speaker terhadap cagar budaya. Untuk mengetahui dampak tersebut perlu dilakukan pengukuran getaran yang timbul pada candi pada saat berlangsung konser atau acara-acara lainnya yang menggunakan sound system besar. Salah satu faktor yang menentukan besarnya getaran yang timbul akibat sumber getaran secara umum adalah redaman dan frekuensi natural. Bila sumber getaran semakin mendekati frekuensi natural candi maka resonansi getaran akan semakin besar. Untuk dapat membuktikan hal tersebut maka dilakukan percobaan getaran dalam skala laboratorium dengan sumber getaran, dalam hal ini berupa suara, dengan variasi frekuensi yang mendekati dan sama dengan frekuensi natural sampel. Setelah dilakukan pengambilan data di lapangan ternyata getaran yang timbul sangat kecil. Pengukuran data getaran pada saat konser berlangsung sepanjang tahun 2017 menunjukkan getaran yang timbul mencapai kecepatan maksimal 0,085 mm/s, sekitar 4,25 % dari batas ambang yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup yaitu sebesar 2mm/s. Getaran yang kecil ini tidak dapat dijadikan acuan dalam menetapkan batas ambang kebisingan atau tingkat intensitas suara pada cagar budaya sehingga hasil dari kajian ini hanya bisa menetapkan batas ambang berdasarkan frekuensi yang diperbolehkan.
Pengaruh Perubahan Ketebalan Terhadap Tegangan Ambang Dan Waktu Tanggap Pada Sel Twisted Nematic (Halaman 21 s.d. 25) Linus Setyo Adhidhuto; Yusril Yusuf
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 51 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.745 KB) | DOI: 10.22146/jfi.13748

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengaruh ketebalan sel kristal cair terhadap tegangan ambang serta waktu tanggap untuk sel Twisted Nematic (TN). Digunakan 4 sel TN dengan ketebalan berbeda 50 μm, 100 μm, 150 μm, dan 200 μm, yang masing-masing diisi dengan kristal cair jenis 4-n-pentyl-4’-cyanobiphenyl (5CB). Ketebalan sel tidak mempengaruhi tegangan ambang, namun mempengaruhi waktu tanggap. Waktu tanggap yang diteliti ada 2 jenis yaitu rise time dan fall time. Semakin tebal sel TN, maka semakin besar pula rise time dan fall time.
Pengaruh Perubahan Ketebalan Terhadap Tegangan Ambang Dan Waktu Tanggap Pada Sel Twisted Nematic (Halaman 21 s.d. 25) Linus Setyo Adhidhuto; Yusril Yusuf
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 51 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.745 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24429

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengaruh ketebalan sel kristal cair terhadap tegangan ambang serta waktu tanggap untuk sel Twisted Nematic (TN). Digunakan 4 sel TN dengan ketebalan berbeda 50 μm, 100 μm, 150 μm, dan 200 μm, yang masing-masing diisi dengan kristal cair jenis 4-n-pentyl-4’-cyanobiphenyl (5CB). Ketebalan sel tidak mempengaruhi tegangan ambang, namun mempengaruhi waktu tanggap. Waktu tanggap yang diteliti ada 2 jenis yaitu rise time dan fall time. Semakin tebal sel TN, maka semakin besar pula rise time dan fall time.