Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia Darwin Parlaungan Lubis
JURNAL GEOGRAFI Vol 3, No 2 (2011): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v3i2.7365

Abstract

Dampak dari perubahan iklim global terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50 – 100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan mahluk hidup. Dampak langsung perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati adalah : spesies ranges, perubahan fenologi, perubahan interaksi antar spesies, laju kepunahan, sedangkan dampak tidak langsungnya adalah: dampak terhadap ekosistim hutan, dampak pada daerah kutub, dampak pada daerah arid dan gurun, dampak pada ekosistim pertanian, dan dampak ekologis bagi wilayah pesisir (mangrove).Upaya perlindungan keanekaragaman hayati dari kepunahan telah menyusun suatu Strategi Nasional Pengelolaan Keanekaragaman Hayati yang diikuti dengankompilasi Rencana Aksi Keanekaragaman HayatiKata Kunci:  perubahan iklim,pemanasan, keanekaragaman hayati
Analisis Spasial yang Mempengaruhi Perkembangan Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun Tahun 2005-2010 Darwin Parlaungan Lubis; Nurhidayah Sitorus
JURNAL GEOGRAFI Vol 4, No 2 (2012): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v4i2.8057

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Faktor fisik geografi yang mempengaruhi perkembangan Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun (2) Faktor nonfisisk yang mempengaruhi perkembangan Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun.Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ujung Padang pada tanggal 20 Juni 2012 sampai 20 Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa yang ada di Kecamatan Ujung Padang yang terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan. Popoulasi ini sekaligus menjadi sampel (total sampling). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) letak Kecamatan Ujung Padang yang strategis menjadikan Kecamatan ini sebagai daerah transit dan produksi kelapa sawit. Jarak yang terjangkau sekitar 25 km ke Kabupaten Batubara, 45 km ke Kabupaten Asahan, dan 25 Km ke Kecamatan Bosar Maligas memberikan kemudahan aksesibilitas bagi penduduk untuk melakukan interaksi. Iklim di kecamatan ini termasuk jenis iklim tropis. Luas penggunaan lahan pertanian sebesar 85%. Topografi kecamatan ini berada pada ketinggian 25 m dpl dengan kondisi datar sampai agak curam 0-40%. Sumberdaya alam diketahui luas panen sekitar 3,485 Ha dengan produksi 19,27 ton untuk padi sawah, dan 14.129,47 Ha dengan jumlah produksi 42.917,53 ton untuk kelapa sawit. (2) tidak terjadi pertumbuhan penduduk selama 5 tahun karena pertumbuhan nya hanya -1,46%. Jenis permukaan jalan berbatu 76%, beraspal 19%, pengerasan 5%, kondisi jalan baik 73%. Sarana pendidikan dan kesehatan yang sudah memadai membuat kecamatan ini mudah untuk berkembang.Kata kunci:    Analisis Spasial, Perkebangan Wilayah
Inovasi Meida Pembelajaran Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Geografis Darwin Parlaungan Lubis; Mahara Sintong; Maringan Sirait
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 2 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i2.8157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa melakukan praktek lapangan dalam inovasi pembelajaran Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang  melalui model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dan meningkatkan  kemampuan mahasiswa dengan  pemanfaatan media  WebCT e-Learning dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) . Dalam penelitian ini model pembelajaran yang diterapkan adalah kuliah kerja lapangan, dimana mahasiswa dituntut untuk melakukan pembelajaran di lapangan dengan mengamati dan meanalisis kenampakan di lapanangan dengan konsep teori yang di pelajari.Selain itu, mahasiswa juga terlbat langsung dalam pemenfaatan IT melalui pencarian data dan informasi menggunakan internet. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang  pada semester ganjil tahun akademik 2011/2012.Disamping itu, mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan kajian pengembangan wilayah juga dilibatkan dalam penelitian ini.Berdasar hasil penilaian kerja kelompok mahasiswa dari tahap pra lapanganhingga tahappasca lapanga pada kegiatan pembelajaran praktek lapangan pengantar perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat nilai mahasiswa pada tahap pra lapangan rata-rata nilai mahasiswa 80,47 dengan komposisi nilai (B = 72,50% dan C = 27,50 %) , tahap lapangan nilai rata-rata mahasiswa 81,56 dengan komposisi nilai (A = 12,50 %, B = 82,50 % dan nilai C = 12,50 %) dan tahap pasca lapangan memperoleh nilai rata-rata 81,56 dengan komposisi nilai (A = 22,70 %, B = 82,50 % dan C = 2,50 %). Hasil ini menunjukkan jumlah mahasiswa yang memiliki nilai yang tinggi semakin meningkat.Kata Kunci : Inovasi Pembelajaran, Praktek Lapangan, Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang   
Study of Hierarchy and Service Facility Centers of South Labuhanbatu Regency Darwin Parlaungan Lubis; Sendi Permana; Muhammad Taufik Rahmadi; Mahara Sintong; Benedictus P Turnip
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpg.v10i2.16604

Abstract

The regional hierarchy, which includes the functions targeted at each region, is an important consideration in regional planning. The implementation of this function is related to existing service facilities in each sub-district in terms of the growth dynamics of South Labuhanbatu Regency. The distribution of the population in the sub-districts of South Labuhantu Regency has resulted in an increase in the quantity of infrastructure, facilities and service facilities. This research was conducted to determine the availability of service facilities in Labuhanbatu District and to examine the hierarchy and distribution of service centers. This research uses a quantitative descriptive research method using the centrality index analysis method, gravity analysis, and nearest neighbor analysis. Based on the study findings, it is known that the availability of service facilities in Labuhanbatu Regency is quite adequate, especially considering that Kota Pinang and Torgamba Subdistricts which have first order status already have quite complete and adequate facilities. In addition to the findings of the regional hierarchy analysis based on analysis of the centrality and gravity indices, the findings of the nearest neighbor analysis also show Kota Pinang and Torgamba Districts in the hierarchy. Service centers in Labuhanbatu Selatan Regency are located in Kota Pinang Subdistrict, which is the capital of the subdistrict, and Torgamba Subdistrict, which has the most availability of facilities and is supported by a large population and strong interaction strength.
Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Desa Bulu Hadek Dalam Implementasi Tata Ruang Mangrove Meilinda Suriani Harefa; Rahmadi, M Taufik; Darwin Parlaungan Lubis; Eling Tuhono; Tria Maulia; Sendi Permana; M. Rizky Pratama Ginting; Rijalul Halimi Harishun
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v11i3.67360

Abstract

masyarakat. Desa dapat membuat sebuah peraturannya sendiri, hal ini dikarenakan desa diberikan sebuah kewenangan untuk dapat mengurus dan mengatur kepentingannya sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya dengan berdasar kepada asal-usul yang diakui dan etika adat yang dihormati. Keputusan di desa biasanya dicapai melalui proses musyawarah antar berbagai elemen di desa, baik masyarakat ataupun pemerintahan desa setempat, hal ini biasanya dikenal dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat menilai tingkat keterlibatan masyarakat dalam pembuatan peraturan desa yang berkaitan dengan kebijakan tata ruang di Desa Bulu Hadek, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Aceh. Populasi yang diteliti adalah seluruh penduduk Desa Bulu Hadek, dan sampel penelitian ini terdiri dari 15 orang yang dipilih secara sengaja berdasarkan profesi yang berbeda sebagai informan dan informan kunci. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh dengan observasi dan juga hasil kuesioner masyarakat di lapangan serta data sekunder melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 93% masyarakat terlibat aktif dalam pembuatan peraturan desa yang salah satunya berupa penataan tata ruang mangrove. Hal ini dapat dilihat dalam bentuk masukan dan saran yang diberikan oleh masyarakat dalam penataan tata ruang desa, memberikan informasi dan juga menyampaikan berbagai bentuk peritimbangan yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah strategi pelaksanaan peruntukkan ruang serta berpartisipasi dalam bekerja sama untuk memajukan dan meningkatkan ekosistem mangrove di desa.