Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

NEW NORMAL DAN PENDIDIKAN 4.0 DI INDONESIA . Kustomo; Dwi Fathurohman; Timo Cahyo Nugroho
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia memasuki era revolusi industri 4.0, seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat dan menyeluruh. Perkembangan akibat revolusi industri 4.0 ini berdampak pada segala bidang, tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Pendidikan sebagai bidang yang mempersiapkan SDM unggul sehingga mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, serta mampu berdaya saing dengan bangsa lainya. Pandemi corona yang melanda Indonesia, bukanlah suatu penghalang untuk tetap melangsungkan proses pendidikan di Indonesia. Pemerintah mencanangkan program New Normal sebagai bentuk tatanan kehidupan baru yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat dalam rangka melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa transisi dari kebijakan pembatasan sosial atau sosial distancing, akibat pandemi corona yang mewabah di Indonesia sejak enam bulan terakhir. Dalam tatanan ini dimaksudkan untuk mengatur aktifitas masyarakat dengan mewujudkan masyarakat yang bergaya hidup sehat guna  meminimalisir penularan virus corona pada saat beraktifitas sehari-hari, begitu pula dalam melangsungkan pendidikan di Indonesia.
NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA TRADISI RUWAH DESA DI ERA GLOBALISASI Febi Agustina; . Kustomo
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi adalah salah satu bentuk kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Pelestarian tradisi dilaksanakan karena adanya nilai-nilai yang bermakna dalam pelaksanaannya. Tradisi Ruwah Desa yang masih bertahan hingga saat ini memiliki latar belakang, keyakinan, dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Meskipun zaman mengalami modernisasi, akan tetapi tidak membuat budaya tradisi semakin diminati oleh masyarakat dan dapat mengakibatkan masyarakat melupakan nilai-nilai sosial budaya yang diajarkan secara tidak langsung bahkan semakin jarang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) untuk mengetahui latar belakang tradisi Ruwah Desa; (2) untuk mengetahui prosesi tradisi Ruwah Desa dan (3) untuk mengetahui nilai-nilai sosial dalam tradisi Ruwah Desa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode triangulasi data yaitu meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang dilakukannya tradisi Ruwah Desa adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap pendiri desa, penolak bala, dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) Prosesi tradisi Ruwah Desa meliputi lima komponen sistem religi, diantaranya emosi keagamaan masyarakat sangat khusyuk, sistem keyakinan yang dibangun oleh keyakinan terhadap keselamatan dan keberkahan, sistem ritus atau upacara yang turun temurun tetap dilakukan berdasarkan sejarah nenek moyang dan hasil musyawarah masyarakat, peralatan upacara yang digunakan hanya dengan sebilah pisau dan umat agama yang mengikuti tradisi Ruwah Desa adalah seluruh masyarakat yang berada baik dari dalam maupun dari luar desa; (3) Nilai sosial-budaya tradisi Ruwah Desa adalah nilai agama, nilai ekonomi dan nilai solidaritas atau gotong royong.
EMOSI POSITIF DALAM MENGHADAPI ERA NEW NORMAL Moura Cesari Millennia; . Kustomo
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi virus Corona (Covid-19) yang melanda dunia hingga ke Indonesia sejak awal bulan Maret 2020 telah banyak memberikan dampak negatif terhadap semua bidang kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu efek yang timbul akibat pandemi ini tidak hanya pada kesehatan secara fisik saja, namun berefek juga pada psikis atau perasaan manusia. Setidaknya ada tiga efek negatif yang timbul pada psikologi manusia akibat pandemi virus corona ini, yaitu : (1) krisis, (2) uncertainty (ketidakpastian), dan (3) loss of control. Efek negatif tersebut dapat menambah permasalahan membelit sendi-sendi kehidupan. Melihat belum adanya kejelasan kapan pandemi ini akan berakhir, maka solusi terbaik yang dapat dilakukan adalah melaksanakan regulasi Pemerintah tentang pedoman berkehidupan di masa pandemi menuju situasi New Normal. Namun protokol yang diterapkan tidaklah cukup untuk melindungi kesehatan fisik saja, tetapi juga harus diimbangi dengan kesehatan psikis. Dengan emosi positif yang telah dimiliki oleh tiap individu,diharapkan masyarakat lebih siap dalam menghadapi era new normal.
EKSISTENSI KESENIAN TAYUB DI ERA GLOBALISASI Mia Afrianti; . Kustomo
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesenian Tayub merupakan kesenian yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan mengkolaborasikan antara seni musik (gamelan) dengan seni tari dari waranggana. Kesenian Tayub biasa digunakan dalam suatu upacara yang memberikan simbol kesuburan dan kerukunan dalam masyarakat. Globalisasi memberikan dampak adanya perubahan budaya dalam masyarakat yang menyebabkan kesenian tradisional tergeser dalam kehidupan masyarakat, Kesenian Tayub merupakan kesenian yang perlu dilestarikan namun seiring dengan berkembangnya zaman eksistensi kesenian Tayub semakin memudar sehingga, pentingnya mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi kesenian Tayub. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi kesenian Tayub, serta upaya dalam melestarikan kesenian Tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi eksistensi kesenian Tayub adalah kurangnya minat generasi muda dalam melestarikan budaya Tayub, kurangnya kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap kesenian Tayub, sehingga keberadaan kesenian Tayub tergeser dalam masyarakat. Sedangkan upaya pemerintah dalam melestarikan kesenian Tayub dilakukan dengan adanya pembinaan bagi seniman sehingga dapat mengurangi persepsi negatif dan memberikan inovasi-inovasi dalam pertunjukan Tayub. Penelitian ini sangat penting dalam masyarakat sehingga masyarakat dan generasi muda dapat melestarikan kebudayaan lokal yang ada di Dusun Ngrajek.
KEBEBASAN BERPENDAPAT ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) DI SMA NEGERI NGORO Amelia Zahra; . Kustomo
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 5, No 1 (2023): Fifth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah instansi pendidikan kebebasan berpendapat yang seharusnya dimiliki oleh seluruh masyarakat sekolah dirasa kurang, seluruh masyarakat sekolah sebagai makhluk sosial terkadang tidak tercipta di sebuah instansi pendidikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai budaya demokrasi di sekolah tidak tercipta. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Pembinaan kebebasan berpendapat dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban (2) Pembinaan kebebasan berpendapat dalam musyawarah dan mufakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif . Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Kebebasan berpendapat dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban di SMA Negeri Ngoro dengan memberikan kebebasan pengurus OSIS untuk menjalankan tugas namun harus mementingkan tugas sebagai seorang murid (2)Semuanya berhak mengutarakan ide untuk kelancaran dan kemajuan suatu kegiatan. Pembinaan kebebasan berpendapat dalam musyawarah dan mufakat adalah dengan tidak memaksa kehendak diri sendiri, peserta didik diajarkan untuk menghormati dan mendengarkan pendapat orang lain