Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Management of Rice Field Through Water Arrangements to Improve Rice Production Wahid Erawan
Journal of Research and Multidisciplinary Vol 3 No 1 (2020): Journal of Research and Multidisciplinary
Publisher : Lembaga Sembilan Tiga Community

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/jrm.v3i1.31

Abstract

Efforts to achieve an increase in rice field processing programs in increasing agricultural production. However, there are many various kinds of obstacles that we must face. Farmers say their land has been planted with rice so far but often fails to harvest because, in the dry season, it is often drought, and in the rainy season, it is often flooded. To meet the consumption needs of farm families is only enough for daily needs. The purpose of this study is to study the benefits of managing paddy fields by regulating irrigation to increase rice production. Data is taken from experience in Banjar, South Kalimantan. The results show that the use of irrigation is more appropriate for planting 2 to 3 times. It is expected that the printing of paddy fields in the irrigation can be carried out as quickly as possible and run well and smoothly without any obstacles. Thus farmers can enjoy the results with two harvests in a year. To be more supportive of various aspects, related parties can provide various kinds of training and direction so that paddy fields can increase their productivity. At present, far, the expected results.
STRATEGI PENINGKATAN KWALITAS PEMBERANGKATAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) Wahid Erawan
Comm-Edu (Community Education Journal) Vol 4, No 1 (2021): Volume 4 Nomor 1
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/comm-edu.v4i1.6928

Abstract

This paper is the result of a literature study which is expected to be of benefit to academics, both students and lecturers, and it is also hoped that the relevant agencies can improve the quality of the departure of Indonesian migrant workers. Sometimes we neglect our duties and responsibilities, one of which is not paying attention to PMI's skills / expertise and only pursuing quota fulfillment targets. So that we need a good planning model between PMI, and a training place to improve the quality of PMI shipments in order to reduce PMI problems abroad. From the various existing literature, mapping strategies to improve the quality of migrant workers must follow the existing rules. From here it is not uncommon for the government, the private sector, or related agencies to encounter obstacles. In this study, the approach used is a qualitative approach, especially by using a systematic procedure for reviewing or assessing documents. The skills / expertise of prospective PMI need to be improved and supervision from the relevant government. In the future, we need a good planning model for training places to improve the quality of PMI shipments in order to reduce PMI problems abroad.
EFEKTIFITAS BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PUCUK MERAH (Syzygium campanulatum K.) PADA PERSEMAIAN Revi Razip Bernatha; Wahid Erawan; Atak Tauhid
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 1, No 2 (2017): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v1i2.312

Abstract

Penelitian dilaksanakan untuk mempelajari pengaruh berbagai komposisi media tanam dan dosis pupuk Gandasil D terhadap pertumbuhan tanaman pucuk merah. Penelitian dilaksanakan di Kp. Babakan Jambe Desa Pasawahan Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian tempat 738 m di atas permukaan laut. Jenis tanah adalah Inceptisol dengan kemasaman tanah 6,8. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 4 diulang 2 kali. Faktor pertama komposisi media tanam (M) terdiri atas empat taraf, yaitu : m1 = tanah : bokashi : sekam (50 : 25 : 25), m2 = tanah : bokashi : arang sekam (25 : 50 : 25), m3 = tanah : bokashi : serbuk gergaji (25 : 25 : 50), dan m4 = tanah : bokashi : cocopeat (50 : 25 :25). Faktor kedua dosis pupuk Gandasil D (G) yang terdiri atas empat taraf, yaitu: g1 = 0 gram (kontrol), g2 = 1 gram/polybag, g3 = 2 gram/ polybag, g4 = 3 gram/polybag. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara berbagai komposisi media tanam dan dosis Gandasil D terhadap pertumbuhan tanaman pucuk merah. Pengaruh berbagai komposisi media tanah : bokashi : cocopeat ( 50 : 25 : 25) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, diameter batang, dan panjang akar. Pengaruh dosis pupuk gandasil D, 2 gram/polybag berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, diameter batang dan panjang akar. Kata kunci : Media tanam, pupuk Gandasil D, tanaman pucuk merah.
PENGARUH JARAK TANAM DAN VARIETAS TERHADAP KERAGAMAN SERANGGA SERTA HASIL PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) Siti Syarah Maesyaroh; Ikhwan Sadid Albatsi; Wahid Erawan
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 2, No 2 (2018): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Sciences)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v2i2.438

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan varietas terhadap keragaman serangga serta hasil pada tanaman padi. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Garut pada Bulan November 2017 sampai Maret 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT, Split Plot Design) dengan empat ulangan. Varietas (V) sebagai petak utama (Main Plot) dengan dua taraf, yaitu: varietas Ciherang (v1) dan varietas Sunan Ambu (v2). Jarak tanam (J) berperan sebagai anak petak (Sub Plot) terdiri dari empat taraf, yaitu: Legowo 2:1 20 cm x 20 cm x 40 cm (j1), Tegel 25 cm x 25 cm (j2), Legowo 2:1 30 cm x 30 cm x 50 cm (j3) dan Tegel 30 cm x 30 cm (j4). Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara varietas padi dan jarak tanam terhadap keragaman serangga serta hasil pada tanaman padi. Kombinasi perlakuan varietas Sunan Ambu dengan jarak tanam legowo 2:1 (30 cm x 30 cm x 50 cm) mampu menekan keberadaan serangga hama hingga jumlahnya seimbang dengan serangga predator.Varietas Ciherang menunjukkan penampilan terbaik pada bobot gabah basah per plot. Varietas Sunan Ambu menunjukkan penampilan terbaik pada jumlah malai dan bobot 1000 butir. Jarak tanam legowo 2:1 (30 cm x 30 cm x 50 cm) memberikan pengaruh terbaik pada jumlah malai. Jarak tanam tegel (30 cm x 30 cm) memberikan pengaruh terbaik pada bobot gabah basah per plot. Bobot 1000 butir tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan jarak tanam. Kata kunci : Padi, serangga, jarak tanam.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN WORTEL (Daucus carota L.) AKIBAT PEMBERIAN URIN KELINCI Kiki Zakiah; Wahid Erawan; Muna Rahmat
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 2, No 2 (2018): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Sciences)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v2i2.440

Abstract

Percobaan dilaksanakan di Kampung Barukai Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut dengan ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut dengan nilai reaksi tanah 5,63. Percobaan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2017. Tujuan penelitian adalah mengetahui interaksi antara konsentrasi dan frekuensi aplikasi urin kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman wortel. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama konsentrasi (m) terdiri dari empat taraf perlakuan, yaitu: m1 = 10 ml/liter air, m2 = 20 ml/liter air, m3 = 30 ml/liter air, m4 = 40 ml/liter air. Faktor kedua frekuensi aplikasi urin kelinci (r) terdiri dari tiga taraf perlakuan, yaitu: r1 = 2 kali, r2 = 4 kali, r3 = 6 kali. Hasil penelitian menunjukan terjadi interaksi antara konsentrasi dan frekuensi aplikasi urin kelinci terhadap panjang buah pada 90 HST. Secara mandiri, konsentrasi urin kelinci 40 ml/liter air menunjukan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, bobot buah tanaman dan bobot tanaman per plot. Sementara frekuensi aplikasi urin kelinci sebanyak 6 kali menunjukan pengaruh terbaik pada bobot buah tanaman dan bobot buah per plot. . Kata kunci: Frekuensi aplikasi, Urin kelinci, Wortel
Analisis Usahatani Jagung Pipilan Berdasarkan Status Penguasaan Lahan di Desa Babakanloa Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut Nur Intan Lestari; Wahid Erawan; Fitri Awaliyah; Tintin Febrianti
Paradigma Agribisnis Vol 4, No 2 (2022): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v4i2.6792

Abstract

ABSTRAK Tanaman Jagung Pipilan merupakan komoditas tanaman pangan unggulan di Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usahatani jagung pipilan berdasarkan status penguasaan lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakanloa Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut pada bulan Oktober sampai November 2021. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan persentase pengambilan sampel 10% dari jumlah populasi, sehingga diperoleh sampel petani pemilik 18 orang, dan petani penyakap 18 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menganalisis biaya produksi usahatani, penerimaan, pendapatan, dan kelayakan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pemilik sebesar Rp 19.210.239/Ha/Musim Tanam, sedangkan petani penyakap sebesar Rp. 11.145.867/Ha/Musim Tanam. Sistem bagi hasil usahatani jagung pipilan di daerah penelitian untuk petani penyakap adalah 50% dari hasil keseluruhan hasil produksi. Usahatani jagung pipilan yang dijalankan oleh petani pemilik dan petani penyakap layak untuk diusahakan dengan rata-rata nilai R/C rasio sebesar 1,6 untuk petani pemilik, dan nilai R/C rasio sebesar 1,3 untuk petani penyakap. Kata kunci: Analisis Usahatani, Jagung Pipilan, Status Penguasaan Lahan.
Rantai Pasok Komoditas Cabai pada Pilot Project Close Loop Agribisnis di Kabupaten Garut Fitri Awaliyah; Wahid Erawan
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 16, No 2 (2023)
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jat.v16i2.21892

Abstract

Chili is a horticulture sub-sector commodity whose price often fluctuates. Chili price fluctuations that occur are generally caused by an imbalance in the amount of supply and demand. The aim of this research is to identify and examine the chili supply chain management that occurs in the Close Loop Agribusiness Pilot Project in Garut Regency. The research method used is a qualitative research method. The research location was chosen purposively in Cikajang District, Garut Regency, namely the first location where the close loop agribusiness pilot project was implemented. The data collection method was carried out by means of in-depth interviews with the agribusiness institutions involved, namely the Eptilu Cooperative and partner farmers using a structured questionnaire instrument. The analytical method used is descriptive analysis using FSCN (Food Supply Chain Networking) process analysis. The research results show that the chili supply chain structure in the closed loop agribusiness program consists of several actors who are integrated with each other to process the flow of goods, information and money. The actors involved include agricultural production facilities companies as providers of seeds, fertilizer and agricultural medicines, banks as capital distributors, partner farmers as actors in the cultivation process, the Eptilu Cooperative as the marketing and processing process for chilies, and customer companies that purchase chili supplies from the Eptilu Cooperative , as well as marketing chili to consumers through traditional markets, supermarkets, hotels, restaurants, catering or marketing directly. This supply chain is supported by productive farmer partners, the Eptilu Cooperative and agricultural production facilities companies that are proactive and responsive to farmers' needs. Supported by updating digital technology regarding effective cultivation processes based on Good Agricultural Practice. 
ANALISIS EFISIENSI USAHA INDUSTRI RUMAH TANGGA PENGOLAHAN KERUPUK DOROKDOK KULIT SAPI DI SUKAREGANG GARUT (Studi Di PD Sinar Rahayu dan PD Nusa Sari) Nadinda Aulia Sabrina; Wahid Erawan; Asep Permadi Gumelar; Muhammad Nu'man Adinasa
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 6, No 2 (2023): Mahatani : Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v6i2.2664

Abstract

Dorokdok merupakan makanan khas Garut yang saat ini sudah dipasarkan di Garut dan luar kota Garut dengan berbagai varian rasa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2023, bertujuan untuk mengetahui besaran biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan efisiensi kerupuk dorokdok kulit sapi. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei,  sampel secara sengaja sebanyak 2 responden yang merupakan pemiliki PD Sinar Rahayu dan PD Nusa Sari di Sukaregang dengan kriteria responden telah menjalankan usahanya lebih dari 15 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PD Sinar Rahayu yang memproduksi tiga varian rasa dorokdok memerlukan biaya total sebesar Rp 84.842.606/bulan , diperoleh penerimaan sebesar Rp120.500.000/bulan, pendapatan sebesar Rp35.675.394/bulan, dan R/C = 1,42. PD Nusa Sari memproduksi satu varian rasa dorokdok memelukan biaya total sebesar Rp 78.665.577 /bulan , diperoleh penerimaan sebesar Rp120.500.000/bulan, pendapatan sebesar Rp41.834.423/bulan, dan R/C = 1,53. 
Analisis Usahatani Jagung Pipilan Berdasarkan Status Penguasaan Lahan di Desa Babakanloa Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut Nur Intan Lestari; Wahid Erawan; Fitri Awaliyah; Tintin Febrianti
Paradigma Agribisnis Vol 4 No 2 (2022): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v4i2.6792

Abstract

ABSTRAK Tanaman Jagung Pipilan merupakan komoditas tanaman pangan unggulan di Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usahatani jagung pipilan berdasarkan status penguasaan lahan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakanloa Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut pada bulan Oktober sampai November 2021. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan persentase pengambilan sampel 10% dari jumlah populasi, sehingga diperoleh sampel petani pemilik 18 orang, dan petani penyakap 18 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menganalisis biaya produksi usahatani, penerimaan, pendapatan, dan kelayakan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pemilik sebesar Rp 19.210.239/Ha/Musim Tanam, sedangkan petani penyakap sebesar Rp. 11.145.867/Ha/Musim Tanam. Sistem bagi hasil usahatani jagung pipilan di daerah penelitian untuk petani penyakap adalah 50% dari hasil keseluruhan hasil produksi. Usahatani jagung pipilan yang dijalankan oleh petani pemilik dan petani penyakap layak untuk diusahakan dengan rata-rata nilai R/C rasio sebesar 1,6 untuk petani pemilik, dan nilai R/C rasio sebesar 1,3 untuk petani penyakap. Kata kunci: Analisis Usahatani, Jagung Pipilan, Status Penguasaan Lahan.
Kontribusi agribisnis manggis terhadap pendapatan rumah tangga petani di Desa Pusparahayu, Kecamatan Puspahiang Putri S Kamila; Wahid Erawan; Fitri Awaliyah; Tintin Febrianti; Muhammad Nu’man Adinasa
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 13 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v13i1.13933

Abstract

Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is Indonesia's leading tropical horticultural commodity with increasing market demand. West Java, particularly Tasikmalaya Regency, is known as a major production centre. In Tasikmalaya, especially in Pusparahayu Village is a mangosteen producing area with the majority of the harvest for export. This underlines the great opportunity for mangosteen agribusiness to improve farmers' welfare. However, the seasonal nature of the harvest raises questions about the stability of farmers' income to build permanent assets. This phenomenon indicates that the complex management strategy of mangosteen agribusiness beyond harvest needs to be studied in depth. Previous research tends to focus on farm income, without highlighting the important role of post-harvest activities by farmers. This study analysis the socioeconomic characteristics of mangosteen farmers and the contribution of mangosteen agribusiness to farmers' household income in Pusparahayu Village. A descriptive quantitative approach was used through a survey of 30 respondent farmers, selected based on a minimum of 10 years of mangosteen farming experience. Primary data were collected via interviews and observations; secondary data from literature review. Data analysis included calculation of production costs, revenue, profit, and household income from various sources (on-farm, off-farm, non-farm). Results showed that the majority of farmers were over 44 years old (56.67%) with primary school education, mangosteen farming experience averaged 10-20 years. Mangosteen agribusiness contributes dominantly, reaching 97.9% of farmers' total household income, consisting of 33.48% farming and 64.42% post-harvest. Side jobs such as self-employment, trading, or farm labour also support income outside the harvest season.