Bestian Simangunsong
Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Membangun Alam Pikir Ekoteologis: Sebuah Refleksi Teologis Atas Tesis Lynn White Bestian Simangunsong
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v5i1.626

Abstract

AbstractEcological destruction is a global phenomenon that demands a paradigm change and a new attitude towards the earth as the shared home of all creation. The increasingly of environmental damage is influenced by human paradigms and actions, resulting in exploitative and destructive actions against the earth. Historian Lynn White points out that Western Christian traditions contribute to today's ecological damage. White proposed Francis of Asisi as a "role model" of attitudes and behaviors towards the universe. The research method used in this research is the literature study. This study spread the discourse around White's thesis that produces 4 values of ecological spirituality as an effort to build ecotheological thought towards sustainable communities internalized in environmentally friendly attitudes and behaviors, namely: One, from anthroposentris to Human and non-Human Partnerships. Two, from instrumentalia to intrinsic. Three, from pantheism to panentheism, and the last from self centered to other directed.  Keywords: Ecotheologies, Tesis Lynn White, Sustainable community AbstrakKerusakan ekologis merupakan sebuah fenomena global yang menuntut perubahan paradigma dan sikap baru terhadap bumi sebagai rumah bersama seluruh ciptaan. Kerusakan lingkungan hidup yang semakin parah dipengaruhi oleh paradigma dan tindakan manusia, sehingga melahirkan tindakan eksploitatif dan destruktif terhadap bumi. Lynn White seorang ahli sejarah menuding bahwa tradisi Kekristenan Barat berkontribusi terhadap kerusakan ekologis dewasa ini. White mengajukan Fransiskus dari Asisi sebagai “role model” sikap dan perilaku terhadap alam semesta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka. Kajian ini membentangkan diskursus seputar tesis White yang  menghasilkan 4 nilai spiritualitas ekologis sebagai upaya membangun alam pikir ekoteologi menuju komunitas berkelanjutan yang terinternalisasi dalam sikap dan perilaku ramah lingkungan, yakni: Satu, dari antroposentris menuju Kemitraan Human dan non-Human. Dua, dari instrumentalia menuju intrinsik. Tiga, dari panteisme menuju panentheisme, dan terakhir dari self centered  menuju other directed. Kata Kunci: Ekoteologis, Tesis Lynn White, komunitas berkelanjutan
Tanggung Jawab Gereja Membangun Gerakan Eco-literacy di Kaldera Toba UNESCO Global Geopark Bestian Simangunsong; Hanna Dewi Aritonang; Sandy Ariawan; Herbin Simanjuntak; Roida Harianja
EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 5, No 2: November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v5i2.313

Abstract

Penetapan kawasan Danau Toba menjadi Kaldera Toba UNESCO Global Geopark (Kaldera Toba UGG), tidak hanya memberikan kebanggan tersendiri, tetapi juga harapan baru dalam mewujudkan kawasan Danau Toba menjadi destinasi wisata super prioritas. Ironisnya, kerusakan ekologis di kawasan Kaldera Toba masih terus berlangsung, seperti: perambahan hutan secara massif, pencemaran air Danau melalui keramba jaring apung. Kerusakan ekologis berhubungan dengan moralitas dan praktek ketidakadilan. Gereja dipanggil melakukan diakonia transformatif secara holistik untuk menyelamatkan kawasan Kaldera Toba UGG melalui gerakan eco-literacy atau melek ekologi. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana tanggungjawab gereja sebagai komunitas ekologis untuk mewujudkan gerakan eco-literacy yang berorientasi terhadap penyelamatan Kaldera Toba UGG sebagai warisan dunia? Gereja diharapkan melakuka upaya rancang bangun transformasi ekologis (eco-transformation design) menuju eco-literacy dan mempromosikannya kepada jemaat. Adapun thesis statement penelitian adalah gereja terpanggil untuk melakukan penyelamatan bumi di kawasan Danau Toba sebagai tanggungjawab iman di tengah realitas sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Upaya gereja dalam membangun gerakan eco-literacy yang dapat berkontribusi untuk menjaga komunitas berkelanjutan di kawasan Danau Toba.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Gereja Protestan Persekutuan Desa Parhorboan Erman Saragih; Bestian Simangunsong; Junjungan Simorangkir; Nurelni Limbong; Warseto Freddy Sihombing; Tifany Tamba; Nicolas Sinaga; Despriana Rismawati Tumangger; Veronika Uliarta Sinaga; Sarnita -; Listrawati Bancin Bancin; Delima Padang; Tesdiami Berutu; Indra Putra Adi Sinamo; Adi Sinamo; Helen Angelita Purba; Firman Gani Manik; Dicky Cibro
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 5 No. 2 (2023): OKTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v5i2.4487

Abstract

The portrait of natural damage in Parhorboan Village, North Tapanuli Regency is a concern and concern for the Theology Study Program to carry out Community Service activities. In addition to the rampant logging of protected forests, chemical fertilizers also damage the humus content of the soil and indirectly create disaster for humans and God's creation. Congregation of the Protestant Communion Church as spiritual beings must be involved in caring for the land and nature for sustainable innovation. Participants in this Community Service activity were lecturers and fifth semester students of the Theology study program at the Tarutung Christian Institute and the Parhorboan Congregation. The purpose of this Community Service activity is not limited to enriching the Ecotheology Course but also providing aspects of knowledge and skills for the congregation in making organic fertilizer. The high price of chemical fertilizers helps farmers in accessing agricultural fertilizer needs. Therefore, the manufacture of organic fertilizers is one solution. By using organic fertilizers, the soil content is not damaged, the topsoil is maintained, and beautiful nature becomes real.