Ice Sariyati
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE ANALYSIS OF PREPOSITIONAL PHRASE IN NOVEL ‘THE PERFECT NANY’ WRITTEN BY LEILA SLIMANI Astri Thea Rahmanita; Ice Sariyati; Yuyun Nurulaen
CALL Vol 1, No 1 (2019): CALL
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/call.v1i1.8806

Abstract

Prepositional Phrase is the part of preposition and absolutely it is the part of grammar too. It has rules and deregulations that must be obeyed. Without a correct replacement of preposition, the meaning of the sentence can make the people confused. Hence, the research questions of this research are: 1) What are the positions of prepositions phrase of sentences found in Novel The Perfect Nany written by Leila Slimani?. 2) What are the patterns of tree diagram for a prepositional phrase of sentences found in Novel The Perfect Nany written by Leila Slimani?. The researcher use Position of Prepositional Phrase theory by Frank (1972) and theory of a tree diagram by Delahunty and Garvey (2010) to analyze the data. The findings show that the position of prepositional phrase in novel The Perfect Nany written by Leila Slimani is dominated by position in adverbial function (34 data). And the position in adjectival function is only found with 16 data. Base on the data analysis, it can be concluded that prepositional phrase adverbial function is more widely used than prepositional phrase adjectival function, because it can modify the verb, adverb, and adjectival that are mostly found in sentences. It is was also concluded that in one sentence there could be more than one prepositional phrase through the tree diagram that have been analyzed.Key words: Prepositional Phrase, Adverbial Function, Adjectival Function
Turn-Taking Strategies of Conversation in Warren Edward Buffet Interview on Squawk Box Business News Yasa Ayatina Ashidiq; Ice Sariyati
BRIGHT : A Journal of English Language Teaching, Linguistics and Literature Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : STKIP PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/bright.v5i1.2673

Abstract

Conversation is a human daily activity that involves the speaker shift. The basic pattern of talk to get shifting is “A-B-A-B-A-B”. Turn-taking strategies is necessary elements in conversation. Therefore, the researcher is interested in analyzing turn-taking strategies. The research problems are: 1) What types of turn-taking strategies are used by the participants in interview with Warren Edward Buffett on Squawk Box Business News, 2) How are the allocation of turn-taking strategies in interview with Warren Edward Buffett on Squawk Box Business News? This research used qualitative descriptive method. This research used the theory from Stenstrom, (1994) and Sacks et al., (1974) to answer research problems. The research findings showed that 62 data of turn-taking strategies types in this research were taking the floor (45 data) divided into starting up (15 data), taking over (9 data), and interrupting (13 data). In addition, there were holding the floor (13 data) and Yielding the floor (17 data) divided into  prompting  (7data),  appealing  (5  data),  and  giving  up  (5  data). Moreover, the findings data for the turn-allocation of turn-taking strategies were the technique of current speaker selects next speaker (28 data) and for next speaker self-select technique (34 data). Turn-taking types help conversation flow smoothly. Especially taking the floor strategies. It means every participants in conversation has a cooperative role. Beside, many participants did not wait for Turn Relevance Place (TRP) to have turns. Instead, they preferred to take turn by using the self- selection allocation. Much better, for participants in interview just wait for interviewee gave the turn.
KESANTUNAN DAN KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA MASYARAKAT SUNDA DALAM DIALOG PERCAKAPAN PADA ACARA KUNJUNGAN KELUARGA DI BEBERAPA TEMPAT DI JAWA BARAT Mahbub Hefdzil Akbar; Ice Sariyati
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 1 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1794

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa yang diutarakan masyarakat Sunda dalam dialog percakapan pada beberapa acara kunjungan keluarga di Jawa Barat (Ciwidey, Cililin dan Cimahi) dengan menggunakan metode kualitatif dan teori dari Leech (1983), Grice (1986) dan yang lainnya.                 Hasil penelitian menunjukan bahwa kesantunannya sesuai dengan prinsip kesantunan, 101 data, khususnya dengan maxim of approbation, dengan menggunakan bahasa hormat (52 data), loma atau akrab (41 data) dan keduanya (8 data). Selain itu, kesantunannya sejalan dengan prinsip kerja sama dalam percakapan, maxim of manner (51 data), tetapi ditemukan juga adanya beberapa pelanggaran prinsip tersebut, 50 data (quantity, manner dan relation). Sementara, hal yang membuat mereka santun berbahasa, diantaranya adalah tingkat kekerabatan dan rasa sayang.        Di sisi lain, ketidaksantunannya melanggar prinsip kesantunan, 28 data, khususnya maxim of agreement, dengan menggunakan bahasa loma atau akrab (24 data) dan bahasa hormat (4 data). Selain itu, ketidaksantunannya melanggar prinsip kerja sama, maxim of manner (15 data), tetapi ditemukan juga beberapa yang sejalan dengan maxim of manner (9 data). Sementara, hal yang membuat mereka tidak santun berbahasa, diantaranya adalah tingkat kekerabatan, ketidaksepakatan serta senda gurau.           Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesantunannya dominan sejalan dengan approbation maxim, yang mana tidak selalu sejalan dengan prinsip kerja sama dan tidak selalu menggunakan bahasa hormat. Sementara, ketidaksantunannya dominan melanggar agreement maxim, dimana umumnya menggunakan bahasa loma atau akrab, yang seimbang antara melanggar dan sejalan dengan prinsip kerja sama dalam percakapan.
Tafsir Qur'an Berbahasa Nusantara (Studi Historis terhadap Tafsir Berbahasa Sunda, Jawa dan Aceh) Edi Komarudin; Muhammad Nurhasan; Ice Sariyati; Ihin Solihin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 2 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i2.3821

Abstract

Fenomena penafsiran al-Qur’an di Nusantara telah muncul sejak abad ke-19 M, dengan menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. Penelitian ini membahas dan menelaah jenis tafsir al-Quran berbahasa Nusantara. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana terjadinya proses penerjemahan dan penafsiran al-Quran di nusantara serta bagaimana sejarah tafsir al-Qur’an berbahasa Nusantara? Penelitian ini berjenis kualitatif, penelitian kepustakaan (library research dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data utama ialah kitab-kitab tafsir berbahasa Sunda, Jawa, dan Melayu.  Kerangka proses yang dipergunakan adalah hermeneutika pola Gadamer yang dipolarisasi menjadi: Pra‑Konsepsi, Teks (Konteks) dan Produksi Makna. Adapun hasil penelitiannya adalah: 1) Di Nusantara tafsir al-Quran didominasi oleh masayarakat “Jawa”, disebabkan faktor mendapat barokah guru, politik dan ekonomi, 2) Sejarah penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara sangat berkaitan dengan masalah sosial yang dihadapi oleh para penulis tafsir. Pristiwa dan problema sosial menyertai pola penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara. 
Tafsir Qur'an Berbahasa Nusantara (Studi Historis terhadap Tafsir Berbahasa Sunda, Jawa dan Aceh) Ice Sariyati; Edi Komarudin; Muhamamd Nurhasan; Ihin Solihin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 2 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i2.3677

Abstract

Fenomena penafsiran al-Qur’an di Nusantara telah muncul sejak abad ke-19 M, dengan menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. Penelitian ini membahas dan menelaah jenis tafsir al-Quran berbahasa Nusantara. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana terjadinya proses penerjemahan dan penafsiran al-Quran di nusantara serta bagaimana sejarah tafsir al-Qur’an berbahasa Nusantara? Penelitian ini berjenis kualitatif, penelitian kepustakaan (library research dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data utama ialah kitab-kitab tafsir berbahasa Sunda, Jawa, dan Melayu.  Kerangka proses yang dipergunakan adalah hermeneutika pola Gadamer yang dipolarisasi menjadi: Pra‑Konsepsi, Teks (Konteks) dan Produksi Makna. Adapun hasil penelitiannya adalah: 1) Di Nusantara tafsir al-Quran didominasi oleh masayarakat “Jawa”, disebabkan faktor mendapat barokah guru, politik dan ekonomi, 2) Sejarah penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara sangat berkaitan dengan masalah sosial yang dihadapi oleh para penulis tafsir. Pristiwa dan problema sosial menyertai pola penulisan tafsir al-Quran berbahasa Nusantara.