Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERUBAHAN KADAR AIR DAN PATI UBI JALAR (Ipomea batatas L.) SEGAR PADA SISTEM PENYIMPANAN SEDERHANA Maftuh Kafiya; Nfn. Sutrisno; Rizal Syarief
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n3.2016.136-145

Abstract

Penyimpanan ubi jalar di daerah infrastruktur terbatas yang mengutamakan kesederhanaan teknologi dan kemurahan biaya diupayakan dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia seperti pasir, jerami dan serbuk gergaji. Selama penyimpanan, kandungan nutrisi di dalam ubi jalar berpotensi mengalami perubahan, khususnya kandungan air dan pati sehingga memengaruhi mutu ubi jalar. Umur simpan ubi jalar ditandai dengan pembusukan, berupa penurunan mutu dan tanda-tanda penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi dan analisis teknologi terbaik dengan memperhatikan perubahan kadar air dan pati serta penyakit yang menjadi penentu perubahan mutu ubi jalar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 taraf perlakuan penyimpanan yaitu di dalam tanah dengan alas tumpukan pasir-jerami (P1), di dalam tanah dengan alas tumpukan plastik-jerami (P2), di dalam kotak kayu dengan taburan serbuk gergaji (P3) dan di ruang gudang dengan alas terpal (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyimpanan memberikan pengaruh terhadap suhu dan RH ruang penyimpanan dengan nilai masing-masing adalah 28,72 oC dan 78.55% (P1), 28,85 oC dan 78,51% (P2), 29,54 oC dan 73,15% (P3), serta 29,61 oC dan 68.07% (P4). Kadar air dan pati mengalami penurunan selama penyimpanan pada semua perlakuan hingga akhir penyimpanan dengan kadar terendah pada perlakuan P4 yang masing-masing sebesar 58,96 dan 11,35%. Sedangkan penyakit yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah busuk Fusarium pada penyimpanan P4 dan penyakit java black rot pada penyimpanan P2. Berdasarkan metode pendugaan umur simpan, maka penyimpanan di dalam tanah dengan alas tumpukan pasir-jerami (P1) merupakan metode terbaik dengan umur simpan diduga mencapai 35 hari.English Version AbstractExtra Quality Sweet Potato (Ipomea batatas L) Fresh on the System Rural Scale StorageSweet potato storage in areas with limited infrastructure which focuses on a simple and low-cost technology is conducted by using local materials, such as sand, straw, and sawdust. During the storage period, sweetpotato’s nutrition content will potentially deteriorate, particularly in moisture and starch content. This will eventually affect the quality of sweetpotato. The shelf life of sweetpotato is marked by the spoilage in the form of quality deterioration and some noticeable signs of diseases, most of which are induced by microorganism. This study aimed to study the best technology to evaluate quality change, diseases and shelf life of sweetpotato. The experimental design used was completely randomized design of 4 factors by using various storage ways, i.e. underground storage with sand-straw (P1), underground storage with plastic-straw (P2), inside a wooden box with sprinkling of sawdust (P3), and inside a warehouse with a tarpoulin mat (P4). The results showed that the storage treatments influenced the temperature and RH in a storage room with the values as follows: 8.72 ° C and 78.55% (P1), 28.85 C and 78.51% (P2), 29.54 and 73.15 ° C % (P3), and 29.61 ° C and 68.07% (P4). Moisture and starch contents in sweet potato significantly decreased until the end of storage in which the lowest levels were found in P4 treatment, 58.96 % water content and 11.35 % starch. Postharvest diseases found in sweet potato during research were Fusarium rot (P4) and java black rot (P2). In conclusion, underground storage with sand-straw (P1) was selected as the best method to minimize rate of decreasing moisture and starch contents in sweetpotato with the longest storage period estimated of 35 days.
RESPON MAHASISWA TERHADAP RENCANA PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS DI FAKULTAS PERTANIAN UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Liana Fatma Leslie Pratiwi; Antik Suprihanti; Maftuh Kafiya
Agriscience Vol 1, No 3: Maret 2021
Publisher : Department of Agribusiness, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agriscience.v1i3.10063

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat berwirausaha mahasiswa, mengkaji pengetahuan dan respon mahasiswa terhadap pembentukan inkubator bisnis di Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik penentuan responden yaitu purposive sampling berupa mahasiswa Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Yogyakarta yang berasal dari tiga program studi yaitu agribisnis, agroteknologi dan ilmu tanah. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara menggunakan kuesioner elektronik. Teknik analisis data untuk mengkaji tujuan penelitian yaitu dengan mengumpulkan data, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa fakultas pertanian memiliki minat terhadap kegiatan kewirausahaan yang tercermin dari perilakunya berwirausaha. Hanya sebagian kecil mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai inkubator bisnis yang diperoleh dari media sosial, media komunikasi dan sumber lainnya. Mahasiswa memberikan respon positif terhadap rencana pembentukan inkubator bisnis. Respon positif tercermin dari kesediaan mahasiswa berpartisipasi dalam pembentukan dan pelaksanaan inkubator bisnis serta didukung oleh pengetahuan mahasiswa terkait inkubator bisnis serta minat berwirausaha yang tinggi pada mahasiswa.
Karakterisasi Edible Film dari Pektin Kulit Durian, Pati Singkong, dan Gliserol istiani, Alit; Wardani, Nina Anggita; Kafiya, Maftuh; Hanifah, Nada Alya; Nukhia, Zulfatun
Eksergi Vol 21, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v21i1.10949

Abstract

Kulit durian merupakan biomassa yang mempunyai potensial sebagai sumber pektin. Salah satu pemanfaatan pektin adalah digunakan dalam pembuatan edible film yang merupakan lapisan tipis dan memiliki fungsi sebagai pengemas atau pelapis makanan, sertadapat dimakan sekaligus dengan produk yang dikemasnya. Untuk memanfaatkan kulit durian tersebut dalam penelitian ini dibuat edible film dengan bahan pati singkong, gliserol dan pektin kulit durian. Pengaruh konsentrasi pektin dan pengaruh konsentrasi gliserol terhadap karakteristik edible film yang dihasilkan akan dikaji dengan melihat ketebalan, uji kuat tarik, persen elongasi, dan daya serap air nya. Hasil menunjukkan bahwa pada variasi perbandingan massa pektin diperoleh bahwa peningkatan konsentrasi pektin dapat menambah kuat tarik dan elongasi edible film, namun peningkatan konsentrasi pektin tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap ketebalan dan daya serap edible film. Adapun pada variasi perbandingan massa gliserol diperoleh bahwa peningkatan konsentrasi gliserol dapat meningkatkan persen elongasi, kuat tarik, dan daya serap air edible film. Namun penambahan gliserol yang berlebih akan mengurangi nilai kuat tarik dan daya serap air edible film. Pada variasi penambahan pektin didapatkan hasil karakteristik yang terbaik adalah pada perbandingan massa pati:gliserol:pektin 3:1:1,25 dengan nilai ketebalan edible film sebesar 0,112 mm, nilai kuat tarik sebesar 9,32 N, dan nilai persen elongasi sebesar 79,59%.
PENGARUH PELAPISAN KITOSAN DAN TRICHODERMA TERHADAP SIFAT FISIOKIMIA CABAI MERAH KERITING SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Kafiya, Maftuh; Wicaksono, Danar
Jurnal Agrivet Vol 29, No 1 (2023): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v29i1.9996

Abstract

Produk pertanian seperti cabai merah keriting adalah produk perishable yaitu memiliki karakteristik yang mudah rusak dan melimpah saat panen sehingga perlu penanganan yang baik terkait pasca panennya. Teknik pengendalian berbasis sumber daya hayati nasional dan ramah lingkungan diperlukan untuk mengurangi residu penggunaan bahan kimia dan meningkatkan umur simpan produk secara alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sifat fisik cabai merah terhadap pelapisan kitosan dan isolate Trichoderma selama penyimpanan. Percobaan dirancang dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan yang terdiri atas 5 perlakuan pelapisan, yaitu kontrol, kitosan 2,5%, Trichoderma, kitosan 2,5% + Trichoderma dan fungisida yang disimpan pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan cabai merah keriting berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kadar air dan kadar vitamin C. Kombinasi pelapisan isolate Trichoderma + kitosan pada cabai merah keriting dengan penyimpanan suhu ruang mampu menekan kehilangan vitamin C dan susut bobot sebesar 16,7% sampai hari ke-8 penyimpanan.  
Penghambatan Berbagai Isolat Trichoderma sp. Terhadap Perkecambahan Spora Colletotrichum sp. Wicaksono, Danar; Kafiya, Maftuh
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v5i1.74

Abstract

Penyakit antraknosa pada buah cabai menyebabkan kualitas hasil menurun dan kehilangan hasil yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Pada umumnya, antraknosa pada cabai dikendalikan dengan aplikasi fungisida kimia sintetis pada seluruh permukaan buah. Hal ini sangat berbahaya bila dilakukan menjelang panen karena buah cabai juga dikonsumsi segar. Agens pengendali hayati merupakan alternatif pengendalian Colletotrichum sp. pada buah cabai. Penelitian bertujuan untuk memperoleh isolat agens pengendali hayati yang dapat menghambat perkecambahan spora Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai besar keriting. Penelitian diawali dengan isolasi Colletotrichum sp. dari cabai rawit, besar, dan merah keriting. Isolasi menghasilkan dua buah isolat dari cabai merah besar, 5 isolat diisolasi dari cabai merah keriting, dan 7 isolat dari cabai rawit. Uji virulensi dilakukan untuk memperoleh isolat yang paling virulen terhadap cabai merah keriting. Isolat BA asal cabai besar diketahui memiliki virulensi paling tinggi dibandingkan yang lainnya. Tujuh Trichoderma, 1 Gliocladium, dan 2 APH yang belum diidentifikasi digunakan biakan dalam media cair. Suspensi APH digunakan untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada buah cabai merah keriting. Penambahan suspensi LPT2 menyebabkan persentase perkecambahan paling sedikit.
Analysis of Consumer Satisfaction and Strategy of Product Attributes Development of Artisan Brie Cheese at PT Rumah Keju Jogja Pratiwi, Liana Fatma Leslie; Kafiya, Maftuh; Rosyid, Ali Hasyim Al; Utami, Heni Handri
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol. 26 No. 1 (2025): Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi
Publisher : Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jdse.v26i1.14941

Abstract

Brie cheese is a soft cheese that uses bacteria and fungi as cheese-forming microbes that create a distinctive taste, aroma and texture compared to other cheeses. This study aims to determine consumer characteristics, analyze consumer satisfaction and the strategy for developing brie cheese product attributes at PT Rumah Keju Jogja. The basic method used is descriptive analysis. The location of the study was taken using purposive sampling by selecting PT Rumah Keju Jogja, one of the natural cheese producers in the Special Region of Yogyakarta, with products and services offered in the form of artisan cheese and cheese-making training. The respondents of this study were 80 people who used voluntary sampling techniques. The data analysis method used to determine consumer characteristics is descriptive analysis, which analyses consumer satisfaction using the Customer Satisfaction Index (CSI) method and product attribute development strategies using the Important Performance Analysis (IPA) matrix. The results of the study showed that the characteristics of brie cheese consumers who were respondents were the majority aged 26-35 years, had a bachelor's degree, worked as housewives, and had a household income of more than IDR 7,000,000. Consumers are satisfied with the attributes of brie cheese products. However, to increase consumer satisfaction, an attribute development strategy needs to be implemented, namely by improving product attributes, namely taste, nutrition, preservatives and Halal certification, as well as maintaining performance by maintaining the attributes of aroma, price, shelf life, BPOM permits, and product information.
Studi Perkecambahan Benih Sacha Inchi (Plukenetia volubilis L.) Asal Indonesia: Germination Study of Sacha Inchi Seeds (Plukenetia volubilis L.) from Indonesia Hamdi, Muhammad Fauzan Farid Al; Haryanto, Darban; Kafiya, Maftuh; Aulia Nanda Azzahra; Osama Bintang; Hanifah Dwi Astuti
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.16.1.39-46

Abstract

Sacha inchi (Plukenetia volubilis) merupakan tanaman asal hutan amazon Peru yang dapat diolah menjadi minyak sacha inchi, minyak tersebut memiliki dampak positif bagi kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase perkecambahan, kecepatan tumbuh dan morfologi bibit pada perkecambahan biji sacha inchi. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih Program Studi Agroteknologi UPN Veteran Yogyakarta mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 12 November 2024. Penelitian terdiri atas uji tetrazolium dan uji daya berkecambah dengan media pasir. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor berupa aksesi benih (Bogor, Cimahi dan Lampung) dan periode perkecambahan dengan tiga kali ulangan (1 Juli, 22 Agustus dan 5 Oktober 2024). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa benih non viable berdasarkan uji Tetrazolium pada masing-masing aksesi yaitu: Bogor: 6%; Cimahi: 10% dan Lampung 83.3%. Daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih sacha inchi rata-rata pada 3 periode adalah 7.56% dan 0.35% etmal-1, yaitu pada aksesi Cimahi. Daya berkecambah dan kecepatan tumbuh aksesi Cimahi tersebut bisa lebih tinggi yaitu 12% dan 0.75% etmal-1 pada periode pertama. Tipe perkecambahan sacha inchi adalah tipe epigeal, yaitu tipe kecambah yang mengangkat kotiledon naik ke atas permukaan tanah. Kotiledon berwarna hijau muda kemudian terangkat dan meninggalkan kulit benihnya. Kata kunci:aksesi, daya berkecambah, epigeal, kecepatan tumbuh, uji tetrazolium
Karakterisasi Edible Film dari Pektin Kulit Durian, Pati Singkong, dan Gliserol istiani, Alit; Wardani, Nina Anggita; Kafiya, Maftuh; Hanifah, Nada Alya; Nukhia, Zulfatun
Eksergi Vol 21 No 1 (2024)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v21i1.10949

Abstract

Kulit durian merupakan biomassa yang mempunyai potensial sebagai sumber pektin. Salah satu pemanfaatan pektin adalah digunakan dalam pembuatan edible film yang merupakan lapisan tipis dan memiliki fungsi sebagai pengemas atau pelapis makanan, sertadapat dimakan sekaligus dengan produk yang dikemasnya. Untuk memanfaatkan kulit durian tersebut dalam penelitian ini dibuat edible film dengan bahan pati singkong, gliserol dan pektin kulit durian. Pengaruh konsentrasi pektin dan pengaruh konsentrasi gliserol terhadap karakteristik edible film yang dihasilkan akan dikaji dengan melihat ketebalan, uji kuat tarik, persen elongasi, dan daya serap air nya. Hasil menunjukkan bahwa pada variasi perbandingan massa pektin diperoleh bahwa peningkatan konsentrasi pektin dapat menambah kuat tarik dan elongasi edible film, namun peningkatan konsentrasi pektin tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap ketebalan dan daya serap edible film. Adapun pada variasi perbandingan massa gliserol diperoleh bahwa peningkatan konsentrasi gliserol dapat meningkatkan persen elongasi, kuat tarik, dan daya serap air edible film. Namun penambahan gliserol yang berlebih akan mengurangi nilai kuat tarik dan daya serap air edible film. Pada variasi penambahan pektin didapatkan hasil karakteristik yang terbaik adalah pada perbandingan massa pati:gliserol:pektin 3:1:1,25 dengan nilai ketebalan edible film sebesar 0,112 mm, nilai kuat tarik sebesar 9,32 N, dan nilai persen elongasi sebesar 79,59%.
PENGARUH PELAPISAN KITOSAN DAN TRICHODERMA TERHADAP SIFAT FISIOKIMIA CABAI MERAH KERITING SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Kafiya, Maftuh; Wicaksono, Danar
Jurnal Agrivet Vol 29 No 1 (2023): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v29i1.9996

Abstract

Produk pertanian seperti cabai merah keriting adalah produk perishable yaitu memiliki karakteristik yang mudah rusak dan melimpah saat panen sehingga perlu penanganan yang baik terkait pasca panennya. Teknik pengendalian berbasis sumber daya hayati nasional dan ramah lingkungan diperlukan untuk mengurangi residu penggunaan bahan kimia dan meningkatkan umur simpan produk secara alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sifat fisik cabai merah terhadap pelapisan kitosan dan isolate Trichoderma selama penyimpanan. Percobaan dirancang dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan yang terdiri atas 5 perlakuan pelapisan, yaitu kontrol, kitosan 2,5%, Trichoderma, kitosan 2,5% + Trichoderma dan fungisida yang disimpan pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan cabai merah keriting berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kadar air dan kadar vitamin C. Kombinasi pelapisan isolate Trichoderma + kitosan pada cabai merah keriting dengan penyimpanan suhu ruang mampu menekan kehilangan vitamin C dan susut bobot sebesar 16,7% sampai hari ke-8 penyimpanan.